Ayat Wilayah

Prioritas: aa, Kualitas: b
Dari wikishia
Batu Prasasti Abad ke-6 H, yang terkait dengan salah satu Petilasan Imam Ridha as di kota Yazd yang saat ini tersimpan di museum Astan Quds-e Radhawi. Ayat Wilayah diukir di pinggirannya.
Informasi Ayat
NamaAyat Wilayah
SurahSurah Al-Maidah
Ayat55
Juz6
Informasi Konten
Sebab
Turun
Infak Imam Ali as saat rukuk
Tempat
Turun
Madinah
TentangAkidah
DeskripsiImamah dan Wilayah Imam Ali as
Ayat-ayat terkaitAyat Tabligh dan Ayat Ikmal

Ayat Wilayah (bahasa Arab: آية الولاية) adalah ayat 55 dari Surah Al-Maidah turun menjelaskan wilayah, kepemimpinan Allah swt, Rasulullah saw dan orang-orang mukmin dimana dia berinfak saat rukuk dalam salat. Para mufasir Syiah dan Ahlusunah sepakat bahwa asbabunuzul ayat ini berkaitan dengan infak Imam Ali as saat rukuk. Oleh karena itu, Syiah menggunakan ayat ini untuk menetapkan wilayah dan kepemimpinan Imam Ali As.

Mayoritas Ahlusunah mengartikan kata «ولیّ» dengan sahabat dan menolak argumentasi Syiah yang bersandar pada ayat ini untuk menetapkan wilayah Imam Ali as. Sebaliknya ulama Syiah berpendapat bahwa asbabunuzul dan terbatasnya makna kata «ولیّ» tidak dapat disimpulkan kata «ولیّ» bermakna sahabat, tetapi bermakna wilayah dan pemimpin.

Matan Ayat

﴾إِنّما وَلیکُمُ اللّهُ و رَسولُهُ والّذینَ ءَامَنوا الَّذینَ یقِیمُونَ الصَّلوةَ و یؤتُونَ الزَّکوة و هُم راکِعونَ﴿
"Sesungguhnya pemimpinmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, sedang mereka dalam kondisi rukuk." (QS Al-Maidah [5]: 55)

Sebab Turunnya Ayat

Ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali as. Semua kitab tafsir Syiah sepakat dalam hal ini.[1] Di kalangan Ahlusunnah juga sebagian ulama seperti Qadhi Iji dalam kitab al-Mawaqif menjelaskan bahwa para mufassir secara Ijma' bersepakat tentang sebab turunnya ayat ini adalah berkaitan dengan kedudukan Imam Ali as. [2] Jurjani dalam kitab Syarah Mawaqif, [3]Sa'duddin Taftazani dalam kitab Syarah al-Maqashid[4] dan Allamah Hilli dalam Syarh Tajrid[5] juga mengakui Ijma' tersebut. Dalam sebagian tafsir Ahlusunnah ada empat pendapat yang diajukan yang mana pendapat pertama mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali as, sementera tiga pendapat yang lain mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ubadah bin Shamit, Abu Bakar dan seluruh kaum muslimin.[6]

Berdasarkan sebagian riwayat, pada suatu hari seorang fakir datang ke Masjid Nabi dan meminta bantuan, namun tidak ada seorang pun yang memberinya. Ia pun menengadahkan tangannya ke langit dan berkata, "Tuhanku, saksikanlah bahwa aku berada di Masjid Nabi-Mu dan meminta pertolongan, tapi tidak ada seorang pun yang menolongku." Pada saat itulah, Ali as yang sedang rukuk memberikan isyarat dengan jari kelingking tangan kanannya. Orang fakir itu pun mendekat ke arahnya dan mengeluarkan cincin dari jari Imam Ali as, kemudian ayat ini turun. [7] Syekh Mufid meyakini bahwa kejadian ini dan turunnya ayat wilayah terjadi pada tanggal 24 Dzulhijjah.[8]

