Sayid Muhsin al-Amin
Informasi Pribadi | |
---|---|
Nama Lengkap | Sayid Muhsin bin Abdul Karim Amin al-'Amili |
Lahir | 1284 H/1867 |
Tempat lahir | Jabal 'Amil, Lebanon |
Tempat tinggal | Lebanon • Najaf • Damaskus |
Wafat/Syahadah | 1371 H/1952 |
Tempat dimakamkan | Damaskus |
Kerabat termasyhur | Husain Dzi al-Dam'ah bin Zaid Syahid |
Informasi ilmiah | |
Guru-guru | Akhund Khurasani • Haj Agha Ridha Hamadani • Sayid Ahmad al-Karbalai |
Murid-murid | Sayid Mahdi Ibn Sayid Hasan Al Ibrahim Husaini al-'Amili • Syaikh Munir 'Asirain |
Karya-karya | A'yan al-Syi'ah • Haq al-Yaqin fi Luzum al-Ta'lif bain al-Muslimin • Kasyf al-Irtibay fi Itba' Muhammad bin Abd al-Wahab |
Kegiatan Sosial dan Politik | |
Sosial | Aktif mengkritisi amalan-amalan bid'ah dan menyimpang |
Sayid Muhsin bin Abdul Karim al-Amin al-'Amili (bahasa Arab: السید محسن بن عبدالکريم الامین العاملي) adalah seorang fakih Syiah, ahli bahasa dan penulis biografi yang berasal dari Jabal Amil Lebanon yang nasabnya bersambung sampai ke Husain Dzi al-Dam'ah bin Zaid Syahid. [1] Untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, ia pergi ke Najaf dan setelah menyelesaikan pelajaran fikih dan ushul ia mencapai derajat ijtihad dan mengajar sejumlah murid. Selain memiliki penguasaan yang mumpuni dalam ilmu-ilmu agama, ia juga menguasai ilmu bahasa. Ia menulis syair dan ahli dalam mengkritisi syair. [2]
A'yan al-Syiah adalah salah satu karya terpentingnya dalam bentuk ensiklopedia yang berisi biografi ulama-ulama dan pembesar Syiah. Kitab tersebut ditulisnya dengan tujuan mengidentifikasi kebudayaan Syiah serta untuk mendokumentasikan peran Imamiah dalam kemajuan peradaban Islam. Untuk melengkapi data-data risetnya dan memperkaya referensi, ia melakukan perjalanan ke sejumlah negara seperti Suriah, Yordania, Palestina, Mesir, Irak dan Iran. [3]
Pada tahun 1371 H/1952, Sayid Muhsin meninggal dunia di Damaskus. Jenazahnya dimakamkan di depan Haram Sayidah Zainab sa berhadapan dengan pintu utama. [4]
Kelahiran dan Nasab
Ia adalah putra dari Abdul Karim al-'Amili yang lahir pada tahun 1284 H/1867 di tengah-tengah keluarga sayid yang terkemuka di salah satu desa di Jabal Amil Lebanon yang bernama Suqra. Ibunya adalah putri Syaikh Muhammad Hasan Falhah al-Maisi, salah seorang ulama yang terkenal saleh dimasanya. Nasabnya bersambung sampai Husain Dzi al-Dam'ah bin Zaid Syahid. [5]
Pendidikan dan Guru-guru
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di kampung halaman, ia mempelajari Mantik, Nahwu dan Bayan di salah satu desa di Jabal Amil. Di Bintu Jubail ia menyelesaikan pelajarannya atas bimbingan Musa Syararah.
Pada tahun 1308 H/1891 ia ke Najaf untuk memperdalam ilmu agamanya. Sampai pada tahun 1319 H/1901 ia belajar dibawah bimbingan sejumlah ulama besar seperti Muhammad Thaha Najaf, Haj Agha Reza Hamadani dan Akhund Khurasani. Ia juga belajar kharij fikih dan ushul di bawah bimbingan Muhammad Baqir Najam Abadi dan Sayid Ahmad Karbalai sampai ia mencapai derajat ijtihad dan juga mengajar sejumlah murid.
