Ziarah Jami'ah Kabirah
Ziarah Jami'ah Kabirah (bahasa Arab:الزيارة الجامعة الكبيرة) merupakan doa ziarah dari para Imam Maksum yang paling lengkap dan bernilai. Doa ziarah ini bersumber dari Imam Ali al-Hadi as sebagai jawaban dari permohonan salah satu pengikutnya. Kandungan doa ini adalah keyakinan Syiah terhadap Imamah, kedudukan para Imam, tugas dan tanggung jawab Syiah terhadap para Imam Maksum. Ziarah Jami'ah Kabirah tergolong doa yang berisi pembahasan Imamah dalam bentuk ungkapan dan frasa yang fasih dan menyentuh hati.
Sebab Penamaan
Bagi doa ziarah yang tidak khusus untuk Imam tertentu disebut ziarah jami'ah dan dikarenakan ziarah ini teksnya lebih detail dari doa ziarah yang lain, ziarah ini terkenal dengan sebutan ziarah jami'ah kabirah. Matan atau teks ziarah jami'ah kabirah bisa dibaca kapan saja ketika berziarah ke salah satu Imam, baik dibaca dari jauh maupun dari dekat.
Sanad Ziarah Jami'ah Kabirah
Doa, Munajat dan Ziarah |
Ziarah
Ziarah Asyura • Ziarah Warits • Ziarah Arbain • Ziarah Aminullah • Ziarah Al Yasin • Ziarah Jami'ah Kabirah • |
Syekh Thusi dalam kitab Tahdzib[1] dan Syekh Shaduq dalam kitab Man Lâ Yahduruh al-Faqîh[2] menukil doa ziarah ini.
Ziarah ini diriwayatkan bersumber dari Imam Ali al-Hadi as. Ibnu Babuwaih meriwayatkannya dari jalur Muhammad bin Ismail Barmaki dari Musa bin Abdullah Nakha'i dari Imam Hadi as.[3] Juwaini Khurasani dalam kitab Faraid al-Simthain[4] meriwayatkannya melalui jalur Hakim Naisyaburi dari Ibnu Babuwaih.
Berdasarkan sanadnya, hadis ziarah ini termasuk tidak sahih, sebab di antara perawinya terdapat Musa bin Abdullah Nakha'i yang tidak dikenal.[5] Namun, menurut pakar hadis permulaan tahun hijriah yang membagi hadis menjadi sahih dan tidak sahih dengan bantuan beberapa tanda dan bukti,[6] maka hadis ziarah ini termasuk hadis yang sahih.
Keyakinan Ibnu Babuwaih pada ziarah ini merupakan pertanda sekaligus penguat sanad hadis tersebut.[7] Selain itu, Syiah Imamiyah menerima bahwa jika seorang yang cerdas dan kritis menghendaki, ia bisa mengklaim adanya ijma' atas perkataan para maksum.
Syubbar[8] menyejajarkan doa ziarah ini dengan Nahjul Balaghah dan Shahifah Sajjadiyah, dimana tingkat kefasihan dan balaghahnya tidak mungkin bersumber dari selain Imam Maksum. Ahsai[9] setelah meneliti sanad ziarah ini berkata, "Dari segi kata dan makna, ziarah ini berada pada tingkatan dimana seorang alim akan memahami bahwa ziarah ini merupakan perkataan seorang yang maksum, sehingga tidak perlu lagi meneliti sanadnya."
Allamah Majlisi berkata, "Ziarah ini adalah ziarah yang paling lengkap, (yang bisa dibaca) dari jarak jauh atau dekat."[10]
Allamah Majlisi Awal, dalam kitab Syarah Man Lâ Yahduruh al-Faqîh berkata, "Ziarah ini paling bagus dan paling sempurna dibandingkan ziarah lain dan aku selalu membacanya ketika berziarah ke haram para Imam."
Muhadits Nuri, meyakini[11] bahwa Ibnu Babuwaih dalam periwayatannya meringkas matan ziarah dan menghapus sebagian yang tidak sesuai dengan keyakinannya.
