Hadis Tasybih

Dari wikishia
Hadis Tasybih
Nama lainHadis Asybah
TemaKeutamaan Imam Ali as
Diriwayatkan dariNabi saw
Periwayat lainAbdullah bin Abbas, Abu al-Hamra' (Hilal bin Harits) dan Anas bin Malik
Validitas hadisMuktabar di kalangan Syiah
Sumber SyiahKamal al-Din, Al-Mustarsyid fi al-Imamah, Al-Amali Syekh Mufid, Al-Amali Syekh Thusi
Sumber AhlusunahAl-'Asal al-Musthafa, Manaqib Ibn Maghazili, Manaqib Ibn Maedawaih, Manaqib Khawarizmi

Hadis Tasybih (bahasa Arab: حديث التشبيه) atau Hadis Asybah adalah sebuah hadis dari Rasulullah saw dimana Imam Ali as diserupakan dengan para nabi dalam beberapa keutamaan. Menurut hadis ini, diantara keutamaan Imam Ali as disebutkan ia seperti ilmu Nabi Adam as, ketakwaan dan mencintai perdamaian Nabi Nuh as, kesabaran Nabi Adam as, keluarbiasaan dan kebijaksanaan Nabi Musa as, kezuhudan Nabi Daud as dan ibadah Nabi Isa as. Hadis ini dimuat dalam sumber Syiah dan Ahlusunah yang dinukil dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw seperti Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Abu al-Hamra dan Anas bin Malik.

Dari sudut pandang ulama Syiah, Hadis Tasybih menunjukkan kesetaraan Imam Ali as dengan para Nabi dari sisi sifat dan keutamaan-keutamaan. Keutamaan ini juga menjadi hujjah bagi ulama Syiah akan keimamahan dan kekhalifahan Imam Ali as. Sebagian kelompok menjadikan hadis ini sebagai dalil akan keunggulan Imam Ali as atau para Nabi kecuali Nabi Muhammad saw.

Hadis ini muktabar di kalangan ulama Syiah, namun sebagian dari Ahlusunah tidak menerima hadis ini. Pada jilid 16 kitab 'Abaqat al-Anwar secara khusus meneliti sanad dan bukti-bukti hadis ini dan dicetak secara terpisah dengan judul, Khalashah 'Abaqat al-Anwar; Hadits Tasybih.

Teks dan Pengenalan

عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: کُنَّا جُلُوساً عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ص فَقَالَ: مَنْ أَرَادَ أَنْ یَنْظُرَ إِلَى آدَمَ فِی عِلْمِهِ وَ إِلَى نُوحٍ فِی سِلْمِهِ وَ إِلَى إِبْرَاهِیمَ فِی حِلْمِهِ وَ إِلَى مُوسَى فِی فِطَانَتِهِ وَ إِلَی دَاوُدَ فِی زُهْدِهِ فَلْیَنْظُرْ إِلَی هَذَا قَالَ فَنَظَرْنَا فَإِذَا عَلِیُّ بْنُ أَبِی طَالِبٍ قَدْ أَقْبَلَ

Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, "Kami duduk di sisi Rasulullah saw dan ia bersabda, "Barang siapa yang ingin melihat Adam dalam ilmunya, kepada Nuh dalam perdamaiannya, kepada Ibrahim dalam kesabarannya, kepada Musa dalam kelihaiannya, dan kepada Daud dalam zuhudannya, maka lihatlah kepada orang yang akan datang ini. Kami semua menatap dan tiba-tiba Ali bin Abi Thalib datang." [1]

Hadis Tasybih adalah hadis dari Nabi Muhammad saw yang didalamnya disebutkan sebagian dari keutamaan Imam Ali as yang diserupakan dengan keutamaan para Nabi as. Hadis ini dengan frase yang beragam terdapat dalam sumber hadis Syiah [2] dan Sunni [3].

