Hafsah binti Umar

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
Hafsah binti Umar
Istri Nabi saw
Disebut sebagai makam Hafsah di Babul Shagir Suriah
Disebut sebagai makam Hafsah di Babul Shagir Suriah
Nama lengkapHafsah binti Umar bin Khattab
LakabUmmul Mukminin
Kerabat termasyhurNabi Muhammad saw (suami)• Umar bin Khattab (ayah)• Utsman bin Maz'un (paman)
Lahir5 tahun sebelum Bi'tsah/605-6, Mekah
Tempat tinggalMekahMadinah
Meninggal45 H/665-66
Dikenal sebagaiistri Nabi Muhammad saw


Istri-istri Nabi saw
Khadijah al-Kubra sa (27 sebelum Hijrah/595)
Saudah (sebelum Hijrah/sebelum 622)
Aisyah (1, 2, atau 4 H/622, 623, atau 625)
Hafsah (3 H/624)
Zainab (binti Khuzaimah) (3 H/624)
Ummu Salamah (4 H/625)
Zainab (binti Jahsy) (5 H/626)
Juwairiyah (5 H atau 6 H/626 atau 627)
Ummu Habibah (6 atau 7 H/627 atau 628)
Mariyah (7 H/628)
Shafiyah (7 H/628)
Maimunah (7 H/628)

Hafsah binti Umar bin Khattab (5 sebelum Bi'tsah – 45 H) (bahasa Arab: حفصه بنت عمر بن الخطّاب)adalah salah seorang istri Nabi Muhammad saw. Berdasarkan riwayat, ia dan Aisyah telah menyakiti Nabi. Ayat pertama dan keempat surah Al-Tahrim mengisyaratkan tentang hal ini.

Dari peri kehidupan Hafsah, terdapat catatan tentang keputusannya menyertai Aisyah untuk keluar memerangi Imam Ali as pada perang Jamal, namun dicegah oleh saudaranya. Hafsah menukilkan hadis-hadis dari Nabi Muhammad saw, sebagian besarnya dalam tema haji, salat, pernikahan dan puasa.

Peri Kehidupan Hafsah

Hafsah adalah anak perempuan Umar bin Khattab dan Zainab (saudari Utsman bin Madh'un. [1] Ia lahir pada tahun ke-5 sebelum Bi'tsah, tahun ketika Kakbah dibangun kembali. [2]

Hafsah menikah dengan Khunais bin Khudzafah Sahmiy [3] sebelum Hijrah ke Madinah dan ketika hijrah, ia bersama dengan Khunais pindah ke Madinah. [4] Khunais disebutkan meninggal dunia karena sakit beberapa waktu setelah perang Badar. [5]

Pernikahannya dengan Nabi Muhammad saw

Hafsah dinikahi Nabi Muhammad saw setelah kematian suaminya, pada Sya'ban tahun ke-3 H, dua bulan [6] atau tiga bulan sebelum perang Uhud [7] [8] Dalam sebagian laporan sejarah diberitakan bahwa sebelum pernikahannya dengan Nabi saw, Abu Bakar, dan Utsman bin Affan juga meminangnya, namun berita ini diragukan kebenarannya. [9] Berdasarkan perintah Nabi, seorang wanita bernama Syifa binti Abdullah Adawiyah yang telah pandai membaca dan menulis pada zaman jahiliyyah mengajarkan baca tulis kepada Hafsah. [10]

Menyakiti Nabi

Berdasarkan referensi riwayat, Hafsah dan Aisyah adalah orang-orang yang menjadi penyebab Rasulullah saw tersakiti. Pada Sahih Muslim dituliskan perkataan Khalifah Kedua, "Aku mendekati Aisyah, aku berkata: "Hai putri Abu Bakar, mengapa kelakuanmu menyebabkan Rasul tersakiti?" Aisyah berkata: Hai anak laki-laki Khatab! Ada perlu apa denganku? Pikirkan anak perempuanmu sendiri." Kemudian aku pun menemui Hafsah dan aku berkata: "Mengapa kau menyakiti Rasulullah? Aku bersumpah kau sendiri mengetahui bahwa Rasulullah saw tidak mencintaimu dan apabila aku tidak ada, maka Nabi pasti sudah menceraikanmu." [11]

