Nabi Yunus as

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
Nabi Yunus as
Tempat TinggalNainawa, sebelah utara Irak
Nama dalam Al-Qur’anYunus
AgamaTauhid
Pengulangan Nama dalam Al-Qur’an4 kali
Peristiwa PentingDitelan dan tinggal di dalam perut ikan paus


Yunus as (bahasa Arab: يونس) adalah salah seorang nabi yang dinisbatkan kepada Bani Israel. Karena ia meninggalkan tempat kenabiannya maka atas perintah Allah swt menjadi umpan ikan paus (Nun). Tempat pengutusan Yunus terletak di daerah Nainawa kuno di utara negeri Irak. Setelah pembangkangan penduduk Nainawa dan ancaman azab Allah, ia meninggalkan kaumnya.

Setelah Yunus tahu tentang diangkatnya azab Ilahi dari penduduk Nainawa, supaya ia tidak dituduh pembohong oleh kaumnya, ia menjauh dari Nainawa dan pergi ke laut serta menaiki kapal. Karena kapal itu dalam bahaya serangan ikan paus, maka para penumpangnya mengambil keputusan supaya salah seorang diantara mereka menjadi umpan ikan tersebut. Setelah Yunus terpilih dalam undian sebagai umpan ikan paus, atas perintah Allah swt ikan itu menelannya ke dalam perutnya.

Di dalam perut ikan, Yunus as bertaubat kepada Allah swt. Dengan meyakini bahwa dirinya telah berbuat zalim, ia memohon ampunan dari Allah swt. Atas perintah Allah swt, ikan paus melepaskan Yunus di laut dan mendamparkannya disebuah pantai. Alquran telah mengisahkan tentang dicabutnya azab Ilahi dari kaum Yunus dan peristiwa-peristiwa yang terjadi kepadanya setelah keluar dari Nainawa.

Nama Yunus disebutkan empat kali di dalam Alquran dan Surah Yunus dalam Alquran dinamai dengan namanya. Yunus diyakini sebagai cucu dari Nabi Ya'qub as. Masa kenabian Yunus datang setelah jarak panjang setelah periode Nabi Sulaiman as.

Berdasarkan catatan sejarah dan hadis Nabi Muhammad saw dalam dialognya dengan Addas seorang kristen, kepribadian Yunus dipuji. Dikatakan bahwa makam Yunus as terletak di Nainawa bagian utara negara Irak atau di dekat Al-Kahlil di Palestina. Doa Nabi Yunus as untuk keselamatan dirinya dari dalam perut ikan terkenal dengan "Zikir Yunusiyah"

Biografi

Yunus bin Matta diperkenalkan sebagai cucu Nabi Ya'qub as[1]atau anaknya, Benyamin.[2] Atas dasar ini ia diyakini dari Bani Israel.[3]

Di dalam Alquran dan sumber-sumber historis ditegaskan tentang tugas kerasulannya.[4]

Terkait penisbatan nama Matta kepada ayah atau ibunya terjadi perbedaan pendapat. Satu kelompok meyakini bahwa Matta nama ayahnya,[5] sementara kelompok lain menganggap Matta nama ibunya dan meyakini bahwa diantara para nabi yang dinisbatkan kepada ibunya hanyalah Isa bin Maryam dan Yunus bin Matta.[6]

Yunus as dikisahkan dalam lima surah Alquran.[7] Di dalam Surah al-Anbiya, Yunus as dilakabi dengan "Dzu al-Nun", yakni pemilik ikan paus atau teman ikan paus.[8]

Tempat Pengutusannya

Dikatakan bahwa tempat tinggal dan pengutusan Yunus as pada 780 tahun sebelum Masehi adalah di Nainawa, sebuah kota di dekat Mosul.[9] Nainawa adalah sebuah kota tua yang dahulu kala merupakan salah satu desa di Mosul. Sungai Dijlah adalah pemisah antara Nainawa dan Mosul.[10]

