Khasais Amirul Mukminin (buku)

tanpa prioritas, kualitas: c
tanpa referensi
Dari wikishia
Khashaish Amirul Mukmini Ali bin Abi Thalib as
Judul Asliخَصائصُ أميرالمؤمنين علی بن أبی طالب رضي الله عنه
PengarangAhmad bin Syuaib Nasai
BahasaArab
SubyekManaqib dan Keutamaan-keutamaan Imam Ali as
Diterbitkan olehBustan Kitab
Tanggal Penerbitan1424 H/2003


Khashaish Amirul Mukmini Ali bin Abi Thalib as (bahasa Arab: (خَصائصُ أمیرالمؤمنین علی بن أبی طالب(ع), (karya Abu Abdi Rahman Ahmad bin Syu'aib Nasa'i (w. 303 H/916) seorang cendikiawan dan tokoh pembesar hadis madzhab Ahlusunah dan pengarang buku al-Sunan. Buku ini ditulis mengenai manaqib dan keutamaan-keutamaan Imam Ali as. Nasai dalam buku ini mengangkat pembahasan-pembahasan tentang Keislaman Ali as, kedudukan dan maqam Imam Ali di sisi Nabi saw, kedekatannya dengan Rasulullah saw, kedudukan istri dan putra-putra Amirul Mukimin as.

Pentingnya Penulis dan Buku

Nasai termasuk dari enam orang perawi Ahlusunah yang sah dan dipercaya yang mana bukunya al-Sunan termasuk dari Shihah al-Sittah Ahlusunnah. Ibnu Hajar berkata:

Nasai di tengah kalangan para sahabat Nabi saw hanya mencari hadis-hadis tentang manaqib dan keutamaan Imam Ali as dan kebanyakan hadis-hadis yang dia kumpulkan adalah hadis-hadis yang memiliki sanad yang baik dan dapat diterima. [1]

Buku Nasai adalah sebuah hakikat sejati yang menunjukkan bahwa para ulama besar hadis dari kalangan Ahlusunah seperti Ibnu Hambal, Ismail Qadhi dan Abu Ali Naisyaburi mengakuinya dan berkata:

Sebenarnya, tidak ada satupun dari para sahabat Nabi saw yang dinukil dengan sanad dan silsilah yang baik seperti Imam Ali as dari sisi manaqib dan keutamaan-keutamaan.[2]

Para cendekiawan agung sependapat dalam kemahiran Nasai mengenai pengenalannya terhadap hadis-hadis dan para periwayatnya dan sebagian dari mereka seperti Daruquthni berkata: "Tidak ada seorangpun yang lebih aku kedepankan ketimbang Nasai". [3]

Dzahabi berkata:

Nasai dalam mengenal hadis dan para perawi lebih mahir dibanding Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi. Tentunya segala pujian itu bukan berarti bahwa Nasai terjaga dari melakukan kekeliruan sehingga jalan untuk mengkritik hadis-hadis yang dia nukil tertutup.[4]

Buku ini, berkedudukan tinggi dan banyak memiliki kepentingan, karena ditulis oleh seorang dari ulama hadis Ahlusunah yang terpercaya. Dia juga menulis buku yang lain berjudul Musnad Ali bin Abi Thalib as.[5]

Motivasi Penulisan

Nasai di penghujung umurnya pergi ke Damaskus. Dia dalam perjalanan ini karena melihat penyimpangan-penyimpangan masyarakat, akhirnya berencana untuk menulis buku ini supaya masyarakat terhidayahi. Dan karena dia ditanya tentang keutamaan Muawiyah; lalu ia menjawab: Aku tidak mengetahui tentang keutamaan Muawiyah kecuali sebuah sabda yang pernah di sampaikan oleh Nabi saw bahwa semoga Allah swt tidak mengenyangkan perutnya. Dan kemudian di Masjid Jami' itu dia dipukuli dan dia menginginkan untuk segera beranjak ke Mekah. Dia dalam keadaan sakit dibawa menuju ke Mekah namun pukulan dan penindasan yang dialaminya itu adalah sebab kematiannya dan dia meninggal di Mekah.[6]

Materi Buku

Nasai dalam buku ini telah mengumpulkan 188 riwayat tentang Keistimewaan-keistimewaan Imam Ali as dan memulainya dengan tema kepeloporan Imam Ali as dalam Islam dan setelah itu dia menyebutkan berpuluh-puluh hadis tentang keistimewaan-keistimewaan Imam seperti hadis Tsaqalain, Thair, Rayah, Manzilah, Kisa, Ghadir, Saddu Abwab dan lain-lainnya. [7]