Para Perawi Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abbas[9] Abu Rafi' Madani, [10] Ammar bin Yasir, [11] Abu Dzar al-Ghifari, [12] Anas bin Malik[13] dan Miqdad bin Aswad adalah sahabat-sahabat yang menukilkan sebab turunnya ayat ini.[14]

Kalangan tabiin yang menukilkan peristiwa itu adalah Maslimah bin Kuhail, [15] 'Utbah bin Abi Hakim [16] Suddi, [17] dan Mujahid.[18]

Validitas Hadis

Para muhaddits terkemuka Ahlusunah dalam berbagai periode yang berbeda-beda menukilkan riwayat ini dalam kitab-kitab mereka, seperti:

  • Hafiz Abdurrazzaq Shan'ani
  • Hafidz Abd bin Hamid
  • Hafiz Zarin bin Mu'awiyah
  • Hafiz Nasai
  • Hafiz Muhammad Jarir Thabari
  • Ibnu Abi Hatam, Ibnu 'Asakir
  • Abu Bakar Marduyah
  • Abul Qashim Thabarani
  • Khathib Baghdadi
  • Haitsami
  • Ibnu Jauzi
  • Muhib Thabari
  • Jalaluddin Suyuthi
  • Muttaqi Hindi. [19]

Alusi juga berkata: Kebanyakan kelompok Akhbari (yang bermazhab Sunni) berkeyakinan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali as. [20]Dan semua ulama secara umum menerima validitas hadis ini. Adapun Ibnu Taimiyah,[21]Ibnu Katsir[22] dan Fakhrurrazi[23]menilai hadis yang berkaitan dengan ayat ini sebagai hadis dhaif (lemah).

Kandungan Ayat Wilayah

Ilustrasi Pewahyuan Ayat Wilayah

Syiah berargumen dengan ayat ini untuk menetapkan penerus dan wilayah Imam Ali as. [24] Bahkan sebagian ulama berkeyakinan bahwa ayat ini merupakan dalil yang paling kuat atas keimamahan Imam Ali as. [25]

Sisi argumentasinya adalah bahwa ayat ini dimulai dengan frase "إِنّما" (innama) dan menurut keterangan ahli bahasa Arab, ketika sebuah kalimat diawali dengan "إِنّما", ini menunjukkan pembatasan makna kalimat. Misalnya di sini, makna ayat adalah pembatasan wilayah pada Allah, Rasul dan orang-orang yang menginfakkan hartanya dalam keadaan rukuk.[26]

Meskipun banyak dari ulama Ahlusunnah mengakui akan turunnya ayat ini berkenaan dengan Imam Ali as, namun perbedaan dalam makna dan arti kata "wilayah" menyebabkan sejumlah besar dari ulama Syiah untuk meyakini bahwa ayat ini merupakan dalil kuat atas wilayah dan kepemimpinan Imam Ali as.[27]Berbeda dengan Ahlusunnah -yang memiliki tafsiran berbeda terkaiat makna dan arti kata ini (wilayah)- tidak meyakini argumentasi tersebut berkenaan dengan ayat ini. Perbedaan tafsir ulama Syiah dan Sunni terkait mana kata "wilayah" adalah, seluruh ulama Syiah meyakini bahwa kata "wali" merupakan derivasi dari "wala" dan "wilayah" dan bermakna pengawas dan pemilik ikhtiar.[28]Dan, berdasarkan Sebab Turun ayat Wilayah, maksud dari "wali" pada ayat tersebut adalah Imam Ali As, dan Nabi Muhammad saw juga telah menyampaikan dalam sejumlah hadis mengenai wilayah Imam as. Atas dasar itu, mereka (ulama Syiah) meyakini bahwa Imam Ali as menjadi pengganti Nabi dan pemilik dan pemegang kedudukan imamah dan wilayah.[29] Sementara sejumlah besar dari ulama Ahlusunnah berusaha memaknai kata "wilayah" dalam ayat ini dengan "pertemanan dan pertolongan".[30]