Frase hadis yang berbeda terkait dengan keutamaan nabi-nabi yang diserupakan dengan Imam Ali as. [4] Dalam kitab Kamal al-Din karya Syeikh Shaduq, selain dengan para nabi Ulul Azmi dan Nabi Nuh as, nama Nabi Daud as juga disebutkan. [5] Pada sebagian periwayatan Imam Ali as diserupakan dengan Nabi Adam as, Ibrahim as, Musa as, Yahya as, Isa as, Syisy as dan Idris as. [6] Pada sebagian sumber Ahlusunah penyerupaan keutamaan Imam Ali as dengan Nabi Adam as, Nuh as, Ibrahim as, Yahya as dan Nabi Musa as. [7] Dalam Manaqib ibn Maghazali, Imam Ali as hanya disepakan dengan Nabi Adam as dan Nabi Nuh as. [8]

Dalam beberapa riwayat, Imam Ali as diserupakan dengan kehebatan Malaikat Israfil as, keagungan Jibril as dan derajat Mikail as. [9] Hadis ini dikenal dengan nama Hadis Asybah. [10]

Qadhi Nurullah Syausytari [11] dan Mir Hamid Husain [12] mengumpulkan perawi, sanad dan beragam versi matan yang berbeda Hadis Tasybih.

Bentuk Penyerupaan Imam Ali as dengan Anbiyah as

Dikatakan bahwa menurut Hadis Tasybih, Imam Ali as diserupakan dengan beragam akhlak para nabi dan memiliki sifat-sifat sebagaimana yang dimiliki para Nabi as. [13]

Muhammad bin Yusuf Ganji asy-Syafi'i, salah seorang ulama dari mazhab Syafi'i abad ke-7 H dalam penjelasannya mengenai Hadis Tasybih menyebutkan penyerupaan Imam Ali as dengan ilmu Nabi Adam as sesuai dengan ayat 31 Al-Baqarah bahwa Allah swt mengajarkan nama-nama segala sesuatu kepada Nabi Adam as. Imam Ali as juga demikian, ia mengetahui setiap peristiwa dan kejadian. [14] Demikian pula penyerupaan Imam Ali as dengan Nabi Nuh as dalam hikmah atau kebijaksaan. Yaitu Imam Ali as bertindak seperti Nabi Nuh as [15], keras ketika dan tegas dalam menghadapi orang-orang kafir dan berlemah lembut dan penyayang pada orang-orang beriman. [16] Sebagaimana dalam Alquran disebutkan Nabi Ibrahim as memiliki kesabaran yang banyak [17] maka Imam Ali as diserupakan dengan Nabi Ibrahim as dalam hal kesabaran. [18]

Muhammad bin Thalhah asy-Syafi'i, salah seorang ulama dari mazhab Syafi'i di abad ke-6 dan 7 H, membenarkan sabda Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadis mengenai Imam Ali as yang menyerupakan ilmu Imam Ali as dengan ilmu Nabi Adam as, ketakwaannya dengan ketakwaan Nabi Nuh as, kesabarannya dengan kesabaran Nabi Ibrahim as, keperkasaan sebagaimana keperkasaan Nabi Musa as dan ibadah sebagaimana ibadah Nabi Isa as. [19] Menurutnya penyerupaan Imam Ali as dengan para nabi dalam sifat-sifat yang disebutkan menunjukkan ketinggian derajat Imam Ali as. [20]

Ahmad bin Muhammad al-'Ashami, salah seorang ulama Ahlusunah pada abad ke-4 dan 5 H, dalam kitab Zain al-Fataya setelah menukil Hadis Tasybih yang menyerupakan Imam Ali as dengan Nabi Adam as, Nuh, Ibrahim as, Yusuf as, Musa, Daud as, Sulaiman as, Ayyub, Yahya, Isa dan Nabi Muhammad saw, ia memberikan syarah dan penjelasan. [21]

Allamah Majlisi juga dalam kitab Bihar al-Anwar, sejumlah hadis yang menyerupakan Imam Ali as dengan sejumlah keutamaan Anbiya dia nukil dan satukan dalam satu bab. [22]

Hujjah atas Keunggulan Imam Ali as

Beberapa kelompok dari ulama Syiah, Hadis Tasybih dijadikan dalil dan hujjah atas keunggulan Imam Ali as di atas manusia lainnya, yang dengan demikian juga dijadikan hujjah atas keimamahan dan kekhalifahannya. [23] Demikian pula sebagian lainnya menjadikan Hadis Tasybih sebagai hujjah ketinggian dan keunggulan Imam Ali as di atas para nabi selain Nabi Muhammad saw. Dengan argumentasi bahwa mereka yang memiliki lebih banyak keutamaan tentu lebih tinggi derajatnya sementara Imam Ali as memiliki keutamaan-keutamaan khusus yang dimiliki setiap para nabi. [24]