Dia dalam buku Khashaish ini menjelaskan kedudukan Imam Ali di sisi Nabi saw, kedekatannya dengan Rasulullah saw, kedudukan istri dan putra-putra Amirul Mukminin as, mencela para musuhnya dan hal-hal lain yang mana dari sebagian topik buku ini diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Ali as orang pertama muslim dan pesalat
  • Ibadah Ali as
  • Kedudukan Ali as di sisi Allah
  • Ali as wali Kaum mukminin (hadis Ghadir)
  • Ali as makhluk Allah yang paling dicintai (hadis Thair)
  • Kedudukan Ali di sisi Nabi saw bagaikan kedudukan Harun di sisi Musa As (hadis Manzilah)
  • Ali as dicintai Allah dan Rasul-Nya (hadis Rayah)
  • Ali as termasuk dari Ahlulbait Nabi saw
  • Malaikat Jibril dan Mikail senantiasa bersama Ali as
  • Allah tidak akan pernah merendahkan Ali as
  • Sepuluh keistimewaan Ali as
  • Ali as diampuni
  • Allah telah menguji hati Ali as dengan keimanan
  • Allah telah mengokohkan hati Ali as dalam hidayah dan lisannya pada kebenaran
  • Nabi mendoakan Ali as
  • Semua pintu rumah ditutup kecuali pintu rumah Ali as (hadis Saddu al-Abwab)
  • Allah memasukkan Ali as dan mengeluarkan yang lainnya
  • Kedudukan Ali as di sisi Rasulullah saw
  • Ali as bagian dari Ahlulbait Nabi saw
  • Ali as adalah saudara dan pewaris Rasulullah saw
  • Ali as Adalah jiwa Nabi saw
  • Ali as orang terpilih dan terpercaya Nabi saw
  • Ali as penegak tugas-tugas Nabi saw
  • Ali as penyampai pesan surah Bara’ah
  • Ali as wali, teman, dan pemimpin kaum Mukmin
  • Ali as adalah timbangan yang seimbang dengan kitab Allah Swt (hadis Tsaqalain)
  • Ali as adalah pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggal Rasulullah saw.
  • Penghinaan terhadap Ali as penghinaan terhadap Nabi saw
  • Mendorong kecintaan terhadap Ali as dan berwaspada terhadap permusuhan dengannya
  • Hadis Ghadir
  • Doa Nabi saw untuk para pecinta Ali as dan kutukannya atas orang-orang yang memusuhinya.
  • kecintaan kepada Ali as adalah pemisah antara mukmin dan munafik
  • Perumpamaan Ali as dengan Nabi Isa as
  • Kedekatan dan ketergantungan Ali kepada Nabi saw
  • Ali as adalah pewaris Nabi Muhammad saw
  • Kecintaan Nabi yang luar biasa kepada Ali dan protes Aisyah
  • Kecintaan Nabi yang luar biasa kepada Ali dan Fatimah dan protes Aisyah
  • Kedudukan Ali as di sisi Nabi saw di depan khalayak ketika berkunjung
  • Ali as dan kesendiriannya bersama Rasulullah saw
  • Kedudukan Ali as dalam bertanya kepada Rasulullah saw
  • Ali as di atas pundak Nabi saw
  • Ali as suami Fatimah sa, penghulu wanita surga
  • Ali as adalah saudara dan keluarga Nabi yang terbaik
  • Ali as dan tiga keistimewaan
  • Fatimah sa putri Rasulullah saw penghulu wanita surga
  • Ramalan Rasulullah tentang wafatnya Fatimah secara dini
  • Hasan as dan Husain as pengluhu pemuda surga
  • Fatimah sa adalah penghulu wanita muslim
  • Fatimah adalah belahan jiwa Rasulullah saw
  • Kekhawatiran hati Fatimah sa adalah kekhawatiran hati Rasulullah saw
  • Siapa saja yang menyakiti Fatimah sa dia telah menyakiti Rasulullah saw
  • Kemarahan Fatimah adalah kemarahan Rasulullah saw
  • Hasan dan Husain adalah dua bunga wangi Rasulullah saw
  • Hasan dan Husain adalah putra-putra Rasulullah saw
  • Cinta dan kasih Nabi saw secara khusus kepada Hasan dan Husain
  • Hasan dan Husain adalah dua bunga wangi Rasulullah saw di dunia
  • Ali as orang terkasih dan Fatimah orang tercinta di sisi Rasulullah saw
  • Segala yang diminta Rasul kepada Allah dia juga memintanya untuk Ali as
  • Doa–doa khusus Nabi untuk Ali as.
  • Doa Nabi saw dalam mengangkat rasa dingin dan panas dari Ali as
  • Munajat Ali as dengan Nabi saw dan keringanan umat dengan perantara Ali as
  • Pembunuh Ali as adalah seburuk-buruknya masyarakat
  • Ali as adalah paling dekatnya orang kepada Rasulullah saw
  • Ali as adalah orang paling terakhir yang dekat dengan Rasulullah saw sebelum wafatnya
  • Pertempuran Ali as sesuai dengan takwil Alquran
  • Bujukan dan motivasi Nabi saw dalam membela Ali as
  • Para Pembela Ali as lebih layak dan lebih dekat dengan kebenaran
  • Pertempuran dengan orang-orang Khawarij adalah salah satu keistimewaan-keistimewaan Ali as
  • Pahala pertempuran dengan Khawarij
  • Ali as tidak pernah berdusta
  • Diskusi Ibnu Abbas dengan khawarij dalam mendukung kinerja Ali as
  • Riwayat-riwayat lainnya dalam menegaskan hal-hal di atas
  • Ramalan Rasulullah saw dalam hal Hakamiyah Ali dengan Muawiyah
  • Ali as dari Nabi dan Nabi dari Ali as.[8]

