Hadis Madinatul 'Ilmi
Hadis Madinatul 'Ilmi, (bahasa Arab:حدیث مدینة العلم) adalah hadis dari Nabi Muhammad saw tentang Imam Ali as, yang menunjukkan posisi dan kedudukan Imam Ali as lebih tinggi dan lebih berilmu dari semua sahabat Nabi saw yang lain. Hadis ini juga sekaligus menunjukkan posisi Imam Ali as sebagai sumber rujukan dalam agama setelah Nabi Muhammad saw.
Matan Hadis
Hadis Madinatul 'Ilmi memiliki banyak jalur periwayatan dan dengan teks redaksional yang sedikit berbeda. Di antaranya sebagai berikut:
أنا مدينة العلم و عليّ بابها فمن اراد العلم فليأت الباب
"Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintu gerbangnya. Maka barangsiapa yang hendak memasuki kota tersebut harus masuk melalui pintunya.” [1]
أنا مدينة العلم و عليّ بابها فمن اراد العلم فليأته من بابه
"Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya gerbangnya. Maka barangsiapa yang menghendaki ilmu, maka ia harus masuk melalui pintunya.” [2]
أنا دار الحکمة و عليّ بابه
"Aku adalah rumah hikmah, dan Ali adalah pintunya.” [3]
Derajat Kesahihan dan Kemutawatiran Hadis
Hadis Madinatul 'Ilmi dikalangan muslim Syiah derajatnya mutawatir, dan juga diakui kesahihannya oleh sebagian ulama Ahlusunnah seperti Muhammad bin Jarir Thabari, Hakim Naisyaburi, Khatib Baghdadi dan Jalaluddin Suyuti Hasan. Sebagaimana yang termaktub dalam kitab al-Ghadir (buku). [4]
terdapat 21 orang dari kalangan ahli hadis Sunni yang menetapkan kedudukan hadis ini hasan dan sahih.
Perawi Hadis
Dari kalangan sahabat dan tabi'in
- Imam Ali as
- Imam Hasan as
- Imam Husain as
- Abdullah bin Abbas
- Jabir bin Abdullah Anshari
- Abdullah bin Mas'ud
- Abdullah bin Umar
- Huzaifah bin Yaman
- Anas bin Malik
- Amru bin Ash
- Imam Sajjad as
- Imam Baqir as
- Ashbagh bin Nubatah
- Jarir Dhabbi
- Sa'id bin Jubair
- Abdullah bin Utsman bin Khatim dan Abdurrahman bin Utsman [5]
Lainnya:
- Hafiz Yahya bin Mu'yin Baghdadi [6]
- Syaibani [7]
- Tirmidzi [8]
- Thabari [9]
- Hakim Naisyaburi [10]
- Baghdadi [11]
- Ibnu Abdul Bar [12]
- Ibnu Maghazali [13]
- Sam'ani [14]
- Ibnu Atsir [15]
- Dzahabi [16]
- Ibnu Shabagh Maliki [17]
- Suyuti [18]
- Alusi [19]
Ucapan Sebagian Ulama Ahlusunnah Mengenai Hadis Madinatul 'Ilmi
Ganji Syafi'i
Semua Ahlulbait as dan para Sahabat serta Tabi'in berkenaan dengan hukum-hukum Ilahi menanyakannya kepada Imam Ali as, dan mereka mengambil fadhilah ilmu dan hikmah darinya. Hadis ini berkenaan dengan ketinggian maqam dan keutamaan yang dimiliki oleh Ali as, karenanya dengan keutamaan ini ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah Swt, Nabi Muhammad saw dan seluruh kaum Mukminin. [20]
Abu Sa'id Khalil 'Alai
Apa ada dalil yang dapat menafikan keberadaan hadis ini?. Sebagian orang melemahkan kedudukan hadis ini, namun tidak memiliki dalil untuk menunjukkan ketidak sahihan sanadnya dan kejujuran para saksinya. [21]
Ibnu Hajar Asqalani
Hadis ini memiliki banyak sanad dan karenanya tidak pantas untuk bisa dilemahkan. [22]
Pengakuan Sahabat akan Ketinggian Ilmu Imam Ali as
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab seringkali meminta perlindungan kepada Allah Swt setiap kali mendapat kesulitan khususnya dalam masalah ilmu, jika Imam Ali as tidak sedang berada di sisinya. Ucapannya yang masyhur mengenai hal ini adalah, "Jika Ali bin Abi Thalib tidak ada, maka celakalah Umar.” [23]
Aisyah
Camkan, Ali bin Abi Thalib adalah sepandai-pandainya manusia mengenai Sunnah. [24]
Ibnu Abbas
Aku bersumpah atas nama Allah Swt, bahwa Ali bin Abi Thalib telah mendapatkan ilmu Sembilan persepuluh, dan demi Allah sepersepuluh ilmu yang kau dapat, Ali juga mengetahuinya. [25]
Abdullah bin Mas'ud
Sebagaimana Al-Quran telah turun dalam tujuh huruf, dan tidak ada satupun huruf dari ketujuh huruf tersebut kecuali mengandung makna zahir dan batin, dan ilmu mengenai zahir dan batinnya ada disisi Ali bin Abi Thalib. [26] Yang paling pandai dari ahli Madinah adalah Ali bin Abi Thalib. [27]
Muawiyah
Muawiyah dari yang diperintahkan untuk ditulisnya, ia sering menanyakannya kepada Ali bin Abi Thalib, sehingga ketika ia mendengar kabar terbunuhnya Imam Ali as, Muawiyah berkata, "Pemahaman dan ilmu tertutup dengan kematian putra Abi Thalib.” [28]
Catatan Kaki
- ↑ Hakim Naisyaburi, jld. 3, hlm. 21.
