Al-Qur'an al-Karim

Prioritas: aa, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Alquran al-Karim)
Sebuah Naskah Al-Quran Pada Abad 4 atau 5, Kaligrafi Kufi di Masjid Desa Nugul, Sanandaj

Al-Qur'an al-Karim (bahasa Arab: القرآن الكريم) adalah kitab samawi agama Islam. Menurut keyakinan kaum Muslimin, Al-Qur'an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril as. Mereka berkeyakinan bahwa kandungan dan lafaz Al-Qur'an berasal dari Allah swt; demikian juga mereka meyakini bahwa Al-Qur'an itu adalah mukjizat dan tanda kenabian Nabi Muhammad saw serta kitab samawi pamungkas. Kitab ini menegaskan sendiri kemukjizatannya dengan dalil bahwa tiada seorang pun yang dapat mendatangkan hal yang serupa dengannya.

Al-Qur'an pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw di gua Hira yang terletak di gunung Tsaur. Pandangan yang masyhur adalah ayat-ayat ini diwahyukan, di samping melalui malaikat wahyu juga diwahyukan secara langsung tanpa perantara. Menurut mayoritas kaum Muslimin, pewahyuan Al-Qur'an berlangsung secara gradual; namun sebagian berpendapat bahwa di samping bersifat gradual dan perlahan, Al-Qur'an juga diturunkan secara serentak di malam Qadar kepada Rasulullah saw.

Ayat-ayat Al-Qur'an pada masa Rasulullah saw ditulis secara berserakan pada kulit hewan-hewan, pelepah pohon kurma, kertas dan kain. Setelah wafatnya Rasulullah saw, ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur'an dikumpulkan oleh para sahabat; namun naskah-naskah kebanyakan yang telah tersusun, berbda-beda dalam urutan surah-surah dan qira'ah. Berdasarkan perintah Khalifah Usman, naskah tunggal Al-Qur'an disiapkan dan naskah-naskah yang lain dihilangkan. Umat Muslim Syiah, mengikut para imam, menilai naskah ini sebagai naskah yang benar dan sempurna.

Al-Qur'an, Al-Furqan, Alkitab dan Mushaf merupakan nama-nama lain yang paling masyhur Al-Qur'an. Al-Qur'an terdiri dari 114 surah, hampir 6000 ayat, 30 juz, dan 120 hizb. Dalam Al-Qur'an dibahas tentang tauhid, ma'ad, peperangan yang diikuti (ghazwah) Rasulullah saw, kisah-kisah para nabi, amalan-amalan saleh dalam Islam, keutamaan dan keburukan akhlak, pepeperangan melawan kemusyrikan dan kemunafikan.

Hingga abad 4 H, menyebar ragam qiraat dan bacaan Al-Qur'an. Adanya naskah-naskah yang berbeda di kalangan umat Muslim, khat-khat Arab yang masih sederhana, adanya perbedaan dialek yang berbeda-beda, subyektifisme para pembaca Al-Qur'an, merupakan beberapa faktor penyebab munculnya perbedaan bacaan. Pada masa sekarang terdapat tujuh qiraah yang dipilih dari beberapa qiraah yang sebelumnya ada. Qiraah yang umumnya dipakai di kalangan umat Islam adalah qiraah Ashim dengan riwayat Hafsh.

Terjemahan keseluruhan Al-Qur'an dalam bahasa Persia dimulai pada abad Ke-4 H dan dalam bahasa Latin ditulis pada abad ke-6 H. Terjemahan Latin ini dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 950 H/1543 di Italia. Cetakan pertamanya diinisiasi oleh kaum Muslimin pada tahun 1200 H/1786 di Saint Petersburg Rusia. Iran adalah Negara pertama Muslim yang mencetak Al-Qur'an pada tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833. Cetakan Al-Qur'an dewasa ini dikenal dengan cetakan khat Usman Thaha yang terbit di Mesir.

Al-Qur'an telah menjadi sumber ilmu pengetahuan terbesar di kalangan umat Muslim. Tafsir dan Ulumul Quran seperti sejarah Al-Qur'an, ilmu bahasa Quran, ilmu I'rab dan Balaghah, kisah-kisah Al-Qur'an dan i'jaz Al-Qur'an adalah bagian-bagian dari pelajaran Ulumul Quran.

Al-Qur'an memiliki kedudukan yang tinggi dalam apresiasi seni dan kebudayaan kaum Muslimin. Khataman Al-Qur'an, meletakkan Al-Qur'an di atas kepala, pembacaan Al-Qur'an pada pesta pernikahan merupakan beberapa contoh dari apresiasi seni dan kebudayaan ini. Refleksi yang paling nyata Al-Qur'an dalam bidang seni dapat dijumpai pada seni-seni seperti kaligrafi, penjilidan, sastra dan arsitektur.

Kalamullah

Sesuai dengan keyakinan kaum Muslimin, Al-Qur'an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara wahyu. [1] Kandungan dan lafaz Al-Qur'an juga bersumber dari Allah swt. [2] Pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad di gua Hira yang terletak di gunung Nur. [3] Disebutkan bahwa ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah ayat-ayat pertama surah Al-'Alaq. Surah pertama yang diturunkan secara utuh adalah surah Al-Fatihah. [4] Menurut kaum Muslimin, Nabi Muhammad saw adalah nabi pamungkas dan Al-Qur'an adalah kitab samawi terakhir. [5]

Proses Penerimaan Wahyu

Pewahyuan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw dibagi menjadi tiga bagian: Ilham, di balik tirai dan melalui para malaikat. [6] Sebagian ulama dengan bersandar pada ayat-ayat seperti «قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّـهِ»[7] berkata bahwa pewahyuan kitab samawi ini terjadi hanya dengan perantara Jibril; [8] Namun pandangan yang masyhur bahwa Al-Qur'an diwahyukan dalam bentuk-bentuk yang lain di antaranya secara langsung tanpa perantara kepada Nabi Muhammad saw. [9]