Selain memiliki penguasaan yang mumpuni dalam ilmu-ilmu agama, ia juga menguasai ilmu bahasa. Ia menulis syair dan ahli dalam mengkritisi syair. [6]
Para Murid
- Sayid Hasan, putra pamannya sendiri Sayid Mahmud
- Sayid Mahdi Ibn Sayid Hasan Al Ibrahim Husaini 'Amili
- Sayid Munir 'Asiran
- Sayid Amin Ibn Sayud Ali Ahmad Husaini 'Amili
- Sayid Ali bin Syaikh Muhammad Marwah 'Amili Hadatsi
- Syaikh Abdul Latif Syibli Nashir 'Amili Hadatsi
- Ustad Adib Taqi al-Dimasyqi
- Syaikh Mustafa Khalil Shuri
- Syaikh Ali Shuri
- Syaikh Husain Samru Hammashi al-Gharawi
- Syaikh Ali Syami' Hamshi al-Gharawi
- Syaikh Ali Hama al-Dimasyqi [7]
Aktivitas Keilmuan
Sebagaimana dituliskan Sayid Muhsin Amin sendiri dalam kitabnya al-Rahiq al-Makhtum, untuk menghidupkan dan menyebarkan ajaran Islam dan memperbaiki tradisi-tradisi yang menurutnya bertentangan dengan akal dan agama, ia melakukan perjalanan ke Damaskus dan terlibat dalam berbagai aktivitas dakwah dan pendidikan selama lebih dari 50 tahun.
Sayid Muhsin Amin menjadi anggota Majelis Ilmiah Arab Damaskus pada tahun 1361 H/1942 dan menjadi anggota aktif sampai akhir hayatnya. [8] Untuk menanamkan pemahaman keislaman pada generasi muda, ia mendirikan beberapa sekolah dan menulis sendiri buku-buku pelajaran yang diajarkan. [9] Untuk memperkaya referensi dan melengkapi data-data dari riset-riset serta bahan tulisannya, ia mengunjungi sejumlah negara seperti Suriah, Yordania, Palestina, Mesir, Irak dan Iran. [10]
Mengoreksi Tradisi Ritual Berduka untuk Imam Husain as
Sayid Muhsin Amin adalah salah seorang pelopor dalam mengoreksi pemikiran Syiah pada masa kontemporer. Setelah kembali ke Jabal 'Amil, ia menyadari banyak khurafat dan kesalahan dalam penukilan narasi Peristiwa Asyura yang digunakan dalam tradisi berkabung untuk Imam Husain as, karenanya ia berusaha meluruskannya. Dalam hal ini, ia menulis sejumlah buku untuk menggantikan buku-buku maqtal yang sudah ada sebelumnya, yang ia yakini banyak berisi kedustaan dan penyimpangan.
Berikut judul-judul buku yang dimaksud:
- Lawa'ij al-Asyjan fi Maqtal al-Imam al-Husain, terbit tahun 1911
- Asdaq al-Akhbar fi Qishshah al-Akhdz bi ltsar, buku mengenai Tawwabin terbit tahun 1912
- Al-Durr al-Nadhid fi Maratsi al-Sibt al-Syahid; berisi puisi-puisi duka untuk Imam Husain as. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga buku tersebut diterbitkan dalam satu jilid oleh penerbit al-'Irfan. Majalah al-'Irfan menulis, tidak ada seorang pun Syiah yang tidak membutuhkan buku tersebut.[11]
- Al-Majalis al-Sunniyyah fi Mashaib wa Manaqib al-Itrah al-Nabawiyyah, diterbitkan dalam lima jilid. Pada mukadimah jilid I, ia menjelaskan mengenai tata cara majelis duka yang benar. Dibagian yang sama yaitu di Muqaddamah Muhimmah, ia menyebutkan mengenai riwayat yang dipalsukan pembaca Rawdah mengenai tradisi memukul dada dan melukai diri dalam majelis Asyura. Ia menyebut hal tersebut bertentangan dengan agama dan dilarang. [12]
- Iqamah al-La'im 'ala Iqamah al-Matam
Kitab al-Majalis al-Sunniyyah, ditulis dengan tujuan menggantikan maqtal-maqtal yang sebelumnya sering digunakan dalam majelis Asyura, yang menurut Sayid Muhsin Amin memuat riwayat-riwayat yang tidak benar dan menyimpang. Membaca dan mendengarkan kisah-kisah yang tidak benar dan mengandung kedustaan, mendorong ia menulis kitab tersebut untuk meluruskannya. [13]