Kandungan Ziarah Jami'ah Kabirah
Ziarah jami'ah kabirah menjelaskan kedudukan tinggi Imamah dari berbagai sisi. Menurut Syiah, kelanjutan agama tergantung pada keyakinan atas Imamah. Karena ziarah ini mengandung kedudukan tinggi para Imam, Imam Ali al-Hadi as berkata, "Sebelum membaca ziarah ini, peziarah membaca "takbir" seratus kali supaya tidak berlebihan (ghuluw) mengenai hak para Imam".[12]
Dalam ziarah ini dijelaskan bahwa Ahlulbait Nabi adalah khalifah yang benar. Juga mengisyaratkan semua ajaran Syiah dengan bahasa yang fasih, seperti hubungan para Imam dengan Nabi saw, kedudukan para Imam dalam keilmuan, akhlak dan politik, suri teladan, hubungan Imamah dan tauhid, hubungan makrifat Imam dan makrifat Tuhan. Pembahasan lain dalam ziarah ini yaitu tentang kemaksuman Ahlulbait, kesatuan penciptaan mereka, tawalli dan tabarri, raj'ah dan taslim. Di dalamnya diterangkan pula keutamaan para Imam dengan bahasa yang fasih dan hubungan mereka dengan Alquran dan sunnah.
Beberapa Kalimat Ziarah Jamiah Kabirah
Pada penggalan pertama ziarah, Imam Hadi as mengatakan bahwa: (السَّلامُ عَلَیکُمْ یا أَهْلَ بَیتِ النُّبُوَّةِ وَ مَوْضِعَ الرِّسَالَةِ) "Salam atas kalian wahai Ahlulbait Nabi dan Tempat Risalah (tempat naik turun malaikat)"
- Allah mengkhususkan Ahlulbait dengan kemuliaannya dan menjadikan mereka pusat atau tempat risalah, tempat turunnya wahyu dan naik turunnya malaikat.
- Perbuatan Allah ini berdasarkan sifat-sifat kesempurnaan yang dimiliki Ahlulbait. Dengan sifat-sifat tersebut, mereka mencapai puncaknya, dimana itu merupakan kesatuan antara ilmu, kelembutan, karomah dan rahmat.
- Ahlulbait sebagai pusat risalah Allah swt, karena Allah memilih mereka sebagai pemimpin umat Islam.
Dalam kalimat (السَّلاَمُ عَلَی أُئِمَّةِ الهُدَی وَ مَصَابِیحِ الدُّجیَ), Imam Hadi as menerangkan poin sebagai berikut:
- Ahlulbait adalah pemimpin hidayah. Siapapun yang memegang tampuk kepemimpinan (Imamah) selain dari Ahlulbait telah bertentangan dengan garis hidayah dan termasuk pemimpin yang sesat. Oleh karena itu, ilmu agama diambil hanya dari Ahlulbait dan tidak ada jalan selain jalan mereka.
- Para Imam adalah orang-orang yang memiliki akal sempurna, tempat berlindung penduduk dunia dan pewaris para Nabi. Mereka adalah contoh kesempurnaan manusia yang harus diikuti semua manusia. Mereka mengajak manusia pada kesempurnaan.
- Ahlulbait adalah tempat keberkahan Allah swt, tempat hikmah-Nya, penjaga rahasia-Nya, pembawa ilmu kitab-Nya dan khalifah Nabi-Nya.
- Ahlulbait sebagai para penyeru kebenaran ini mempunyai kriteria yang bisa dipahami dari perjalanan hidup mereka:
- Mereka menyeru kepada Allah dan membimbing ke jalan yang diridhoi-Nya.
- Teguh dalam ketaatan atas perintah Allah swt.
- Cinta yang sempurna kepada Allah.
- Dalam tauhid termasuk dari orang-orang yang ikhlas.
- Syi'ar-syi'ar Allah swt menjadi jelas melalui mereka.
- Perkataan dan perbuatannya tidak pernah mendahului perintah Allah swt.
Pada penggalan selanjutnya, ziarah ini mengisyaratkan inti dari pemikiran Syiah:
- Beriman bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya.
- Beriman bahwa Nabi Muhammad saw adalah hamba-Nya dan rasul pilihan-Nya.
- Beriman bahwa para Imam adalah orang-orang yang maksum dan mulia.
Di dalamnya juga diisyaratkan tentang perbuatan para Imam:
- Meneguhkan janji ilahi dan memperkuat janji taat pada-Nya.
- Menasehati manusia secara terang-terangan dan sembunyi karena Allah.
- Mengajak manusia pada jalan kebenaran dengan dalil, hikmah dan nasehat.