Ancaman Azab Kepada Penduduk Nainawa

Atas perintah Allah swt, Yunus as diutus ke Nainawa (utara Irak); tempat tinggal para penyembah berhala. Ia menyeru mereka kepada Tauhid tapi mereka menolaknya. Allah swt mengancamkan azab atas mereka bila menolak dakwah Tauhid. Dengan penolakan Tauhid maka tanggal turunnya azab atas mereka telah ditentukan. Yunus mengumumkan waktu turunnya azab kepada kaumnya. Setelah menyaksikan tanda-tanda terjadinya azab, Yunus keluar dari kotanya. Raja Nainawa dengan melihat tanda-tanda azab -termasuk di dalamnya munculnya awan merah yang lebih merah dari api di langit- tahu bahwa azab akan turun atas mereka. Oleh karenanya, ia mengumpulkan khalayak di satu tempat. Untuk menyatakan kesiapannya dalam mengimani Allah swt, raja tersebut memerintahkan supaya Yunus dihadirkan. Sang Raja menyesali pengingkarannya terhadap dakwah Yunus untuk mengimani Allah swt dan tuduhannya bahwa Yunus seorang pendusta.[11]

Setelah Yunus tahu bahwa masyarakat mencarinya untuk beriman kepada Allah swt, karena sampai sebelum melihat tanda-tanda azab mereka tidak juga beriman, maka ia marah dari keimanan mereka di detik-detik akhir dan menyembunyikan diri dari kaumnya. Yunus memilih lari ke laut supaya tidak diketahui jejaknya oleh mereka.[12]

Masyarakat dan sang raja yang putus asa tidak menemukan Yunus untuk mengimani Allah swt, keluar dari kota. Mereka membawa keluar semua binatang berkaki empatnya. Sang raja berkata kepada Allah, bila utusan-Mu meninggalkan kami, maka janganlah Engkau tinggalkan kami. Jika kami putus asa terhadap nabi-Mu, kami tidak akan putus asa dari-Mu.[13]

Kemudian sang raja memerintahkan supaya semua patung dibawa dan dihancurkan. Lalu memerintahkan supaya anak-anak dipisahkan dari ibu-ibu mereka. Binatang-binatang kecil dipisahkan dari ibu-ibunya. Di satu sisi, para ibu memanggil manggil anak-anak mereka, dan di sisi lain para anak menginginkan ibu-ibu mereka. Orang-orang sepuh menangis menghadap ke langit dan pada akhirnya semua mereka bertaubat. Keadaan ini mempengaruhi para malaikat dan setelah empat hari, Allah swt mencabut/mengangkat azab dari penduduk Nainawa.[14]

Dalam sumber-sumber sejarah disebutkan bahwa Allah swt ketika hendak mengazab suatu kaum, Ia tidak akan membatalkannya meskipun pada saat terjadinya azab mereka bertaubat, kecuali kaum Yunus dimana Allah swt menerima taubat mereka. Hal ini ditegaskan dalam ayat 98 Surah Yunus.[15]

Peristiwa-peristiwa Setelah Keluarnya Yunus dari Nainawa

Setelah Yunus mendapat kabar tentang diangkatnya azab dari kaumnya, ia marah dan bersumpah tidak akan kembali lagi ke kota tersebut. Yunus mengira bahwa yang menyebabkan ia dituduh pembohong oleh kaumnya adalah karena azab tidak turun.[16] Ia lari ke lautan, dan supaya khalayak tidak mencarinya demi mempelajari syariat, maka ia menaiki kapal.[17]

Serangan Ikan Paus ke Kapal Yunus

Atas kehendak Allah swt, seekor paus di tengah laut mendekati kapal dan berputar putar di sekelilingnya untuk menangkap umpannya. Para penumpang kapal yang berjumlah banyak merasa khawatir saat melihat adegan ini sehingga mereka berlindung kepada Allah swt. Setelah mereka menyaksikan paus tersebut tetap berputar putar di sekitar kapal, satu sama lain saling berkata, diantara kami ada seseorang yang telah berbuat dosa besar.[18]

