Mubahalah
Mubahalah (bahasa Arab: المُباهِلِة,) adalah permohonan kutukan dan hukuman dari Allah, dengan tujuan membuktikan kebenaran dan kejujuran diri sendiri dan membuktikan kebatilan perkataan pihak lawan. Mubahalah dilakukan ketika dialog dan argumentasi tidak membuahkan hasil dan kedua belah pihak bersikeras pada perkataan mereka. Dikatakan bahwa sebelum Islam, mubahalah telah dilakukan di antara beberapa kaum. Mubahalah Nabi (saw) dengan Kristen Najran adalah salah satu mubahalah yang terjadi pada awal Islam. Berdasarkan beberapa laporan, Ahlulbait (as) juga telah mengajak beberapa orang untuk bermubahalah; di antaranya, Imam Baqir (as) mengajak Abdullah bin Umar Litsi untuk bermubahalah. Demikian pula, ulama Syiah seperti Mirfindiriski, Ja'far Kasyif al-Ghita' dan Allamah Thabathaba'i, mengikuti para Imam (as), telah bermubahalah dengan lawan mereka atau mengajak mereka untuk bermubahalah.
Pemahaman Konsep dan Kedudukan Mubahalah
"Mubahalah" berarti bahwa dua orang atau dua kelompok, untuk membuktikan kebenaran mereka, memohon kepada Allah untuk mengirimkan kutukan kepada pihak lawan yang mereka anggap zalim[1] dan mempermalukan serta menghukum orang yang berdusta.[2] Tindakan untuk bermubahalah terjadi ketika argumentasi dan dialog ilmiah tidak membuahkan hasil.[3] Menurut laporan sumber-sumber sejarah dan hadis, pada awal Islam, mubahalah atau ajakan untuk itu terjadi dari berbagai individu[4] yang di antaranya adalah Mubahalah Nabi (saw) dengan Kristen Najran yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Ayat Mubahalah.[5] Mubahalah ini digunakan untuk membuktikan kebenaran Nabi Islam.[6] Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i, seorang ahli fikih dan filsuf Syiah, menganggap mubahalah Nabi ini sebagai mukjizatnya yang abadi.[7]
Sejarah Mubahalah
Menurut laporan beberapa peneliti, tradisi mubahalah telah ada sebelum Islam; misalnya, masyarakat suku Sam, pada masa peradaban Babilonia, setiap kali mereka ingin membuktikan kebenaran diri mereka atau perkataan mereka, mereka bersumpah dan mengutuk bahwa jika mereka berbohong, Tuhan akan menghukum mereka;[8] juga berdasarkan riwayat yang diriwayatkan oleh Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar, mubahalah juga ada dalam tradisi Yahudi dan Kristen.[9]
Adab Mubahalah
Templat:Kotak Kutipan Muhammad bin Ya'qub Kulaini, seorang ahli hadis Syiah, meriwayatkan riwayat yang menurutnya, saat mubahalah, kita meletakkan jari-jari tangan kanan kita di jari-jari tangan pihak lawan.[10] Dalam riwayat lain disebutkan dalam mubahalah, tujuh puluh kali mengutuk pihak lawan.[11] Dalam hadis lain, waktu yang tepat untuk mubahalah adalah antara terbit fajar dan terbit matahari.[12]
Orang-Orang yang Telah Melakukan Mubahalah
Sejak awal Islam, berbagai individu telah menggunakan mubahalah untuk membuktikan klaim mereka, beberapa di antaranya dijelaskan di bawah ini:
Mubahalah Nabi (saw) dengan Kristen Najran
Templat:Utama Menurut laporan para sejarawan, Nabi Islam (saw) dalam surat kepada Uskup Najran, mengajak penduduk Najran untuk masuk Islam. Mereka datang ke Madinah dan berdialog dengan Nabi (saw); tetapi mereka tidak meninggalkan keyakinan mereka pada ketuhanan Nabi Isa (as). Setelah perdebatan, mereka memutuskan untuk bermubahalah. Pada hari mubahalah, Nabi (saw) hadir bersama Imam Ali (as), Hazrat Fatimah (sa) dan Hasanain (as); tetapi orang-orang Kristen membatalkan mubahalah dan meminta perdamaian. Nabi menyetujui permintaan mereka dengan syarat pembayaran Jizyah.[13]
