Nabi Harun as

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia
Nabi Harun as
Informasi
PusaraGunung Hur di Sebelah Barat Yordania
KerabatNabi Musa as, Yukabad (ibu Nabi Musa as)
Para nabi kontemporerNabi Musa as
PengikutBani Israil
AgamaYahud
Umur123 tahun
Peristiwa pentingMengajak Firaun kepada tauhid, Peristiwa Sapi Samiri


Harun bin 'Imran (bahasa Arab هارون بن عمران; Hārūn bin 'Imrān) adalah salah seorang nabi dan utusan ilahi, saudara, pengganti, dan sahabat seperjuangan Nabi Musa as. Dalam Al-Qur'an, Nabi Musa as mengakui kefasihan Nabi Harun as dalam berorasi dan berbicara. Dalam sebuah hadis dari Rasulullah saw, posisi Imam Ali as terhadap beliau disamakan seperti posisi Nabi Harun as terhadap Nabi Musa as.

Ketika pergi ke gunung Thursina untuk mengambil Loh Batu, Nabi Musa as mengangkat Nabi Harun as sebagai pengganti dirinya. Selama itu, seseorang bernama Samiri membuat sebuah patung lembu dan mengajak bani Israil untuk menyembahnya. Nabi Harun as tidak mampu untuk mencegah mereka. Hanya saja, Kitab Taurat menisbatkan pembuatan patung lembu ini kepada Nabi Harun as.

Nabi Harun as meninggal dunia di Thursina dalam usia 123 tahun. Terdapat sebuah makam yang dikenal sebagai makam Nabi Harun as di gunung Hur Jordania. Gunung ini juga dikenal dengan sebutan Jabal Harun.

Garis Keturunan

Nabi Harun as adalah saudara Nabi Musa as. Ayahnya bernama Imran, dan ibunya adalah Jochebed.[1] Nasab keturunan Shafiyah binti Huyai bin Akhthab, salah seorang istri Rasulullah saw yang berasal dari kaum Yahudi bani Nadhir, bersambung kepadanya.[2]

Kenabian

Para pengikut agama Yahudi, Kristen,[3] dan Islam[4] meyakini Harun bin 'Imran sebagai nabi Allah. Menurut penegasan sebuah hadis dari Rasulullah saw, kenabian berlanjut melalui keturunannya,[5] dan para nabi termasuk Nabi Ilyas as berasal dari keturunan nabi ilahi ini.[6]

Menurut penegasan ayat-ayat Al-Qur'an, ketika diangkat sebagai nabi, Nabi Musa as memohon kepada Allah supaya menjadikan Nabi Harun as sebagai wazir dan sahabat seperjuangan, karena ia lebih fasih dalam berbicara.[7] Begitu pula, ayat-ayat Al-Qur'an menegaskan Nabi Harun as menemani Nabi Musa as ketika mengajak Firaun untuk menyembah Allah.[8] Imam Ali as pernah menjelaskan kondisi Nabi Musa as dan Nabi Harun as ketika mendatangi Firaun. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba dan memegang tongkat kayu.[9]

Al-Qur'an telah menegaskan kenabian Nabi Harun as.[10] surah Ash-Shaffat menjelaskan Nabi Musa as dan Nabi Harun as sama-sama memiliki peran dalam memanfaatkan kitab ilahi, memperoleh hidayah ke jalan yang lurus, dan dalam peran sebagai orang yang baik.[11]

Menurut riwayat Imam Shadiq as dari Rasulullah saw, ketika naik ke langit kelima pada peristiwa mi'raj, beliau melihat seorang pria yang tegap dengan mata yang besar. Ia dikelilingi oleh sekelompok orang dari kalangan umatnya. Rasulullah saw takjub lantaran jumlah mereka yang banyak dan lantas bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah pria tersebut. Jibril menjawab, ia adalah Harun putra 'Imran. Lalu Rasulullah saw mengucapkan salam kepadanya sembari memohonkan ampunan untuknya. Dan Nabi Harun as pun mengucapkan salam kepada beliau dan memohonkan ampun untuk beliau.[12]

