Tempat penguburan Sayidah Fatimah as (bahasa Arab: مكان دفن السيدة فاطمة سلام الله عليها) adalah tempat misterius yang diprediksikan untuknya beberapa tempat seperti rumah Sayidah Fatimah sa, Raudhah Nabi, Baqi' dan rumahnya Aqil (Buq'ah Aimmah Baqi'=kuburan para Imam as di Baqi'). Dalam hal ini, pendapat masyhur di kalangan ulama Syiah adalah rumah Sayidah Fatimah. Namun Syekh Thusi mengatakan bahwa mayoritas ulama Syiah menguatkan Raudhah Nabi.

Sayid Ja'far Murtadha Amili, peneliti sejarah, menegaskan bahwa tidak mungkin bisa memastikan tempat kuburan Sayidah Fatimah sa. Menurut Syekh Thusi dan Aminul Islam Thabrisi lebih baik menziarahi Sayidah Fatimah sa di tiga tempat; Raudhah Nabi, rumah Sayidah Fatimah dan Baqi'. Syiah meyakini bahwa alasan tersembunyinya kuburan Fatimah sa adalah dikuburkannya beliau secara sembunyi atas wasiatnya. Mereka mengatakan, karena kekhalifahan diambil secara ilegal dari Imam Ali as, dirampasnya tanah Fadak dan tiadanya dukungan dari kaum Muslimin, maka Fatimah sa meminta Imam Ali as agar menguburkan dirinya secara rahasia.

Mayoritas ulama Ahlusunah percaya bahwa kuburan Sayidah Fatimah terletak di Buq'ah Aimmah Baqi'. Sebagian peneliti Syiah meyakini bahwa motiviasi mereka mengutarakan pandangan ini ialah untuk mengurangi serangan akidah para pengkikut Syiah terkait disembunyikannya kuburan Sayidah Fatimah sa.

Telah ditulis beberapa karya tulisan mengenai tempat penguburan Sayidah Fatimah sa seperti buku Marqad Sayyidah al-Nisa' Fathimah al-Syahidah al-Zahra sa fi Ayyi Makan? dan Aina Qabru Fathimah.

Urgensi Tempat Penguburan

Duhai Fatimah! aku tak membuka belenggu hati

Aku mencari tapi kuburanmu tak ku dapati Kemunculan Mahdi ku nanti-nanti

Hingga kuburmu dia dapati[1]

Topik mengenai tempat penguburan Sayidah Fatimah sa telah masuk dalam buku-buku teologi Syiah. Tidak diketahuinya tempat itu dijadikan justifikasi pembolehan menyalahkan Khalifah pertama, Abu Bakar.[1] Orang Syiah meyakini tidak diketahuinya tempat penguburan Sayidah Fatimah sa sebagai dalil atas tidak ridhonya Sayidah Fatimah kepada Abu Bakar dan Umar dan protes beliau atas dirampasnya kekhalifahan dan Fadak.[2]Menurut pernyataan Sayid Muhammad Husain Jalali (w.1399 S) Fatimah sa berwasiat supaya dikuburkan secara sembunyi supaya faktor-faktor kesyahidan dirinya tidak terlupakan dalam sejarah.[3]

Kemisteriusan kuburan Fatimah direfleksi pula dalam sastra-sastra.[4] Misalnya Sayid Muhammad Husain Syahriyar, penyair kontemporer Iran[5]dan Kazhim Uzri, penyair bertutur Arab[7] telah menyinggung masalah ini dalam untaian-untaian syairnya.

Berikut sebuah untaian syair dari Kazhim Uzri penyair Irak:

Apa gerangan dikubur rahasia
Buah hati Almustafa, tanpa tanda?
Bersemanyam tenang, tapi masyarakat tak melihat kuburnya.
Kedudukan suci manakah yang meliputinya?

Tempat-Tempat Yang Dimungkinkan

Ulama Syiah berbeda pendapat mengenai tempat penguburan Sayidah Fatimah sa.[6] Pendapat masyhur di kalangan ulama Syiah adalah bahwa Sayidah Fatimah sa dikubur di rumahnya;[7] meskipun Syekh Thusi, ahli hadis Syiah, mengatakan bahwa mayoritas ulama Syiah percaya Sayidah Fatimah sa dikuburkan di Raudhah Nabi.[8] Kemungkinan lain juga dilontarkan di dalam sumber-sumber referensi Syiah, di antaranya Baqi'[9] dan rumah Aqil (Buq'ah Aimmah Baqi').[10]

Sayid Ja'far Murtadha Amili, peneliti sejarah Syiah, menegaskan bahwa tidak mungkin bisa menentukan tempat kubur Sayidah Fatimah sa.[11] Menurut kepercayaan Syekh Thusi[12] dan Aminul Islam Thabrisi[13], lebih baik Sayidah Fatimah sa diziarahi di tiga tempat; Raudhah Nabi, rumah Fatimah dan Baqi'.[14] Sayid ibnu Thawus di dalam buku Mishbah al-Zair menulis, tempat ziarahnya adalah di Raudhah Nabi,[15] tetapi di dalam buku Kitab al-Iqbal menulis, tempat ziarahnya adalah di kamar Nabi saw.[16]