Demikian pula dengan Mir Hamid Husain, juga menjadikan Hadist Tasybih sebagai hujjah dan menyebutkan adanya dua puluh dalil yang bisa digunakan untuk menguatkannya. [25] Menurutnya, kesemua itu menunjukkan hujjah dan dalil atas keutamaan Imam Ali as di atas para nabi (kecuali Nabi Muhammad saw) dan manusia lainnya. [26]

Perawi dan Kedudukan Hadis

Hadis ini dinukil dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw seperti Abdullah bin Abbas [27], Abdullah bin Mas'ud [28], Abu Hurairah [29], Abu al-Hamra salah seorang pelayan Rasulullah saw [30] dan Anas bin Malik [31].

Kedudukan Hadis

Ulama Syiah meyakini Hadis Tasybih sebagai hadis yang muktabar dan bersandar pada hadis ini. Sulthan Abu al-A'zhain Syirazi penulis kitab Syabha-ye Pesyawar, menyebut Hadis Tasybih diakui kedudukannya secara ijma oleh ulama Syiah dan Ahlusunah. [32] Mir Hamid Husain juga dalam kitab 'Abaqat al-Anwar, menyebutkan hadis ini dinukil oleh 40 orang dari ahli hadis Ahlusunah dan mereka mengakui kesahihannya. [33] Sebagian lain berpendapat bahwa hadis ini disebabkan diriwayatkan dari banyak jalur maka derajat hadis ini muktabar meskipun sanadnya bermasalah. [34]

Beberapa ulama Ahlusunah meragukan kesahihan hadis ini. Syamsuddin adz-Dzahabi, seorang sejarawan dan ahli hadis Salafi di abad 8 H [35], Ibnu Hajar al-Asqalani, sejarawan dan ahli hadis Syafi'i pada abad 8 dan 9 H [36] dan Ibnu Katsir salah seorang ulama Ahlusunah abad 8 H [37] menyebut Hadis Tasybih sebagai kabar munkar (salah satu bentuk riwayat yang lemah). Ibnu Jauzi, salah seorang ulama Ahlusunah pada abad 6 H, menyebut Hadis Tasybih sebagai hadis yang dibuat-buat. [38]

Dzahabi [39] dan Ibnu Taimiyah [40] setelah menukil Hadis Tasybih tanpa sanad dari Baihaqi menyebut Hadis Tasybih tidak memiliki sanad sehingga keduanya berpendapat bahwa hadis ini di kalangan peneliti hadis dikenal sebagai hadis buatan dan dusta. Oleh karena itu banyak peneliti hadis yang kemudian tidak mengutip Hadis Tasybih tersebut. Namun Muwafiq bin Ahmad al-Khawarizmi, salah seorang ulama Ahlusunah pada abad 6 H dalam kitab Manaqibnya, menukilkan hadis ini lengkap dengan sanadnya dari Baihaqi. [41] Ia juga menukil hadis ini dengan sanad-sanad yang lain dari ulama Ahlusunah. [42]

Pengenalan Kitab

Penjelasan dan pembahasan secara khusus mengenai Hadis Tasybih ditulis dalam beberapa kitab. [43] Mir Hamid Husain jilid 16 dari kitab 'Abaqat al-Anwar fi Imam al-Aimmah al-Athhar secara khusus berisi hasil riset atas sanad dan bukti-bukti penguat atas hadis ini. Jilid kitab ini diterbitkan secara terpisah dengan judul Khalashah 'Abaqat al-Anwar: Hadits Tasybih. Kitab ini direvisi oleh Sayid Ali Husaini Milaini.

