Ummu Kultsum Putri Imam Ali as
Peran | Perawi Hadis • Penyampai Khotbah di Kufah |
---|---|
Ayah | Imam Ali as |
Ibu | Sayidah Fatimah az-Zahra sa |
Lahir | Tahun 6 Hijriah |
Tempat Lahir | Madinah |
Pasangan | Pernikahan Ummu Kultsum dengan Umar bin Khattab |
Tempat Dimakamkan | Pemakaman Bab al-Shaghir • Jannatul Baqi (menurut sebuah pendapat) |
'Ummu Kultsum putri Imam Ali as (bahasa Arab: اُمّ كلثوم بنت علي بن أبي طالب) adalah anak perempuan Imam Ali as dan Fatimah Zahra sa yang menurut Syekh Mufid, lahir setelah Imam Hasan as, Imam Husain as dan Zainab sa.
Dilaporkan bahwa Imam Ali memiliki anak perempuan lain dengan nama atau kunyah Ummu Kultsum, dikarenakan kesamaan nama tersebut, terjadi perbedaan pendapat terkait kehidupan Ummu Kultsum. Kisah kontroversial dalam hal ini adalah pernikahan Ummu Kultsum dengan Umar bin Khattab, khalifah kedua, yang disebutkan dalam buku-buku sejarah dan hadis dan banyak ulama Syiah yang menerimanya dan beberapa menentangnya.
Menurut beberapa hadis Syiah, pernikahan ini terjadi di bawah ancaman Khalifah kedua, dan karena paksaan serta taqiyyah. Sekelompok ulama Syiah juga berpendapat demikian.
Dalam beberapa sumber rujukan, Ummu Kultsum dianggap sebagai salah satu wanita yang hadir dalam peristiwa Karbala; Tetapi menurut beberapa orang seperti Sayid Muhsin Amin, seorang penulis biografi Syiah, Ummu Kultsum meninggal sebelum peristiwa Karbala dan Ummu Kulthum yang hadir di Karbala mungkin adalah putri Imam Ali as yang lain dan istri dari Muslim bin Aqil.
Terdapat sebuah makam di Syria, menurut keyakinan beberapa orang adalah makam dari Ummu Kultsum; Tetapi sebagian percaya bahwa makam tersebut milik Ummu Kultsum yang lain yang masih darti keluarga Nabi saw, sementara Ummu Kultsum, putri Imam Ali as dan Fatimah sa, dimakamkan di pemakaman Baqi' di kota Madinah.
Kelahiran dan Nasab
Menurut ulama Syiah dan Sunni, Ali as dan Fatimah sa memiliki seorang anak perempuan bernama Ummu Kultsum.[1] Dalam beberapa sumber rujukan, kelahirannya dilaporkan terjadi pada masa Nabi saw,[2] tetapi Dzahabi sejarawan Ahlusunah (W. 748 H) menulis bahwa dia dilahirkan sekitar tahun 6 Hijriah.[3]
Begitu juga, menurut Syekh Mufid dalam Al-Arsyad, menyebutkan dia adalah anak perempuan yang lahir setelah Zainab sa;[4] tetapi dalam biografi Ibnu Ishaq, seorang penulis biografi abad pertama dan 2 Hijriah, namanya disebutkan sebelum nama Zainab sa; Tetapi tidak dijelaskan apakah dia atau Zainab sa yang lebih tua.[5]
Silsilah keluarga Ahlulbait as
|
---|
Kunyah dan Lakabnya
Syekh Mufid menyebutkan bahwa nama Ummu Kultsum adalah Zainab Sughra dan kunyahnya adalah Ummu Kultsum.[6] Menurut Syekh Abbas Qummi dalam buku Al-Kuna wa al-Alqab, menyebutkan bahwa Nabi (SAW) memberinya kunyah ini karena kemiripan Zainab Sughra dengan putrinya Ummu Kultsum.[7]
Sayid Muhsin Amin, seorang penulis biografi Syiah (1284-1371 H) menulis bahwa Imam Ali as memiliki tiga atau empat putri dengan nama atau kunyah Ummu Kultsum:
1. Ummu Kultsum Kubra putri Fatimah sa. 2. Ummu Kultsum istri Muslim bin Aqil, dimana ada kemungkinan adalah Ummu Kultsum Wustha. 3. Ummu Kultsum Shugra. 4. Zainab Sugra dengan kunyah Ummu Kultsum.[8]
Menurutnya, dua orang yang terakhir mungkin saja adalah satu orang atau mungkin juga dua orang dan Imam Ali as memiliki empat anak perempuan dengan nama atau kunyah ini.[9]
Suami dan Anak-anak
