Hari Dauh
Hari Dauh (bahasa Arab: يوم الدوح) adalah nama lain dari Hari Ghadir; hari di mana Nabi Muhammad saw memperkenalkan Imam Ali as sebagai wali dan penggantinya kepada umat.
Sebab Penamaan
Kata Dauh adalah bentuk jamak dari Dauhah, yang berarti pohon besar, rimbun, dan teduh. Hal ini karena di tempat di mana Nabi Muhammad saw menetapkan Imam Ali as sebagai khalifah (Ghadir Khum), terdapat beberapa pohon gurun yang rindang. [catatan 1] Ketika mereka melaksanakan salat di bawah naungan pohon-pohon tersebut pada siang hari, di Hari Ghadir juga disebut sebagai Yaum al-Dauh (Hari Pohon Rindang). Seperti yang diungkapkan oleh penyair kuno Syiah, Kumait bin Zaid al-Asadi (W. 126 H) dalam syair terkenalnya yang berjudul Hasyimiyat:[1]
Selain itu, Imam Ali as dalam sebuah khotbah yang disampaikan pada hari Jum'at yang bertepatan dengan Hari Raya Ghadir, menyebut hari Ghadir dengan ungkapan Yaum al-Dauh.[2]
Pranala Terkait
Catatan
- ↑ "Pohon ini juga disebut Talh dan Ummu Ghaylan. Ummu Ghaylan adalah pohon berduri yang tumbuh di padang pasir. Orang awam menyebutnya Talh, sedangkan penduduk gurun menyebutnya Samr, dan dalam bahasa Persia disebut Mughaylan. Lihat, Dehkhoda, "Lughatnameh", entri Ummu Ghaylan.
Catatan Kaki
Daftar Pustaka
- Hakimi, Muhammad Reza. "Hamaseh-e Ghadir". Qom: Dalil-e Ma, 1389 HS.