Catatan Kaki

  1. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 1, hlm. 25
  2. Sebagai contoh lih. al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-'Askari, hlm. 497 dan 498; Shaduq, Kamal al-Din, jld. 1, hlm. 25; Thabari Amali Kabir, al-Mustarsyid fi al-Imamah, hlm. 287; Mufid, al-Amali, hlm. 14; Thusi, al-Amali, hlm. 417; Thabari Amali, Basyarah al-Musthafa, hlm. 83
  3. Sebagai contoh lih. 'Ashami, al-'Asal al-Mushaffa, jld. 1, hlm. 124-126; Ibnu Asakir, terj. al-Imam Ali bin Abi Thalib, jld. 2, hlm. 280; Ibnu Maghazali, Manaqib Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib, hlm. 281, Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 84 dan 312; al-Haskani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 103; Thabari, Dzakhair al-'Uqba, 1354 H, hlm. 93 dan 94; Himawai al Juwayni, Faraid al-Samthain, jld. 1, hlm. 170
  4. Thabari Amali Kabir, al-Mustarsyid fi al-Imamah, hlm. 287
  5. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 1, hlm. 25
  6. Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-'Askari (as) hlm. 497-498
  7. 'Ashimi, al-Asal al-Mashfi, jld. 1, hlm. 125; Ibnu Mardawiah, Manaqib Ali bin Abi Thalib, hlm. 147; Hasakani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 103; Thabari, Dzakhair al-'Aqabi, hlm. 93-94
  8. Ibnu Magazali, Manaqib Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib, hlm. 281
  9. Syausytari, Ahqaq al-Haq, jld. 5, hlm. 396, 397, jld. 15, hlm. 619, jld. 22, hlm. 329
  10. Amini, al-Ghadir, jld. 3, hlm. 486
  11. Syausytari, Ahqaq al-Haq, jld. 4, hlm. 392-405, jld. 5, hlm. 4-6, jld. 15, hlm. 610-622, jld. 22, hlm. 296-300 dan jld. 31, hlm. 317 dan 318
  12. Mir Hamad Husain, 'Abaqat al-Anwar, jld. 16, Bagian pertama, hlm. 15-454
  13. Ghanji Syafi'i, Kifayah al-Thalib, hlm. 122
  14. Ghanji Syafi'i, Kifayah al-Thalib, hlm. 122
  15. Qs. Nuh: 26
  16. Ghanji Syafi'i, Kifayah al-Thalib, hlm. 122
  17. Qs. At-Taubah: 114
  18. Ghanji Syafi'i, Kifayah al-Thalib, hlm. 122
  19. Nashibi Syafi'i, Mathalib al-Sauwal, Muassasah al-Balagh, hlm. 98
  20. Nashibi Syafi'i, Mathalib al-Sauwal, Muassasah al-Balagh, hlm. 98
  21. Lih. 'Ashami, al-'Asal al-Mushaffa, bagian 5, jld. 1, hlm. 124-503 dan jld. 2, hlm. 5-286
  22. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 39, hlm. 35-82
  23. Sebagai contoh lih. Thabari, Tuhfatu al-Abrar, hlm. 140 dan 263; Fadhil Miqdad, Irsyad al-Thalibain, hlm. 354; Muzhaffar, Dalail al-Shidq, jld. 6, hlm. 329
  24. Lih. Thabari, Tuhfah al-Abrar, hlm. 140 dan 263; Muzhaffar, Dalail al-Shidq, jld. 6, hlm. 330; Syausytari, Ahqaq al-Haq, jld. 3, hlm. 279; Sulthan al-Wa'izhain, Syabha-ye Pesyawar, hlm. 478 dan 479
  25. Mir Hamad Husain, 'Abaqat al-Anwar, jld. 16, bag. II, hlm. 77-118
  26. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 1, hlm. 25; Hasakani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 137; Thabari, Dzakhair al-'Uqba, jld. 94; Ghanji Syafi'i, Kifayah al-Thalib, hlm. 121 dan 122
  27. Thusi, al-Amali, hlm. 417
  28. Thabari Amali Kabir, al-Mustarsyid fi al-Imamah, hlm. 287
  29. 'Ashimi, al-'Asal al-Mushaffa, jld. 1, hlm. 124-26; Ibnu Asakir, terj. al-Imam Ali bin Abi Thalib, jld. 2, hlm. 280; Hasakani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 100-103; Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 84 dan 312; Thabari, Dzakhair al-'Uqba, hlm. 93
  30. Ibnu Magazali, Manaqib Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib, hlm. 281; Thabari Amali, Basyarah al-Mushthafa, hlm. 83
  31. Sulthan al-Wa'izhain, Syabha-ye Peisyawar, hlm. 478
  32. Mir Hamid Husain, 'Abaqat al-Anwar, jld. 16, bag. I, hlm. 15-454
  33. Muzhaffar, Dalail al-Shidq, jld. 6, hlm. 329
  34. Dzahabi, al-Mantiqi min Minhaj al-I'tidal, hlm. 344
  35. Ibnu Hajar Asqalani, Lisan al-Mizan, jld. 6, hlm. 24
  36. Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 11, hlm. 89
  37. Ibnu Jauzi, al-Maudhu'at, jld. 1, hlm. 370
  38. Dzahabi, al-Mantiqi min Minhaj al-I'tidal, hlm. 344
  39. Ibnu Taimiyah, Minhaj al-Sunnah, jld. 5, hlm. 510-511
  40. Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 83 dan 84
  41. Sebagai contoh lih. 'Ashimi, al-'Asal al-Mushaffa, jld. 1, hlm. 124-126; Thabari Amali Kabir, al-Mustarsyid fi al-Imamah, hlm. 287; Ibnu Asakir, Tarjimah al-Imam Ali bin Abi Thalib, jld. 2, hlm. 280; Hasakani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 103; al-Hamawi Jawini, Faraid al-Simthain, jld. 1, hlm. 170
  42. Sebagai contoh lih. Syausytari, Ahqaq al-Haq, jld. 4, hlm. 392-405, jld. 5, hlm. 4-6, jld. 15, hlm. 610-622, jld. 22, hlm. 296-300 dan jld. 31, hlm. 317-318; Mir Hamid Husain, 'Abaqat al-Anwar, jld. 16 (semua pembahasan pada jilid ini berkenaan dengan hadis tasybih); Amini, al-Ghadir, jld. 3, hlm. 486-493