Pengganti Nabi Musa dan Peristiwa Lembu Samiri

Ketika pergi ke gunung Thursina untuk menerima Loh Batu, Nabi Musa as menunjuk Nabi Harun as sebagai pengganti dirinya untuk bani Israil.[13] Selama masa itu, Samiri membuat sebuah patung lembu dari emas-emas yang berhasil dirampas oleh bani Israil dari tangan Firaun.[14] Ia mengajak kaum Nabi Musa as supaya menyembah patung ini.[15] Usaha Nabi Harun as untuk mencegah aksi menyembah patung ini tidak membuahkan hasil.[16] Setelah kembali dari melaksanakan tugas, Nabi Musa as menegur Nabi Harun as mengapa ia tidak mencegah perbuatan tersebut. Nabi Harun as menjawab, kaum itu hampir saja membunuh dirinya. Ia meminta kepada Nabi Musa as supaya jangan sampai melakukan sebuah tindakan yang bisa membuat musuh gembira dan juga jangan menganggapnya sama dengan orang-orang zalim.[17] Untuk itu, Nabi Musa as memohon ampun kepada Allah untuk diri dan saudaranya.[18]

Dengan demikian, penyembahan patung tersebut dicetuskan oleh Samiri[19] dan Nabi Harun as memeranginya.[20] Akan tetapi, kitab Taurat menisbatkan pembuatan patung lembu dan ajakan untuk menyembahnya kepada Nabi Harun as.[21] Hanya saja, sebagian mufasir Yahudi berusaha melakukan justifikasi dan penakwilan terhadap ayat-ayat Taurat tersebut.[22]

Imam Ali Serupa dengan Nabi Harun

Sebuah hadis menegaskan, posisi Imam Ali as terhadap Rasulullah saw adalah sama dengan posisi Nabi Harun as terhadap Nabi Musa as.[23] Hadis ini diriwayatkan dalam kitab-kitab referensi Syiah[24] dan Ahlusunah,[25] dan dikenal dengan nama hadis manzilah. Dalam hadis ini, Rasulullah saw berkata kepada Imam Ali as, "Posisimu terhadapku adalah sama dengan posisi Harun terhadap Musa. Hanya saja tidak ada lagi nabi setelahku kelak."[26]

Wafat dan Kuburan

Menurut penuturan Ya'qubi, Nabi Harun as meninggal pada usia 123 tahun ketika Nabi Musa as masih hidup.[27] Terdapat pula pandangan yang berkeyakinan, ia berusia 133 tahun ketika meninggal dunia.[28] Menurut sebuah riwayat, Nabi Musa as membawa Nabi Harun as ke gunung Thursina, dan malaikat mencabut nyawanya di gunung ini.[29] Sesuai riwayat ini, mereka menyaksikan sebuah kamar di gunung itu dan dua helai pakaian bergantungan. Nabi Musa as berkata kepada Nabi Harun as, "Lepaskanlah pakaianmu dan kenakanlah dua helai pakaian ini. Masuklah ke kamar itu dan tidurlah di atas ranjang itu." Setelah tidur di atas ranjang ini, kematian Nabi Harun pun tiba. Nabi Musa as kembali kepada bani Israil dan membawa berita kematian Nabi Harun as. Akan tetapi, mereka memutar balikan fakta dan menuduhnya telah membunuh Nabi Harun as. Allah memerintahkan supaya menghadirkan jenazah Nabi Harun di atas ranjang sembari mengambang di atas udara. Bani Israil melihat semua itu dan yakin bahwa Nabi Harun as telah meninggal dunia. [30] Menurut riwayat Ya'qubi, Eleazar, putra Nabi Harun as, juga bersama Nabi Musa as ketika ayahnya meninggal dunia. [31]

Di kawasan sebelah barat Jordania terdapat sebuah kuburan di puncak gunung Hur yang dikenal sebagai makam Nabi Harun as.[32] Gunung ini juga dikenal dengan sebutan Petra dan Jabal Harun.[33] Bangunan yang terletak di atas kuburan tersebut dibangun pada abad ke-8 H.[34] Begitu pula terdapat sebuah kuburan di bukit kecil desa Catherine al-Siyahiyyah di Jordania, tepatnya di pinggiran pantai Teluk Aqabah, yang dinisbatkan kepada Nabi Harun as.[35]