Mubahalah Ahlulbait (as) dengan Pihak Lawan
Berdasarkan riwayat Allamah Thabathaba'i dalam Tafsir al-Mizan, dalam beberapa sumber hadis disebutkan bahwa Nabi Muhammad (saw) juga mengajak orang-orang Yahudi untuk bermubahalah; tetapi mereka tidak menerima ajakan ini;[14] juga dalam kitab al-Ja'fariyat disebutkan bahwa Imam Ali (as) tentang tidak memiliki budak perempuan, mengajak orang-orang untuk bermubahalah.[15] Menurut laporan Kulaini juga, ketika Imam Baqir (as) berdiskusi dengan Abdullah bin Umar Litsi, tentang suatu masalah dan dia tidak menerimanya, Imam Baqir (as) mengajaknya untuk bermubahalah.[16]
Mubahalah Sahabat Ahlulbait (as) dengan Pihak Lawan
Menurut laporan Abu Mikhnaf, seorang penulis Maqtal Syiah, dalam Peristiwa Karbala, Burair bin Khudhair Hamdani, salah seorang Syuhada Karbala dan Yazid bin Ma'qal, dari Pasukan Umar bin Sa'ad, bermubahalah tentang kepemimpinan Imam Ali (as).[17] Menurut Faydh Kasyani dalam Tafsir al-Shafi, Abdullah bin Abbas, sahabat Nabi (saw), beberapa kali mengajak berbagai individu seperti Zaid bin Tsabit, salah seorang penulis Al-Qur'an,[18] untuk bermubahalah.[19] Syekh Mufid dalam al-Irsyad meriwayatkan bahwa ayah Khairani, pelayan Imam Jawad (as) tentang kepemimpinan Imam Hadi (as), mengajak Ahmad bin Muhammad bin Isa yang mengingkari kepemimpinannya (as), untuk bermubahalah; tetapi ia takut dan mengakui kepemimpinan Imam Hadi (as).[20] Juga Syekh Thusi dalam Kitab al-Ghaibah menulis bahwa Husain bin Ruh Nawbakhti, orang ketiga dari Nawwab al-Arba'ah, bermubahalah dengan Syalmaghani dan Syalmaghani meninggal setelah beberapa waktu.[21] Najasyi juga menjelaskan bahwa Abu Abdullah Shafwani berdebat dan bermubahalah dengan hakim Mosul tentang imamah dan beberapa hari kemudian, hakim Mosul meninggal.[22]
Mubahalah Ulama Syiah dengan Pihak Lawan
Mulla Ahmad Naraqi, penulis Mi'raj al-Sa'adah, dalam Khaza'in menulis bahwa Abul Qasim Findiriski dalam perjalanannya ke kota tempat orang-orang kafir tinggal, berdiskusi dengan mereka. Mereka menganggap kokohnya kuil mereka dan hancurnya masjid-masjid umat Muslim sebagai bukti kebenaran agama mereka. Mirfindiriski menolak klaim mereka dan untuk membuktikan perkataannya, ia mengumandangkan Azan dan melaksanakan Shalat di kuil mereka yang menyebabkan runtuhnya atap kuil tersebut.[23] Dikatakan bahwa Ja'far Kasyif al-Ghita', salah seorang Marja' Taklid abad ke-13 Hijriah, mengajak Mirza Muhammad Akhbari, salah seorang tokoh terkemuka Akhbariyun Iran untuk bermubahalah dan menunggunya di padang pasir sekitar Teheran; tetapi ia tidak datang.[24] Berdasarkan sebuah laporan juga, Allamah Thabathaba'i telah memberikan tawaran mubahalah kepada beberapa Ahli Kitab dan percaya bahwa mubahalah adalah hujjah yang hidup dan setiap kali persyaratan yang diperlukan terpenuhi, akan membuahkan hasil.[25]
Lihat Juga
Catatan Kaki
- ↑ Majlisi, Mir'at al-'Uqul fi Syarh Akhbar Al ar-Rasul, 1404 H, j. 12, hlm. 185
- ↑ Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, 1374 HS, j. 2, hlm. 578.