Sebagian referensi menuliskan bahwa Nabi telah menceraikannya [12] namun kemudian beliau rujuk kepadanya. [13]

Dalam sebagian riwayat dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw berkehendak menceraikan Hafsah, namun malaikat Jibril as memperingatkan Nabi saw. [14] Dalam riwayat yang mengabarkan tentang kabar cerai Hafsah juga diberitakan bahwa rujuknya Nabi saw kepada Hafsah karena anjuran Malaikat Jibril. [15] Riwayat ini secara umum terdapat dalam literatur-literatur ahli hadis dan Hanbali dan terdapat keraguan terkait dengan kebenarannya. [16] Pada ayat pertama dan keempat surah Al-Tahrim diisyaratkan tentang gangguan yang dilakukan oleh Aisyah dan Hafsah kepada Nabi saw. [17]

Cerita tentang hal ini sangat terlihat di rujukan-rujukan Ahlusunah. [18] Bahkan Bukhari juga menjelaskan hal ini. [19] Bukhari meriwayatkan tentang hal ini menukil dari khalifah kedua bahwa Aisyah dan Hafsah sudah bersepakat untuk menyakiti Nabi Muhammad saw. [20] Qurthubi [21] dan Ibnu Qayim [22] bahkan mengatakan bahwa ayat pertama dari surah Al-Tahrim[23] ditujukan untuk menakut-nakuti Aisyah dan Hafsah. Hafsah dan Aisyah pada saat Nabi terserang sakit dan setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw akan mengirim Imam Ali as untuk mengimami salat di masjid mereka menuju rumah ayah-ayah mereka dan mengajak kedua ayah mereka kehadapan Rasulullah saw. [24]

Pada zaman Utsman

Hafsah, di zaman Utsman bin Affan memerintahkan untuk membunuh budaknya sendiri dan hal ini menyebabkan Utsman menjadi sedih. [25] Dikatakan bahwa Hafsah menginginkan dari penulis Mushaf ketika menulis ayat 238 surah Al-Baqarah supaya mengabarkan kepadanya sehingga penulis wahyu akan menulis apa-apa yang dikatakan oleh Hafsah. [26]

Ia juga setelah kematian ayahnya, Umar menyimpan mushaf Alquran yang ditulis pada zaman kekhalifahan Abu Bakar dan ketika Utsman bermaksud untuk mengumpulkan mushaf Alquran, maka ia memberikan mushaf kepada Utsman dan setelah selesai pengumpulan mushaf, mushaf itu dikembalikan kepada Hafsah. [27]

Tidak ikut serta dalam Perang Jamal

Peristiwa lain yang terjadi pada masa kehidupan Hafsah adalah keputusannya untuk menyertai Aisyah untuk keluar memerangi Imam Ali as pada perang Jamal, namun dicegah oleh saudaranya. [28]

Ketika Imam Ali sampai ke Dzi Qar, Aisyah menulis surat kepada Hafsah dan disana ia menjelaskan kepada Hafsah tentang dikepungnya Imam Ali dan pasukannya. Hafsah pun karena kegembiraannya, mengumpulkan anak-anak bani Tayim dan bani 'Adi dan memanggil budak-budak mereka untuk menyanyikan lagu-lagu kegembiraan atas hal ini. Kabar ini sampai kepada Ummu Salamah, istri Nabi yang lain. Ia pun sangat bersedih hati. Ummi Kultsum binti Ali as dengan maksud mewakili Ummu Salamah pergi ke majelis Hafsah secara diam-diam dan ia menyampaikan penyesalannya atas perilaku Hafsah, Hafsah pun menjadi malu dan tidak melanjutkan majelis itu. [29]

Kedudukan Hafsah dikalangan Ahlusunah

Pada kitab Ahlusunah, Hafsah menukilkan hadis-hadis dari Nabi Muhammad saw sebagian besarnya terkait dengan haji, salat, puasa dan nikah. [30] Orang-orang seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Safwan Jamhi dan Amru bin Rafi' meriwayatkan hadis dari Hafsah. [31] Baqi bin Makhlad dalam musnadnya, menukilkan 60 hadis dari Hafsah. [32] Demikian juga dalam teks-teks fikih Ahlusunah dituliskan sebagian dari ijtihad Hafsah. [33]

Ibnu Abi Thahir (Ibnu Thaifur) [34] menukilkan dua khutbah yang dikenal dinukilkan oleh Hafsah. [35] Ibnu Syahr Asyub [36] menukilkan syair dari Hafsah tentang pujian kepada Sayidah Fatimah Zahra sa.