Catatan Kaki

  1. Rahimi, Isfahani, Wilayat wa Rahbari, jld. 3, hlm. 119-121
  2. Syarah al-Mawaqif, jld. 8, hlm. 360.
  3. Syarah al-Mawāqif, jld. 8, hlm. 360.
  4. Syarah al-Maqāshid, jld. 5, hlm. 207.
  5. Syarah al-Tajrid, Qusyji, hlm. 368.
  6. Ibnu al-Jauzi, Zad al-Masir, jld. 1, hlm. 561
  7. Syusytari, Ihqāq al-Haq, jld. 2, hlm. 399; Hakim Haskani, Syawāhid al-Tanzil, jld. 1. Hlm. 209-239
  8. Syekh Mufid, Masar al-Syiah, hlm. 41
  9. Syawāhid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 232.
  10. Thabrani, alMu'jam al-Kabir, jld. 1, hlm. 320-321
  11. Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, jld. 3, hlm. 106.
  12. Ibnu Taimiyah, Tafsir al-Kabir, jld. 12, hlm. 26.
  13. Syawāhid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 225.
  14. Syawāhid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 228.
  15. Al-Dur al-Mantsur, jld. 3, hlm. 105.
  16. Jami' al-Bayān, jld. 6, hlm. 390.
  17. Jāmi' al-Bayān, jld. 6, hlm. 389.
  18. Jāmi' al-Bayān, jld. 6, hlm. 390.
  19. Ayat al-Wilayah, hlm.12; Ihqāq al-Haq, jld. 2, hlm. 399-407.
  20. Alusi, Ruh al-Ma'āni, jld. 6, hlm. 244.
  21. Ibnu Taimiyah, Minhaj al-Sunnah, jld. 7, hlm. 7-9
  22. Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, jld. 3, hlm. 125-127
  23. Fakhrurrazi, Tafsir al-Fakhr al-Razi, jld. 12, hlm. 383-385
  24. Al-Ifshah fi al-Imāmah, hlm. 134 dan 217, al-Tibyān, jld. 3, hlm. 559, Ruh al-Ma'āni, jld. 6, hlm. 245.
  25. Thusi, Talkhish al-Syafi, jld. 2, hlm. 10.
  26. Ibnu Hisyam, Mughni al-Labib, jld. 1, hlm. 39
  27. Thusi, Talkhish al-Syafi, jld. 2, hlm. 10
  28. Rahimi Isfahani, Wilayat wa Rahbari, jld. 3, hlm. 119-121; Fayyumi, al-Mishbah al-Munir, jld. 2, hlm. 672
  29. Makarim Syirazi, Ayate Wilayat dar Quran, hlm. 105
  30. Iji, Syarh al-Mawaqif, jld. 8, hlm. 360; Muzhaffar, Dalail al-Shidq, jld. 2, hlm. 74; Taftazani, Syarh al-Maqashid, jld. 5, hlm. 270; Baidhawi, Tafsir al-Baidhawi, jld. 1, hlm. 435; Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, jld. 1, hlm. 642; Qusyji, Syarh al-Tajrid, hlm. 368, dinukil dari Abdullahi, Naji, Nigarisyi Tahlili bar Mafhume Wilayat dar Tashawwuf wa Irfane Islami, hlm. 78