- Mendahulukan orang lain di jalan Allah dengan pengorbanan jiwa dan sabar dalam kesulitan.
- Melaksanakan salat, zakat dan selalu mengamalkan semua ibadah dan ajaran Islam.
- Menjaga agama Islam dari penyelewengan.
- Pasrah terhadap qadha' dan qadar ilahi.
- Menekankan satunya jalan para nabi dan membenarkan para nabi terdahulu.
Bagian lain dari ziarah ini berbunyi: (فَالرَّاغِبُ عَنكُم مَارِقٌ وَ اللَّاَزِمُ لَکُم لاَحِقٌ وَ المُقَصِّرُ فِی حَقِّکُم زَاهِقٌ) "Orang yang berpaling dari kalian (para Imam) adalah orang yang keluar dari agama dan orang yang berpegang pada kalian adalah orang yang bergabung dengan kalian dan orang yang menyepelekan hak kalian akan binasa."
Penggalan ini mengenalkan akhir hidup dari pecinta Ahlulbait dan musuh-musuh mereka, dimana pecinta mereka akan selamat dan berbahagia, sementara musuhnya akan sengsara.
Sementara penggalan ziarah (فَبَلَغَ اللهُ بِکُم اَشرَفَ مَحَلِّ المُکرَمِینَ وَ اَعلَی مَنَازِلَ المُقَرَّبِینَ وَ اَرفَعَ دَرَجَاتِ المُرسَلِینَ) menjelaskan beberapa poin:
- Pentingnya keyakinan raj'ah (kebangkitan) para Imam dan tegaknya pemerintahan mereka.
- Pentingnya ziarah kubur para Imam as.
- Pentingnya iman pada raj'ah.
- Pentingnya kesiapan terus menerus untuk membantu pemerintahan mereka sehingga tegak di bumi.
- Pentingnya menjauhi musuh-musuh mereka.
- Para mukmin bergembira ketika mendapat rejeki melalui tangan para Imam.
- Persatuan umat muslim yang benar akan terwujud hanya di bawah panji Ahlulbait as.
- Iman kepada Ahlulbait bukan karena perasaan, tapi karena kesadaran, pengetahuan dan pengkajian.
Syarah Ziarah Jami'ah Kabirah
Untuk ziarah ini banyak sekali syarah yang ditulis. Muhammad Taqi Majlisi (W. 1070 H/1660) mensyarahinya dua kali:
- Dengan berbahasa Arab dalam kitab Raudhatul Muttaqin, syarah dari kitab Man La Yahduruhul Faqih karya Ibnu Babuwaih.
- Dengan berbahasa Persia dalam kitab Lawami' Shohibqarani, syarah kitab Man La Yahduruhul Faqih karya Ibnu Babuwaih. Muhammad Baqir Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar[13] juga mensyarahi beberapa penggalan ziarah ini.
Syarah ziarah jami'ah yang paling penting di antaranya syarah Syekh Ahmad bin Zainuddin Ihsa'i (W. 1241 H/1825 atau 1243 H/1827) dengan nama kitab Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, empat jilid dan beberapa kali sudah dicetak. Syarah yang paling detail dan paling ilmiah ini ditulis dengan dominasi bahasan teologi, sastra dan filsafat. Syarah Al-Anwar al-Lami'ah yang ditulis Sayid Abdullah Syubbar merupakan syarah terbaru dari Ziarah Jami'ah Kabirah.
Syarah yang lainnya, sebagai berikut:
Syarah Bahasa Arab
- Al-Anwar al-Sathi'ah fi Syarhi Ziarah al-Jami'ah, karya Jawad Karbalai.[14]
- Al-Anwar al-Lami'ah fi Syarhi Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Abdullah bin Muhammad Ridha Syubbar Kazhimi (1188 H/1774-1242 H/1826),[15] riset oleh Fadhil Furati dan 'Ala' Kazhimi. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dengan judul "Ba Akhtaran Tabnak Welayat" oleh Abbas Ali Sulthani Gulsyeikhi.[16]
- Haqaiq al-Asrar, karya Muhammad Taqi Aqha Najafi Isfahani (w 1332 H/1914), disusun pada tahun 1296 H/1879.[17]
- Sanad al-Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Yasin Musawi.[18]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, karya Syeikh Ahmad Ahsa I (1166 H/1753-1243 H/1827),[19] kitab ini beberapa kali dicetak di Iran dan Irak.