Daftar Pustaka

  • 'Ashimi, Ahmad bin Muhammad, al-'Asal al-Mushaffa min Tahdzib Zain al-Fata fi Syarh Surah Hal Ata, riset: Muhammad Baqir Mahmudi, Qom, Majma' Ihya al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1418 H
  • Al-Tafsir al-Mansub ila al-Imam al-'Askari (as), Qom, Madrasah Imam Mahdi (afs), cet. I, 1409 H
  • Amini, Abd al-Husain, al-Ghadir fi al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Adab, Qom, Markaz al-Ghadir, cet. I, 1416 H
  • Dzahabi, Syams al-Din, al-Mantiqi min Minhaj al-I'tidal fi Naqdh Kalam Ahl al-Rafidh wa al-I'tizal, riset: Muhib al-Din al-Khatib, tanpa kota, tanpa penerbit, tanpa tahun
  • Fadhil Miqdad, Miqdad bin Abdullah, Irsyad al-Thalibin fi Nahj al-Mustarsyidin, riset: Sayid Mahdi Rajai, Qom, Kitabkhaneh Ayatullah Marasyi Najafi, 1405 H
  • Ghanji Syafi'i, Muhammad bin Yusuf, Kifayah al-Thalib fi Manaqib Ali bin Abi Thalib (as), riset: Muhammad Hadi Amini, Teheran, Dar Ahya Turats Ahl al-Bait, cet. III, 1362 HS/1404 H
  • Hamawi al-Jawini, Ibrahim, Faraid al-Simthain, riset: Muhammad Baqir Mahmudi, Beirut, Muassasah Mahmudi, cet. I, 1398 H/1978
  • Hasakani, 'Ubaidillah bin Abdullah, Syawahid al-Tanzil li Qawa'id al-Tafdhil, riset: Muhammad Baqir Mahmudi, Tehran, Wizarat Farhang wa Irsyad Islami Majma' Ihya al-Tsaqafah al-Islamiyah, cet. I, 1411 H
  • Ibnu Asakir, Ali bin Hasan, Tarjimah al-Imam Ali bin Abi Thalib min Tarikh Madinah Damsyq, riset: Muhammad Baqir Mahmudi, Beirut, Muassasah Mahmmudi, cet. II, 1400 H
  • Ibnu Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali, Lisan al-Mizan, Beirut, Muassasah 'Ilmi, cet. II, 1390 H/1971
  • Ibnu Jauzi, Abd al-Rahman bin Ali, al-Maudhu'at, riset: Abd al-Rahman Muhammad Utsman, Madinah, Muhammad Abd al-Hasan, cet. I, jld. 1 dan 2: 1386 H dan jld. 3: 1388 H
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar, al-Bidayah wa al-Nihayah, riset: Abdullah bin Abd al-Muhsin al-Turkey, Dar Hijr, cet. I, 1418 H
  • Ibnu Magazali, Ali bin Muhammad, Manaqib Amir al-Mu'minin Ali bin Abi Thalib, riset: Abu Abd al-Rahman Turkey bin Abdullah al-Wada'i, Shan'a, Dar al-Atsar, cet. I, 1424 H/2003
