Tahdzib al-Ahkam (buku)

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Tahdzib al-Ahkam
Judul AsliTahdzib al-Ahkam
PengarangSyekh Thusi
BahasaArab
SubyekHadis Fikih
Seri10
Diterbitkan olehDar al-Ta'aruf li al-Mathbu'at


Tahdzib al-Ahkam (bahasa Arab: تهذيب الأحكام) adalah kumpulan hadis dari Abu Ja'far Muhammad bin Hasan Thusi (460 H/1068) terkenal dengan gelar Syekh Thaifah. Kitab ini adalah kitab standar dari kumpulan riwayat dan termasuk Kutub Arba'ah dan Syekh Thusi menulis kitab ini sebelum menulis kitab al-Istibshar. Tahdzib al-Ahkam hanya berisi tentang penjelasan hukum-hukum syar'i.

Pengenalan secara Ringkas

Kitab ini merupakan salah satu kitab paling standar dalam kumpulan riwayat Syiah, kitab ketiga dari Kutub Arba'ah dan diterima oleh semua ulama dan fukaha Syiah. Tahdzib al-Ahkam memuat kumpulan riwayat-riwayat fikih dan hukum-hukum syari'at yang diriwayatkan dari Ahlulbait as. Syekh Thusi menulis kitab ini atas syarah kitab al-Muqni'ah karya Syekh Mufid.

Kitab Tahdzib al-Ahkam lebih bnayak memuat riwayat-riwayat yang dibutuhkan fukaha dan para mujtahid dalam berijtihad. Kitab-kitab ini juga memuat pembahasan-pembahasan fikih, ushul, rijal dan pembahasan-pembahasan penting lainnya. Syekh Thusi dalam kitab ini tidak membahas tema-tema dalam bidang Ushul Aqaid dan hanya menjelaskan cabang-cabang (furu) dan hukum-hukum syar'i yaitu semenjak awal hingga akhir fikih dan dari kitab thaharat hingga diyah (denda harta yang wajib diberikan kepada korban atau ahli warisnya). Urutan judul kitab ini seperti kitab al-Muqni'ah.

Argumentasi-argumentasi yang digunakan Syekh Thusi dalam kitabnya diambil dari Alquran (zahir dan sharih (tegas), kandungan, dalil dan makna-makna Alquran), hadis-hadis yang pasti akurat (qath'i, seperti hadis mutawatir dan hadis-hadis yang memiliki petunjuk jelas atas kebenarannya), ijma' di antara kaum muslimin atau ijma diantara ulama Syiah, dan pada akhirnya juga mengisyaratkan adanya riwayat-riwayat yang masyhur di antara para sahabat. Kitab ini terdiri dari 393 bab dan 13590 hadis.

Pada akhir kitab, tercantum masyaikhah atau para guru yang memuat sanad-sanad kitab yang dipakai oleh Syekh Thusi atas riwayat-riwayat yang dinukilnya. Atas masyaikhah kitab Tahdzib juga telah ditulis syarah-syarah atasnya seperti Syarah Allamah Sayid Hashim Bahrani dengan nama Tanbih al-Arib dan Tadzkirah al-Labib fi Idhāh Rijāl al Tahdzib.

Karya Pertama Syekh Thusi

Tahdzib al-Ahkam adalah kitab pertama kali yang ditulis oleh Syekh Thusi dan pada kitab itu, ia tidak mengisyaratkan satu pun karyanya namun ia secara berkali-kali menjadikan kitab ini sebagai rujukan dari kitab-kitabnya yang lain. [1]

Menurut sang pengarang dalam kitab al-Istibshar[2] penulisan kitab ini dimulai setelah penulisan dan pencetakan kitab Tahdzib al-Ahkām selesai dan kitab al-'Uddah fi Ushul al-Fiqh ditulis setelah dua kitab tersebut.[3]

Tujuan Penulisan Kitab

Berdasarkan paparan Syekh Thusi dalam mukadimah Tahdzib al-Ahkām[4] ada salah seorang temannya yang menceritakan tentang adanya hadis yang secara tersurat bertentangan di dalam referensi-referensi Syiah dan sahabatnya tersebut mengingatkan bahwa hal ini mengundang kritikan dari para penentang Syiah dan menyebabkan terpisahnya kalangan umum Syiah yang tidak mengetahui duduk persoalannya dari madzhab yang benar. Oleh karena itu, ia meminta Syekh Thusi untuk menulis syarah yang berisi argumentasi atas kitab Muqni'ah karya Syekh Mufid dimana dalam kitab itu selain menuliskan sanad-sanadnya yang jelas setiap hadis, juga menuliskan tentang hadis-hadis yang saling bertentangan dan cara menyelesaikan pertentangan hadis kemudian menakwilkan hadis-hadis itu dan menerangkan bentuk-bentuk hadis yang dhaif (lemah). Kitab Tahdzib ditulis untuk menjawab permasalahan-permasalahan ini dan pada dasarnya memiliki sisi teologis. [5]