- Ahadis Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Husain al-Mathu'.[20]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah (Talwih al-Isyarah fi Talkhish Syarh Ziarah), karya Ahmad Ahsa I (w 1243 H/1827), diringkas oleh Sayid Muhammad Husain Mar'asyi Syahrestani (1200 H/1786-1315 H/1897).[21] Pada kitab ini penulis menyebutkan inti bahasan dengan menghapus beberapa pengulangan dan pada catatan pinggir ia mengoreksi beberapa kemiripan dan kesalahan kitab dan memperkenalkan dirinya dengan sebutan Abdu al-Shomad Haairi Mazandarani.
- Al-Syumus al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Aqha Raihanullah bin Sayid Ja'far Kasyfi Burujerdi (1268 H/1852-1328 H/1910).[22]
- Al-Syumus al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Husain Hamadani Durud Abadi (1344H/1925).[23][24]
- Al-Shawarim al-Qathi'ah wa al-Hujaj al-Lami'ah fi Itsbati Shihhati al-Ziarah al-Jami'ah, karya Abdul Karim 'Aqili.[25]
- Fi Rihabiz Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, karya Sayyid Ali Husiani Shadr.[26]
Syarah Bahasa Persia
- Adab-e Fana-ye Muqarreban, karya Ayatullah Jawadi Amuli.[27]
- Syarh-e Ziarat-e Jami-e Kabir-e, karya Fakhrul Muhaqqiqin Syirazi.
- Asrar al-Ziarah wa Burhan al-Inabah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Muhammad Taqi Aqha Najafi Isfahani (w 1322 H/1904), cetakan tahun 1296 H/1879.[28]
- Anwar al-Wilayah al-Sathi'ah fi Syarh Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Muhammad bin Ridhoddin Husaini Wahidi Syabestari (1335 H/1917-1421 H/2000), terjemah dan riset oleh Syeikh Hasyim Shalihi.[29]
- Al-Anwar al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Syeikh Ali Asghar Manure Tabrizi (M 1424 H/2003).[30]
- Khazzan al-‘Ilm wa Ahlu Bayt al-Wahy, karya Sayid Husain Ayatullahi Jahrami Jahram.[31]
- Sima-ye Aimmah: Syarh-e Ziarat-e Jameah, karya Ali Nezhami Hamedani, penjelasan oleh Khonum Hashari Hamadani.[32]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah Muhammad Taqi Majlisi Isfahani (1003 H/1595-1070 H/1660), Mukadimah dan Sejarah Singkat oleh Mahdi Faqih Imani Isfahani.[33] Kitab ini disarikan dari Al-Lawami' Shohib Qarani yang merupakan syarah kitab Man Laa Yahdhuruh al-Faqih. Juga ziarah jamiah ini disyarahkan dalam kitab Raudhah al-Muttaqin, syarah bahasa Arab dari kitab Man Laa Yahdhuruh al-Faqih.
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah Sayid Dhiya'u al-Din Astar Abadi.[34]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Sayid Muhammad Taqi Naqawi Qayini.[35]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Muhammad Hadi Fakhr al-Muhaqqiqin Syirazi (1335 H/1917-1420 H/1999), mukadimah dan riset oleh Sayid Muhammad Jawad Thabasi Hairi.[36][37]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah (Partu-ye Wilayat) oleh Sayid Muhammad Wahidi Syabestari (1335 H/1917-1421 H/2000), riset oleh Hasyim Shalihi.[38][39]
- Syarh va Tafsir-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Rahim Tawakkul.[40]
- Syams-e Thali'ah dar Syarh-e Ziarat-e Jami'ah oleh Muhammad Thabib Zadeh Ahmad Abadi Isfahani.[41]
- Ali Alaihessalam va Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Abdul Ali Guya (1340 H/1922-1415 H/1994).[42]
- Fawaid Nafiah-ye Syarifah dar Syarh-e Ziarat-e Jameah oleh Muhammad Tutunci Tabrizi (w 1395 H/1975).[43]
- Maqamat-e Auliya: Syarhi bar Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Sayid Mujtaba Husaini.[44]
- Nujum-e Lamiah dar Syarh-e Ziarat-e Jameah oleh Abu Turab Hudai (1274-1373).[45]
Kitab-Kitab Bahasa Arab
- Al-I'lam al-Lamiah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah oleh Sayid Muhammad Thabathabai Burujerdi (w 1160 H/1747), kakek dari Sayid Bahrul Ulum.[46]