Meninggal Dunia

Terdapat perbedaan pendapat, terkait dengan tanggal Hafsah meninggal dunia. [37] Sebagian menuliskan pada tahun 37 H [38] dan sebagian yang lain menuliskan pada 41 H [39] namun sebagian besar para ahli sejarawan seperti Ibnu Sa'ad [40] dan Zubair bin Bakkar [41] menulis bahwa Hafsah meninggal pada tahun 45 H. Marwan bin Hakam yang ketika itu merupakan gubernur Madinah, mensalati jenazah Hafsah. [42] Jasadnya dikuburkan di Baqi. [43]

Di Pemakaman Bab al-Shaghir Damaskus (Suriah) terdapat pula kuburan yang dianggap sebagai kuburan Hafsah. [44]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 81; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 54; Thabrani, jld. 23, hlm. 186.
  2. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 81, Kharrath, hlm. 1215.
  3. Abu Ubaidah, hlm. 59, Zubair bin Bakkar, hlm. 39, hlm. 39; Thabrani, jld. 23, hlm. 186.
  4. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 81.
  5. Ibnu Sa'ad, jld. 3, hlm. 393; jil 8, hlm. 81; Qais ibnu Qutaibah, hlm. 135, isyarat kepada kehidupan Khunais pada zaman yang lebih akhir.
  6. Zubair bin Bakkar, hlm. 39, Ibnu Qutaibah, hlm. 158; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 54.
  7. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 83.
  8. Untuk mengetahui lebih detail mengenai pernikahannya dengan Nabi Muhammad saw, silahkan lihat ke Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 8183; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 5455, Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 6768.
  9. Silahkan rujuk ke Abu Ubaidah, hal 60; Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 83, 217; Thabrani, jld. 23, hlm. 186-187; Ibnu Abdul Barr, bag 2, hlm. 1811.
  10. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 84; Baladzuri, 1407, hlm. 661.
  11. Sahih Muslim, jld. 2, hlm. 1105, Hadis 1479.
  12. Abu Ubaidah, hlm. 77; Ibnu Hanbal, jld. 3, hlm. 478; Zubair bin Bakkar, hlm. 40 Thabrani, jld. 23, hlm. 187-188.
  13. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 84, Ibnu Hanbal, jld 3, hlm. 478.
  14. Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 59; Thabrani, jld. 23, hlm. 188.
  15. Silahkan merujuk ke Ibnu Sa'ad, hlm. 84-85, Zubair bin Bakkar, hlm. 40, Thabrani, jld. 23, hlm. 188.
  16. Pembahasan mengenai Talak Hafsah silahkan lih: Harrath, hlm. 4357