Mendengar ucapan ini, Yunus langsung mengatakan bahwa dirinya telah berbuat salah. Ia meminta mereka supaya dilemparkan ke laut dan menjadi umpan paus sehingga kapal aman dari serangannya. Yunus berkata kepada para penumpang, paus itu mencari saya. Lalu mereka menanyakan identitasnya. Yunus menjawab, saya Nabi penduduk Nainawa. Ia masih tetap mengaku dirinya bersalah dan meminta kepada para penumpang supaya dilemparkan ke dalam laut sehingga mereka aman dari serangan paus. Namun, saat mereka paham dia seorang Nabi, mereka tidak melakukannya. [19]

Undian Untuk Menjadi Umpan

Dengan serangan kembali paus ke kapal dan permintaan ulang Yunus, para penumpang mengambil keputusan akan mengundi satu orang untuk menjadi mangsa paus. Mereka melakukan undian tiga kali dan setiap kalinya nama Yunus yang keluar.[20]

Akhirnya Yunus menceburkan dirinya ke dalam lautan. Atas kehendak Allah swt paus itu membuka mulutnya dan menelan Yunus. Allah swt memerintahkan paus supaya Yunus jangan dijadikan makanannya dan disakiti. Di dalam perut ikan Yunus melakukan salat. Alquran menegaskan, jika Yunus bukan dari pelaku salat, maka sampai kiamat akan tetap berada di dalam perut paus.[21]

Yunus selama 40 hari 40 malam berada dalam perut paus, dan selama ini paus itu tidak makan apapun supaya Yunus tidak tersakiti. Hari keempat puluh tiba, Yunus pun sekali lagi melakukan munajat kepada Allah swt dengan menghadapi tiga bentuk kegelapan, yakni malam, lautan dan perut ikan. Setelah kejadian ini Allah swt pun mengabulkan doa Nabi Yunus.[22]

Keluar dari Perut Paus

Atas perintah Allah swt paus menampakkan diri ke permukaan laut dan melepaskan Yunus di pinggir laut, sebuah tempat yang berjarak tiga hari perjalanan dengan Nainawa. Yunus yang selama 40 hari 40 malam tidak makan apapun terdampar ke pinggir laut. Atas perintah Allah swt tumbuhlah satu pohon di dekat kepalanya. Sebagian orang mengatakan bahwa yang tumbuh itu adalah pohon labu. Yunus memakan buah pohon labu itu dan diperintahkan untuk kembali ke Nainawa, utara negeri Irak.[23]

Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa peristiwa penelanan Yunus terjadi di sebuah tempat dekat Nainawa.[24] Sumber lain mengatakan bahwa tempat itu berada diantara Zab (bagian dari kota Hawijah di provinsi Karkuk) dan sungai Dijlah.[25]

Beberapa laporan lokatif mengatakan bahwa Allah swt mendamparkan Yunus di pinggir pantai dan menumbuhkan pohon labu di pinggir kepalanya di wilayah Aqwar, sebuah negeri diantara Mosul dan sungai Furat di jazirah Irak.[26]

Kembali ke Tempat Tugas

Saat Yunus kembali, ia melihat seorang pengembala yang pada mulanya tidak mengenalinya. Yunus bertanya kepadanya mengenai keadaan Nainawa. Pengembala itu bercerita kepada Yunus perihal terjadinya azab, taubat dan kasih sayang Allah kepada mereka, dan mengabarkan kepadanya bahwa masyarakat sedang berupaya mencari Yunus.[27]

Setelah itu Yunus menunjukkan keramatnya. Kambing yang tadinya tidak mampu mengeluarkan susu karena terjadi paceklik, akhirnya mempunyai susu. Dengan melihat kejadian ini, pengembala mengetahui identitas Yunus. Kemudian mereka berdua minum susu kambing. Yunus memerintahkan pengembala itu pergi ke Nainawa dan mengabarkan kepada masyarakat setempat bahwa dirinya sudah kembali. Bila mereka tidak percaya, (katakan kepada mereka) bahwa kambing yang akan berbicara dan memberikan kesaksian akan masalah ini dengan izin Allah.[28]

Kedudukan Yunus dalam Islam

Terdapat banyak catatan sejarah dan riwayat menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw menghormati dan memuji Yunus. Dalam sumber-sumber hadis Ahlusunah dinukil beberapa riwayat bahwa Nabi saw selain menggunakan kata "saudara" untuk Yunus, juga melarang mengunggulkan dirinya atas dia. Dalam riwayat ini, Nabi saw menganggap pembohong orang yang meyakini beliau lebih afdal daripada Yunus.[29]