Menurut Ibnu Sa'ad, sejarawan dan penulis biografi abad ke-2 dan ke-3 Hijriah, Ummu Kultsum pertama kali menikah dengan Umar bin Khattab, khalifah kedua. Setelah kematian Umar, dia menjadi istri sepupunya Aun putra Ja'far bin Abi Thalib. Setelah kematian Aun, dia menikah dengan saudara iparnya Muhammad, dan setelah kematian Muhammad, dia menikah dengan saudara iparnya yang lain Abdullah bin Ja'far, yang sebelumnya adalah suami dari saudari perempuannya Zainab sa;[10] Namun Muqrizi (766-845 H) sejarawan dan penulis biografi telah melaporkan bahwa setelah kematian Umar, dia pertama kali menikah dengan Muhammad bin Ja'far dan setelah kematiannya, dia menikah dengan Aun dan meninggal saat dia masih menjadi istrinya.[11]
Pernikahan dengan Umar bin Khattab
Kisah pernikahan Ummu Kultsum dengan Umar bin Khattab, khalifah kedua, merupakan isu kontroversial dan diperdebatkan: menurut kitab-kitab sejarah Syiah dan Sunni, seperti Tarikh Ya'qubi dan Tarikh Tabari, serta sumber-sumber rujukan hadis Syiah seperti Al-Kafi dan Tahdzib al-Ahkam, menyebutkan bahwa Ummu Kulthum menikah dengan Umar.[12] Mirza Jawad Tabrizi dan Sayid Ali Milani, telah meneliti kedua riwayat yang ada dalam kitab Al-Kafi, menemukan kesahihan hal tersebut.[13] Muhammad Taqi Syusytari, seorang ulama rijal Syiah abad ke-14 dan ke-15 Hijriah, menganggap riwayat-riwayat dalam konteks ini adalah mutawatir dan menganggap terjadinya pernikahan ini adalah sesuatu yang tidak dapat disangkal.[14]
Meskipun demikian, beberapa ulama Syiah, termasuk Ayatullah Mar'asyi Najafi[15] dan Muhammad Jawad Balaghi,[16] tidak menerima pernikahan ini. Buku-buku juga telah ditulis untuk menepis pernikahan ini. Agha Buzurg Tehrani menyebutkan nama-nama ulama yang mengingkari pernikahan ini dalam kitab Al-Dzari'ah.[17]
Menurut pendapat ulama-ulama seperti Sayid Murtadha (355-436 H) dan Fadhl bin Hasan Thabrisi (W. 548 H), pernikahan ini terjadi; Tetapi hal itu terjadi karena paksaan dan taqiyyah.[18] Terdapat hadis yang membenarkan pernyataan ini. Sebagai contoh, dinukil dalam kitab Al-Kafi dari Imam Shadiq as bahwa Ummu Kultsum adalah seorang gadis yang dirampas dari kami.[19] Dalam riwayat lain dari buku yang sama, disebutkan bahwa Umar mengancam Imam Ali as untuk menerima pernikahan.[20]
Hadir di Karbala
Dalam sumber rujukan disebutkan tentang kehadiran Ummu Kultsum dalam peristiwa Karbala. Sebagai contoh, Sayid Ibnu Thawus (589-664 H) menyebut nama Ummu Kultsum di beberapa tempat dalam buku Luhuf; Diantaranya, tangisannya bersama Zainab, ketika Imam Husain as mengatakan kepada mereka bahwa dia akan dibunuh,[21] pidatonya di Kufah dan menyalahkan masyarakat Kufah atas perbuatan mereka[22] dan permintaannya kepada Syimr di Syam untuk membawa mereka ke Damaskus melalui tempat yang membuat mereka jarang dilihat oleh khalayak.[23] Ibnu Thayfur, seorang sejarawan abad ketiga Hijriah, menulis bahwa ketika para tawanan Karbala memasuki Kufah, Ummu Kulthum memberikan khotbah kepada orang-orang di kota ini dan menyalahkan orang-orang Kufah.[24] Tetapi, Sayid Ibnu Thawus menukil khotbah ini dari Zainab sa.[25]
Meskipun demikian, tidak disebutkan dalam sumber-sumber ini bahwa Ummu Kultsum ini adalah putri Imam Ali as dari Fatimah sa. Di sisi lain, ada yang mengklarifikasi bahwa Ummu Kultsum yang hadir dalam peristiwa Karbala adalah putri lain dari Imam Ali as namun bukan dari sayidah Fatimah sa.[26] Sayid Muhsin Amin juga menulis bahwa tidak diketahui Ummu Kultsum manakah yang hadir bersama Imam Husain as di Karbala dari putri-putri Imam Ali as; Tapi kemungkinan besar dia adalah istri Muslim bin Aqil.[27]
Wafat