  17. Lih. Muhammad bin Jarir Thabari, Jāmi, terkait dengan ayat-ayat yang sedang dibahas: Wahidi Neisyaburi, hlm. 685-688; Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 140-144, Dzahabi, jld. 2, hlm. 229.
  18. Untuk tafsir ayat-ayat dari surah Al-Tahrim dalam referensi Syiah dan Sunni silahkan lih. Husaini Fatimi, Naqd wa Barrasi Didgāhhāi Maujud darboreye Afsyai Rāz Payāmbar Saw dar Ayat Ibtidāi Sureh Tahrim.
  19. Sahih Bukhari, jld. 5, hlm. 46-49, hadis 4966, Kitab Thalaq, Bab لِمَ تُحَرِّمُ ما أَحَلَّ الله لک
  20. Sahih Bukhari, jld. 4, hlm. 1868, hadis 4630, Kitab Tafsir, Bab وَإِذْ أَسَرَّ النبی إلی بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِیثًا
  21. Qurthubi, Al-Jāmi li Ahkām al-Quran, jld. 18, hlm. 202.
  22. Ibnu Qayim, I'lām al-Muqi'in an Rabbil Alamin, jld. 1, hlm. 189; Ibnu Qayim, Al-Amtsal fi al-Quran al-Karim, jld. 1, hlm. 57.
  23. کفَرُوا امْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ کانَتا تَحْتَ عَبْدَینِ مِنْ عِبادِنا صالِحَینِ فَخانَتاهُما فَلَمْ یغْنِیا عَنْهُما مِنَ اللَّهِ شَیئاً وَقیلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلینَ(Qs Tahrim: 10)
  24. Silahkan lihat: Mufid, hlm. 428.
  25. Malik bin Anas, jld. 2, hlm. 87; Syafi'i, jld. 1, hlm. 293; Thabrani, jld. 23, hlm. 187.
  26. Silahkan lihat: Ibnu Abi Dawud, hlm. 96, 97.
  27. Bukhari, 1401, jld. 5, hlm. 210, 211; Ibnu Abi Dawud, hlm. 15, 26, 26.
  28. Muhammad bin Jarir Thabari, jld. 4, hlm. 451, 454; Ibnu Abil Hadid, jld. 6, hlm. 225.
  29. Mufid, hlm. 276, 277, 431; Ibnu Abil Hadid, hal 13.
  30. Silakan lih. Ibnu Hanbal, jld. 6, hlm. 283-288, jld. 23, hlm. 189-218; Ibnu Katsir, jld. 15 hlm. 361-385.
  31. Mizzi, jld. 35, hlm. 154.
  32. Silahkan lih. Dzahabi, jld. 2, hlm. 230.
  33. Silakan lih. Kharrath, hlm. 8592.
  34. Hal 3638.
  35. Kharrath, hlm. 94-108.
  36. Jld. 3, hal 403.
  37. Silakan lih. Ibnu Abdul Barr, bag 4, hlm. 1812; Ibnu Hajar Asqalani, jld. 4, hlm. 583.
  38. Al-Isti'āb, jld. 4, hlm. 1812.
  39. Al-Isti'āb, jld. 4, hlm. 1812.
  40. Jld. 8, hlm. 86.
  41. Hlm. 40.
  42. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 86; Qais Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 69 dikatakan bahwa saudara Hafsah, Abdullah bin Umar mensalatkan jenazahnya.
  43. Ibnu Sa'ad, jld. 8, hlm. 86, Zubair bin Bakkar, hlm. 40; Thabrani, jld. 23, hlm. 189.
  44. Ziaratgah Ahlul Bait wa Ashāb Aimah as dar Suriah, Ahmad Khameh Yar.