Pendapat masyhur di kalangan ulama Syiah mengatakan bahwa Sayidah Fatimah dikuburkan di rumahnya.[17]. Syekh Shaduq[18], Ibnu Idris Hilli[19], Ibnu Thawus.[20], Allamah Majlisi[21] dan Sayid Muhsin Amin[22] menganggap kemungkinan ini lebih kuat dari kemungkinan-kemungkinan yang lain. Landasan mereka adalah satu riwayat[23] dari Imam Ridha as yang menegaskan bahwa Sayidah Fatimah sa dikuburkan di rumahnya, dan pada perluasan Masjid Nabi yang dilakukan oleh bani Umayyah, tempat kuburan itu berada di dalam masjid.[24]

Menurut keyakinan sebagian ulama Syiah, riwayat yang mana Imam Ali as menerangkan bahwa "Sayidah Fatimah dikuburkan di sisi Nabi"[25]mendukung pendapat yang mengatakan bahwa ia dikubur di dalam rumahnya; sebab tempat terdekat kepada pusara Nabi adalah rumah Fatimah.[catatan 1] [26] Iftikhar percaya bahwa asumsi penguburan Fatimah di sisi pusara Nabi adalah penguat lain untuk kemungkinan ini. Sebagaimana Imam Hasan as telah mewasiatkan, bila memungkinkan maka kuburkanlah ia di sisi pusara Nabi.[27]

Sebagian peneliti Syiah memandang kemungkinan dikuburkan di rumahnya bertentangan dengan riwayat-riwayat yang menerangkan jasad Fatimah sa dikeluarkan dari rumah untuk ditasyyi'.[28] Jawaban dari pendapat ini adalah bahwa tasyyi' jenazahnya mungkin tidak riil tetapi simbolik,[29] atau seremoni tasyyi' dilakukan untuk membuat kuburan-kuburan palsu dan supaya tidak diketahui tempat kuburan asli.[30] Salah satu periset Syiah meyakini bahwa tasyyi' dilakukan dari rumah lain Imam Ali as dan Fatimah sa yang berada di Baqi' menuju rumah Fatimah sa.[31] menurutnya, peristiwa paska kepergian Nabi saw, di antaranya penyerangan ke rumah Fatimah terjadi di rumah yang dekat Baqi'.[32]

Raudhah Nabi

Syekh Mufid di dalam kitab al-Muqni'ah membenarkan kemungkinan dikuburkannya Sayidah Fatimah di Raudhah Nabi.[33] dan Syekh Thusi, ahli hadis Syiah, memandang pendapat dikuburkannya Sayidah Fatimah di Raudhah sebagai keyakinan mayoritas ulama Syiah.[34] Raudhah Nabi adalah jarak di antara mimbar dan pusara Nabi di Masjid Nabi. Nabi saw menyebutnya dengan taman (Raudhah= tanah yang penuh pohon rindang)[35] dari taman-taman surga.[36] Berdasarkan sebuah riwayat di dalam kitab Ma'ani al-Akhbar, Nabi saw mengatakan bahwa alasan dinamakannya tempat ini dengan Raudhah karena dikuburkannya Fatimah sa di sana.[37]

Aminul Islam Thabrisi, mufasir dan teolog abad ke-6 H,[38] dan Ibnu Syahr Asyub, mufasir dan muhaddits abad ke-6 H[39] meyakini dua kemungkinan; di rumah dan Raudhah, lebih dekat kepada realita. Syekh Thusi menganggap dua kemungkinan tersebut saling mendekati satu sama lain.[40] dan Allamah Majlisi meyakini dua kemungkinan ini dapat disinergikan; sebab menurut keyakinan Syiah Raudhah meliputi rumah Fatimah sa juga.[41] Karena itu, beberapa peneliti percaya bahwa pendapat yang mengatakan Fatimah dikuburkan di Raudhah mendukung pendapat yang mengatakan dikuburkan di rumah.[42]

Menurut pernyataan Bahauddin Irbili, sejarawan Syiah abad ke-7 H, adalah terkenal di antara masyarakat dan pencatat sejarah bahwa Fatimah sa dikuburkan di Baqi'. Dia juga menyebutkan satu riwayat untuk menguatkan kemungkinan ini. Dia tidak menentukan tempat khusus di pemakanan Baqi'.[43]