Terdapat berbagai pandangan terkait waktu kematian Ummu Kultsum dan bagaimana hal itu terjadi. Di antaranya, ditulis bahwa dia dan putranya Zaid meninggal pada waktu yang sama karena sakit, dan ini terjadi saat Ummu Kultsum menjadi istri Abdullah bin Ja'far (W. 80 H).[28] Menurut beberapa rujukan lain, dua orang ini dibunuh dengan racun atas perintah Abdul Malik bin Marwan dan Abdullah bin Umar mensalati jenazah keduanya;[29] tetapi Sayid Muhsin Amin menyebutkan waktu kematiannya adalah sebelum peristiwa Karbala dan sebelum tahun 54 H.[30]
Tempat Pemakaman
Menurut Ibnu Battuta, seorang pengembara dan penulis catatan perjalanan terkenal abad ke-8 Hijriah, makam Ummu Kultsum, putri Ali bin Abi Thalib as dari Fatimah sa, terletak satu farsakh dari Damaskus.[31] Yaqut Hamawi (574-626) H) juga melaporkan makam Ummu Kultsum berada di pinggiran Damaskus.[32]
Tetapi, Ibnu Asakir menulis bahwa Ummu Kultsum meninggal di Madinah dan dimakamkan di pekuburan Baqi dan kuburan yang berada di Damaskus milik orang lain dengan nama yang sama, dimana masih dari keluarga Nabi saw.[33]
Catatan Kaki
- ↑ Untuk panduan, silakan rujuk ke: Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 354; Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 338; Ibnu Abdu al-Bar, al-Isti'ab, jld. 4, hlm. 1954
- ↑ Ibnu Hajar Asqalani, al-Ishabah, jld. 8, hlm. 464; Ibnu Abdu al-Bar, al-Isti'ab, jld. 4, hlm. 1954
- ↑ Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala, jld. 3, hlm. 500
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 354
- ↑ Ibnu Ishaq, Sirah Ibnu Ishaq, jld. 1, hlm. 274
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 354
- ↑ Qummi, al-Kuna wa al-Alqab, jld. 1, hlm. 228
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 484-485
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 484-485
- ↑ Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 338; Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 484-485
- ↑ Muqrizi, Imta' al-Asma, jld. 5, hlm. 370
- ↑ Silakan lihat ke: Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, jld. 2, hlm. 149-150; Thabari, Tarikh al-Thabari, jld. 4, hlm. 410; Kulaini, al-Kafi, jld. 5, hlm. 346; Thusi, Tahdzib al-Ahkam, jld. 8, hlm. 161; Thabrisi, A'lam al-Wara, jld. 1, hlm. 397
- ↑ Tabrizi, al-Anwar al-Ilahiyah, hlm. 123; Milani, Muhadharat fi al-I'tiqadat, jld. 2, hlm. 659
- ↑ Tustari, Qamus al-Rijal, jld. 12, hlm. 216
- ↑ Mara'asyi, Najafi, catatan kaki dalam buku Ihqaq al-Haq, jl. 2, hlm. 490
- ↑ Silakan lihat ke: Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 4, hlm. 172
- ↑ Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 257, jld. 4, hlm. 172, jld. 11, hlm. 146, jld. 15, hlm. 223
- ↑ Sayid Murtadha, Rasail, jld. 3, hlm. 149; Thabrisi, A'lam al-Wara, jld. 1, hlm. 397
- ↑ Kulaini, al-Kafi, jld. 5, hlm. 346
- ↑ Kulaini, al-Kafi, jld. 5, hlm. 346
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 82
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 154-156
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 174
- ↑ Ibnu Thaifur, Balaghat al-Nisa, hlm. 23-24
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 146-148
- ↑ Birri, al-Jauharah fi Nasab al-Imam Ali wa Alihi, hlm. 45
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 484
- ↑ Ibnu Habib Baghdadi, al-Munammaq, hlm. 312
- ↑ Shan'ani, al-Mushannaf, jld. 6, hlm. 164
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 485
- ↑ Ibnu Bathutah, al-Rihlah, jld. 1, hlm. 323
- ↑ Yaqut Humawi, Mu'jam al-Buldan, jld. 3, hlm. 20
- ↑ Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 2, hlm. 309-310