- ↑ Muhammadi Rey Syahri, Farhang-nameh Mubahalah, 1395 HS, hlm. 11.
- ↑ Sebagai contoh lihat Abu Mikhnaf, Waq'at al-Thuff, 1417 H, hlm. 221; Faydh Kasyani, Tafsir al-Shafi, 1415 H, j. 2, hlm. 17; Ibnu Abdil Barr, Jami' al-'Ilm wa Fadhlih, 1421 H, hlm. 381; Mufid, al-Irsyad fi Ma'rifah Hujaj Allah 'ala al-'Ibad, 1413 H, j. 2, hlm. 298; Thusi, al-Ghaibah, 1411 H, hlm. 307.
- ↑ Surah Ali Imran, ayat 61.
- ↑ Paknia, «Mubahalah, Rausyantarīn Bawarhā-ye Syi'ah», hlm. 51.
- ↑ Thabathaba'i, I'jaz al-Qur'an, 1362 HS, hlm. 127-128.
- ↑ Louis, Mubahalah dar Madinah, 1378 HS, hlm. 65.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, j. 10, hlm. 65.
- ↑ Kulaini, Kafi, 1407 H, j. 2, hlm. 514.
- ↑ Kulaini, Kafi, 1407 H, j. 2, hlm. 514.
- ↑ Kulaini, Kafi, 1407 H, j. 2, hlm. 514.
- ↑ Ibnu Sa'ad, ath-Thabaqat al-Kubra, Khamisah1, 1410 H, hlm. 391-392.
- ↑ Thabathaba'i, Tafsir al-Mizan, 1417 H, j. 3, hlm. 234.
- ↑ Ibnu Asy'ats, al-Ja'fariyat, Maktabah an-Nainawi al-Haditsah, hlm. 115.
- ↑ Kulaini, Kafi, 1407 H, j. 5, hlm. 449.
- ↑ Abu Mikhnaf, Waq'at al-Thuff, 1417 H, hlm. 221.
- ↑ Ibnu Abdil Barr, Jami' al-'Ilm wa Fadhlih, 1421 H, hlm. 381.
- ↑ Faydh Kasyani, Tafsir al-Shafi, 1415 H, j. 2, hlm. 17.
- ↑ Mufid, al-Irsyad fi Ma'rifah Hujaj Allah 'ala al-'Ibad, 1413 H, j. 2, hlm. 298.
- ↑ Thusi, al-Ghaibah, 1411 H, hlm. 307.
- ↑ Najasyi, Rijal al-Najasyi, 1365 HS, hlm. 393.
- ↑ Naraqi, Khaza'in, 1380 HS, hlm. 48.
- ↑ «Mubahalah Rahkari baray-e Moqabilah ba Afrad-e Bi Mantiq ast», Kantor Berita Rasa.
- ↑ Bustan Kitab, Marzban Wahi va Kherad, 1381 HS, hlm. 290.
Daftar Pustaka
- "https://rasanews.ir/fa/news/99811 «Mobahele Rahkari Baraye Moqabeleh Ba Afrad-e Bi Manteq Ast»", Khabargozari-ye Rasa, Tarikh-e Derj-e Matlab: 15 Esfand 1389 SH, Tarikh-e Bazdid: 27 Azar 1403 HS.