Syekh Thusi[44] dan Aminul Islam Thabrisi[45] menilai kemungkinan ini jauh dari realita. Dari sebuah riwayat di dalam kitab al-Kafi juga dapat disimpulkan bahwa Fatimah tidak dikuburkan di Baqi'.[46] Berdasarkan riwayat ini, Imam Hasan as berwasiat kepada Imam Husain as: "Setelah aku syahid, bawalah aku ke pusara Nabi sebagai bentuk pembaharuan janji setiaku, kemudian aku belokkan ke arah kubur ibuku, dan dari sana bawalah aku ke Baqi'."[47]

Rumah Aqil (Maqbarah Aimmah Baqi')

Allamah Majlisi menyebutkan sebuah riwayat dari kitab Mishbah al-Anwar yang diperselisihkan penulisnya, bahwa Fatimah sa dikuburkan di rumah Aqil bin Abi Thalib.[48] Rumahnya Aqil berada di luar area pekuburan Baqi' dan terletak di dekatnya.[49] Dan setelah Abbas bin Abi Thalib dan empat Imam as dikuburkan di sana, rumah itu dari tempat tinggal berubah menjadi tempat ziarah umum[50] dan dengan berluasnya Baqi' ia menyatu dengannya.[51]

Muhammad Husain Farahani, seorang penyair dan penulis periode Qajar, melaporkan di dalam buku catatan perjalanannya di antara tahun 1302 dan 1303 H tentang keberadaan kuburan di Buq'ah Aimmah Baqi' yang dinisbahkan kepada Sayidah Fatimah sa, dan Syiah dan Sunni membaca doa ziarah di tempat tersebut.[52]

Pendapat masyhur di kalangan ulama Ahlusunah adalah bahwa kuburan Sayidah Fatimah sa terletak di Buq'ah Aimmah Baqi' (kuburan para Imam Baqi).[53] Salah satu alasan mereka adalah wasiat Imam Hasan as untuk dimakamkan di sisi ibundanya, Fatimah sa.[54] Sebaliknya, orang Syiah berdasarkan riwayat[55] meyakini bahwa Fatimah yang dimakamkan di Baqi adalah Fatimah binti Asad, ibunda Imam Ali as.[56] Muhammad Shadiq Najmi, seorang peneliti Syiah, percaya bahwa para penulis Ahlusunah berusaha memperkenalkan makam Fatimah sa berada di dalam haram para Imam di Baqi' dengan maksud agar mereka berkurang dari serangan akidah para pengikut Syiah terkait penyembunyian kuburan Fatimah sa.[57]

Di dalam sumber-sumber referensi Ahlusunah juga diisyaratkan kepada kemungkinan-kemungkinan lain perihal tempat dikuburkannya Sayidah Fatimah sa. Di antaranya: rumahnya,[58] Raudhah Nabi,[59] pojok luar rumah Aqil bin Abi Thalib[60] dan Baitul Ahzan.[61]

Alasan Kuburannya Dirahasiakan

Ulama Syiah mengatakan bahwa alasan tersembunyinya kuburan Fatimah sa karena wasiatnya yang minta dikuburkan secara rahasia.[62] Berdasarkan sumber-sumber referensi Syiah, Sayidah Fatimah sa menyampaikan alasan wasiat ini didasari oleh perampasan kursi khilafah dari Ali as, pengambilan tanah Fadak dan tidak adanya dukungan kaum Muslimin[63]Sesuai perkataan Syekh Mufid[64] dan penulis kitab Dalail al-Imamah,[65] Sayidah Fatimah sa mewasiatkan supaya kuburannya juga dirahasiakan.

Imam Ali as menguburkan Fatimah sa di malam hari secara sembunyi.[66] dan setelah dikubur, ia melenyapkan bekas-bekas kuburannya.[67] Kemudian ia membuat empat puluh kuburan palsu[68] atau menurut satu pendapat tujuh[69] kuburan palsu, dengan bertujuan supaya kuburan Fatimah tidak diketahui. Berdasarkan sumber-sumber Syiah, salah satu dari Syekhain; Abu Bakar[70] atau Umar[71] bertekat untuk membongkar kuburan-kuburan itu untuk mendapatkan kuburan Fatimah dan menyalatinya, tetapi setelah mendapat ancaman dari Imam Ali as, ia mengurungkan niatnya.[72]

Hingga kini, tidak ada kuburan yang dinisbahkan secara pasti kepada Fatimah sa.[73] Qadhi Nurullah Syusytari[74] dan Sayid Muhammad Syirazi[75] dari ulama Syiah meyakini kapan diketahuinya kuburan Fatimah sa adalah setelah Imam Mahdi as muncul dan akan diberitahukan oleh beliau. Tentu saja tidak disebutkan dalil untuk klaim ini.