Masa Penulisan

Masa penulisan kitab Tahdzib al-Ahkām tidak jelas, namun sebagian peneliti dari beberapa indikasi mengutarakan sejarah penulisan kitab ini. Atas dasar ini, dari ibarat "Ayyadahullah" (semoga Allah mendukungnya) tentang Syekh Mufid pada mukadimah kitab dan penyebutannya secara berulang pada jilid pertama dan pada permulaan jilid kedua dan setelahnya, dan digantinya ibarat itu dengan "Rahimahullah" (semoga Allah merahmatinya), menunjukkan bahwa penulisan kitab Tahdzib dimulai semenjak kehidupan Syekh Mufid dan setelah wafatnya Syekh Mufid (Ramadhan 413 H) penulisan itu dilanjutkan hingga selesai. [6]

Metode Penulisan

Dasar asli penulisan itu adalah syarah utuh semua permasalahan yang ada di kitab Muqni'ah dengan argumentasi yang kuat dan pasti (seperti Alquran, Sunah mutawatir, sunnah dengan petunjuk yang pasti, ijma') menyebutkan tentang hadis-hadis masyhur para Imam dan takwil atau melemahkan hadis-hadis yang saling bertentangan. [7] Dalam metode penulisan ini dimana kebanyakan pembahasan thaharat berdasarkan metode penulisan tersebut, pengarang kadang-kadang menyandarkan kepada argumentasi-argumentasi seperti ijma' murakab (menurut istilah ulama mutaakhir), pendapat-pendapat para syaikh dan bentuk-bentuk kesamaan aqli. [8] Syekh Thusi juga mengisyaratkan kepada hadis-hadis Ahlusunah yang mursal. [9] Dalam bagian kitab ini dijelaskan pula berbagai pembahasan tentang Alquran, adabiyat (sharaf, nahwu dan lughat) dan pendapat-pendapat kaum Ushuliyun. [10]

Meskipun Syekh Thusi pada awalnya memulai kitab Tahdzib al-Ahkām dengan menjelaskan secara utuh tentang semua permasalahan kitab Muqni'ah yang diperkaya dengan argumentasi dengan dalil-dalil qath'i seperti Alquran, sunah mutawatir, ijma' dan hadis-hadis masyhur Imamiyah, namun selanjutnya untuk menghindari ketebalan kitab dan juga supaya tidak keluar dari barometer sebuah kitab hadis, ia mengganti metode penulisannya dan hanya mencukupkan dengan menuliskan hadis-hadis Syiah dan menyelesaikan pertentangan yang ada diantara hadis-hadis. Ia kemudian memutuskan untuk tidak mengikuti pembahasan yang ada dalam kitab Muqni'ah dan lebih banyak menuliskan hadis-hadis fikih, oleh sebab itu pada tiga jilid pertama ditambahkan bab-bab tentang ziarah. [11] Dengan demikian, kitab Tahdzib al-Ahkam ditulis dengan dua metode yang disamping memiliki perbedaan dalam volume, juga memiliki perbedaan persanadan dalam hadis-hadis. [12]

Kedudukan Kitab Tahdzib

Bila dibandingkan dengan Kutub Arba'ah yang lain, kitab Tahdzib al-Ahkam paling banyak mencakupi hadis-hadis fikih dan merupakan sumber referensi terpenting dalam istinbat fikih Imamiyah.