- Al-Anwar al-Sathi'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah oleh Allamah Syeikh Muhmmad Ridha Gharawi Najafi (1304 H/1887-1385 H/1965).[47]
- Anis al-Thulab oleh Muhammad Ja'far bin Agha Muhammad Ali bin Wahid Bahbahani, akhir penulisan tahun 1245 H/1829.[48]
- Syarh Ba'dhi 'Ibarat al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Mu'in al-Din bin Muhammad Shadiq Khadim al-Husaini.[49]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Sayid Muhammad Naini Mukhtari (w 1130 H/1718-1140 H/1727), hidup sejaman dengan Syeikh Hurri Amili.[50]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Muhammad Qasim bin Muhammad Kazhim Razi, akhir penulisan 19 Jumadil Tsani 1133 H/1721, dengan nama Sulthan Husain Shafawi.[51]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Ali Naqi Hairi Thabathabai (w 1289 H/1872).[52]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Haji Mirza Ali Gharawi Aliyari Tabrizi (1319 H/1901-1417 H/1996).[53]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Sayid Muhammad Ali Muwahid Abthahi Isfahani (1347 H/1928-1423 H/2002).[54]
- Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, penulis tidak diketahui.[55]
- Kasyif al-Asrar oleh Mirza Hidayatullah Gulpaighani.
Kitab-Kitab Bahasa Persia
- Al-Ilhamat al-Radhawiyah oleh Sayid Muhammad bin Mahmud Husaini Lawasani Tehrani (w 1355 H/1936).[56]
- Al-Qathi'ah fi Syarh al-Zaiarah al-Jami'ah oleh Sayid Hasan Radhawi Qummi (w 1358 H/1939).[57]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Allamah Mirza Muhammah Ali Cahardahi Rasyti Najafi (w 1334 H/1916).[58]
- Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Syeikh Abbas Hairi Tehrani (1298 H/1881-1360 H/1941).[59]
- Syams-e Thaliah dar Syarh-e Ziarat-e Jamiah oleh Allamah Sayid Abdullah Musawi Biladi Busyahri (1290 H/1873-1372 H/1953).[60]
Catatan Kaki
- ↑ Thusi, Tahdzib, jld. 6, hlm. 96-102.
- ↑ Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 2, hlm. 610.
- ↑ Ibnu Babuwaih, jld. 2, hlm. 610.
- ↑ Faraid al-Simthain, jld. 2, hlm. 179-186.
- ↑ Lihat Ahsa'i, jld. 1, hlm. 30.
- ↑ Lihat Mudir-e Syaneh Ci, hlm. 146.
- ↑ Lihat Ahsa'i, jld. 1, hlm. 31.
- ↑ Syubbar, hlm. 33.
- ↑ Ahsa'i, jld. 1, hlm. 30.
- ↑ Majlisi, Zadul Ma'ad, hlm. 301.
- ↑ Mustadrak al-Wasail, jld. 11, hlm. 170-171.
- ↑ Muhammad Taqi Majlisi, jld. 8, hlm. 666.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld. 99, hlm. 134-144.
- ↑ Qum, Muassasah Darul Hadits, 1377 S, 5 jilid, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Qum, Maktabah al-Amin, 1422 H, 208 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Masyhad: Bunyad-e Pazuhesy-e Islami, 1372 S, 244 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Isfahan, 1296 H, 35 halaman.
- ↑ Damaskus, Hauzah Ahlulbait as, 1419 H, 60 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
- ↑ Beirut, Muassasah al-Balagh, 1424 H, 170 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Kuwait, 4 jilid (quthur).
- ↑ Beirut, Muassasah al-Balagh, 1424 H, 170 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Tehran, 1345 H, Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 14, hlm. 222.
- ↑ Tehran, Markaz-e Nasyr-e Kitab, 1378 H, 544 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
- ↑ Kitab ini salah satu dari syarah Ziarah Jami'ah, penelitian dan pembahasan bernilai.
- ↑ Qum, Muassasah Bidh'ah al-Musthafa, 1421 H, 180 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Qum, Dar al-Ghadir, 1382 H, 700 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Dari kompilasi ini telah dicetak sebanyak 8 jilid.