Pewahyuan Gradual dan Serentak

Berdasarkan sebagian ayat Al-Qur'an, kitab ini diturunkan di bulan Ramadhan dan malam Qadar. [10] Karena itu, di kalangan Muslimin terdapat perbedaan pendapat terkait dengan apakah Al-Qur'an diturunkan satu waktu (serentak) atau secara bertahap. [11] Sebagian berkata, “Di samping diturunkan secara serentak juga diturunkan secara bertahap; [12] Sekelompok ulama berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan pada satu tahun, pada malam Qadar juga diturunkan sekali waktu; [13] Pendapat lainnya bahwa Al-Qur'an diturunkan secara perlahan dan awal diturunkan pada bulan Ramadhan pada malam Qadar. [14]

Nama-nama Al-Qur'an

Naskah Al-Quran yang dinisbatkan kepada Imam Hasan as dengan khat Kufi ditulis pada 20 lembar kulit rusa. Saat ini disimpan di Museum Mulk Masyhad[15]

Al-Qur'an memiliki banyak nama. Al-Qur'an, Alfurqan, Alkitab, Mushaf merupakan nama-nama yang terkenal untuk Al-Qur'an. [16]

Nama Mushaf diberikan oleh Abu Bakar; adapun nama-nama lainnya disebutkan dalam Al-Qur'an;[17] Al-Qur'an merupakan nama yang paling terkenal untuk kitab samawi ini. Kata Al-Qur'an bersumber dari bahasa Arab yang bermakna bacaan yang enak dibaca. Disertai dengan alif dan lam dinyatakan sebanyak lima puluh kali dalam Al-Qur'an dimana pada semua penggunaan itu maknanya kitab Al-Qur'an; demikian juga tanpa alif dan lam disebutkan sebanyak dua puluh kali dalam Al-Qur'an yang pada tiga belas perkara bermakna kitab Al-Qur'an. [18]

Kedudukan

Al-Qur'an adalah sumber terpenting pemikiran kaum Muslimin. Sumber lain dalam pemikiran Islam adalah hadis dan sunnah; artinya ajaran-ajaran yang diperoleh dari sumber-sumber Islam lainnya, apabila bertentangan dalam Al-Qur'an, maka tidak ada nilainya sama sekali. [19] Berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah saw dan para Imam Syiah, hadis-hadis harus disandingkan dengan Al-Qur'an. Apabila tidak sesuai maka ia harus dinilai sebagai riwayat-riwayat yang tidak muktabar dan sifatnya rekayasa. [20]

Sebagai contoh dari Rasulullah saw dilaporkan: “Ucapan apa pun yang dikutip dariku untuk kalian, apabila sejalan dengan Al-Qur'an, maka sesungguhnya aku mengatakannya dan apabila tidak sejalan dengan Al-Qur'an maka sesungguhnya aku tidak mengatakannya; [21] Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq as juga disebutkan bahwa setiap hadis yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an maka itu adalah dusta belaka. [22]

Sejarah Al-Quran

Penulisan dan Penyusunan

Rasulullah saw sering kali menegaskan tentang penghafalan, pembacaan serta penulisan ayat-ayat Al-Qur'an. Hal ini dilakukan mengingat masih kurangnya orang-orang yang terdidik dan minimnya fasilitas-fasilitas alat tulis pada tahun-tahun pertama bi'tsah. Demikian juga sebagai antisipasi jangan-jangan kata-kata Al-Qur'an itu dilupakan atau keliru dicatat. Karena itu diupayakan ayat-ayat Al-Qur'an dihafalkan dan dibacakan secara benar. [23]

Tatkala sebuah ayat diturunkan, Rasulullah memanggil para penulis wahyu supaya menulisnya. [24]Ayat-ayat Al-Qur'an, dalam bentuk yang berserakan, tertulis pada kulit-kulit hewan, batang kayu kurma, kain dan kertas. [25]

Rasulullah saw sendiri mengawasi penulisan wahyu. Setelah membacakan ayat-ayat bagi para penulis wahyu, ia meminta mereka untuk membacakan apa yang telah mereka tulis sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dapat diperbaiki. [26] Suyuthi menulis, “Pada masa Rasulullah saw Al-Qur'an telah ditulis namun tidak satu tempat dan urutan surah-surah juga belum jelas.” [27]

Penyusunan Al-Qur'an seperti dalam bentuknya yang sekarang tidak dilakukan pada masa Nabi Muhammad saw. Dalam buku al-Tamhid fi 'Ulum al-Qur'an disebutkan bahwa pada masa Nabi Muhammad saw, ayat-ayat dan nama-nama surah telah jelas sesuai dengan pendapatnya; namun penyusunan terakhir Al-Qur'an dalam bentuk satu kitab dan susunan surah-surah dilakukan pasca wafatnya Nabi Muhammad dan berdasarkan pertimbangan sahabat. [28] Menurut buku ini disebtukan bahwa yang pertama kali menyusun Al-Qur'an adalah Imam Ali as. Ia mengumpulkan surah-surah Al-Qur'an berdasarkan sejarah pewahyuan dan penurunan wahyu. [29]

Penyatuan Mushaf

Pasca wafatnya Rasulullah saw, masing-masing sahabat mengumpulkan Al-Qur'an. Banyak mushaf yang telah disusun yang berbeda satu dengan yang lain dari sisi susunan surah dan bacaannya. [30] Hal ini telah menyebabkan masing-masing dari kelompok ini menilai bahwa bacaan Al-Qur'an mereka yang benar dan bacaan kelompok lain keliru. [31]