Kumpulan Penting Hadis Syiah Penulis Tanggal Wafat Jumlah Hadis-hadis Keterangan
Al-Mahasin Ahmad bin Muhammad Barqi 274 H Sekitar 2604 Sekumpulan dari riwayat-riwayat dengan pelbagai tema seperti fiqih dan akhlak
Al-Kafi Muhammad bin Yakub al-Kulaini 329H. Sekitar 16000 Pembagian hadis-hadis akidah dan keyakinan, akhlak daan moral serta hukum fiqih
Kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih Syaikh Shaduq 381 H Sekitar 6000 Hadis-hadis Fiqih
Tahdzib al-Ahkam Syaikh Thusi 460 H Sekitar 13600 Hadis-hadis tentang Fiqih
Al-Istibshar Syaikh Thusi 460 H Sekitar 5500 Hadis-hadis Fiqih
Al-Wafi Faidh al-Kasyani 1091H Sekitar 50000 Kumpulan riwayat-riwayat kitab-kitab Arb'ah dengan membuang hadis-hadis pengulangan dan penerangan sebagian riwayat
Wasail al-Syi'ah Syaikh Hurr al-Amili 1104 H 35850 Hadis-hadis Fiqih yang ada di kitab-kitab Arba'ah dan lebih dari tujuh puluh kitab hadis lainnya
Bihar al-Anwar Allamah Majlisi 1110 H Sekitar 85000 Kumpulan terbanyak riwayat-riwayat para maksum dalam pelbagai topik
Mustadrak al-Wasail Mirza Husain Nuri 1320H 23514 Pelengkap hadis-hadis fiqih kitab Wasail al-syiah
Safinatul al-Bihar Syaikh Abbas Qummi 1359 H 10 jilid pemberian daftar isi untuk kitab Bihar al-Anwar sesuai dengan huruf alif ba
Mustadrak Safinatu al-Bihar Syaikh Ali Namazi 1405 H 10 jilid Takmil Safinatu al-Bihar
Jami'u Ahadits al-Syiah Ayatullah Burujerdi 1380H 48342 Mencakup pustaka hadis-hadis fiqih Syiah yang sesuai pada tempatnya
Mizan al-Hikmah Muhammadi Rey Syahri Kontemporer 23030 564 tema selain fiqih
Al-Hayat Muhamamd Ridha al-Hakim Kontemporer 12 jilid 40 pasal dalam pelbagai topik pemikiran dan keilmuan

Pentingnya dari sisi Fikih

Menurut tulisan Bahrul Ulum, pada dasarnya, kitab ini membuat para fakih tidak memerlukan kitab lain. [13] Sayid Ibnu Thawus menilai bahwa kitab al-Kāfi dan at-Tahdzib merupakan kitab-kitab fikih yang paling utama.[14] Allamah Hilli menyebut kitab ini sebagai kitab fikih asli dan meyakini bahwa kitab ini bersama dengan kitab Muqni'ah merupakan sumber referensi fikih yang paling besar.[15]

Dalam referansi-referensi fikih, pandangan Syekh Thusi dalam at-Tahdzib dipandang sebagai fatwanya dan banyak dinukil dan dikritisi. [16]

Sebagian fatwa Syekh Thusi dalam Tahdzib al-Ahkām merupakan pendapat khusus Syekh Thusi atau apa-apa yang ia yakini. [17] Kadang-kadang fatwanya dalam kitab ini dan dalam kitab al-Istibshar berbeda dengan fatwa-fatwanya dalam kitab-kitab fikih lainnya.[18]

Pentingnya dari sisi Hadis

Kitab Tahdzib al-Ahkam selain merupakan kitab yang penting dari sisi fikih, dari sisi hadis juga sangat penting di kalangan fukaha dan ulama Syiah. Selain kitab-kitab Fihrist menyebutkan dan menyifati kitab at-Tahdzib,[19] dalam karya-karya kitab hadis selanjutnya, ia selalu dijadikan standar dan selalu dinukilkan darinya. [20] Dalam karya-karya tulis Ibnu Thawus sangat banyak dinukil dari isi kitab at-Tahdzib. ini menunjukkan betapa pentingnya kitab at-Tahdzib[21] Ibnu Idris [22] memilih hadis-hadis yang menarik perhatian dan menukilkan pada akhir kitab al-Sarair.

Sebagian ulama Akhbari dengan mendasarkan perkataan Syekh Thusi dalam kitab al-'Uddah fi Ushul al-Fiqh[23] menghukumi akan kebenaran sanad hadis-hadis yang ada di kitab at-Tahdzib seperti Kutub Arba'ah.[24] Namun dengan mengingat bahwa Syekh Thusi terkait dengan hadis-hadis yang saling bertentangan, menjelaskan akan kelemahan hadis-hadis itu, maka ketidakbenaran pendapat ulama Akhbari ini dipersoalkan. [25]

Syarah-syarah dan Hawasyi

Agha Buzurg Tehrani dalam kitabnya, al-Dzari'ah mengenalkan 16 syarah dan 20 hasyiyah (keterangan) atas at-Tahdzib [26]