Penghormatan Nabi saw kepada Yunus dalam Dialog dengan Addas

Ketika Nabi saw di Thaif -setelah diganggu dan disakiti- sedang sibuk istirahat di sebuah kebun, beliau bertanya kepada Addas seorang kristen tentang kota kelahirannya. Setelah menjawab ia dari penduduk Nainawa, Nabi saw berkata, kalau begitu Anda dari kota Yunus bin Matta. Dalam dialognya dengan lelaki itu, Nabi saw memperkenalkan Yunus sebagai lelaki yang layak, saudaranya dan Nabi Allah. Hal ini membuat Addas takjub dan ia pun mencium tangan dan kaki Nabi saw.[30]

Zikir Yunusiyah

Ayat 87 Surah Al-Anbiya ini: «لا إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحانَکَ إِنِّی کُنْتُ مِنَ الظَّالِمِینَ»; "Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim" dikenal dengan "Zikir Yunusiyah". Ayat ini mengisyaratkan kepada tobat dan munajat Yunus kepada Allah swt di dalam perut ikan paus dan Allah pun mengijabah doanya sehingga ia keluar dengan selamat dari dalam perut ikan. [31]

Dalam sebagian riwayat dijelaskan beberapa fungsi dari Zikir Yunusiyah, termasuk diantaranya adalah mengangkat kesedihan dan kejenuhan. Dalam beberapa catatan dikatakan bahwa sebagian orang arif meyakini Zikir Yunusiyah cocok untuk menguatkan jiwa dan hati serta untuk mengenal Allah.[32]

Syubhah Yunus Berbuat Dosa

Meninggalkan tempat tugas yang dilakukan Yunus membangkitkan kejanggalan (syubhah) ketidakmaksuman Yunus meskipun dia mempunyai maqam kenabian. Setelah Yunus keluar dari kaumnya dan meninggalkan tempat tugasnya yang akhirnya mengakibatkan dia ditelan ikan paus, ia berlindung kepada Allah swt dari tindakan yang dilakukannya dan mengakui kezaliman dirinya. Hal ini menyebabkan kelakuan Yunus dianggap dosa dan kemaksumannya pun dipersoalkan.[33] Dalam menjawab pertanyaan tersebut sebagian orang meyakini bahwa Yunus meninggalkan tugasnya tidak dianggap dosa, akan tetapi semacam meninggalkan perbuatan yang lebih utama (Tarku Aula). Artinya, setelah Yunus yakin azab telah terjadi, ia mengira bahwa tugasnya diantara kaumnya yang membangkang sudah selesai. Oleh karenanya, ia meninggalkan penduduk Nainawa dan keluar dari sana. Tindakannya ini dianggap "Tarku Aula" (meninggalkan perbuatan yang lebih utama). Atas dasar ini, maka Yunus 'lebih baik' (Aula) menetap diantara kaumnya dan lebih banyak bersabar atas ketidaktaatan mereka.[34]

Makam Yunus

Masjid dan pusara yang dinisbatkan kepada Nabi Yunus, dekat kota Hebron

Sebagian ahli sejarah mengatakan kuburan Yunus berada di Kufah.[35] sebagian lagi mengatakan kuburannya berada di Halhul bagian dari kota Al-Khalil di Palestina.[36]Kelompok ketiga dengan bersandar kepada riwayat Imam Ali as mengatakan kuburannya berada di samping masjid al-Hamra', salah satu masjid dari empat masjid yang sakral di Kufah.[37]

Dalam beberapa sumber, masjid Hamra' dinisbatkan pula kepada Masjid Yunus bin Matta.[38] Berdasarkan sebuah catatan, Imam Ali as pernah salat di masjid ini kemudian pergi menziarahi makam Yunus.[39]

Berdasarkan catatan lain, makam Yunus bin Matta berada di satu daerah dekat kota Mosul.[40] Keberadaan makam Yunus dekat kota Mosul dinisbatkan kepada pendapat masyhur oleh sebagian orang.[41]

Tempat-tempat yang Dinisbatkan kepada Yunus as

Dalam beberapa sumber sejarah ada beberapa tempat yang dinisbatkan kepada Nabi Yunus as. Sebagian tempat ini juga dikaitkan dengan pusaranya. Perbedaan pendapat mengenai kuburannya menjadi penyebab adanya beberapa tempat yang dinisbatkan kepada kuburannya.