Sesuai dengan usulan Hudzaifah kepada Usman untuk menyatukan mushaf-mushaf yang ada dan persetujuan sahabat, Usman kemudian menugaskan sekelompok sahabat untuk melakukan hal ini. [32] Ia mengutus orang-orang ke beberapa negeri Islam dan mengumpulkan seluruh Al-Qur'an yang ada; lalu memerintahkan naskah-naskah itu untuk dilenyapkan. [33] Dalam al-Tamhid disebutkan bahwa kemungkinan besar masa penyatuan mushaf-mushaf Al-Qur'an ini terjadi pada tahun 25 H. [34]

Persetujuan Para Imam Syiah atas Mushaf Utsmani

Berdasarkan beberapa riwayat, para imam Syiah sepakat dengan penyatuan mushaf-mushaf dan mushaf yang diperintahkan oleh khalifah Usman untuk disusun. Suyuthi mengutip dari Imam Ali as bahwa Usman bermusyawarah dengannya terkait dengan penyatuan Al-Qur'an-alquran dan dia juga setuju dengan usulan ini. [35] Demikian juga diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as melarang seseorang yang membacakan Al-Qur'an di hadapannya yang berbeda dengan bacaan resmi. [36] Al-Tamhid menyebutkan bahwa umat Muslim Syiah menyebutkan bahwa Al-Qur'an yang ada di tangan kaum Muslimin sekarang ini adalah Al-Qur'an yang sempurna. [37]

Ragam Bacaan Al-Qur'an

Sebuah Naskah Al-Quran terjemahan berbahasa Persia terkait dengan periode Timurid

Hingga abad ke-4 H merebak bacaan yang beragam di kalangan umat Muslim. [38] Faktor terpenting adanya ragam bacaan ini karena adanya mushaf yang berbeda-beda di antara umat Muslim, khat Arab masih permulaan, tiadanya tanda baca pada huruf-huruf, tiadanya titik pada huruf-huruf, adanya dialek yang berbeda-beda dan selera pribadi para pembaca Al-Qur'an (orang-orang yang mengajarkan Al-Qur'an). [39]

Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah Al-Qur'an yang diterima oleh umat Islam. [40]

Ahlusunah berpandangan bahwa Al-Qur'an memiliki banyak sisi pengucapan dan orang-orang dapat membaca masing-masing sisi pengucapan itu. [41] Namun ulama Syiah berkata Al-Qur'an diturunkan dengan satu bacaan dan para Imam Syiah supaya memudahkan umat Muslim untuk membaca Al-Qur'an kemudian membolehkan adanya ragam bacaan Al-Qur'an. [42]

Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah Qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti Al-Qur'an dari kalangan Syiah memandang bahwa Qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh sebagai satu-satunya qiraah yang sahih dan mutawatir. Mereka berkata bahwa bacaan-bacaan lain yang diklaim berasal dari Rasulullah saw adalah bersumber dari selera pribadi para pembaca Al-Qur'an. [43]

Pengharakatan Al-Qur'an

Dalam bahasa Arab, harakat (i'rab) memiliki peran penting dalam menjelaskan makna, dan memberi perhatian pada i'rab Al-Qur'an sangat diperlukan karena kesalahan dalam mengidentifikasi i'rab Al-Qur'an akan menyebabkan perubahan makna dan terkadang kontradiksi dengan maksud Tuhan.[44] Para penulis wahyu pada mulanya menulis kata-kata Al-Qur'an tanpa titik dan hal ini bagi orang-orang yang hidup di masa nabi hidup tidak ada masalah, tetapi untuk generasi mendatang dan khususnya umat Islam non-Arab terkadang menyebabkan bacaan yang beragam dan mengubah makna. Oleh karena itu, peng-harakatan Al-Qur'an sangat diperlukan untuk mengakhiri perbedaan, perubahan dan pendistorsian (tahrif) makna Al-Qur'an.[45] Laporan-laporan sejarah tentang peletak pertama harakat (i'rab) Al-Qur'an dan pencatat tanda-tanda i'rab, berbeda-beda. Pada umumnya mereka memperkenalkan Abu al-Awsad Duali (L 69 H) sebagai pemula dari peletak i'rab Al-Qur'an, yang dilakukan dengan bantuan Yahya bin Ya'mar.[46]

Peng-i'raban permulaan adalah sebagai berikut: titik di atas kata akhir adalah tanda "nasab", titik di bawah huruf adalah tanda "jar" dan titik setelah huruf terakhir adalah tanda "rafa'".[47] Satu abad berikutnya, titik-titik itu diganti dengan bentuk-bentuk khusus oleh Khalil bin Ahmad Farahidi: persegi panjang di atas huruf pertanda "nasab", persegi panjang di bawahnya adalah pertanda "jar", huruf "waw" (و) kecil di atasnya adalah pertanda "rafa'", pengulangan bentuk yang serupa adalah pertanda "tanwin", gigi-gigi huruf (س) adalah pertanda "tasydid", dan kepala huruf (ص) pertanda "sukun".[48] Kemudian pada paruh kedua abad ke-2 muncul mazhab Nahwu Basrah dengan sosok seperti Sibawaih, mazhab Nahwu Kufah dengan sosok Kisai. Dan pada pertengahan abad ke-3 H muncul mazhab Nahwu Bagdad dan membuat perkembangan dalam ilmu i'rab Al-Qur'an.[49]

Terjemahan Al-Qur'an

Terjemahan Al-Qur'an memiliki latar belakang sejarah yang panjang dan dapat ditelusuri hingga awal kedatangan Islam; [50] Namun terjemahan pertama Al-Qur'an ke dalam bahasa Persia dilakukan pada abad ke-4 H. [51] Disebutkan bahwa penerjemah pertama kali Al-Qur'an adalah Salman Farsi yang menerjemahkan bismillahi al-Rahman al-Rahim sebagai "Dengan nama Yazdan yang mahapemurah." 4[52]

Terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa-bahasa Eropa pertama kali dilakukan oleh para pendeta dan uskup Kristen. Mereka menerjemahkan sebagaian dari Al-Qur'an untuk mengkritisi Islam dalam tema-tema teologis. [53]Terjemahan latin Al-Qur'an secara sempurna pertama kali ditulis pada abad ke-6 H (12 M). [54]

Terbitan Al-Qur'an

Al-Qur'an pertama kali diterbitkan pada tahun 950 H (1543 M) di Italia. Terbitan ini dilenyapkan atas perintah para petinggi gereja. Setelah itu, pada tahun 1104 H/1692 dan kemudian pada tahun 1108 H/1696 dicetak di Eropa. Terbitan pertama Al-Qur'an oleh kaum Muslimin keluar pada tahun 1200 H. Maula Usman melakukan hal ini di St. Petersburgh Rusia. Negara pertama Muslim yang menerbitkan Al-Qur'an adalah Iran. Iran pada tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833 menerbitkan dua edisi cetakan Al-Qur'an yang sangat indah. Pada tahun-tahun berikutnya, Negara-negara Muslim lainnya seperti Turki, Mesir dan Irak menerbitkan ragam cetakan Al-Qur'an. [55]

Mesir menerbitkan Al-Qur'an pada tahun 1342 H/1924 di bawah pengawasan para dosen Al-Azhar dan berdasarkan riwayat Hafsh dari Ashim dan diterima oleh dunia Islam. Al-Qur'an yang dikenal hari ini dengan nama Usman Thaha ditulis dengan khat yang indah oleh seorang penulis kaligrafi Suriah dan diterbitkan di Mesir. Al-Qur'an ini diterbitkan di pelbagai negara-negara Islam. Ciri khas terbitan ini adalah susunan ayat-ayat pada halaman-halaman dan urutan hizb-hizb dan 30 juz Al-Qur'an. [56]

Dewasa ini terbitan Al-Qur'an dilakukan di bawah pengawasan lembaga-lembaga terkait dan memiliki aturan-aturan tersendiri. [57] Di Iran lembaga Dar Al-Qur'an al-Karim memiliki tugas untuk mengoreksi dan mengawasi terbitan Al-Qur'an. [58]

Struktur Al-Qur'an

Al-Qur'an terdiri dari 114 surah dan hampir enam ribu ayat. Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah akurat ayat-ayat Al-Qur'an. Sebagian mengutip dari Imam Ali as menyebutkan bahwa Al-Qur'an terdiri dari 6236 ayat. [59] Al-Qur'an terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb.[60]

Surah

Bagian-bagian Al-Qur'an yang memiliki kandungan yang teratur disebut sebagai surah. [61] Surah-surah Al-Qur'an dimulai dengan bismillahi al-rahman al-rahim selain surah At-Taubah. [62] Berdasarkan pada masa pewahyuannya terbagi menjadi dua, Makkiyah dan Madaniyah; surah-surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah disebut sebagai Makkiyah; surah-surah yang turun pasca hijrah ke Madinah disebut sebagai Madaniyah. [63]

Ayat

Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat Al-Qur'an yang membentuk surah. [64] Setiap surah terdiri dari beberapa ayat tertentu. [65] Ayat-ayat Al-Qur'an dari sudut pandang volume berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ayat 282 surah Al-Baqarah merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur'an. Ayat yang paling pendek seperti ayat-ayat “«مُدهامَّتان» (QS. Ar-Rahman:64), «والضُّحی» (QS. Adh-Dhuha:1), «والفَجر» (QS. Al-Fajr:1) atau pembuka-pembuka surah lainnya. [66]

Ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan kriteria kejelasan makna terbagi menjadi Muhkam dan Mutasyabih. Yang dimaksud dengan ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sedemikian jelas sehingga tidak menyisakan keraguan padanya. Ayat-ayat yang terdapat kemungkinan beberapa makna di dalamnya disebut sebagai mutsyabihat. [67] Al-Qur'an sendiri yang melakukan pembagian dan klasifikasi ini. [68]

Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat Al-Qur'an: ayat-ayat yang menasakh hukum yang ada pada ayat lain disebut sebagai ayat nasikh dan ayat-ayat yang telah dinasakh disebut sebagai mansukh. [69]

Juz dan Hizb

Hizb dan juz adalah pembagian Al-Qur'an yang diinisiasi penggunaannya oleh kaum Muslimin. Diduga bahwa umat Muslim melakukan hal ini untuk memudahkan program bacaan atau penghafalan Al-Qur'an setiap hari. Pembagian seperti ini memiliki ragam dan ada keterlibatan personal; [70] Dikatakan pada masa Rasulullah saw, Al-Qur'an terbagi menjadi beberapa hizb dan setiap hizb mencakup beberapa surah; demikian juga pada masa-masa selanjutnya, terdapat pembagian-pembagian dua juz hingga sepuluh juz. Dewasa ini pembagian Al-Qur'an terdiri dari 30 juz dan pembagian setiap juz menjadi 4 hizb. [71]

Kandungan

Dalam Al-Qur'an disebutkan beragam tema seperti Ushuluddin, akhlak, hukum-hukum syariat, kisah-kisah orang-orang terdahulu, perang melawan orang-orang munafik dan orang-orang musyrik. Sebagian kandungan penting Al-Qur'an seperti: Tauhid, ma'ad, beberapa peristiwa pada awal kedatangan Islam seperti Ghazwah yang diikuti Rasulullah saw, kisah-kisah Al-Qur'an, hukum-hukum ibadah, peradilan, keutamaan dan ketercelaan akhlak, larangan terhadap kemusyrikan dan kemunafikan. [72]