Catatan Kaki

  1. Kitab Suci, Keluaran 6:20.
  2. Ibnu Abdilbarr, al-Istiʻab, 1412 H, jld. 4, hlm. 1871.
  3. Kitab Suci, Keluaran 32:2-6.
  4. QS. Maryam 19:53.
  5. Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 23, hlm. 70.
  6. Ibnu Manzhur, Mukhtashar Tarikh Dimasyq, 1402 H, jld. 5, hlm. 23.
  7. QS. Al-Furqan 25:35; QS. Al-Qashash 28:34.
  8. QS. Thaha 20:42-48.
  9. Syaikhi, Peyanbar az Negah-e Qur'an wa Ahl-e Beit, 1386 S, hlm. 144.
  10. QS. Maryam 19:53.
  11. QS. Al-Shaffat 37:114-122.
  12. Masyayikh, Qeshash-e Anbiya', 1381 S, hlm. 330.
  13. QS. Al-A'raf 7:142.
  14. Thabathba'i, Tafsir al-Mizan, 1417 H, jld. 14, hlm. 192.
  15. QS. Thaha 20:87.
  16. QS. Thaha 20:90-91.
  17. QS. Al-A'raf 7:150.
  18. QS. Al-A'raf 7:151.
  19. QS. Thaha 20:85.
  20. QS. Thaha 20:90.
  21. Keluaran 32:1-6
  22. Anjoma-e Kalimiyan-e Tehran, Terjemah Kitab Suci, catatan kaki nomor 2.
  23. Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, 1401, jld. 4, hlm. 208.
  24. Sebagai contoh, silakan rujuk al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 24, hlm. 14.
  25. Sebagai contoh, silakan rujuk Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, 1401, jld. 4, hlm. 208; Muslim, Shahih Muslim, Dar al-Jil/Dar al-Afaq al-Jadidah, jld. 7, hlm. 120, bab Keutamaan Ali bin Abi Thalib.
  26. Muslim, Shahih Muslim, Dar al-Jil/Dar al-Afaq al-Jadidah, jld. 7, hlm. 120, bab Keutamaan Ali bin Abi Thalib; al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 24, hlm. 14.
  27. Al-Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, Dar Shadir, jld. 1, hlm. 41.
  28. Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 13, hlm. 370.
  29. Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 13, hlm. 368.
  30. Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 13, hlm. 368.
  31. Al-Yaʻqubi, Tarikh al-Yaʻqubi, Dar Shadir, jld. 1, hlm. 41.
  32. Hawkes, Kamus Kitab Suci, 1377 S, hlm. 114.
  33. Maqam al-Nabi Harun, Irts al-Urdun.
  34. Maqam al-Nabi Harun, Irts al-Urdun.
  35. Ramin-nejad, Mazar-e Hazrat-e Harun as, Rasikhun.

Referensi

  • Al-Qur'an.
  • Kitab Suci.
  • Ibnu Abdilbarr, Yusuf bin Abdullah. Al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashhab. Riset: Ali Muhammad al-Bajawi. Beirut: dar al-Jil, 1412 H/1992 M.
  • Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukarram. Mukhtashar Tarikh Dimasyq. Riset: Ruhiyyah al-Nahhas, Riyadh abdulhamid Murad, dan Muhammad Muthi'. Damaskus: Dar al-Fikr, 1402 H/1984 M.
  • Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr, 1401 H/1981 M.
  • Ramin-nejad. Mazar-e Hazrat-e Harun as. Rasikhun, tanggal akses 28 Farvardin 1398 S.
  • Syekhi, Hamid Reza. Peyanbar az Negah-e Quran wa Ahl-e Beit. Qom: Dar al-Hadits, cet. 3, 1386 S.
  • Thabathaba'i, Muhammad Husain. Al-Mizan fi Tafsir al-Quran. Qom: Jami'ah al-Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom, 1417 H.
  • Al-Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwar. Qom: Daftar-e Entesyarat-e Eslami, 1403 H.
  • Muslim. Shahih Muslim, Beirut: Dar al-Jil/Dar al-Afaq al-Jadidah, tanpa tahun.
  • Masyayikh, Fatimah. Qeshash-e Anbiya. Teheran: Entesyarat-e Farhan, 1381 S.
  • Maqam al-Nabi Harun as, Irts al-Urdun, tanggal akses 28 Farvardin 1398 S.
  • Hawkes, James. Kamus Kitab Suci, Teheran: Entesyarat-e Asathir, 1377 S.
  • Al-Ya'qubi, Ahmad bin Yakub. Tarikh al-Ya'qubi. Beirut: Dar Shadir, tanpa tahun.