Deyr Yunus

Sebuah tempat dinisbatkan kepada Yunus di sebelah timur Dajlah dekat Mosul. Di samping tempat ini terdapat mata air yang terkenal dengan mata air Yunus. Orang-orang mandi di tempat ini dengan tujuan bertabaruk.[42]

Al-Khalil Palestina

Berdasarkan beberapa sumber, Yunus dimakamkan di Palestina[43] di kota Halhul 5 km sebelah utara Al-Khalil di Palestina. Makam ini dihormati oleh orang-orang Yahudi, Nasrani dan muslim.[44] Demikian juga gunung tertinggi di kawasan Al-Khalil terkenal dengan gunung Yunus.[45]

Mosul, Irak

Sekelompak sejarawan mayakini kuburan Yunus berada di tempat penugasannya di kawasan kuno Nainawa sebelah utara negeri Irak.[46] Oleh karena itu, disekitar kota kuno Mosul ada maqam dan masjid dinisbatkan kepada Yunus.[47]Maqam ini telah dihancurkan oleh kelompok teroris Daisy (ISIS).[48]

Bukit Tobat

Di kawasan Nainawa terdapat sebuah bukit bernama Bukit Tobat. Di bukit ini dibangun beberapa bangunan untuk para pengunjung bukit ini oleh Jamilah putri Nasiruddaulah Hamdani, penguasa pemerintahan Hamdanian, sebagai pusat kota Mosul.[49] Dalam sebagian sumber dikatakan bahwa tujuh kali ziarah ke bukit ini pahalanya sama dengan satu haji.[50]Tempat ini dijadikan tempat berlindung oleh kaum Yunus saat melihat azab dan di sana lah mereka bertobat.[51]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Saad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld.1, hlm. 47
  2. Hasyimi Bagdadi, al-Muhabbar, hlm.388
  3. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.2, hlm.978
  4. QS. Al-Shaffat: 139; Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.583
  5. Ibnu Jauzi, al-Muntazhim, jld.1, hlm.395
  6. Ibnu Atsir, Kamil, Tarikhe Buzurge Islam wa Iran, jld.4, hlm.140; Nablusi, al-Hadhrah al-Unsiyah, hlm.294
  7. QS. Al-Nisa: 163; QS. Al-An'am: 86; QS. Yunus: 98; QS. Al-Shaffat: 139; QS. Al-Qalam: 48
  8. QS. Al-Anbiya: 87 dan 88
  9. Himyari, al-Raudh al-Muaththar, hlm.585; Masudi, Muruj al-Dzahab, jld.1, hlm.237
  10. Himyari, al-Raudh al-Muaththar, hlm.585
  11. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.583-685
  12. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.583-585
  13. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.583-585
  14. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, hlm.583-585
  15. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.583-585
  16. Bal'ami, Tarikhnameh Tahabari, jld.1, hlm.583-585
  17. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.585-587
  18. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.585-587
  19. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.585-587
  20. Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.585-587
  21. Bal'ami, Tarikhnameh, jld.1, hlm.585-587
  22. Bal'ami, jld.1, hlm.585-587
  23. Tarikhnameh Thabari, jld.1, hlm.585-587
  24. Hirawi, al-Isyārāt ila Makrifah al-Ziyārāt, hlm.62
  25. Hirawi, al-Isyārāt ila Makrifah al-Ziyārāt, hlm.63
  26. Maqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.191
  27. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld.74, hlm.290
  28. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld.74, hlm.290
  29. Muqaddasi, Affarinisy wa Tarikh, jld.1, hlm.487
  30. Moqrizi, Taqiyuddin Ahmad bin Ali, Imta' al-Asma', jld.9, hlm.180
  31. Pesan Imam Shadiq as untuk membaca Zikir Yunusiyah. Apa Zikir Yunusiyah?
  32. Pesan Imam Shadiq as untuk membaca Zikir Yunusiyah. Apa Zikir Yunusiyah?
  33. Apakah Nabi Yunus maksum?
  34. Jawaban Ayatullah Jawadi Amoli mengenai syubhat Yunus berbuat dosa
  35. Maqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.181
  36. Yaqut Hamawi, Mu'jam al-Buldān, jld.2, hlm.290; Tamimi Sam'ani, al-Ansāb, jld.4, hlm.213; Nablusi, al-Hadhrah al-Unsiyah, hlm.293
  37. Ibnu al-Faqih Hamdani, Kitab al-Buldān, hlm.211
  38. Tsaqafi Kufi, al-Ghārāt, hlm.262
  39. Barraqi, Tarikh Kufah, hlm.103; Barraqi, Tarikh Najaf, hlm.54
  40. Qurah Jonlu, Jughrafiya-e Tarikhi Kisywarhaye Islami, jld.1, hlm.289
  41. Tathili, Rihlah Benyamin al-Tathili, hlm.264
  42. Yaqut Hamawi, Mu'jam al-Buldān, jld.2, hlm.543; Mahallati, Maātsir al-Kubara Tarikh Samarra, jld.1, hlm.157-158
  43. Abdurai, Rihlah al-Abdirai, hlm.468; Abu al-Yaman Alimi, al-Uns al-Jalil, jld.1, hlm.138
  44. Serangan Zionis terhadap kuburan Nabi Yunus as
  45. Gunung Nabi Yunus
  46. Ibnu Mustaufi, Tarikh Arbil, jld.2, hlm.172
  47. Maqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.206
  48. Kelompok ekstrim Daisy meledakkan kuburan Nabi Yunus di Mosul
  49. Mqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.206
  50. Maqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.206
  51. Maqdisi, Ahsan al-Taqāsim, jld.1, hlm.206