Gerakan pembaharuan tersebut, tidak berhenti sampai disitu. Ia juga memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melarang takziyah dan syabikhani (tradisi berkabung masyarakat setempat). Ia secara terbuka dan terang-terangan melarang dan mengharamkan tindakan-tindakan yang menurutnya tidak benar dan tidak seharusnya dilakukan di majelis-majelis duka. Pada tahun 1342 H/1924, disalah satu acara Syabikhani terjadi perkelahian yang merenggut nyawa dua orang. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Sayid Muhsin Amin untuk menyampaikan kepada masyarakat mengenai keburukan acara Syabikhani dan ritual-ritual Asyura lainnya yang bertentangan secara syar'i seperti melukai diri sendiri. Sayid Muhsin Amin mengharamkan tata cara tersebut dan meminta pejabat pemerintah untuk juga melarang dan menghentikannya.
Dengan fatwanya mengharamkan syabikhani, acara tersebut telah dihentikan di kota Damaskus selama ia masih hidup. [14] Dalam beberapa waktu yang tidak lama, salah satu majalah di Beirut, menganalisa pandangan-pandangan Sayid Muhsin Amin dan turut menyebarkan pandangan-pandangan tersebut ke tengah-tengah masyarakat.
Pada saat bersamaan, beberapa artikel yang ditulis Sayid Mahdi Musawi Qazwini yang menentang qamezani (melukai diri dengan senjata tajam dalam acara Asyura) juga diterbitkan. Artikel-artikel tersebut mendapat reaksi dan penentangan keras. Beberapa artikel ditulis menentang dan mengkritik Sayid Muhsin Amin dan Qazwini. Sayid Muhsin Amin di kampung halamannya, di Syuqra Lebanon mendapat serangan dari kelompok yang menolak pandangannya, khususnya di Jabal 'Amil ia mendapat penentangan yang lebih keras. Menurut Jakfar al-Khalili, Abdul Husain Shadiq di Nabathieh dan Abdul Husain Syarafuddin di Tirus melakukan penentangan atas pandangan-pandangannya. [15]
Untuk menjawab semua sanggahan dan kritikan yang ditujukan padanya, Sayid Muhsin Amin menulis kitab al-Tanzih li-A'mal al-Syabih.
Karya-karya
Sayid Muhsin Amin meninggalkan karya yang sangat banyak. Dinukil pada bulan Syawal tahun 1370 H/1950 diusia 86 tahun, Sayid Muhsin Amin berkata, "Sekarang usiaku 86 tahun. Disaat tulang-tulangku telah merapuh dan tubuhku menjadi lemah, namun dalam kondisi ini, siang dan malam, pagi dan sore, diperjalanan dan di rumah, aku tidak pernah menghentikan tanganku dari menulis."[16]
Sebagian dari karya Sayid Muhsin Amin:
A'yan al-Syiah
A'yan al-Syiah adalah karya terpenting Sayid Muhsin Amin. Karya ini berupa ensiklopedia yang memuat biografi tokoh-tokoh dan Rijal Syiah, termasuk menuliskan periode kehidupan Imam-imam Syiah. Dalam buku ini diteliti sebanyak 11733 tokoh Syiah termasuk pendapat dan karya-karyanya. Penulisan buku ini dimaksudkan untuk menyajikan identitas budaya Syiah dan menunjukkan peran tokoh-tokoh Syiah dalam kemajuan peradaban Islam. [17]
Buku ini merupakan referensi biografi tokoh-tokoh penting Syiah, mulai dari perawi, ahli hadis, qari, mufassir, fukaha, penguasa, para ahli teolog , khatib, sastrawan, sampai ilmuwan dalam bidang bahasa, sharaf, nahwu, bayan, mantik, matematika, media, astronom dan juga termasuk biografi tokoh seperti raja-raja dan menteri-menteri. [18]
A'yan al-Syiah terdiri dari 10 jilid besar, yang jilid I dan sebagian dari jilid II berupa mukadimah dan riwayat hidup Nabi Muhammad saw, Fatimah az-Zahra sa dan Aimmah Syiah as. Dari sebagian jilid II sampai jilid terakhir memuat biografi tokoh-tokoh Syiah. Mustadrak A'yan al-Syiah dibuat setelah Sayid Muhsin Amin wafat oleh putranya Hasan al-Amin.
