Peristiwa Tahniah
Peristiwa Tahniah adalah penggalan kejadian dimana para sahabat khususnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyatakan selamat kepada Imam Ali as atas pendeklarasian wilayah (kepemimpinan) oleh Nabi Muhammad saw pada peristiwa Ghadir. Diriwayatkannya kejadian ini menjadi dalil kepemimpinan Imam Ali as dan penegasan maksud dari Nabi Muhammad saw dalam mendeklarasikan wilayah yang merupakan pelanjut kepemimpinannya pada hari Ghadir.
Isi Ucapan
Peristiwa Tahniah terkait ucapan selamat para sahabat Nabi Muhammad saw kepada Imam Ali as setelah pendeklarasian wilayah oleh Nabi saw. [1] Umar bin Khattab mengatakan, بَخْ بَخْ لَك یا عَلِی أَصْبَحْتَ مَوْلَای وَ مَوْلَی کلِّ مُؤْمِنٍ وَ مُؤْمِنَةٍ (Wah, wah, selamat kepada anda wahai Ali, engaku telah menjadi pemimpinku dan pemimpin seluruh mukminin dan mukminah). [2] Pada sebagian riwayat kata Ali disebut dengan Ibnu Abi Thalib [3] atau Amirul Mukminin [4]. Pada sebagian teks kata mukmin dan mukminah disebut muslim. [5] Ahmad bin Hanbal juga mengatakan bahwa Umar bin Khattab mengatakan, "هَنِیئًا یا ابْنَ أَبِی طَالِبٍ، أَصْبَحْتَ وَأَمْسَیتَ مَوْلَی کلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَة" (Selamat, wahai putra Abi Thalib, engkau telah menjadi pemimpin setiap mukmin dan mukminah)."[6]
Siapa saja yang Mengucapkan Selamat kepada Ali as?
Abu Bakar, Umar bin Khattab, Thalhah dan Zubair adalah diantara sahabat yang mengucapkan selamat kepada Imam Ali as. [7] Sebagian penulis menyebut Abu Bakar dan Umar atas permintaan Rasulullah saw [8] dengan mengingatkan bahwa yang menentang atau memilih berlawanan dengan masalah ini dapat menyebabkan kekufuran, sehingga keduanya turut mengucapkan selamat. [9] Dalam teks yang lain menyebutkan mengenai kebahagiaan Umar bin Khattab [10] dengan pemberian selamat yang lebih bersemangat dari yang lain [11] atau disebutkan bahwa ia yang pertama kali [12] atau termasuk dari orang-orang pertama yang mengucapkan selamat kepada Imam Ali as. [13] Meskipun dalam banyak sumber menisbatkan ucapan selamat kepada Umar bin Khattab, [14] namun sebagian versi menyebutkan bahwa Abu Bakar dan Umar mengucapkan selamat secara bersaman kepada Imam Ali as. [15]
Pada sebagian kitab juga menyebutkan pemberian ucapan selamat juga disampaikan oleh Sayid Alu 'Adi [16] atau Sayid Bani 'Adi [17](nasab Umar bin Khattab sampai pada 'Adi bin Ka'ab.[18]) atau oleh seseorang lainnya tanpa penyebutan nama. [19]
Menurut riwayat yang disampaikan oleh Umar bin Khattab setelah pendeklarasian wilayah Imam Ali as, dia melihat seorang pemuda yang menyampaikan bahwa mereka yang meragukan ucapan Rasulullah saw tersebut hanya akan muncul dari kelompok orang-orang munafik. Nabi Muhammad saw kemudian memberitahu bahwa pemuda tersebut, adalah malaikat Jibril as.[20]
Argumentasi atas Keimamah Imam Ali as
Ucapan selamat Umar bin Khattab kepada Imam Ali as adalah sebuah dalil yang menjadi argumentasi kuat dan tegas mengenai kepemimpinan Imam Ali as sebagai pengganti Rasulullah saw yang disampaikan dalam peristiwa Ghadir [21]. Argumentasi ini dikenal lebih utama [22] dan lebih kuat dari argumentasi yang lain. [23] Pada sebagian teks riwayat menyebutkan bahwa Imam Ali as setelah beberapa lama dalam pertemuannya dengan khalifah pertama Abu Bakar menggunakan peristiwa tahniah sebagai kebenaran pengakuannya sebagai yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti Rasulullah saw. [24]
Faidh Kasyani mengatakan bahwa setelah Umar bin Khattab mengucapkan selamat, ia menyampaikan salam dengan sebutan Amirul Mukminin kepada Imam Ali as. [25]