Ali bin Abdullah Samhudi, sejarawan Ahlusunah (w. 911 H) mengatakan bahwa salah satu alasan tidak diketahuinya kuburan Fatimah sa adalah tidak umumnya pengokohan kuburan dengan kapur dan bata di awal Islam.[76] Alasan ini mendapat kritikan, sebab banyak kuburan sahabat dan famili Nabi saw yang lain diketahui.[77]

Monografi

Berikut adalah beberapa kitab yang telah ditulis mengenai tempat penguburan Sayidah Fatimah sa:

  • Marqad Sayyidat al-Nisa Fathimah al-Syahidah al-Zahra fi Ayyi Makan? (Makam Penghulu Para Wanita, Fatimah al-Syahidah al-Zahra, di Tempat Mana?), karya Sayid Hasyim Naji Musawi Jazairi: di dalam tulisan ini dikumpulkan riwayat-riwayat dari sumber-sumber Syiah mengenai sebab dirahasiakannya kuburan Fatimah sa dan kemungkinan-kemungkinan tempat penguburan.[78] Kitab ini telah diterbitkan oleh penerbit Danesh pada tahun 1395 S di Qom.[79]
  • Aina Qabru Fathimah sa (Dimanakah Kubur Fatimah), karya Husain Radhi: di dalam tulisan ini diutarakan kemungkinan-kemungkinan tempat dikuburkannya Sayidah Fatimah sa dan ditegaskan bahwa kemungkinan yang benar adalah rumah beliau.[80] Dar al-Mahajjah al-Baidha telah mencetak kitab ini di Beirut pada tahun 1432 H.[81]

Demikian juga telah diterbitkan beberapa kitab terkait tema ini: Qabr-e Modar Kuja ast? Dar Justejuye Mazare bi Neshan Modaram Zahra (Kubur dimana? Mencari Kubur Ibuku Zahra Yang Tanpa Tanda), karya Ummul Mushin[82] dan Raze Sadaf: Qabre Makhfi Hazrate Fatimah az Manzare Siyasi wa Erfani (Rahasia Kerang: Kubur Tersembunyi Sayidah Fatimah Perspektif Politik dan Irfan), karya Mehrdad dan Yasin Karami.[83]

catatan

  1. Rumah Fatimah berada di samping rumah Nabi saw (Amin, A'yan al-Syiah, jld. 1, hal. 313, 1403 H) dan nabi saw dikuburkan di rumahnya. (Mazandarani, Syarh al-Kafi, jil. 7, hal. 208, 1384 S)