Daftar Pustaka

  • Abduray, Muhammad bin Muhammad. Rehlah al-Abdiray. Damaskus: Dar Sa'aduddin, cet. 2, 1426 H.
  • Abu al-Yaman Alimi, Abdurrahman bin Muhammad. Al-Uns al-Jalil bi Tarikhi al-Quds wa al-Khalil. Oman, al-Khalil: Maktabah Danis, cet.1, 1420 H.
  • Bal'ami, Muhammad bin Muhammad. Tarikhnameh Thabari. Riset: Muhammad Rusyan. Teheran: Surusy, cet.2, 1378 HS.
  • Barraqi, Husain. Tarikh Kufah. Terjemahan Said Rad Rahimi. Masyhad Muqaddas: Astane Quds Rezavi, cet. 1, 1381 HS.
  • Himyari, Muhammad bin Abdul Mun'im. Al-Raudh al-Muaththar fi Khabar al-Aqthar. Peneliti/editor: Ihsan Abbas. Beirut: Maktabah Lubnan Nasyirun, cet. 2, 1984.
  • Hirawi, Ali bin Abi Bakar. Al-Isyārāt ila Ma'rifat al-Ziyārwt. Peneliti/editor: Ali Umar. Kairo: Maktabah ats-Tsaqafah ad-Diniyah, cet. 1, 1423 H.
  • Serangan Zionis atas kuburan nabi Yunus. Berita Ikna, 29-08-1396 HS
  • Gunung Nabi Yunus. Situs Informasi Palestin fi adz-Dzakirah. 06-03-2008 M
  • Dzikr Yunisiyah Cist? 5-12-1396 HS
  • Apakah Nabi Yunus maksum? Situs Informasi Tibyan, 28-02-1388 HS
  • Kelompok Takfiri DAISH mengebom kuburan Nabi Yunus di Mosul. Berita Isna, 03-05-1393 HS
  • Jawaban Ayatullah Jawadi Amuli terhadap syubhat pelaksaan doa oleh nabi Yunus, Situs Syafaqna, 31-03-1394 HS
  • Ibnu al-Faqih Hamedani, Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad Ishaq Hamedani. Kitab al-Buldan. Riset; Yusuf alHadi. Beirut: Alam al-Kutub, cet. 1, 1416 H.
  • Ibnu Asakir, Ali bin Husain. Tarikh Madinah Dimasyq. Peneliti/editor: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Fikr, cet, 1415 H.
  • Ibnu Atsir, Izzuddin Ali. Kamil Tarikhe Buzurge Islam wa Iran. Terjemahan Abul Qasim Halat dan Abbas Khalili. Teheran: Muassasah Mathbu'ati Ilmi, 1371 HS.
  • Ibnu Jauzi, Abul Faraj Abdurrahman bin Ali bin Muhammad. Al-Muntazam fi Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Riset: Muhammad Abdul Qadir Atha dan Musthafa Abdul Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, 1412 H.
  • Ibnu Mustaufi, Mubarak bin Ahmad. Tarikh Arbil. Irak: Dar ar-Rasyid li an-Nasyr, cet. 1, 1980.