  • Ibnu Mardawiah, Ahmad bin Musa, Manaqib Ali bin Abi Thalib wa Ma Nazala min al-Quran fi 'Ali, riset: Abd al-Razaq Muhammad Harz al-Din, Qom, Dar al-Hadits, cet. II, 1424 H/1382 HS
  • Ibnu Taimiyah, Ahmad bin Abd al-Halim, Minhaj al-Sunnah al-Nabawiah fi Naqdh Kalam al-Syi'ah al-Qadariyah, riset: Muhammad Risyad Salim, Jami'ah al-Imam Muhammad bin Sa'ud al-Islamiah, 1406 H/1986
  • Khawarizmi, Muafaq bin Ahmad, al-Manaqib Syaikh Malik Mahmudi, Qom, Muasasah Nasyr Islami Jami'ah Mudarrisin Hauzah, 1411 H
  • Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, Beirut, Dar Ahya al-Turats al-'Arabi, cet. II, 1403 H
  • Mir Hamid Husain, 'Abaqat al-Anwar fi Itsbat Imamah Aimmah al-Athhar, Isfahan, Kitabkhaneh Amir al-Mu'minin, cet. II, 1366 HS
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad, al-Amali, riset dan revisi: Husain Ustad Wali dan Ali Akbar Ghaffari, Qom, Kangguruh Syaikh Mufid, cet. I, 1413 H
  • Muzhaffar, Muhammad Husain, Dalail al-Shidq, Qom, Muassasah Ali al-Bait cet. I, 1422 H
  • Nashibi Syafi'i, Muhammad Thalhah, Mathalib al-Suwal fi Manaqib Ali al-Rasul, revisi: Abd al-'Aziz Thabathabai, Beirut, Muassasah al-Balagh, tanpa tahun
  • Shaduq, Muhammad bin Ali, Kamal al-Din wa Tamam al-Ni'mah, revisi: Ali Akbar Ghaffari, Tehran, Islamiyah, cet. II, 1395 H
  • Sulthan al-Wa'izhain Syirazi, Sayid Muhammad, Syabhai Peisyawar dar Defa' az Harim Tasyayyuh, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, cet. XXXIX, 1379 HS
  • Syausytari, Qadhi Nurullah, Ahqaq al-Haq wa Izhaq al-Bathil, Qom, Ayatullah Mara'asyi Najafi, cet. I, 1409 H
  • Thabari Amali Kabir, Muhammad bin Jarir, al-Mustarsyid fi al-Imamah Ali bin Abi Thalib, riset dan revisi: Ahmad Mahmudi, Qom, Kusyanpur, cet. I, 1415 H
  • Thabari Amali, 'Imad al-Din Muhammad bin Abi al-Qasim, Basyarah al-Mustafa li Syi'ih al-Murtadha, Najaf, al-Maktabah al-Haidiriyah, cet. II, 1383 H
  • Thabari, 'Imad al-Din Hasan bin Ali, Tuhfah al-Abrar fi Manaqib al-Aimmah al-Athhar, riset: Sayid Mahdi Jahrami, Tehran, Mirats Maktub, cet. I, 1376 HS
  • Thabari, Mahb al-Din, Dzahair al-'Uqba fi Manaqib Dzui al-Qurba, Kairo, Maktabah al-Qudsi, 1354 H
  • Thusi, Muhammad bin Hasan, al-Amali, Qom, Dar al-Tsaqafah, cet. I, 1414 H