Catatan Kaki

  1. lihat: Allmah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 373
  2. Tabrizi, Sireh-ye Ustad-e al-Fuqqaha wa al-Mujtahiddin, Mirza Jawad Tabrizi, hlm. 89; Mazhahiri, Andisyeha-ye Nab, hlm. 65
  3. Husaini Jalali, Fihris al-Turats, hlm. 71
  4. Syahirkhi, Aini 'Ismat, hlm. 116, 127, 140, 550 dan 555
  5. Syahriyar Syurideh syahr Syi'r: Situs berita Shida Sima
  6. Thabarsi, A'lam al-Wara', jld. 1, hlm. 301
  7. Husaini Syirazi, al-Dua wa al-Ziyarah, hlm. 588; Anshari Zanjani, al-Mau'usah al-Kubra 'an Fatimah al-Zahra, jld. 16, hlm. 113 be naqle az Tarikh wa Sair (Makhthuth)
  8. Syekh Thusi, Misbah al-Mutahajjid, jld. 2, hlm. 711
  9. Irbili, Kasyf al-Ghummah, jld. 1, hlm. 501
  10. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 79, hlm. 27
  11. 'Amuli, Ma'sah al-Zahro, jld. 1, hlm. 252-253
  12. Syekh Thusi, Misbah al-Muttahajjid, jld. 2, hlm. 711
  13. Thabarsi, Taj al-Mawalid, hlm. 80
  14. Syekh Thusi, Misbah al-Muttahajjid, jld. 2, hlm. 711
  15. Ibnu Thawus, Mishbah al-Zair, hlm. 52
  16. Ibnu Thawus, al-Iqbal bi al-'Amal, jld. 3, hlm. 161
  17. Husaini Syirazi, al-Dua wa al-Ziyarah, hlm. 588; Anshari Zanjani, Mausu'ah al-Kubra 'an Fatimah Zahra, jld. 16, hlm. 113 dengan menukil dari al-Tarikh wa al-Siyar (Makhtuth) hlm. 30
  18. Syekh Sahduq, Man la Yahdhuru al-Faqih, jld. 2, hlm. 572
  19. Ibnu Idris al-Hilli, al- Sarair al-Hawi li Tahrir al-Fatawa, jld. 1, hlm. 652
  20. Ibnu Thawus, al-Iqbal bi al-'Amal, jld. 3, hlm. 163
  21. Majlisi, Mir'ah al-'Uqul, jld. 5, hlm. 349
  22. Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 2, hlm. 322
  23. Syekh Shaduq, Ma'ani al-Akhbar, hlm. 268
  24. Syekh Sahduq, Man la Yahdhuru al-Faqih, jld. 2, hlm. 572
  25. Nahjul Balaghah, dikoreksi oleh Shubhi Shaleh, Khutbah 202, hlm. 319; Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 364
  26. Mazandarani, Syarh al-Kafi, jld. 7, hlm. 208; Hasan zodeh Amuli, Hizar wa yek Nukteh, jld. 3, hlm. 446
  27. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 122
  28. Hamud, Abha al-Midad, jld. 2, hlm. 547
  29. Husain Syrazi, al-Dua wa al-Ziyarah, hlm. 588
  30. Turabi, Justariye Cegunegi wa Makan Dafn-e Hazrate Fatimah Zahra sa dar Manabe'e Nukhustin, hlm. 131
  31. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 166
  32. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 163
  33. Syekh Mufid, al-Muqni'ah, hlm. 459
  34. Syekh Thusi, Misbah al-Mutahajjid, jld. 2, hlm. 711
  35. Ibnu Sayidah, al-Muhkam wal al-Muhith al-A'zham, jld. 8, hlm. 245 bagian kata Rawazha
  36. Kulaini, al-Kafi, jld. 9, hlm. 257
  37. Syekh Shaduq, Ma'ani al-Akhbar, hlm. 267
  38. Thabarsi, Taj al-Mawalid, hlm. 80
  39. Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 365
  40. Syekh Thusi, Tahdhib al-Ahkam, jld. 6, hlm. 9
  41. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 97, hlm. 193;Majlisi, Mir'ah al-'Uqul, jld. 5, hlm. 349
  42. Qaidan, Tarikh wa Atsar Islami Makkah Mukarramah wa Madinah Munawarah, hlm. 210
  43. Irbili, Kasyf al-Ghummah, jld. 1, hlm. 501
  44. Syekh Thusi, Tahdhib al-Ahkam, jld. 6, hlm. 9
  45. Thabarsi, A'lam al-Wara, jld. 1, hlm. 301