Karya lain Sayid Amin adalah Haqq al-Yaqin fi Luzum al-Ta'lif bain al-Muslimin. Dalam kitab ini ia menekankan perlunya persatuan dalam umat Islam. [19] Karya pentingnya yang lain adalah Kasyf al-Irtiyab fi 'Itba' Muhammad bin 'Abd al-Wahhab, kitab yang dibuat khusus untuk membantah keyakinan Wahabi. [20]
Lawa'ij al-'Asyjan fi Maqtal al-Husain
Lawa'ij al-'Asyjan fi Maqtal al-Husain adalah salah satu karya penting lainnya, dimana Sayid Muhsin Amin membahas Peristiwa Asyura dalam kitab ini.
Di antara karyanya yang mendapat perhatian lainnya adalah al-Tanzih li-A'mal al-Syabih. Kitab ini ditulis untuk mengoreksi dan membantah beberapa cara berkabung di kalangan umat Syiah dimasanya dalam memperingati Asyura seperti melukai diri yang menurutnya bertentangan dengan hukum syar'i. Kitab ini diterjemahkan dalam bahasa Persia pada tahun 1322 S namun oleh kelompok yang menentangnya menarik kitab tersebut dari peredaran dan membakarnya. [21]
Kepribadian dan Keilmuan
Sayid Muhsin Amin dikenal sebagai ulama yang berani dalam menyampaikan pendapat pribadinya, seperti kritikan dan penentangannya terhadap beberapa ritual dalam acara berduka untuk Imam Husain as yang menempatkannya dalam posisi yang sulit. [22] Dua karakter keilmuannya, yaitu ia mengkritik sebagian pendapat dari mazhab-mazhab yang ada sembari berupaya keras membangun persatuan umat Islam untuk bisa hidup berdampingan satu sama lain. Meskipun ia membantah pandangan Wahabi dalam sejumlah karyanya seperti Kasyf al-Irtiyab dan al-'Uqud al-Duriyya [23], ia juga menekankan pentingnya persatuan umat Islam dalam karyanya Haqq al-Yaqin fi Luzum al-Ta'lif bain al-Muslimin. [24]
Wafat
Sayid Muhsin Amin pada pertengahan malam Ahad 4 Rajab tahun 1371 H/19 April 1952 menutup matanya untuk selama-lamanya. Jenazahnya dimakamkan di depan pintu masuk utama Haram Sayidah Zainab sa di Damaskus Suriah. [25]
Catatan Kaki
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 333
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 333-334, 341, 351-352; Hamud, al-Rijal wa al-Aqidah, hlm. 117-118
- ↑ Syarif Razi, Ganjineh Danesymandan, jld. 1, hlm. 247; Fadhlullah, al-Sayid Muhsin al-Amin, 166-168
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 383
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 333
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 333-334, 341, 351-352; Hamud, al-Rijal wa al-Aqidah, hlm. 117-118
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 371
- ↑ Lih. Majalah al-Jam'i al-'Ilmi al-'Arabi, hlm. 620
- ↑ Lih. Majalah al-Jam'i al-'Ilmi al-'Arabi, hlm. 619
- ↑ Syarif Razi, Ganjineh Danasymandan, jld. 1, hlm. 247; Fadhlullah, al-Sayid Muhsin al-Amin, 166-168
- ↑ Harakah al-Ishlah al-Syi'ih, 'Ulama Jabal 'Amil wa Adbawah min Nihayah al-Daulah al-Utsmaniyah ila Bidayah Istiqlal Libnan, hlm. 301. Kitab ini adalah literatur paling klasik di bidangnya, dan laporan mengenai kitab ini ditulis oleh Agha Sayid Musthafa Mathbu'ahci dalam Mahnameh Kitab-e Din terbitan bulan Bahman tahun 1384 S.