Al-Qur'an Tidak Mungkin Mengalami Penyimpangan

Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan kata atau beberapa kalimat kepada Al-Qur'an atau pengurangan kata atau beberapa kata darinya. Abul Qasim Khui menulis, kaum Muslimin bersepakat bahwa tahrif dalam artian pertama tidak terjadi pada Al-Qur'an (penambahan); namun pada pengurangan kata atau beberapa kata dari Al-Qur'an terdapat perbedaan pendapat. [73]

Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama Syiah menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada Al-Qur'an. [74]

Tantangan dan Kemukjizatan Al-Qur'an

Pada beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa para penentang Nabi Muhammad saw diminta untuk mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an atau sepuluh surah atau paling tidak satu surah apabila mereka tidak menerima beliau sebagai utusan Allah swt. [75] Kaum Muslimin menyebut hal ini sebagai "tahaddi". Tahaddi bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dan lontaran tantangan. Kata ini pertama kali digunakan pada buku-buku teologis abad ketiga yang bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dengan Al-Qur'an. [76]

Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an dan hal ini menunjukkan kemukjizatan merupakan symbol bahwa Al-Qur'an adalah mukjizat dan Muhammad saw adalah seorang nabi. Al-Qur'an sendiri menegaskan sisi ketuhanan Al-Qur'an (bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari sisi Allah swt) dan menilai mustahil ada seseorang yang mampu mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an. [77] Kemukjizatan Al-Qur'an adalah salah satu tema yang dikaji dan dipelajari dalam Ulumul Quran. [78]

Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan Al-Qur'an

Al-Qur'an menjadi sumber munculnya banyak ilmu pengetahuan bagi kaum Muslimin. Tafsir dan Ulumul Quran adalah salah satu dari ilmu-ilmu ini.

Tafsir

Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an. [79] Tafsir Al-Qur'an dimulai pada masa Rasulullah saw dan dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri. [80] Imam Ali as, Ibnu Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Ubay bin Ka'ab Anshari adalah para penafsir pertama Al-Qur'an pasca Rasulullah saw.[81] Al-Qur'an telah ditafsirkan dengan menggunakan ragam metode. Sebagian dari metode tafsir Al-Qur'an ini adalah Tafsir Maudhu'ui, Tafsir Tartibi (sistematis), Tafsir Al-Qur'an bil Qur'an, Tafsir Riwayat, tafsir ilmiah, tafsir fikih, tafsir filosofis, dan tafsir irfani. [82]

Ulumul Quran

Sekumpulan ilmu yang membahas tentang Al-Qur'an disebut sebagai Ulumul Qur'an. Sejarah Al-Qur'an, ayat-ayat ahkam, ilmu bahasa Al-Qur'an, ilmu tanda baca dan balaghah, asbab al-nuzul, qishash Al-Qur'an, ilmu Qira'ah, ilmu Makki dan Madani, ilmu muhkam dan mutasyabih, ilmu nasikh dan mansukh merupakan pembahasan-pembahasan yang dikaji dalam Ulumul Qur'an. [83] Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah:

Ritual-Ritual Qur'ani

Al-Qur'an tampil mencolok dalam kehidupan sosial kaum Muslimin. Digelar Pertemuan-pertemuan khataman Al-Qur'an di masjid-masjid, Haram para imam dan keturunan imam dan pertemuan-pertemuan keluarga. [85] Meletakkan Al-Qur'an di atas kepala adalah termasuk dari ritual-ritual umat Muslim Syiah yang mereka lakukan pada malam-malam Qadar. Dalam ritual ini, dengan meletakkan Al-Qur'an di atas kepala mereka bersumpah atas nama Allah swt, Al-Qur'an dan para maksum supaya dosa-dosanya diampunkan. [86]

Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an. [87] Salah satu budaya yang berkembang di Iran adalah memasuki rumah baru dengan Al-Qur'an. Orang-orang Iran ketika memasuki rumah baru dan hendak memindahkan perabotan rumah maka pertama kali yang mereka bawa adalah Al-Qur'an dan kemudian barulah perabotan-perabotan rumah yang diangkat. [88]

Al-Qur'an dan tradisi tahun baru orang-orang Iran memiliki hubungan yang sangat erat. Di Iran, mereka meletakkan Al-Qur'an di atas suprah haftsin (tujuh benda yang dimulai dengan huruf hijaiyyah sin). Ketika terjadi pergantian tahun mereka membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Demikian juga pada sebagian keluarga, orang-orang yang lebih besar memberikan hadiah tahun baru melalui Al-Qur'an. Mereka memberikan uang hadiah tahun baru dalam Al-Qur'an dan anak-anak dengan membuka Al-Qur'an mereka mengambil hadiah tahun baru tersebut. [89]

Al-Qur'an dan Seni

Al-Qur'an memiliki tempat dalam seni kaum Muslimin. Sisi seni Al-Qur'an yang paling menonjol dapat terlihat pada kaligrafi, pewarnaan Al-Qur'an dengan emas, penjilidan, sastra dan arsitektur. Mengingat bahwa hafalan dan penyebaran Al-Qur'an terjadi melalui penulisan dengan huruf-huruf yang indah, maka seni menulis huruf mengalami kemajuan pesat di kalangan umat Islam. [90] Dan kemudian secara perlahan Al-Qur'an ditulis dalam ragam khat seperti Naskh, Kufi, Tsults, Nasta'liq. [91]

Ayat-ayat Al-Qur'an dalam sastra Persia dan Arab sangat banyak digunakan. Baik dalam natsr dan juga syair Persia dan Arab, banyak digunakan ungkapan-ungkapan dan kandungan-kandungan Al-Qur'an. [92]