  46. Anshari Zanjani, al-Mausu'ah al-Kubra 'an Fatimah al-Azahra sa, Daliluna, jld. 16, hlm. 51
  47. Kulaini, al-Kafi, jld. 2, hlm. 43
  48. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 79, hlm. 27
  49. Qaidan, Tarikh wa Atsar Islami Makkah Mukarramah wa Madinah Munawarah, hlm. 208
  50. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 127
  51. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 81
  52. Farahani, Safarnameh Mirza Muhammad Husain Farahani, hlm. 229
  53. Samhudi, Wafa' al-Wafa', jld. 3, hlm. 93; Ibnu Najjar, al-Durrah al-Tsaminah fi Akhbar Madinah, hlm. 166; Qaidan, Tarikh wa Atsar Islami Makkah Mukarramah wa Madinah Munawarah, hlm. 209
  54. Muhibuddin Thabari, Dzakhair al-'Uqba, hlm. 54 dan 141
  55. Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 17
  56. Qummi, al-Anwar al-Bahiyah, hlm. 174; Qaidan, Tarikh wa Atsar Islami Makkah Mukarramah wa Madinah Munawarah, hlm. 209
  57. Najma, Tarikh-e Haram-e Aimmeh wa Asar-e Digar dar Madineh Munawareh, hlm. 128
  58. Ibnu Jauzi, Matsir al-Gharam, hlm. 464
  59. Ibnu Syubbah, Tarikh al-Madinah, jld. 1, hlm. 105
  60. Ibnu Syubbah, Tarikh al-Madinah, jld. 1, hlm. 105
  61. Diyar Bakri, Tarikh al-Khamis, jld. 2, hlm. 176
  62. Thabarsi, Taj al-Mawalid, hlm. 80; Naji Jazairi, Marqad sayyidatunnisa Fatimah Syahidah al-Zahra sa fi Ayyi Makan?, hlm. 16
  63. Khushaibi, al-Hidayah al-Kubra, hlm. 178; Fattal Naisyaburi, Raudhah al-Wa'idzin, jld. 1, hlm. 151
  64. Syekh Mufid, al-Amali, hlm. 281
  65. Thabari Amuli, Dalail al-Imamah, hlm. 133
  66. Ibn Syubbah, Tārīkh Al-Madīnah, jld.1, hlm. 107.
  67. Kulaini, Al-Kāfī, jld.1, hlm. 490.
  68. Thabari Āmulī, Dalā'il Al-Imāmah, hlm. 136; Khashibi, Al-Hidāyah Al-Kubrā, hlm. 179.
  69. Ibn Syahr Āsyub, Manāqib, jld. 3, hlm. 363.
  70. Thabari Āmulī, Dalā'il Al-Imāmah, hlm. 136; Khashibi, Al-Hidāyah Al-Kubrā, hlm. 136.
  71. Thabari Āmulī, Dalā'il Al-Imāmah, hlm. 136; Khashibi, Al-Hidāyah Al-Kubrā, hlm. 136.
  72. Hilali, Kitāb Sulaim bin Qais Al-Hilāli, jld. 2, hlm. 871; Majlisi, Bihār Al-Anwār, jld. 28, hlm. 304.
  73. Amili, Ma'sah Az-Zahrā, jld. 1, hlm. 252 & 253; Najmi, Tārīkh-e Haram-e Aimme-e Baqi' wa Āstar-e Digar dar Madine-e Munawwareh, hlm. 113.
  74. Syusytari, Ihqāq Al-Haqq, jld. 28, hlm. 534.
  75. Husaini Syirazi, Fāthimah Az-Zahrā' Afdhal Uswah li An-Nisā, jld. 1, hlm. 31.
  76. Samhudi, Wafā' Al-Wafā, jld. 3, hlm. 93.
  77. Najmi, Tārīkh-e Haram-e Aimme-e Baqi' wa Āstar-e Digar dar Madine-e Munawware, hlm. 114.
  78. Naji Jaza'iri, Marqad Sayyidah An-Nisā' Fāthimah Asy-Syahīdah Az-Zahrā' fi Ayyi Makān.
  79. Naji Jaza'iri, Marqad Sayyidah An-Nisā' Fāthimah Asy-Syahīdah Az-Zahrā' fī Ayyi Makān.
  80. Radhi, Aina Qabr Fāthimah, hlm. 135.
  81. Radhi, Aina Qabr Fāthimah.
  82. Ketabsyenasi-e Qabr-e Mādaram Kujast? Site National Library and Archives of I.R. IRAN (http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/560175), diakses tanggal 31 Agustus 2021.
  83. Ketabsyenasi-e Rāz-e Sadaf, Site National Library and Archives of I.R. IRAN (http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/789797), diakses tanggal 31 Agustus 2021.