- ↑ Terjemah dan syarahnya ini bernama Haqaiq al-Asrar yang berupa Hasyiyah (catatan pinggir) dan sudah dicetak. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 35 dan jld. 7, hlm. 29.
- ↑ Qum, Wafa'i, 1376 S, 300 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Qum, Mu'minin, 1380 S, 521 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Mujtama Syahid Mushalla Nezad, 1377 S, 108 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
- ↑ Qum, Faraidh, 1378 S, 3 jilid, masing-masing 368, 368 dan 536 jilid, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Isfahan: Husainiyah 'mad Zadeh, 1373 S, 190 halaman (40 halaman biografi dan 150 halaman), ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Tehran, Maktab-e Quran, 1372 S/1413 H, 2 jilid, 341 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Tehran, Penerbit Shadiq as, 1378 S, 530 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Masyhad, Fadak, 1368 S/1410 H, 2 jilid (552 + 550 halaman), ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Syarah ini salah sati dari syarah terbaik Ziarah Jami'ah dalam bahsa Persia, berisi muatan sejarah, hadits, tafsir, akhlak dan bahasa.
- ↑ Qum, Wafa'i, 1378 S, 302 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahsa Arab.
- ↑ Tehran, Kulaini, 1372 S, 1414 H, 158 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
- ↑ Tehran, 1386 H, 2 jilid.
- ↑ Tehran, Zararah, 1378 S, 310 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Tabriz, 1341 S.
- ↑ Tehran, Nistan, 1379 S, 333 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
- ↑ Masyhad, Percetakan Khurasan, 1366 S, 324 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Fadhil Khansari (kota Khansar), dengan nomer 194, ditulis oleh Syeikh Musa Khansari. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 239; Daftar Perpustakaan, jld. 1, hlm 142.
- ↑ Al-Muntakhab min A'lam al-Fikr wa al-Adab / 486.
- ↑ Bagian dai kitab Syarh-e Ziarat-e Jami'ah.
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Danesykadeh Ilahiyat Universitas Tehran, dengan nomer 749 D. Lihat: Daftar Isi Perpustakaan Ilahiyah, jld. 1, hlm. 309.
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Ayatullah Gulpaighani (Qum), dengan nomor 3918. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306; Daftar Perpustakaan, jld. 1, hlm 139.
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Universitas Tehran, dengan nomer 3943. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 12, hlm. 2933.
- ↑ Syarah yang panjang dan tidak selesai ditulis. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306.
- ↑ Lihat: Al-Musalsalat fi al-Ijazat, jld. 2m hlm. 578; Majalah Ayaneh-e Pazuhesy, nomor 43, hlm. 111.
- ↑ Al-Musalsalat fi al-Ijazat, jld. 2, hlm. 583, ; Majalah Ayaneh-e Pazuhesy, nomor 76, hlm. 132.
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Majlis-e Syura-ye Islami, dengan nomer 4373, sebanyak 46 lembar. Lihat: Daftar Perpustakaan pada Majlis-e Syura-ye Islami, jld. 12, hlm 83.
- ↑ Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 302.
- ↑ Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Ayatullah Gulpaigani (Qum), dengan nomer 39/240, sebanyak 146 lembar (292 halaman), dengan tulisan tangan penulis sendiri.
- ↑ Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306.
- ↑ Lihat: Naqba'u al-Basyar, jld. 4, hlm. 990; Ganjine-ye Danesymandan, jld. 4, hlm. 426.
- ↑ Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 14, hlm. 223.
Daftar Pustaka
- Ibnu Babawaih, Muhammad Ali, Man La Yahdhuruh al-Faqih, Pentashhih: Ghaffari, Ali Akbar, Jama'ah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
- Juwaini, Ibrahim bin Muhammad, Faraid al-Samathin, Riset oleh: Mahmudi, Muhammad Baqir, Muassasah al-Mahmudi, Beirut.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, Dar Ihya' Turats Arabi, Beirut, 1403 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Zad al-Ma'ad, Beirut, Percetakan ‘Alauddin A'lami, 1423 H / 2003.
- Nuri, Husain bin Muhammad Taqi, Mustadrak al-Wasail wa MUstanbith al-Masail, Muassasah Alulbait as li Ihya' al-Turats, Beirut, 1411 H / 1001.
- Thusi, Muhammad bin Husain, Tahdzib al-Ahkam, Pentashih: Khurasan, Hasan al-Musawi, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teharan, 1407 H.