- Ibnu Abd al-Barr, Yusuf ibn Abdullah, Jami' al-'Ilm wa Fadlih, Tahqiq: Mus'ad Abd al-Hamid Sa'dani, Beirut, Dar al-Kutub al-'Ilmiyya, 1421 HQ.
- Abu Mikhnaf, Lut ibn Yahya, Waq'at al-Taff, Muhaqqiq: Muhammad Hadi Yusefi Gharavi, Qom, Jame'e-ye Mudarresin, Cet.3, 1417 HQ.
- Ibnu Ash'ath, Muhammad ibnu Muhammad, al-Ja'fariyyat, Tehran, Maktabat al-Ninavi al-Hadithah, Cet.1, Bi Ta.
- Ibnu Sa'd, Muhammad ibnu Sa'd, al-Tabaqat al-Kubra, Tahqiq: Muhammad Abd al-Qader 'Ata, Beirut, Dar al-Kutub al-'Ilmiyya, Cet.1, 1410 HQ.
- Bustan-e Ketab, Marzban-e Vahy va Kherad, Qom, Bustan-e Ketab, Cet.1, 1381 HS.
- Paknia, Abdulkarim, "http://www.ensani.ir/storage/Files/20101118173745-630.pdf Mubahele Rausyan Tarin Dalil-e Bavarha-ye Syi'a", Muballeghan, No.50, Esfand 1382 HS.
- Thabathaba'i, Sayid Muhammad Husain, I'jaz-e Qur'an, Tehran, Markaz-e Nashr-e Farhangi-ye Raja', Cet.1, 1362 HS.
- Thabathaba'i, Sayid Muhammad Husain, al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an, Qom, Daftar-e Entesyarat-e Islami Jame'e-ye Mudarresin-e Hauzah 'Ilmiyah Qom, Cet.5, 1417 HQ.
- Thusi, Muhammad ibnu Hasan, al-Ghayba, Muhaqqiq: Ebadullah Tehrani va Ali Ahmad Naseh, Qom, Dar al-Ma'arif al-Islamiyya, Cet.1, 1411 HQ.
- Feyz Kasyani, Mulla Muhsin, Tafsir al-Safi, Tahqiq Husain A'lami, Tehran, Sadr, Cet.2, 1415 HQ.
- Kulaini, Muhammad ibn Ya'qub, al-Kafi, Muhaqqiq: Ali Akbar, Ghaffari va Muhammad Akhundi, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyya, Cet.4, 1407 HQ.
- Louis, Massignon, Mubahele dar Madineh, Mutarjem: Mahmud Reza Eftekharezadeh, Tehran, Resalat-e Qalam, 1378 HS.
- Majlesi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, Muhaqqiq: Jam'i az Muhaqqiqan, Beirut, Dar Ihya' al-Turath al-'Arabi, Cet.2, 1403 HQ.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Mir'at al-'Uqul fi Syarh Akhbar Al al-Rasul, Muhaqqiq: Rasuli Mahallati, Sayid Hasyim, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyya, Cet.2, 1404 HQ.
- Muhammadi Rey Syahri, Muhammad, Farhang Nameh-ye Mubahele, Qom, Dar al-Hadith, 1395 HS.
- Mufid, Muhammad ibn Muhammad, al-Irsyad fi Ma'rifat Hujaj Allah 'ala al-'Ibad, Muhaqqiq: Mu'asseseh-ye Al al-Bayt (A), Qom, Kongereh-ye Syaikh Mufid, Cet.1, 1413 HQ.
- Makarim Syirazi, Nasir, Tafsir-e Nemuneh, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyya, Cet.1, 1374 HS.
- Najasyi, Ahmad ibn Ali, Rijal al-Najasyi, Qom, Mu'asseseh al-Nasyr al-Islami al-Tabi'ah li Jami'at al-Mudarresin bi Qom al-Musharrafah, Cet.6, 1365 HS.
- Naraqi, Ahmad, Khaza'in, Tahqiq Hasan Hasanzadeh Amuli, Qom, Qiyam, 1380 HS.