Dalam referensi-referensi yang lain, terdapat pula nama-nama Hawasyi lain atas kitab ini, seperti Hawasyi Syekh Ahmad Ihsani [27], Hawasyi Mirdamad atas Kutub Arba'ah [28] dan Jāmi al-Hawasyi. [29]

Demikian juga Maladz al-Akhyār karya Allamah Majlisi yang berjumlah 16 jilid merupakan syarah sempurna atas Tahdzib al-Ahkām.[30] Dalam syarah ini, banyak sekali dinukil poin-poin dari pensyarah at-Tahdzib lain khususnya syarah Muhammad Taqi Majlisi dan Abdullah Tustari. [31]

Kitab-kitab lain yang berkaitan dengan Tahdzib al-Ahkam

Selain kitab-kitab syarah atas Tahdzib al-Ahkām dan Hawasyinya, beberapa terjemahan dan ringkasannya pun telah dicetak, antara lain:

  • Tarjamah Tahdzib al-Ahkām, Muhammad Gilani Gilani [32]
  • Tarjamah Tahdzib al-Ahkām, Muhammad Yusuf Gurkani [33]
  • Mukhtashar Mazār Kitab al-Tahdzib, Muhammad Jawijani [34]
  • Guzide-e Tahdzib, Muhammad Baqir Behbudi
  • Tanbih al-Arib wa Tadzkirah al-Labib fi Idhāh Rijāl al-Tahdzib, Sayid Hasyim Bahrani dan ringkasannya, Intikhab al-Jaid min Tanbihāt al-Sayid, Hasan Damastani [35]
  • Risalah fi Asānid al-Tahdzib, karya Fahruddin Thuraihi [36]
  • Tashih al-Asānid karya Mirza Muhammad Ardabili pengarang kitab Jami' al-Ruwāt [37]
  • Tartib Asānid Kitāb al-Tahdzib karya Ayatullah Burujerdi yang ditulis tangan oleh Hasan Nuri Hamedani, dimana naskah pertamanya diberi judul dengan nama Tanqih Asānid al-Tahdzib.

Naskah-naskah Tahdzib al-Ahkam

Banyak naskah-naskah tulisan tangan dari kitab Tahdzib al-Ahkām yang dikoleksi dalam perpustakaan-perpustakaan Islam. Naskah paling klasik dalam sejarah Tahdzib al-Ahkām (ditulis pada tahun 575) dimana jilid ke-4 dan sebagian ke-5 disimpan di Perpustakaan Ayatullah Sayid Muhammad Ridha Gulpaigani di Qom. [38]

Kitab Tahdzib al-Ahkām pertama kali dicetak terdiri dari dua jilid lembaran yang diedit oleh Ahmad Syirazi dan Baqir Quchani pada tahun 1317 HS dan 1318 HS dan dicetak dalam bentuk cetakan Sanggi. Cetakan-cetakan lain Tahdzib al-Ahkām di cetak dalam bentuk cetakan Waziri dan terdiri dari 10 jilid, salah satunya diedit oleh Sayid Hasan Musawi Khurasan dan dicetak di Najaf dan yang lainnya lagi adalah yang diedit oleh Muhammad Ja'far Syamsuddin di cetak di Beirut dan satu lagi diedit oleh Ali Akbar Ghaffari dan dicetak di Tehran.