Seni arsitektur Islam juga banyak dipengaruhi oleh ayat-ayat Al-Qur'an. Pada kebanyakan bangunan-bangunan bersejarah kaum Muslimin, di antaranya masjid-masjid dan istana-istana banyak dijumpai ungkapan-ungkapan Al-Qur'an; demikian juga sebagian kandungan Al-Qur'an seperti sifat-sifat Al-Qur'an tentang surga dan neraka, digunakan dalam arsitektur bangunan-bangunan. [93] Ungkapan-ungkapan Al-Qur'an yang tertera di Qubbah al-Shakhrah di Baitul Maqdis merupakan salah satu contoh yang paling menarik dari penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an pada bangunan-bangunan. Dalam tulisan-tulisan kecil bangunan ini yang dibangun pada tahun 71 H/691 M, terlihat keyakinan utama kaum Muslimin dan sebagian ayat-ayat surah-surah An-Nisa, Ali Imran dan Maryam. [94]

Pandangan Orientalis

Cendekiawan non Muslim banyak melakukan penelitian-penilitian tentang sastra, kandungan dan kewahyuan Al-Qur'an. Sebagian orientalis menilai bahwa Al-Qur'an adalah sabda Nabi Muhammad saw. mereka berkata, “Kandunganya diambil dari sumber-sumber Yahudi, Kristen dan syair-syairnya masa jahiliyah.” Sebagian lainnya meski dengan tegas tidak menyepakati bahwa Al-Qur'an itu turun dari sisi Allah, mereka menilainya lebih superior dari ucapan manusia. [95]

Richard Bale berkata: genre sastra Al-Qur'an yang didalamnya sering digunakan sajak, pengulangan dan analogi, dipengaruhi oleh teks-teks Kristen dan Yahudi. Sebaliknya, Noldoke menilai bahwa surah-surah Aquran khususnya surah-surah Makkiyah dari sudut pandang kesustraan bernilai mukjizat, dan ia menyerupakan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai senandung para malaikat yang membuat gembira jiwa orang-orang beriman. Maurice Bucaille, seorang orientalis Prancis memberikan penilaian terkait dengan kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an. Ia menulis, “Sebagian ayat-ayat Al-Qur'an seiring dan sejalan dengan temuan-temuan baru ilmu modern.” Bucaille menyimplukan bahwa Al-Qur'an ini bersumber dari Tuhan.” [96]