Daftar Pustaka

  • Ahmad bin Abdullah Thabari. As-Simth ats-Tsamin fi Manāqib Ummahāt al-Mukminin. Kairo: 1402 H/1983.
  • Ahmad bin Yahya Baladzuri. Futuh al-Buldān. Beirut: Cet. Abdullah Anis Tabba' wa Umar Anis Tabba', 1417 H/1996.
  • Ali Ahmad Wahidi Neisyaburi. Asbāb Nuzul al-Quran, Riwayah Badruddin Abi Nasr Muhammad bin Abdullah Arghiyani. Riyadh: Cet. Mahir Yasin Fahl, 1426 H/2005.
  • Aminah Kharrath. Ummul Mukminin Hafsah binti Umar. Damaskus: Al-Shawwamah al-Qawwamah,1421 H/2000.
  • Bukhari, Muhammad bin Ismail. Sahih Bukhari. Riset: Musthafa Daib Bugha. Beirut: Dar Ibnu Katsir Al-Yamamah, cet. III, 1407 H.
  • Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Siyar A'lām a-Nubala. Beirut: cet. Syu'aib Arnaoth dkk, 1401-1409 H/1981-1988.
  • Ibnu Abdul Bar. Al-Isti'āb fi Ma'rifah al-Ashāb. Kairo: cet. Ali Muhammad Bajawi, 1380 H/1960.
  • Ibnu Abi Dawud. Kitab al-Mashāhif. Beirut: 1405/1985.
  • Ibnu Abi Thahir. Balāghah Nisa. beirut: cet. Yusuf Baqa'i, 1420 H/1999.
  • Ibnu Abil Hadid. Syarah Nahj al-Balāghah. Kairo: cet. Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, 1385, 1387 H/1965/1967. Beirut: cet. Offset, Tanpa tahun.
  • Ibnu Hajar Asqalani. Al-Ishābah fi Tamiz al-Sahābah. Beirut: cet. Ali Muhammad Bajawi, 1412 H/1992
  • Ibnu Hanbal. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal. Beirut: Dar Shadir, Tanpa tahun.
  • Ibnu Hisyam. Sirah Nabawiyah. Cet. Musthafa Saqa, Ibrahim Abyari, Abdul Hafidz Syalabi. Beirut: Dar Ihya al-Turats Al-Arbi, Tanpa tahun.
  • Ibnu Katsir. Jami' al-Masānid wa as-Sunan al-Hadi Li Aqwami Sunan. cet. Abdul Mu'thi Amin Qal'aji. Beirut: 1415 H/1994.
  • Ibnu Qayim, Muhammad bin Abu Bakar. I'lām al-Muqi'in an Rabbil Ālamin. Riset: Taha Abdul Rauf Sa'ad. Beirut: Dar al-Jail, 1973.
  • Ibnu Qutaibah. Al-Ma'ārif. Beirut: cet. Tsirwah Akasyah. Kairo: 1960.
  • Ibnu Sa'ad. Ath-Thabaqāt al-Kubrā. Beirut: cet. Ihsan Abas, 1405/1985.
  • Ibnu Syahrasyub. Manāqib Ali Abi Thalib. Qom: cet. Yusuf Baqai, 1385 H.
  • Mahmud Ramyar. Tārikh Qurān. Tehran: 1362 HS.
  • Malik bin Anas. Al-Muwaththa. Cet. Muhammad Fuad Abdul Baqi. Kairo: 1951/1370.
  • Mu'amar bin Mutsana Abu Ubaidah. Tasmiyah Azwāj an-Nabi saw wa Auladuhu. Beirut: Cet. Kamal Yusuf Haut, 1410/1990.
  • Muhammad bin Idris Syafi'i. Al-Umm. Beirut: 1403 H/1983.
  • Muhammad bin Ismail Bukhari. Sahih Bukhari. Istanbul: cet. Muhammad Dzihni Efendi, 1410 H/1981.
  • Muhammad bin Muhammad Mufid. Al-Jumal wa an-Nusrah li Sayid al-Itrah fi Harb al-Basrah. Qom: cet. Ali Mir Syarifi, 1374 HS.
  • Muhammad Ismail Bukhari. Kitab at-Tārikh al-Kabir. (Beirut, Muhammad Dzihni Efendi), Istanbul, 1981/1401.
  • Muhammad Ismail Bukhari. Kitab al-Tārikh al-Kabir. Beirut: 1407 H/1986.
  • Muslim Neisyaburi, Muslim bin Hijaj. Sahih Muslim. Riset Muhammad Fuad Abdul Baqi. Beirut: Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi.
  • Qurtbubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad (671 H). Al-Jāmi' li Ahkām al-Quran. Dar al-Sya'b al-Qahirah.
  • Subhi, Salihi, Mabāhits fi Ulumul Qurān, Beirut, 1968, cet. Offset,Qum, 1363 S.
  • Sulaiman bin Ahmad Thabrani. Al-Mu'jam al-Kabir. Cet. Hamdi Abdul Majid Salafi. Cet. Offset, Beirut: 1404 H.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Jāmi al-Bayān an Ta'wil al-Quran. Mesir: 1373 H/1954.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Tārikh Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk. Beirut: cet. Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, 1382-1387 H/1962-1967.
  • Yusuf bin Abdul Rahman Mizzi. Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl. Beirut: cet. Basyar Awad Ma'ruf, 1422 H/2002.
  • Zubair Bakkar. Al-Muntakhab min Kitāb Azwaj an-Nabi saw. Beirut: cet Sukainah Syibahi, 1403 H/1983.