Daftar Pustaka

  • Allamah Hilli. Kasyf Al-Murād fī Tajrīd Al-I'tiqād. Revisi Hasan Zade Amuli. Qom: Muassasah An-Nasyr Al-Islami, 1413 H.
  • Amili, Sayyid Ja;far Murtadha. Ma'sāh Az-Zahrā' (Sa). Beirut: Dar As-Sirah, 1418 H.
  • Amin, Sayyid Muhsin. A'yān Asy-Syī'ah. Riset Hasan Amin. Beirut: Dar A-Ta'aruf lil Mathbu'at, 1403 H.
  • Anshari Zanjani, Ismail. Al-Mausū'ah Al-Kubrā 'An Fathimah Az-Zahrā'. Daliluna, tanpa tahun dan tempat.
  • Arbili, Ali bin Isa. Kasyf Al-Ghummah fī Ma'rifah Al-A'immah. Riset: Sayyid Hasyim Rasuli Mahallati. Tabriz: Bani Hasyimi, 1381 H.
  • Dayyar Bakri, Husain. Tārīkh Al-Khamīs fī Ahwāl Anfus An-Nafīs. Beirut: Dar Shadir, tanpa tahun.
  • Didār-e Syahriyar wa Maqām-e Rahbari. Jurnal Farhikhtegan. Vol: 3137, 1399HS/2020.
  • Farahani, Muhammad Husain. Safarnāme-e Mirza Muhammad Husain Farahāni. Tehran: Firdaus, 1362 HS/1984.
  • Fattal Naisaburi, Muhammad bin Ahmad. Raudhah Al-Wī'idzīn wa Bashīrah Al-Mutta'idzīn. Qom: Entesyarat-e Reza, 1375 HS/1997.
  • Furat Kufi, Tafsīr Furāt Al-Kūfi. Riset & Revisi Muhammad Kazim. Tehran: Muassasah At-Tab' wa An-Nasyr fi Wizarah Al-Irsyad Al-Islami. 1410 H.
  • Hamud, Muhammad Jamil. Abhā Al-Madād fī Syarh Mu'tamar 'Ulamā' Baghdād. Beirut: Muassasah Al-A'lami, 1423 H.
  • Hasan Zade Amuli, Hasan. Hezār wa Yek Kalame. Qom: Daftar Tablighat-e Eslami, 1376 HS/1998.
  • Hilali, Sulaim bin Qais. Kitāb Sulaim bin Qais Al-Hilāli. Riset & Revisi Muhammad Anshari Zanjani Khu'ini. Qom: Al-Hadi, 1405 H.
  • Husaini Jalalim, Sayyid Muhammad Husain. Fahras At-Turats. Ulasan Sayyid Muhammad Ridha Husaini Jalali & Tim. Beirut: Dar Al-Wala' li Shina'ah An-Nasyr, 1436 H.
  • Husaini Syirazi, Sayyid Muhammad. Ad-Du'ā' wa Az-Ziyārah. Beirut: Muassasah Al-Fikr Al-Islami, 1414 H.
  • Husaini Syirazi, Sayyid Muhammad. Fāthimah Az-Zahrā' Afdhal uswah li An-Nisā'. Beirut: Muassasah At-Tabligh Al-Alamiyyyah, 1414 H.
  • Ibn Idris Hilli, Muhammad bin Ahmad. As-Sarāir Al-Hāwi li Tahrir Al-Fatāwā. Qom: Muassasah An-Nasyr Al-Islami At-Tabi'ah Li Jama'ah Al-Mudarrisin, 1410 H.
  • Ibn Jauzi, Abdurrahman bin Ali. Mutsīr Al-Gharām As-Sākin Ilā Asyrāf Al-Amākin. Riset Mushtafa Muhammad Husain Dzahabi. Qahirah: Dar Al-Hadits, 1415 H.
  • Ibn Najjar, Muhammad bin Mahmud. Ad-Durrah Ats-Tsamīnah fī Akhbār Al-Madīnah. Syarikah Dar Al-Arqam, tanpa tahun dan tempat.
  • Ibn Qutaibah Dainawari, Ta'wīl Mukhtalaf Al-Hadīts. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1406 H.
  • Ibn Sayyidah, Ali bin Ismail. Al-Muhkam wa Al-Muhīth. Riset Abdul Hamid Hindawi. Beirut: Dar Al-Kutub AL-Ilmiyyah, 1421 H.
  • Ibn Syahr Asyub Mazandarani, Muhammad bin Ali. Manāqib Ali Abi Thālib. Qom: Allamah, 1379 H.
  • Ibn Syubbah, Umar bin Syubbah bin Ubaidah. Tārīkh Al-Madīnah Li Ibn Syubbah. Riset Fahim Muhammad Syaltut. Jeddah: Sayyid Habib Mahmud Ahmad. 1399 H.
  • Ibn Thawus, Ali bin Musa. Al-Iqbāl bil A'māl Al-Hasanah. Riset: Jawad Qayyumi Ishfahani. Qom: Daftar-e Tablighat-e Eslami, 1376 HS/1998.
  • Ibn Thawus, Ali bin Musa. Mishbāh Az-Zā'ir. Riset: Muassasah Alil Bait Li Ihya At-Turats. Qom: Muassasah Alil Bait Li Ihya At-Turats, tanpa tahun.
  • Ketabsyenāsi-e Qabr-e Mādaram Kujast? Site Sazman-e Esnad wa Ketabkhane-e Melli- Jumhuri-e Eslami-e Iran (http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/560175). Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
  • Ketabsyenāsi-e Raz-e Sadaf. Site Sazman-e Esnad wa Ketabkhane-e Melli- Jumhuri-e Eslami-e Iran (http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/789797). Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
  • Khasibi, Husain bin Hamdan. Al-Hidāyah Al-Kubrā. Beirut; Al-Balagh, 1419 H.
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Al-Kāfī. Revisi Dar Al-Hadits. Qom: Dar Al-Hadits, 1429 H.
  • Madzhahiri, Husain, Andisyehā-e Nāb. Isfahan: Muassese-e Farhanggi-e Mutale'ati-e Az-Zahra, 1390 HS/2011.
  • Majlisi, Muhammad Baqir bin Muhammad. Bihār Al-Anwār. Riset & Revisi Tim Peneliti. Beirut: Dar Ihya' At-Turats Al-'Arabi, 1403 H.
  • Majlisi, Muhammad Taqi. Lawāmi' Shahibqarani. Qom: Muassese-e Ismailiyan, 1414 H,