Waktu Peristiwa
Banyak sumber yang meriwayatkan peristiwa tahniah, yaitu peristiwa dimana sejumlah sahabat mengucapkan selamat kepada Imam Ali as terjadi pada peristiwa Ghadir, yaitu deklarasi Rasulullah saw bahwa Imam Ali as yang akan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum muslimin setelahnya. [26] Menurut riwayat-riwayat tersebut, setelah pendeklarasian wilayah Imam Ali as, Nabi Muhammad saw memerintahkan agar tenda didirikan dan para sahabat satu demi satu berdatangan memberi ucapan selamat kepada Imam Ali as dalam tenda tersebut. [27]
Sebagian sumber lainnya menyebutkan bahwa peristiwa tahniah ini dikaitkan dengan peristiwa mubahalah dan pengumuman persaudaraan antar sesama orang beriman oleh Nabi Muhammad saw, yang kemudian setelah Nabi saw menyampaikan wilayah Imam Ali as, Umar bin Khattab mengucapkan selamat atas wilayah Imam Ali as. [28]
Catatan Kaki
- ↑ Amini, al-Ghadir, jld. 1, hlm. 508
- ↑ Hilali, Kitab Sulaim bin Qais, jld. 2, hlm. 829; Furat Kufi, Tafsir Furat al-Kufi, hlm. 516; Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 177
- ↑ Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-Askari, hlm. 112; Khathib Baghdadi, Tarikh al-Baghdadi, jld. 8, hlm. 284; Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, jld. 42, hlm. 233
- ↑ Khusaibi, al-Hidayah al-Kubra, hlm. 104
- ↑ Shaduq, al-Amali, hlm. 2, Khathib Baghdadi, Tarikh al-Baghdad, jld. 8, hlm. 284; Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 7, hlm. 349
- ↑ Ibnu Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 30, hlm. 430
- ↑ Hilli, al-'Adad al-Qawiyah, hlm. 183
- ↑ Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-'Askari, hlm. 112
- ↑ Hilali, Kitab Sulaim bin Qais, jld. 2, hlm. 829
- ↑ Irbili, Kasyf al-Ghummah, jld. 1, hlm. 237
- ↑ Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 177; Tabarsi, I'lam al-Wara, hlm. 133
- ↑ Mufid, Masar al-Syi'ah, hlm. 44; Bahrani, Madinah Ma'ajiz, jld. 2, hlm. 269
- ↑ Ibn Thawus, Tharaf min al-Anba wa al-Manaqib, hlm. 362
- ↑ Hilali, Kitab Sulaim bin Qais, jld. 2, hlm. 829; al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-'Askari, hlm. 112; Khushaibi, al-Hidayah al-Kubra, hlm. 104, Shaduq, al-Amali, hlm. 2; Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 177
- ↑ Amini, al-Ghadir, jld. 1, hlm. 512
- ↑ Syami, al-Dar al-Nazhim, hlm. 444
- ↑ Syami, al-Dar al-Nazhim, hlm. 444
- ↑ Al-Bar, Ibn Abdi, Al-Isti'ab, 1412 H, jld. 3, hlm. 1144.
- ↑ Furat Kufi, Tafsir Furat al-Kufi, hlm. 516
- ↑ Syami, al-Darr al-Nazhim, hlm. 253
- ↑ Karajki, Kanz al-Fawaid, jld. 2, hlm. 96
- ↑ Syami, al-Darr al-Nazhim, hlm. 268
- ↑ Dailami, Ghurar al-Akhbar, hlm. 349
- ↑ Dailami, Irsyad al-Qulub, jld. 2, hlm. 264; Khushaibi, al-Hidayah al-Kubra, hlm. 103-104
- ↑ Faidh Kasyani, Nawadir al-Akhbar, hlm. 166
- ↑ Hilali, Kitab Sulaim bin Qais, jld. 2, hlm. 828-829; al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-Askari, hlm. 112; Furat Kufi, Tafsir Furat al-Kufi, hlm. 516; Shaduq, al-Amali, hlm. 2; Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 175; Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, jld. 42, hlm. 234
- ↑ Hilali, Kitab Sulaim bin Qais, jld. 2, hlm. 829; Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 176; Thabarsi, I'lam al-Wara, hlm. 132
- ↑ Ibnu Bathriq, 'Umdah 'Uyun, hlm. 169; Ibnu Syadzan, al-Raudhah, hlm. 76-77; Irbili, Kasyf al-Ghummah, jld. 1, hlm. 328
Daftar Pustaka
- Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam Abi Muhammad al-Hasan bin Ali al-Askari (as), riset: Madrasah Imam Mahdi afs, Qom, 1409 H