Referensi

  • Allamah Hilli, Hasan bin Yususf. Kasyf al-Murad fi Syarh Tajrid al-I'tiqad. Qom: Muassasah Imam Shadiq as, 1382 HS.
  • Alusi, Mahmud bin Abdullah. Ruh al-Ma'ani fi Tafsir al-Quran al-Azhim. Riset: Ali Abdul Bari Athiyah. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tanpa tahun.
  • Baidhawi, Abdullah bin Umar. Tafsir al-Baidhawi. Beirut: Muassasah al-A'lami, 1410 H.
  • Fakhrurrazi, Muhammad bin Umar. Tafsir al-Fakhr al-Razi. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, cet. III, 1420 H.
  • Fayyumi, Ahmad bin Muhammad. Al-Mishbah al-Munir. Qom: Muassasah Dar al-Hijrah, 1414 H.
  • Hakim Haskani, Ubaidillah. Syawahid al-Tanzil li Qawa'id al-Tanzil. Riset: Muhammad Baqir al-Mahmudi. Qom: Majma' Ihya' al-Tsaqafat al-Islamiyah, cet. II, 1411 H.
  • Ibnu Abi Hatim, Abdurrahman bin Muhammad. Tafsir al-Qur'an al-'Azhim Musnadan 'an Rasulillah wa al-Shahabah wa al-Tabi'in. Riset: As'ad Muhammad al-Thayyib. Beirut: al-Maktabat al-'Ashriyah, cet. II, 1419 H.
  • Ibnu al-Jauzi, Abdurrahman bin Ali. Zad al-Masir fi Ilm al-Tafsir. Peneliti: Abdul Razaq Mahdi. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, tanpa tahun.
  • Ibnu Hisyam al-Anshari, Abdullah bin Yusuf. Mughni al-Labib an Kitab al-A'arib. riset: Muhammad Muhyiddin Abdul Majid. Qom: Maktabah Ayatullah Mar'asyi, 1410 H.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Tafsir al-Quran al-Azhim. Riset: Muhammad Husain Syamsuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, tanpa tahun.
  • Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukarram. Lisan al-Arab. Beirut: Dar al-Fikr li al-Thaba'ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi', tanpa tahun.
  • Ibnu Taymiyah, Ahmad bin Abdul Halim. Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah fi Naqdhi Kalam al-Syiah. Riset: Rasyad Salim. Riyad: Jamiah al-Imam Muhammad bin Saud al-Islamiyah, 1406 H.
  • Ibnu Taymiyah, Ahmad bin Abdul Halim. Tafsir al-Kabir. Riset: Abdurrahman 'Umairah. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, cet. I, 1408 H.
  • Iji, Abdurrahman. Al-Mawaqif fi 'Ilm al-Kalam. Beirut: Alam al-Kutub, tanpa tahun.
  • Jashshash, Abu Bakar Ahmad al-Razi. Ahkam al-Qur'an. Riset: Shidqi Muhammad Jamil. Mekah: al-Maktabah al-Tijariyyah, tanpa tahun.
  • Makarim Syirazi, Nasir. Ayat Wilayat dar Quran. Qom: Penerbit Nasli Jawan, 1386 HS.
  • Muraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Muraghi. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, tanpa tahun.
  • Muzhaffar, Muhammad Hasan. Dalail al-Shidq. Kairo: Dar al-Muallim, 1396 H.
  • Qusyji, Mulla Ali. Syarh al-Tajrid. Qom: Mansyurat al-Syarif al-Radhi, tanpa tahun.
  • Rahimi Isfahani, Ghulam Husain. Wilayat wa Rahbari. Tafrusy: Intisyarat Askariyyah Tafrusy, 1374 HS.
  • Suyuthi, Jalaluddin. Al-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma'tsur. Beirut: Dar al-Fikr, 1403 H.
  • Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Masar al-Syiah. Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H.
  • Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Tibyan fi Tafsir al-Quran. Riset: Ahmad Habib Amili. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Tanpa Tahun.
  • Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. Talkhish al-Syafi. Qom: penerbit al-Muhibbin, 1382 HS.
  • Syusytari, Nurullah bin Syarifuddin. Ihqaq al-Haq wa Izhaq al-Bathil. Qom: Maktabah Ayatullah Mar'asyi, 1409 H.
  • Taftazani, Mas'ud bin Umar. Syarh al-Maqashid. Qom: Mansyurat al-Syarif al-Radhi, 1409 H.
  • Thabarani, Sulaiman Ahmad. Al-Mu'jam al-Kabir. Riset: Hamdi Abdul Majid al-Salafi. Beirut: Dar Ihya' al-Turats, cet. II, tanpa tahun.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Jami' al-Bayan 'an Ta'wil al-Qur'an. Riset: Ahmad Muhammad Syakir. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1420 H.
  • Zamakhsyari, Mahmud bin Umar. Al-Kasysyaf. Qom: Nasyr Adab Hauzah, tanpa tahun.