- ↑ Ibnu Abd al-Barr, jld. 3, hlm 1102.
- ↑ Tirmidzi, jld. 5, hlm. 637.
- ↑ Amini, jld. 6, hlm. 78-79.
- ↑ Zarandi, hlm. 113.
- ↑ Hakim Naisyaburi, jld. 3, hlm. 138.
- ↑ Hlm. 138.
- ↑ Ibnu Atsir, jld. 7, hlm. 437.
- ↑ Hlm. 105.
- ↑ Jld. 3, hlm. 137.
- ↑ Tārikh Baghdād, jld. 4, hlm. 348.
- ↑ Al-Isti'āb, Bagian ketiga, hlm. 1102.
- ↑ Hlm. 80.
- ↑ Jld. 3, hlm. 475.
- ↑ Jld. 9, hlm. 473.
- ↑ Jld. 4, hlm. 1231.
- ↑ Hlm. 36.
- ↑ Jāmi' al-Shaghir, jld. 1, hlm. 415, jld. 2705.
- ↑ Lihat Qs. Adz-Dzaariyaat ayat 1.
- ↑ Ghanji, hlm. 220, 222 dan 223.
- ↑ Suyuthi, al-Laāli al-Mashnu'ah, jld. 1, hlm. 155 dan 333.
- ↑ Ibnu Hajar al-'Asqalani, jld. 2, hlm. 155.
- ↑ Ibnu Abd al-Barr, jld. 3, hlm. 39.
- ↑ Ibnu Abd al-Barr, jld. 3, hlm. 362.
- ↑ Ibnu Abd al-Barr, jld. 3, hlm. 40.
- ↑ Abu Na'im Isfahani, jld. 1, hlm. 65.
- ↑ Amini, jld. 3, hlm. 91.
- ↑ Ibnu Abd al-Barr, jld. 2, hlm. 463.
Daftar Pustaka
- Al-Alusi, Mahmud, Ruh al-Ma'āni fi Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim wa al-Saba' al-Matsani, Dar Ahyā al-Turats al-Arabi, Beirut, tanpa tahun.
- Ibnu Atsir al-Jazarim, Mu'jam Jāmi' al-Ushul fi Ahādits al-Rasul, Riset oleh Muhammad al-Qomi, Dar Ahyā al-Turats al-Arabi, Beirut, tanpa tahun.
- Ibnu Hajar 'Asqalani, Lisān al-Mizān, Muasassah al-Ilmi lil Mathbu'at, Beirut, 1390 H.
- Ibnu Shabagh Maliki, al-Fushul al-Muhimmah, Riset oleh Sami al-Ghariri, Dar al-Hadits, Qom, 1379 S.
- Ibnu Abd al-Barr, al-Isti'āb, riset oleh Ali Muhammad Bajawi, Dar al-Jail, Beirut, 1992 M.
- Ibnu Magazali, Manāqib Ali bin Abi Thalib, Maktabah Islamiyah, Tehran.
- Abu Na'im Isfahani, Hilyah al-Auliya' wa Thabaqāt al-Shufiyah, Dar al-Kitāb al-'Arabi, Beirut, 1387 H.
- Amini, al-Ghadir, Dar al-Kitāb al-'Arabi, Beirut, 1397 H.
- Baghdadi, Tārikh Baghdad, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut, 1417 H.
- Tirmidzi, al-Jāmi' al-Shahih, riset oleh Ahmad Muhammad Syakir, Markaz Iththila'at wa Madarik Islami, tanpa tahun.
- Hakim Naisyaburi, al-Mustadrak 'ala al-Shahihain, Riset oleh Musthafa Abdul Qadir 'Atha, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut, tanpa tahun.
- Dzahabi, Tadzkirat al-Hafādzh, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut.
- Zarandi, Nadzham dar al-Simthain, Hasan Bir Jundi, Majma Jahani Ahlul Bait, Tehran, 1425 H.
- Sam'ani, al-Ansāb, riset oleh Abdullah Umar al-Barudi, penerbit Dar al-Fikr, Beirut.
- Suyuthi, Jāmi' al-Shaghir, Dar al-Fikr, Beirut, 1401 H.
- Suyuthi, al-Laala al-Mashnu'at fi al-Ahādits al-Maudhu'ah, riset oleh Abu Abdurrahman Salah bin Muhammad bin 'Auidhah, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut.
- Syaibani, Fadhail al-Shahābah, riset oleh Washiullah Muhammad Abbas, Muasassah ar-Risalah, Beirut.
- Thabari, Tahdzib al-Atsār, riset oleh Mahmud Muhammad Syakir, Mathba'at al-Muduni, Kairo.
- Ghanji, Syafi'i, Kifāyah al-Thalib, Dar Ahya al-Turats, Beirut.