Galery Foto

Catatan Kaki

  1. Misbah Yazdi, Qur'ān Syināsi, 1389, jld. 1, hlm. 115-122.
  2. Mir Muhammadi Zarandi, Tārikh wa 'Ulum Qur'ān, 1363 S, hlm. 44; Misbah Yazdi, 1389 S, jld. 1, hlm. 123.
  3. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 127.
  4. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 127.
  5. Muthahhari, Majmu'e Atsar, 1389 S, jld. 3, hlm. 153.
  6. QS. Syura:51.
  7. QS. Al-Baqarah:97.
  8. Mir Muhammadi Zarandi, Tārikh wa 'Ulum Qur'ān, 1363 S, hlm. 7.
  9. Yusuf Gharawi, 'Ulum Qur'ān, 1393 S, hlm. 46; Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 55 dan 56.
  10. Surah Al-Baqarah:185; Surah Al-Qadar:1.
  11. Iskandar Lu, 'Ulum Qur'ān, 1379 S, hlm. 41.
  12. Misbah Yazdi, Qur'ān Syināsi, 1389, jld. 1, hlm. 139; Iskandar Lu, Ulum Qur'ān, 1379 S, hlm. 41.
  13. Iskandar Lu, Ulum Qur'ān, 1379 S, hlm. 42.
  14. Iskandar Lu, Ulum Qur'ān, 1379 S, hlm. 42 dan 49.
  15. https://razavi.aqr.ir/Portal/home/?news/272708/933143/979000/
  16. Yusuf Gharawi, 'Ulum Qur'ān, 1393 S, hlm. 28.
  17. Yusuf Gharawi, 'Ulum Qur'ān, 1393 S, hlm. 28.
  18. Misbah Yazdi, Qur'ān Syināsi, 1379 S, jld. 1, hlm. 43.
  19. Muthahhari, Majmu'e Atsār, 1390 S, jld. 26, hlm. 25 & 26.
  20. Muthahhari, Majmu'e Atsār, 1390 S, jld. 26, hlm. 26.
  21. Kulaini, Kafi , 1407 H, jld. 1, hlm. 69.
  22. Kulaini, Kafi , 1407 H, jld. 1, hlm. 69.
  23. Ramyar, Tārikh Qur'ān, 1369 S, hlm. 221 dan 222.
  24. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, ha. 280 dan 281
  25. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, ha. 280 dan 281
  26. Ramyar, Tārikh Qur'ān, 1369 S, hlm. 260.
  27. Suyuthi, al-Itqān, 1363 S, jld. 1, hlm. 202; Suyuthi, Terjemah al-Itqān, jld. 1, hlm. 201.
  28. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 272-282
  29. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 281
  30. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 334.
  31. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm.334-337.
  32. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 334-337.
  33. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 346.
  34. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 343-346.
  35. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 341.
  36. Hurr Amili, Wasāil al-Syiah, 1412, jld. 4, hlm. 821.
  37. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 342.
  38. Nashihan, Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait, 1389 S, hlm. 10, 12, 16 dan 25.
  39. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 2, hlm. 10, 12, 16 dan 25.
  40. Nashihan, Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait, 1389 S, hlm. 195-197.
  41. Nashihan, Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait, 1389 S, hlm. 198.
  42. Nashihan, Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait, 1389 S, hlm. 199.
  43. Nashihan, Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait, 1389 S, hlm. 199, 200.
  44. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 312
  45. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 314
  46. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 315
  47. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 315
  48. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 315
  49. Muhamamd Ray Syahri, Syenakhtnameh Quran, jld. 3, hlm. 316-317
  50. Ramyar, Tārikh Qur'ān, 1369 S, hlm. 653.
  51. Adzarnusy, Terjemah Quran be Farsi, hlm. 79.
  52. Ramyar, Tārikh Qur'ān, 1369 S, hlm. 653.
  53. Rahmati, Terjemah Qur'ān be Zabanhāi Digar, 1382 S, hlm. 84.
  54. Rahmati, Terjemah Qur'ān be Zabanhāi Digar, 1382 S, hlm. 84.
  55. Ma'rifat Pisyine Cāb Quran Karim, Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an
  56. Ma'rifat Pisyine Cāb Quran Karim, Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an
  57. Nadzarat wa Wadzāyif wa Ahdāf, Site Telawat
  58. Tarikhche wa Wadzāyif wa Ahdāf, Site Telawat
  59. Yusufi, Gharawi, Ulum Qur'āni, 1393 S, hlm. 32.
  60. Mustafid, juz, hlm. 229 dan 230.
  61. Jawadi Amuli, Tasnim, jld. 2, hlm. 411.
  62. Kumpulan penulis, Ayat Bismillah, hlm. 120.
  63. Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, hlm. 130.
  64. Mujtahid Syabistari, Ayat, 1370 H, 276.
  65. Mujtahid Syabastari, Ayat , 1370 H, 276.
  66. Mujtahid Syabastari, Ayat, 1370 H, 276.
  67. Thabathabai, al-Mizan, 1417 H, jld. 3, hlm. 21; Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, 1374 S, jld. 2, hlm. 433.
  68. Qs. Ali Imran:7.
  69. Ma'rifat, al-Tamhid, 1411 H, hlm. 294.
  70. Mustafid, Juz, hlm. 228, 229.
  71. Mustafid, Juz, hlm. 228, 229, 230.
  72. Khuramsyahi, Qur'ān Majid, hlm. 1631, hlm. 200.
  73. Khui, al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān, 1430 H, hlm. 200.
  74. Khui, al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān', 1430 H, hlm. 201.
  75. QS. Al-Isra, ayat 88, QS. Hud: 13, QS. Yunus: 38.
  76. Ma'muri, Tahaddi , 1385 S, hlm. 599.
  77. QS. Thur: 34.
  78. Ma'rifat, I'jāz al-Qur'ān, 1379 S, jld. 9, hlm. 363.
  79. Abasi, Tafsir, 1382, jld. 7, hlm. 619.
  80. Ma'rifat, al-Tafsir wa al-Mufasirun, 1418 H, jld. 1, hlm. 174.
  81. Ma'rifat, al-Tafsir wa al-Mufasirun, 1418 H, jld. 1, hlm. 210 dan 211.
  82. Ma'rifat,al-Tafsir wa al-Mufasirun, 1418 H, jld. 1, hlm. 14-20, 22, 25, 343, 526.
  83. Iskandarlu, Ulumi Qur'ān, 1379 S, hlm. 12.
  84. Hasyim Zadeh, Ketāb Syenāsi Ulumul Qur'an, hlm. 395-397, 401, 408; Ma'rifat, al-Tamhid, 1412 H, jld. 1, ha. 11-19.
  85. Marasim Qur'an be Sar Giriftan, Gulistān Qur'ān, hlm. 36.
  86. Bersumpah dengan meletakkan Al-Qur'an di kepala, Site Hauzah
  87. Musawi Amuli, Qur'ān dar Rusume Irān, 1384; hlm. 47.
  88. Adāb Raftan be Khāne Jadid (Adat pergi ke rumah baru), Site Markaz Meli Pasukhdu be Soalat Syar'i.
  89. Musawi Amuli, Qur'ān dar Rusume Irani (Al-Qur'an dalam budaya Iran), hlm. 47.
  90. Mahmud Zadeh, Hunar Khat wa Tahdzib Qurani, hlm. 3.
  91. Silahkan lihat: Jabbari Rad, Nur Negaran Mu'ashir, hlm. 66.
  92. Silahkan lihat: Tajalli Qur'ān dar Adab Farsi, hlm. 56; Ja'fari, Ta'tsir Qur'an dar Syi'r Farsi.
  93. Gerabar, Hunar, Me'māri wa Qur'ān, hlm. 69.
  94. Gerabar, Hunar, Me'māri wa Qur'ān, hlm. 71 dan 72.
  95. Karimi, Mustasyriqan wa Qur'ān, hlm. 35.
  96. Karimi, Mustasyriqan wa Qur'ān, hlm. 35.