  • Majlisi, Muhmmad Baqir. Mir'āh Al-'Uqūl Fī Syarh Akhbār Āli Ar-Rasūl. Riset & Revisi Sayyid Hasyim Rasuli Mahallati. Tehran: Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, 1404 H.
  • Mas'udi, Ali bin Husain. At-Tanbīh wa Al-Isyrāf. Revisi Abdullah Ismaililyan Ash-Shawi. Kairo: Dar Ash-Shawi, tanpa tahun.
  • Mazandari, Muhammad Shalih bin Ahmad. Syarh Al-Kāfī." Ulasan Abul Hasan Sya'rani. Riset Ali Akbar Ghaffari. Tehran: Al-Maktabah AL-Islamiyyah li An-Nasyr wa At-Tauzi', 1384 HS/2005.
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Amālī. Riset Husain Ustadwali & Ali Akbar Ghiffari. Qom: Dar Al-Mufid, 1413 H.
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyād fī Ma'rifah Hujaj Allah 'ala Al-'Ibād. Riset & Revisi Muassasah Ali Al-Bait (As). Qom: Kanggere-e Syekh Mufid, 1413 H.
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Muqni'ah. Qom: Kanggere-e Jahani-e Hezar-e Syekh Mufid, 1413 H.
  • Muhibbuddin Thabari, Ahmad bin Abdullah. Dzakhā'ir Al-'Uqbā fī Manāqib Dzawī Al-Qurbā. Kairo: Maktabah Al-Qudsi, 1356 H.
  • Nahj A-Balāghah, Gardawāri-e Muhammad bin Husain Syarīf Ar-Radhī. Revisi Subhi Shalih. QOm: Muassasah Dar Al-Hijrah, 1414 H.
  • Naji Jaza'iri, Sayyid Hasyim. Marqad Sayyidah An-Nisā' Fāthimah Asy-Syahīdah Az-Zahrā' (Sa) fī Ayyi Makān? Qom: Danesy, 1395 HS/2016.
  • Najmi, Muhammad Shadiq. Tārīkh-e A'imme-e Baqī' wa Āsār-e Digar dar Madīne-e Munawware. Tehran Masy'ar, 1386 HS/2007.
  • Qaedan, Asgar. Tārīkh wa Āsār-e Eslāmi-e Makke-e Mukarrame wa Madīne-e Munawware. Tehran: Naysr-e Mas'ar, 1386 HS/2008.
  • Qism Ad-Dirasat Al-Islamiyyah Muassasah Az-Zahra. Fāthimah Az-Zahrā' fī Diwān Asy-Syi'r Al-'Arabi. Beirut: Muassasah Al-Bi'tsah, 1418 H.
  • Qummi, Syekh Abbas. Al-Anwār Al-Bahiyyah fī Tawārīkh Al-Hujaj Al-Ilāhiyyah. Qom: Muassash Al-Islami Al-Mudarrisin, tanpa tahun.
  • Radhi, Husain. Aina Qabr Fāthimah (Sa). Beirut: Dar Mahajjah Al-Baidha', 1432 H.
  • Samhudi, Ali bin Abdullah. Wafā' Al-Wafā' Bi Akhbār Dār Al-Mushtafā'. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1419 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. 'Ilal Asy-Syarāyi'. Qom: Ketab-e Furusyi-e Dawari, 1385 HS/2007.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Ma'āni Al-Akhbār. Riset dan Revisi Ali Akbar Ghaffari. Qom: Daftar-e Entesyarat-e Eslami Wabaste be Jame'e-e Mudarrisin Hauze Ilmiyye, 1403 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Man Lā Yahdhuruhu Al-Faqīh. Riset dan Revisi Ali Akbar Ghaffari. Qom: Daftar-e Entesyarat-e Eslami Wabaste be Jame'e-e Mudarrisin Hauze Ilmiyye, 1413 H.
  • Sibht bin Jauzi, Yusuf bin Qazghali. Mir'āh Az-Zamān fī Tawārīkh Al-A'yān. Riset Muhammad Barakat & Tim. Damaskus: Dar Ar-Risalah Al-Alamiyyah, 1434 H.
  • Syahrakhi, Mahmud & Musyfiq Kasyani. Āyine-e Esmat. Qom: Entesyarat-e Uswe, tanpa tahun.
  • Syustari, Qadhi Nurullah. Ihqāq Al-Haq wa Izhāq Al-Bāthil. Qom: Maktabah Ayatillah Al-Mar'asyi An-Najafi, 1409 H.
  • Thabari Amuli Shagir, Muhammad bin Jarir. Dalā'il Al-Imāmah. Riset & Revisi Qism Ad-Dirasat Al-Islamiyyah Muassasah Al-Bi'tsah. Qom: Be'sat, 1413 H.
  • Thabrisi, Fadhl bin Hasan. I'lām Al-Warā bi A'lām Al-Hudā. Riset & Revisi Muassasah Alil Bait. Qom: 1417 H.
  • Thabrisi, Fadhl bin Hasan. Tāj Al-Mawālid. Beirut: Dar Al-Qari, 1422 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Amāli. Riset & Revisi Muassasah Al-Bi'tsah. Qom: Dar Ats-Tsaqafah, 1414 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Mishbāh Al-Mutahajjid wa Silāh Al-Muta'abbid. Beirut: Muassasah Fiqh As-Syi'ah, 1411 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Tahdzīb Al-Ahkām. Riset & Revisi Hasan Al-Musawi Khurasan. Tehran: Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, 1407 H.
  • Turabi, Hamzah, dan Majid Ahmadi Kucayi. Justari dar Cegunegi wa Makān-e Dafn-e Hazrat-e Fāteme-e Zahrā dar Manabe-e Nukhustīn. Jurnal Pazuhesyi-e Tarikh-e Eslam. Vol: 83, hlm. 131, 1399 HS/2021.
  • Ummul Muhsin, M.Qabr-e Mādaram Kujast? Qom: Dalil-e Ma, 1392 HS/2014.
  • Zamakhsyari, Mahmud bin Umar. Muqaddimah Al-Adab. Tehran: Muassese-e Muthale'at-e Eslami Danesygah-e Tehran, 1386 HS/2007.