Daftar Pustaka
- Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. al-Dzari'ah ila Tashnif al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa, cet. 2, 1403 HS
- Amin, Sayid Mushin. A'yan al-Syiah. Beirut: Dar al-Ta'arif li al-Mathbu'at, 1403 HS
- Birri, Muhammad bin Abi Bakar. al-Jauharah fi Nasab al-Imam Ali wa Alihi. Beirut: Dar al-Jil, cet. 2, 1414 HS/1993 M
- Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Siyar A'lam al-Nubala. Beirut: Yayasan al-Risalah, 1405 HS/1995 M
- Humawi, Yaqut bin Abdullah. Mu'jam al-Buldan. Beirut: Dar Ihya al-Turats, 1399 HS/1979 M
- Ibnu Abdu al-Bar, Ahmad bin Abdullah. al-Isti'ab fi Ma'rifah al-Shahabah. Beirut: Dar al-Jil, 1412 HS/1992 M
- Ibnu Asakir, Ali bin Hasan. Tarikh Madinah Dimasyq. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 HS/1995 M
- Ibnu Bathutah, Muhammad bin Abdullah. Rihlah Ibnu Bathutah. Riset: Abdul Hadi al-Tazi. Rabat (Maroko): Akademi Kerajaan Maroko, 1417 HS
- Ibnu Habib Baghdadi, Muhammad. al-Munammaq fi Akhbar Quraisy. Riset: Khursyid Ahmad Faruq. Beirut: Alam al-Kutub, cet. 1, 1405 HS/2004 M
- Ibnu Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali. al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah. Riset: Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ai Muhammad Muawidh. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, 1415 HS
- Ibnu Ishaq, Muhammad. Sirah Ibnu Ishaq. Riset: Ahmad Farid al-Mazidi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, 1424 HS/1985 M
- Ibnu Sa'ad, Muhamad. al-Thabaqat al-Kubra. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. 1, hlm. 1410 HS/1990 M
- Ibnu Thaifur, Abu Fadh Ahmad bin Abi Thahir. Balaghat al-Nisa. Qom: Perpustakaan Bashirati, tanpa tahun
- Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. al-Kafi. Riset: Ali Akbar Ghafari: Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah, 1407 HS
- Mar'asyi Najafi, Sayid Syihab al-Din, Catatan kaki Nurullah. Ihqaq al-Haq wa Izhaq al-Bathil. Perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi. Qom: Cet. 1, 1409 HS
- Milani, Sayid ali. Muhadharat fi al-I'tiqadat. Qom: Markaz al-Abhats, 1421 HS
- Mirza Jawad Rabrizi. al-Anwar al-Ilahiyah fi al-Masail al-Aqaidiyah. Dar al-Shiddiqah al-Syahidah, tanpa tempat, 1422 HS
- Mufid, Muhammad bin Muhammad. al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajillah ala al-Ibad. Riset & editor: Yayasan Alilbait. Qom: Kongres Syekh Mufid, cet. 1, 1413 HS
- Muqrizi, Ahmad bin Ali. Imta' al-Asma' bima lin-Nabi min al-Ahwal wa al-Amwal wa al-Hafadah wa al-Mata. Riset: Muhammad Abdul Hamid al-Namisi. Beirut: Dar al-Kutub, 1420 HS/1999 M
- Qummi, Abbas. al-Kuna wa al-Alqab. Teheran: Perpustakaan Shadr, cet. 5, 1368 HS
- Sayid Ibnu Thawus, Ali bin Musa. al-Luhuf ala Qatala al-Thufuf. Teheran: Jahan, cet. 1, 1348 S
- Sayid Murtadha, Ali bin Husain. Rasail al-Syarif al-Murtadha. Qom: Dar al-Quran, 1405 HS
- Shan'ani, Abdul Razaq. al-Mushannaf. Riset: Abdul Rahman A'dhami. al-Majlis al-Ilmi, cet. 2, 1403 HS/1983 M
- Syustari, Muhammad Taqi. Qamus al-Rijal. Qom: Jamiah Mudarrisin, 1419 HS
- Thabari, Muhammad bin jarir. Tarikh Thabari (Tarikh al-Umam wa al-Muluk0. Beirut: Yayasan 'Izzudin li al-Mathbu'at wa al-Nashr, cet. 2, 1413 HS/1992 M
- Thabrisi, Fadhl bin Hasan. A'lam al-Wara bi A'lam al-Huda. Qom: Alulbait, cet. 1, 1417 HS
- Thusi, Muhammad bin Hasan. Tahdzib al-Ahkam. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah, cet. 4, 1407 HS
- Ya'qubi, Ahmad bin Ishaq. Tarikh al-Ya'qubi. Beirut: Dar Shadir, tanpa tahun