Daftar Pustaka

  • Ādāb-e Khatme Qur'ān dar Māh-e Ramazān (Adab-adab khataman Al-Qur'an di bulan Ramadhan). Majalah Gulestan-e Quran. No 91, 1380 HS (2001).
  • Ādāb-e Raftan be Khāne-ye Jadīd (Adab-adab pergi ke Rumah Baru) . Situs Markaz-e Milli Pasukhgu be Sualat-e Syar`i.
  • Abbasi, Mehrdad. Tafsīr. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. I. Tehran: Bunyad Dayerah al-Ma'arif Eslami, 1382 HS (2003).
  • Adzarnusy, Adzartasy. Tarjume-ye Qurān be Fārsī: Danesyname-ye Jahan-e Islam. Jld. 7. Cet. I. Tehran: Bunyad-e Dairah al-Ma'arif Islami, 1382 HS (2003).
  • Balaghi, Shadruddin. Qashash-e Qur'ān. Cet. XVII. Tehran: Amir Kabir, 1380 HS (2001).
  • Eskandarlu, Muhammad Jawad. 'Ulūm-e Qur'ānī. Cet. I. Qom: Sazman Hauzeha wa Madares-e Elmiye Kharej az Kesywar, 1379 HS (2000).
  • Grabar, Oleg. Hunar, Me'mārī wa Qur'ān. Diterjemahkan oleh Hasan Haftadur. Majalah Islam Pazuhi. No. 1, 1384 HS (2005).
  • Hasyim Zadeh, Muhammad Ali. Ketābsyenāsī 'Ulūm-e Qur'ān. Majalah Pazuhesy Qurani. no 13-14, 1377 HS (1998).
  • Hurr al-'Amili, Muhammad bin Hasan. Wasāil al-Syi'ah. Riset Adurrahim Rabbani Syirazi. Cet. VI. Beirut: Daru Ihya` at-Turats, 1412 H.
  • Jabbari Rad, Hamid. Nūrnegārān-e Mu'āsher. Majalah Besyarat. No. 58, 1386 HS (2007).
  • Ja'fari, 'Aliyah. Ta'tsīr-e Qur'ān dar Sye'r-e Fārsī. Majalah Besyarat. No. 67, 1387 HS (2008).
  • Jawadi Amuli, Abdullah. Tasnīm. Cet. VI. Qom: Isra`, 1389 HS (2010).
  • Karimi, Mahmud. Mustasyreqān wa Qur'ān. Majalah Gulestan-e Qur’an. No. 22, 1379 HS (2000).
  • Khui, Sayid Abu al-Qasim. Al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Cet IV. Qom: Muassisah Ihya` al-Imam al-Khui, 1430 H.
  • Khurramsyahi, Baha'uddin. Qur'ān Majīd: Dānesynāme-e Qur'ān wa Qu'rān Pazūhī. Jld. 2. Cet I.Tehran: Dustan-Nahid, 1377 HS (1998).
  • Kumpulan Peneliti. Āye-ye Basmalah : Ensiklopedia 'Ulum-e Qur'āni. Cet. I. Qom: Daftar Tablighat-e Islami, 1394 HS (2015).
  • Ma'arif, Majid. Guzāresyī az Āmūzesy-e Qur'ān dar Sīre-ye Rasul-e Khudā (saw) . Majalah Pazuhesy-e Dini. No. 3, 1380 HS (2001).
  • Mahmud Ramyar. Tārīkh Qur'ān. Cet III. Tehran: Amir Kabir, 1369 HS (1990).
  • Mahmud Zadeh, Mehrdad. Hunar-e Khath wa Tadzhīb-e Qur'ānī. Majalah Mah-e Hunar. No. 3, 1377 HS (1998).
  • Ma'muri, Ali. Tahaddī. Ensiklopedia Besar Islami. Cet. I. Tehran: Markaz Dairah al-Ma'arif Islami, 1385 HS (2006).
  • Marāsim Qur'ān be Sar Gereftan. Dar Paygah Ittila' Resani-ye Hauzah.
  • Ma'rifat, Muhammad Hadi. At-Tafsīr wa al-Mufassirūn fī Tsaubih al-Qasyīb. Cet. I. Masyhad: Universitas 'Ulum-e Islami Razawi, 1419 H.
  • Ma'rifat, Muhammad Hadi. At-Tamhīd fī 'Ulūm-e Qu'rān. Cet. I. Qom: Muassisah an-Nasyr al-Islami, 1412 H.
  • Ma'rifat, Muhammad Hadi. Pīsyīne Cāp-e Qur'ān-e Karīm. Website Danesyname Mauzu'i Qur'ān.
  • Mir Muhammadi Zarandi, Sayid Abul Fadhl. Tārīkh wa 'Ulūm-e Qur'ān Qom: Daftar Entesyarat-e Islami, 1363 HS (1984).
  • Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi. Qur'ān Syenāsī. Cet. III. Qom: Entesyarat Muassese Amuzesyi wa Pazuhesyi Imam Khomeini, 1389 HS (2010).
  • Mujtahid Syabestari, Muhammad. Āye. Ensiklopedia Besar Islami. Cet. II. Tehran: Markaz Dairah al-Ma'arif Buzurg Islami, 1370 HS (1991).
  • Musawi Amuli. Qur'ān dar Rusūm-e Iranī. Majalah Besyarat. No. 51, 1384 HS (2005).
  • Mustafid, Hamid Ridha. Juz'. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. I. Tehran: Bunyad Dairah al-Ma'arif Eslami, 1385 HS (2006).
  • Muthahhari, Murtadha. Majmū'e-ye Ātsār. Cet. XV. Tehran: Entesyarat-e Shadra, 1389 HS (2010).
  • Nashihiyan, Ali Ashghar. 'Ulūm-e Qur’ānī dar Maktab-e Ahl-e Bait. Cet. I. Masyhad: Universitas Ulum-e Islami Radhawi, 1389 HS (2010).
  • Nezārat bar Cap wa Nasyr-e Qur'ān. Situs Telawat.
  • Rahmati, Muhammad Kazhim. Tarjume-ye Qur'ān be Zabanhā-ye Dīgar. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. I. Tehran: Bunyad Dairah al-Ma'arif Islami, 1382 HS (2003).
  • Rastgu, Sayid Muhammad. Tajallī-ye Qur'ān dar Adab-e Fārsī. Majalah Besyarat. No. 30, 1381 HS (2002).
  • Suyuthi, Abdurrahman bin Abi Bakr. Al-Itqān fī 'Ulūm al-Qur'ān. Riset Muhammad Abul Fadl Ibrahim. Cet. II. Qom: Ar-Radhi, 1363 HS(1983)
  • Tārīkhceh wa Wazāif wa Ahdāf. Situs Telawat.
  • Tharimi, Hasan. Ta'wīl. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. II. Tehran: Bunyad Dairah al-Ma'arif Islami, 1388 HS (2009).
  • Turabi Sefid Abi. Ta'tsīr-e Qur'ān dar Sye'r wa Adab-e Fārsī. Majalah Besyarat. No. 45, 1383 HS (2004).
  • Yusufi Gharawi, Muhammad Hadi. 'Ulūm-e Qur'ānī. Qom: Daftar Nasyr Ma'arif, 1393 HS (2014).