- Amini, Abd al-Husain, al-Ghadir fi al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Adab, Qom, Markaz al-Ghadir lil Dirasat al-Islamiyah, 1416 H
- Bahrani, Sayid Hasyim bin Sulaiman, Madinah Ma'ajiz al-Aimmah al-Istna 'Asyara, Qom, Muassasah al-Ma'arif al-Islamiyah, 1413 H
- Dailami, Hasan bin Muhammad, Ghurar al-Akhbar wa Durar al-Atsar fi Manaqib Abi al-Aimmah al-Athar, riset: Ismail Dhaigham, Qom, Dalil-e Ma, 1427 H
- Dailami, Hasan bin Muhammad, Irsyad al-Qulub ila al-Shawab, Qom, al-Syarif al-Radhi, 1412 H
- Faidh Kasyani, Muhammad Muhsin, Nawadir al-Akhbar fima Yata'allaq bi Ushul al-Din, Tehran, Muassasah Muthali'at wa Tahqiqat Farhanggi, 1371 HS
- Haskani, 'Ubaidillah bin Abdullah, Syawahid al-Tanzil li Qawa'id al-Tafdhil, Tehran, Wezarat Farhang wa Arsyad Islami, 1411 H
- Hilali, Sulaim bin Qais, Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali, riset: Muhammad Anshari Zanjani Khawini, Qom al-Hadi, 1405 H
- Hilli, Ali bin Yusuf bin Muthahar, al-'Adad al-Qawiyah li Daf' al-Makhawif al-Yaumiyah, Qom, Kitabkhaneh Ayatullah Mara'asyi Najafi, 1408 H
- Ibnu Abd al-Barr, Yusuf bin Abdillah, al-Isti'ab fi Ma'rifah al-Ashhab, riset: Ali Muhammad al-Bajawi, Beirut, Dar al-Jail, 1412 H
- Ibnu Asakir, Ali bin Hasan, Tarikh Madinah Dimsayq wa Dzikr Fhadhliha wa Tasmiyah man Hallaha min al-Amtsal au Ijtaza bi Nawahiha min Waridiha wa Ahliha, riset: Ali Syiri, Beirut, Dar al-Fikr, 1415 H
- Ibnu Bathriq, Yahya bin Hasan, 'Umdah 'Uyun Shihah al-Akhbar fi Manaqib Imam al-Abrar, Qom, Jami'ah Mudarrisin, 1407 H
- Ibnu Hanbal, Ahmad bin Muhammad, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, riset: Abdullah bin Abdul Hasan Tarki dll, Beirut, Muassasah al-Risalah, 1416 H
- Ibnu Katsir, Ismail bin 'Umar, al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, Dar al-Fikr, 1407 H
- Ibnu Syadzan Qummi, Syadzan bin Jibrail, al-Raudhah fi Fadhail Amir al-Mu'minin Ali bin Abi Thalib as, riset: Ali Syekarchi, Qom, Maktabah al-Amin, 1423 H
- Ibnu Thawus, Ali bin Musa, Tharaf min al-Anba' wa al-Manaqib, riset: Qais 'Athar, Masyhad, Tasu'a, 1420 H
- Irbili, Ali bin Isa, Kasyf al-Ghummah fi Ma'rifah al-Aimmah, riset: Hisyam Rasuli Mahallati, Tabriz, Bani Hasyimi, 1381 H
- Karajki, Muhammad bin Ali, Kanz al-Fawaid, riset: Abdullah Nu'mah, Qom, Dar al-Dzakhair, 1410 H
- Khushaibi, Husain bin Hamadan, al-Hidayah al-Kubra, Beirut, al-Balagh, 1419 H
- Khushaibi, Husain bin Hamadan, al-Hidayah al-Kubra, Beirut, al-Balagh, 1419 H
- Khuthaib Baghdadi, Ahmad bin Ali, Tarikh al-Baghdad, riset: Mustafa 'Abd al-Qadir 'Atha, Beirut, Dar al-Kutub al-'Alamiyah, 1417 H
- Kufi, Furat bin Ibrahim,Tafsir Furat al-Kufi, riset: Muhammad Kazhim, Tehran, Wezarat Farhang wa Irsyad Islami, Muassasah al-Thabi' wa al-Nasyr, 1410 H
- Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar al-Jami'ah li Darar Akhbar al-Aimmah al-Athhar, Beirut, Dar Ahya al-Turats al-'Arabi, cet. II, 1403 H
- Mufid, Muhammad bin Muhammad bin Nu'man, al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajullah 'ala al-'Ibad, Qom, Kangguru Syaikh Mufid, 1413 H
- Mufid, Muhammad bin Muhammad bin Nu'man, Masar al-Syi'ah fi Mukhtashar Tawarikh al-Syari'ah, dicetak dalam Majmu'ah Nafisah fi Tarikh al-Aimmah as, Beirut, Dar al-Qarim 1422 H
- Shaduq, Muhammad bin Ali, al-Amali, Tehran, Kitabchi, cet. VI, 1376 HS
- Syami, Yusuf bin Hatim, al-Dar al-Nazhim fi Manaqib al-Aimmah al-Lilhamim, Qom, Jami'ah Mudarrisin, 1420 H
- Thabarsi, Fadhl bin Hasan, I'lam al-Wara bi A'lam al-Huda, Tehran, Islamiyah, cet. III, 1390 H