Pengenalan Naskah, Terjemahan dan Percetakan

  • Dari buku Khashaish Nasai kira-kira ada 12 naskah tulisan tangan di perpustakaan-perpustakaan berbagai negara dan berkali-kali dicetak di India, Mesir, Najaf, Beirut dan Iran.
  • Buku ini pada tahun 1311 H/1894. dengan nama Haqaiq Ladunni dar Tasyrih Daqaiq Khashaish Alawi diterjemahkan ke dalam bahasa persia oleh Sayid Abul Qasim Radhawi Lahorei dan dicetak di Lahore.
  • Fathullah Najjar Zadegan menerjemahkan buku ini dengan judul Vizegihaye Amire Mukminan Ali bin Abi Thalib as yang dicetak di Qom Pada tahun 1382S. [9]
  • Pada tahun 1892 M. Juga buku ini diterjemahkan dalam bahasa India dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa Urdu dan diterbitkan di Pakistan dan dalam berbagai bahasa diterjemahkan.
  • Buku ini telah diteliti oleh beberpa orang. Muhammad Kazhim Mahmudi, dengan menggunakan dari berbagai naskah-naskahnya telah mengkaji dan menelitinya dan diterbitkan di Qom. Peneliti ini telah menemukan riwayat-riwayat buku ini dalam buku-buku Ahlusunah yang lain (dan dalam beberapa hal dari buku-buku Syiah) dan telah menambah keyakinan dan kehandalan hadis-hadis buku tersebut. [10]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Hajar Asqalani, jld. 4, hlm, 565, nomor, 5692.
  2. Fath al-Bari, jld.7; Kitab Fadhail al-Shahabah, hlm.71.
  3. Mizzi, Tahdzib al-Kamal, jld.1, hlm.334; Dzahabi, Tarikh al-Islam, Wafayat (301-310), hlm.108.
  4. Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubala, jld. 14, hlm.133.
  5. Najjar Zadeghan, Vizeghi Amire Mukminan, Muqaddameh, hlm.17.
  6. Mizzi, Tahdzib al-Kamal, jld.1, hlm.328.
  7. Najjarzadeghan, Vizeghi Amire Mukminan, Muqaddameh, hlm.17.
  8. Najjarzadeghan, Vizeghi Amire Mukminan, Fehrest Kitab, hlm.5-9.
  9. Najjarzadeghan, Vizeghi Amire Mukminan, Shenaseh Kitab.
  10. Najjarzadeghan, Vizeghi Amire Mukminan, Muqaddameh, hlm.18-19.

Daftar Pustaka

  • Mizzi, Jamaluddin, Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal, riset: Basyyar Awwad Ma'ruf, 1413 H.
  • Najjarzadeghan, Fathullah, Vizeghi Amire Mukminan Ali bin Abi Thalib; riset dan terjemah: Khashaish Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (Ahmad bin Syu’aib Nasa’i), Bustane Kitab, 1382S.
  • Dzahabi, Muhamamd bin Ahmad, Siyar A’lam al-Nubala, riset: Syu’aib al-Arneuth, Beirut, 1406 H.
  • Dzahabi, Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A’lam, riset: Umar Abdusalam Tadamuri, Beirut, 1413 H.
  • Ibnu Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali, al-Ishabah fi Tamyizi al-Shabah, riset: Muhammad Ali Bajawi, Beirut. 1413 H.
  • Referensi Asli Madkhal: Muqaddamah Kitab Vizeghi Amire Mukminan Ali bin Abi Thalib; tulisan Fathullah Najjarzadeghan.