- ↑ Al-Majalis al-Sunniyyah fi Manaqib wa Mashaib al-'Itrah al-Thahirah, jld. 1, hlm. 7
- ↑ Harakah al-Ishlah al-Syi'ah, hlm. 302
- ↑ Harakah al-Ishlah al-Syi'ah, hlm. 304
- ↑ Harakah al-Ishlah al-Syi'ah, hlm. 308
- ↑ Amin, Ayin Sugwari, hlm. 20
- ↑ Untuk daftar karya-karyanya, lih. Masyar, Muallifin Kutub Chapi Farsi wa 'Arabi, jld. 5, hlm. 206-210
- ↑ Mehrdad Abbasi, riset: Hasan al-Amin dalam menilai A'yan al-Syi'ah dan penulisan mustadrak kitab tersebut.
- ↑ Lih. Zaraqath, al-Janib al-Ishlahi al-'Allamah al-Sayid Muhsin al-Amin al-'Amili: al-Mashlah al-Islami al-Sayid Muhsin al-Amin, hlm. 184-185
- ↑ Lih. Hasyimi, al-Kulliyah, hlm. 401
- ↑ Jalal Al Ahmad, Yek Cha wa Du Chaleh, hlm. 49
- ↑ Lih. Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 361-363; Hamud, al-Rijal wa al-Aqidah, hlm. 121-123
- ↑ Hasyimi, al-Kulliyah, hlm. 401
- ↑ Lih. Zaraqath, al-Janib al-Ishlah al-'Allamah al-Sayid Muhsin al-Amin al-'Amili: al-Mashlah al-Islami al-Sayid Muhsin al-Amin, hlm. 184-185
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 10, hlm. 383
Daftar Pustaka
- Abbasi, Mehr Dad. Kūsyesy ha-ye Hasan al-Amīn dar be Tsamar Resondan-e A'yān asy-Syi'ah wa Ta'lif-e Mustadrakāt-e on. Majalah Ketab Mah-e Din. No 65. Teheran: 1381HS (2002).
- Amin, as-Sayid Muhsin. Āyīn-e Sugwārī (terjemahan dari kitab Iqnā' al-Lāim 'ala Iqāmah al-Maātim) . Qom: Nasyr-e Habib, 1389 HS(2010).
- Amin, as-Sayid Muhsin. A'yān asy-Syi'ah. Diedit oleh Hasan Amin. Beirut: 1403 H.
- Fadhlullah, Hadi. As-Sayid Muhsin al-Amīn. Majalah Ats-Tsaqafah al-Islamiyyah. no 29. Damaskus: 1410 H.
- Hamud, Muhammad. Ar-Rajul wa al-Aqīdah. Majalah Ats-Tsaqafah al-Islamiyyah, No 12. Damaskus: 1407 H.
- Hasyimi, Ihsan. Al-Kulliyah. Beirut: No 15, 1928.
- Majalah al-Majma' al-'Ilmi al-'Arabi. No 27. Damaskus: 1372 H.
- Masyar, Khanbaba. Muallifīn-e Kutub Copī Farsī wa Arabī. Teheran: 1343 HS(1964).
- Syarif ar-Radhi, Muhammad bin Husain. Ganjīne-ye Dānesymandon. Teheran: 1352 HS (1973).
- Zaraqath, Abdul Majid. Al-Jānib al- Ishlāhī lil Allāmah as-Sayid Muhsin al-Amīn al- 'Āmilī: Al-Mushlih al-Islāmī as-Sayid Muhsin al-Amīn. Damaskus: 1412 H.