Tartil
Tartil adalah salah satu adab dan metode untuk membaca Al-Qur'an di mana Al-Qur'an dibaca dengan penuh perenungan dan suara yang indah. Al-Qur'an sendiri menganjurkan Nabi Muhammad saw untuk membaca Al-Qur'an dengan cara ini. Tartil adalah metode khusus dalam qira'ah yang biasanya digunakan oleh umat Islam untuk membaca dan menghatamkan Al-Qur'an.
Makna
Kata Tartil berasal dari kata "Ratal", yang berarti "teratur dan rapi". Tartil berarti membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara berurutan dengan teratur dan terencana. Karena penggunaannya dalam Al-Qur'an, makna ini juga mencakup memperindah ucapan, membaca dengan tenang dan perlahan.[1] Secara terminologis, Tartil berarti membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan teratur, melafalkan huruf dengan benar, menjelaskan kata-kata, memperhatikan dan merenungkan makna ayat, serta memikirkan implikasinya.[2]
Penggunaan dalam Al-Qur'an
Kata Tartil digunakan empat kali dalam Al-Qur'an dan memiliki dua makna:
1. Turunnya Al-Qur'an secara bertahap dan berkesinambungan: Seperti dalam Q.S: Al-Furqan: 32
«وَ قالَ الَّذینَ کَفَرُوا لَوْ لا نُزِّلَ عَلَیهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً واحِدَةً کَذلِکَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤادَکَ وَ رَتَّلْناهُ تَرْتیلاً» [3]
Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan selama 23 tahun, dan penurunan bertahap ini dilakukan dengan teratur dan terencana. Beberapa riwayat juga merujuk pada makna ini, seperti sabda Nabi: "Seluruh Al-Qur'an diturunkan kepadaku ayat demi ayat dan huruf demi huruf."[4]
2. Metode membaca Al-Qur'an: Seperti dalam Q.S: Al-Muzzammil: 4
«وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا» [5]
Allah memerintahkan Nabi untuk membaca Al-Qur'an dengan Tartil dan melarangnya dari membaca dengan tergesa-gesa.[6] Dalam hal ini, Tartil merujuk pada metode membaca Al-Qur'an yang sama seperti cara Nabi saw membacanya saat wahyu turun.[7] Beberapa riwayat juga menjelaskan Tartil sebagai metode membaca Al-Qur'an, seperti sabda Nabi: "Tartil adalah melafalkan huruf dan kata-kata Al-Qur'an dengan jelas dan baik saat membacanya."[8]
Beberapa tabi'in mengartikan Tartil sebagai membaca satu ayat Al-Qur'an, mengulanginya, dan melantunkannya dengan mata yang berlinang air mata, serta mengaitkannya dengan sunnah Rasulullah saw.[9] Beberapa riwayat dari Ahlul Bait as juga merujuk pada makna ini.[10]
Ciri-Ciri Tartil
Tartil memiliki beberapa ciri khas: 1. Perenungan dan perhatian terhadap makna Al-Qur'an;[11] 2. Memperindah suara: Membaca Al-Qur'an dengan suara yang indah.[12] Namun, dalam beberapa riwayat, istilah "tahsin" (memperindah) diganti dengan "tahzin" (menyedihkan). Tahzin berarti menurunkan suara dan membaca Al-Qur'an dengan penuh kesedihan.[13] Tartil juga dikaitkan dengan waktu malam dan keadaan tahajud serta qiyamul lail.[14]
Menerapkan Tartil dalam Metode Qira'ah
Tartil adalah prinsip dalam membaca Al-Qur'an dan harus diterapkan dalam setiap metode qira'ah, seperti halnya tajwid.[15] Ibnu Jazari membagi metode qira'ah Al-Qur'an menjadi tiga: tahqiq, hadr, dan tadwir, di mana Tartil harus diterapkan dalam ketiganya.[16]
Tartil di Era Modern
"Tartil" adalah metode membaca Al-Qur'an dengan cepat, seragam, dan berirama. Di dunia Islam, metode ini digunakan dalam pengajaran dan menghafal Al-Qur'an.Templat:Sumber diperlukan
Catatan Kaki
- ↑ Zaid bin Ali, 1412 H, hlm. 352; Thusi, Al-Tibyan, Dar Ihya' al-Turath al-Arabi, jilid 10, hlm. 162; Raghib, Mufradat, 1412 H, hlm. 341; Maibudi, Kasyf al-Asrar, 1361 HS, jilid 10, hlm. 261; Razi, Ruh al-Jinan, 1387 H, jilid 11, hlm. 298.