Catatan Kaki

  1. Thusi, al-Nihāyah, hlm. 235-243; Thusi, al-Jumal wa al-Uqud fi al-Ibadāt, hlm. 160; Thusi, Kitab al-Khilāf, jld. 4, hlm. 15-110; Thusi, al-Mabsuth, jld. 1, hlm. 386, jld. 7, hlm. 123; Thusi, al-Tibyān, jld.3, hlm. 121, Tahdzib al-Ahkām, jld. 1, hlm. 2, 10, 14, 133, 137, 155 dan 175.
  2. Jld. 1, hlm. 2-3.
  3. Thusi, al-Uddah fi Ushul al-Fiqh, jld. 1, hlm. 137.
  4. Jld. 1, hlm. 2-3.
  5. Abidi, hlm. 33-35.
  6. Syubairi, Mashādir al-Syekh al-Thusi fi Kitābihi Tahdzib al-Ahkām, hlm. 186.
  7. Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jld. 1, hlm. 3.
  8. Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jld. 1, hlm. 25. 29, 75, 95, 290 dan 294.
  9. Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jld. 1, hlm. 63, 83, 84, 96.
  10. Syubairi, Mashādir al-Syekh al-Thusi fi Kitābhi Tahdzib al-Ahkām, hlm. 179-187.
  11. Thusi, Tahdzib al-Ahkam, jld. 10, Masyaikhah, hlm. 4.
  12. Syubairi, Cahār Makalah, hlm. 181-184.
  13. Al-Fawāid al-Rijāliyah, jld. 3, hlm. 229.
  14. Ibnu Thawus, Fath al-Abwāb, hlm. 292.
  15. Mukhtalaf al-Syiah, jld. 2, hlm. 355.
  16. Ibnu Idris Hilli,al-Sarāir, jld. 1, hlm. 334-335; Naili, Nuzhah al-Nāzhir fi al-Jām'i baini al-Asybāh wa al-Nazhāir,hlm. 9 dan 11; Muhaqiq Hilli, al-Mu'tabar fi Syarh al-Mukhtashar, jld. 1, hlm. 34, 43, 55; Abi, Kasyf al-Rumuz fi Syarh al-Mukhtashar al-Nāfi', jld. 1, hlm. 48, 60 dan 108; Hilli, Muntaha al-Mathlab, jld. 1, hlm. 29, 56; Allamah Hilli, Tadzkirah al-Fuqahā, jld. 2, hlm. 325, jld. 4, hlm. 130, Syahid Awal, ad-Durus, jld. 1, hlm. 103 dan 201.
  17. Hilli, Mukhtalaf al-Syiah, jld. 1, hlm. 339, jld. 1, hlm. 339, jld. 2, hlm. 38, jld. 3, hlm. 310; Fahr al-Muhaqiqin,Idhāh al-Fawāid, jld. 1, hlm. 73.
  18. Allamah Hilli, Mukhtalaf al-Syiah, jld. 1, hlm. 408-409
  19. Thusi, al-Fihrist, hlm. 447.
  20. Tabrisi, jld. 1, hlm. 132 dan 137.
  21. ghulbarg, Kitāb khāneh Ibnu Thawus wa Ahwāl wa Atsāre u,hlm. 550.
  22. Al-Sarair, Jld. 3, hlm. 628-632.
  23. Syekh Thusi, al-Uddah fi Ushul al-Fiqh, jld. 1, hlm. 137.
  24. Faidh Kasyani, Kitab al-Wafi, jld. 1, hlm. 23-24.
  25. Khui, Mu'jam Rijāl al-Hadits, jld. 1, hlm. 95-97.
  26. Lihat: Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah,Jld. 1, hlm. 307, jld. 4, hal 505-507, jld. 6, hlm. 51-53, 257, jld. 13, hlm. 156-159, jld. 16, hlm. 18.
  27. Bahrani,Anwar al-Badrain, hlm. 412.
  28. Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 110, hal 4.
  29. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 5, hlm. 51.
  30. Arha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 22, hlm. 191.
  31. Majlisi, Maladz al-Akhyār, jld. 1, hlm. 43.
  32. Majlisi, Risalah Ansābe Khandāne Majlisi, hlm. 267.
  33. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 4, hlm. 92.
  34. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzariah, jld. 20, hal 208.
  35. Mudir Syane Chi, Tārikh Hadits, hlm. 146.
  36. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 11, hlm. 64.
  37. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 4, hlm. 193.
  38. Mudir Syanehchi, Tārikh Hadits, hlm. 145.