  • Ibnu Sa'ad, Muhammad bin Saad bin Muni' Hasyimi Bashri. Ath-Thabaqāt al-Kubra. Riset: Muhammad Abdul Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, 1410 H.
  • Mahallati, Dzabihullah. Maātsir al-Kubara' Tarikh Samarra. Qom: Al-Maktabah al-Haidariyah, cet. 1, 1384 HS.
  • Maqdisi, Muhammad bin Ahmad. Ahsan at-Taqāsim. Terjemahan Ali Naqi Munzawi. Teheran: Syirkate Muallifan wa Mutarjimane Iran, cet. 1, 1361 H.
  • Maqdisi, Muthahar bin Thahir. Affarinesy wa Tarikh. Terjemahan Muhammad Ridha Syafii Kadkuni. Teheran: Āgah, cet. 1, 1374 HS.
  • Mas'udi, Abul Hasan Ali bin Husain bin Ali. Muruj adz-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar. Riset: Asad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah, cet. 2, 1409 H.
  • Muqrizi, Taqiyuddin Ahmad bin Ali. Imta' al-Asma' bima li an-Nabi min al-Ahwāl wa al-Amwāl wa al-Hafadah wa al-Mata'. Riset: Muhammad Abdul Hamd al-Nasimi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, 1420 H.
  • Nablusi,Abdul Ghani bin Ismail. Al-Hadhrah al-unsiyah fi ar-Rihlah al-Qudsiyah. Editor/peneliti: Akram Hasan Ulba. Beirut: Al-Mashadir, cet.1, 1411 H.
  • Qarichanlu, Husain. Jughrafiya Tarikhi Kisyvarhaye Islami. Teheran: Samane Muthaleeh wa Tadwin Kutub Ulume Insani Daneshgaha, Markazi Tahqiq wa Tausieh Ulume Insani, cet.1, 1380 HS.
  • Tamimi, Sam'ani, Abu Said Abdul Karim bin Muhammad bin Manshur. Al-Ansāb. Riset: Abdurrahman bin Yahya Muallimi Yamani. Hydarabad: Majlis Dāirah al-Ma'ārif al-Utsmaniyah, cet.1, 1382 H.
  • Tathili, Benyamin binYunah. Rehlah Banyamin at-Tathili. Azra Haddad. Peneliti/editor: Abdurrahman Abdullah Syaikh. Abu Dabi: Al-Majma' ats-Tsaqafi, cet. 1, 2002.
  • Tsaqafi Kufi, Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad. Al-Ghārāt. Riset: Jalaluddin Husaini Armawi. Teheran: Anjume Ātsār Milli, 1353 HS.
  • Yaqut Hamudi. Mu'jam al-Buldān. Syihabuddin Abu Abdillah Yaqut bin Abdullah Hamudi. Beirut: Dar Shadir, cet. 2, 1995.
  • Hasyimi Bagdadi, Abu Jakfar Muhammad bin Habib bin Umayah. Al-Muhabbar. Riset: Ilse Lichtenstadter. Beirut: Dar al-Āfaq al-Jadidah, tanpa tahun.