- ↑ Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, 1414 H, jilid 11, hlm. 265. Suyuthi, Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an, 1394 H, jilid 1, hlm. 346.
- ↑ QS Al-Furqan: 32.
- ↑ Halabi, Al-Sirah al-Halabiyah, jilid 1, hlm. 260.
- ↑ QS Al-Muzzammil: 4.
- ↑ Ibnu Jazari, Dar al-Kitab al-Arabi, jilid 1, hlm. 208.
- ↑ Ibnu Jazari, Al-Nasyr, Dar al-Kitab al-Arabi, jilid 1, hlm. 208.
- ↑ Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur, Muhammad Amin Damaj, jilid 6, hlm. 277.
- ↑ Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur, Muhammad Amin Damaj, jilid 6, hlm. 277.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1385-1388 H, jilid 7, hlm. 268; jilid 67, hlm. 342-343; jilid 24, hlm. 75; jilid 92, hlm. 191.
- ↑ Lihat: Ibnu Katsir, Tafsir, 1416 H, jilid 7, hlm. 142; Qurtubi, Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, jilid 19, hlm. 37; Zarqasyi, Al-Burhan, 1391 H, jilid 1, hlm. 449-450; Ibnu Jazari, Al-Tamhid, 1409 H, jilid 1, hlm. 208-209; Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur, Muhammad Amin Damaj, jilid 1, hlm. 299-300.
- ↑ Thabarsi, Majma' al-Bayan, 1412 H, jilid 9, hlm. 569; Majlisi, Bihar al-Anwar, 1385-1388 H, jilid 92, hlm. 191.
- ↑ Maibudi, Kasyf al-Asrar, 1361 HS, jilid 10, hlm. 266; Thabarsi, Majma' al-Bayan, 1412 H, jilid 9, hlm. 569; Jurjani, Al-Ta'rifat, 1408 H, hlm. 55.
- ↑ Ibnu Jazari, Al-Nasyr, Dar al-Kitab al-Arabi, jilid 1, hlm. 209.
- ↑ Ibnu Jazari, Al-Nasyr, Dar al-Kitab al-Arabi, jilid 1, hlm. 250; Ibnu Jazari, Al-Tamhid, 1409 H, hlm. 62-64.
- ↑ Ibnu Jazari, Al-Nasyr, Dar al-Kitab al-Arabi, jilid 1, hlm. 205-207.
Daftar Pustaka
- Ibnu Jazari, Muhammad, Al-Tamhid, disunting oleh Ghanim Qaduri Muhammad, Beirut, 1409 H/1989 M.
- Ibnu Jazari, Muhammad, Al-Nasyr fi al-Qira'at al-'Asyr, Beirut, Dar al-Kitab al-Arabi.
- Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-'Azhim, Beirut, 1416 H/1996 M.
- Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, Beirut, Dar Shadir, cetakan ketiga, 1414 H.
- Abul Futuh Razi, Ruh al-Jinan, disunting oleh Abul Hasan Sha'rani dan Ali Akbar Ghaffari, Tehran, 1387 H.
- Jurjani, Ali, Al-Ta'rifat, Beirut, 1408 H/1988 M.
- Halabi, Ali, Al-Sirah al-Halabiyah, Beirut, Al-Maktabah al-Islamiyah.
- Raghib Isfahani, Husain, Mufradat Alfaz al-Qur'an, disunting oleh Shafwan Adnan Dawudi, Damaskus/Beirut, 1412 H/1992 M.
- Zarkasyi, Muhammad, Al-Burhan, disunting oleh Muhammad Abul Fadl Ibrahim, Beirut, 1391 H/1972 M.
- Zaid bin Ali, Tafsir, disunting oleh Hasan Muhammad Taqi Hakim, Beirut, 1412 H/1992 M.
- Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur, Beirut, Muhammad Amin Damaj.
- Suyuthi, Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an, penelitian oleh Muhammad Abul Fadl Ibrahim, penerbit: Al-Hai'ah al-Mishriyah al-'Ammah lil-Kitab, 1394 H.
- Thabarsi, Fadhl, Majma' al-Bayan, disunting oleh Hasyim Rasuli Mahallati, Beirut, 1412 H/1992 M.
- Thusi, Muhammad, Al-Tibyan, disunting oleh Ahmad Habib Qashir Amili, Beirut, Dar Ihya' al-Turath al-Arabi.
- Qurtubi, Muhammad, Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, Tehran, 1385-1388 H.
- Maibudi, Abul Fadl, Kasyf al-Asrar, disunting oleh Ali Asghar Hikmat, Tehran, 1361 HS.