Daftar Pustaka

  • Abi, Hasan bin Abi Thalib, Kasyf al-Rumuz fi Syarh al-Mukhtashar al-Nafi', Qom: cet. Ali Panah Isytihardi dan Husain Yazdi, 1408-1410 H.
  • Abidi, Ahmad, Syiweh Syekh Thusi dar Tahdzib ak-Ahkām, dar Aine Pazuhesy, Tahun ke-9, no. 1.
  • Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, Iran: Ismailyan Qom dan perpustakaan Islamiah Tehran, 1408 H.
  • Bahrani, Ali bin Husain, Anwar al-Badrain fi Tarajum Ulama al-Qathif wa al-Ihsa wa al-Bahrain, Qom: cet. Muhammad Ali Muhammad Ridha Thabasi, Cet, Offset, 1407 H.
  • Faidz Kasyani, Muhsin, Kitāb al-Wāfi, Isfahan: cet. Dhiyauddin Allamah Isfahani, 1365-1374 HS.
  • Fakhrul Muhaqiqin, Hilli, Muhammad bin Hasan, Idhah al-Fawāid fi Syarh al-Isykālāt al-Qawāid. Qom: cet. Husain Musawi Kermani wa Digaran, 1387-1389 H.
  • Husaini Asykuri, Sayid Jakfar, Ijazat al-Hadits allati Katabaha Syekh al-Muhaditsin wa Muhyi Ma'alimuddin al-Maula Muhammad Baqir Majlisi Isbahani, Qom: 1410 H.
  • Ibnu Idris Hilli, Kitab al-Sarāir al-Hawi li Tahrir al-Fatawi, Qom: 1410-1411 H.
  • Ibnu Thawus, Ali bin Musa. Al-Iqbāl bi al-A'mal al-Hasanah, Cet. Fadhlullah Nuri, cet. Offset, 1367 HS.
  • Ibnu Thawus, Fath al-Abwab baina Dzawi al-Albab wa Baina Rabb al-Arbab fi Istikharat, Qom: cet. Hamid Khafaf, 1409 H.
  • Jazairi, Abdullah, Al-Ijazah al-Kabirah, Qom:cet. Muhammad Samami Hairi, 1409 H.
  • Khui, Sayid Abu al-Qasim, Mu'jam Rijal Hadits, Beirut: 1403 H.
  • Kulbarg, Atan, Kitāb Khāneh Ibnu Thawus wa Ahwāl wa Atsaruhu, Terjemah Ali Qiraati dan Rasul Ja'fariyan,. Qom: 1371 HS.
  • Majlisi, Haidar Ali, Risaleh Ansāb Khāndāne Majlisi, Tehran: cet. Ali Dawani, 1370 HS.
  • Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār, Tehran: 1380 HS.
  • Mudir Syanehci,Kazhim, Tārikh Hadits, Tehran: 1377 HS.
  • Muhaddits Nuri, Mirza Husain, Khatimah Mustadrak al-Wasail, Qom:1415-1420 H.
  • Muhaqiq Hilli, Jakfar bin Hasan, Al-Mu'tabar fi Syarh al-Mukhtashar, Qom:1364 HS.
  • Najasyi, Ahmad bin Ali. Fehrest Asma Mushanifi al-Syiah (Rijal al-Najjasyi), Qom: cet. Musa Syabiri Zanjani, 1407 H.
  • Nili, Husain bin Muhammad, Nuzhah al-Nadzir fi al-Jam' baina al-Asybah wa al-Nadzāir, Najaf: cet. Ahmad Husaini dan Nuruddin Wa'idhi, 1386 H.
  • Syahid Awal, Al-Durus al-Syar'iyah fi Fiqh al-Imamiyah, Qom: 1412-1414 H.
  • Syahrestani, Sayid Shaleh. Nuskheha-yi Khathi Muallafate Syekh Thusi dar Ketāb Khāneh Meli Malak, Dar Yad Name Syekh Thusi, jld. 1, Danesygah, Masyhad, 1384 HS.
  • Syekh Thusi, Al-Istibshār fima Ikhtilāfa min Akhbār, Tehran: cet. Hasan Musawi Khurasan, 1390 H.
  • Syekh Thusi, Al-Jamal wa al-Uqud fi al-Ibadat, Masyhad: cet. Muhammad Wa'idh Zade Khurasani,1347 HS.
  • Syekh Thusi, Al-Mabsuth fi Fiqh al-Imamiyah. Tehran: cet. Muhammad Taqi Kasyfi, 1387 HS.
  • Syekh Thusi, Al-Nihāyah fi Mujarad al-Fiqh wa al-Fatawi. Beirut: 1390 HS.
  • Syekh Thusi, Al-Tibyān fi Tafsir al-Qurān. Beirut: cet Ahmad Habib Qashir Amili.
  • Syekh Thusi, Al-Uddah fi Ushul Fiqh, Qom: cet. Muhammad Ridha Anshari Qumi, 1376 HS.
  • Syekh Thusi, Kitāb al-khilāf.Qom: 1407-1417 H.
  • Syekh Thusi, Tahdzib al-Ahkām, Najaf: cet. Hasan Musawi Kharsan, 1378-1382 H.
  • Syubairi, Muhammad Jawad, Cahar Makalah, Qom: Kongres jahani Hezare Syekh Mufid, 1372 HS.
  • Syubairi, Muhammad Jawad, Mashādir al-Syekh Thusi fi Kitabihi Tahdzib al-Ahkām, majalah Ulumul Hadits, tahun ke-3, no. 6.
  • Thabrisi.Makārim Akhlāk, Qom: cet. Ala Al Ja'far, 1416 H.