Nahjul Balaghah (buku)

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Nahjul Balaghah
PenyusunSyarif Radhi
BahasaArab
Subyekkumpulan ucapan, surat dan perkataan Imam Ali as
Tanggal Penerbitan400 H/1010 M



Nahjul Balāghah (bahasa Arab: نهج البلاغة) adalah sebuah buku yang berisi sejumlah khotbah, surat dan kalimat pendek dari Imam Ali as, yang dikumpulkan oleh Sayid Radhi. Nahjul Balaghah dianggap sebagai ensiklopedia dari budaya Islam dan merupakan salah satu sumber terpenting untuk memahami Islam dan nilai-nilai religius. Nahjul Balaghah memiliki fashahah dan balaghah bahasa yang tinggi dan hal ini dianggap sebagai penyebab daya tarik dan keberlangsungan buku ini.

Kekomrehensifan dan keberagaman isi Nahjul Balaghah adalah salah satu keunggulannya. Kandungan Nahjul Balaghah disusun dalam tiga bagian: khotbah, surat dan kalimat pendek. Dalam khotbah dan kalimat pendek, dibahas berbagai topik seperti pengenalan kepada Tuhan, pembahasan akhlak, pemahaman tentang dunia, penciptaan alam, sifat manusia, umat dan pemerintahan yang baik dan zalim. Sementara dalam surat-surat, lebih banyak membahas masalah pemerintahan dan cara interaksi para pejabat dengan rakyat.

Nahjul Balaghah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Persia, Inggris, Prancis, Hindi, Italia, Turki dan Urdu. Banyak syarah tentang Nahjul Balaghah telah ditulis, di antaranya adalah Syarhu Nahji al-Balaghah karya Ibnu Abi al-Hadid dan Mishbah al-Salikin karya Ibnu Maitsam al-Bahrani yang merupakan syarah paling penting dalam bahasa Arab. Sementara itu, Payame Emam Amiril Mukminin (Pesan Imam Amirul Mukminin as) yang ditulis oleh Nashir Makarim Syirazi adalah salah satu syarah dalam bahasa Persia. Selain itu, beberapa penelaah telah berusaha mengumpulkan ucapan-ucapan lain dari Imam Ali as yang tidak terdapat dalam Nahjul Balaghah dan menerbitkannya dengan judul Mustadrak. Salah satu usaha tersebut adalah "Nahj al-Sa'adah fi Mustadrak Nahj al-Balaghah" karya Muhammad Baqir Mahmoudi.

Nahjul Balaghah adalah salah satu buku yang hingga sebelum penemuan mesin cetak, telah ditulis dalam ratusan salinan tangan. Salinan tertua berasal dari tahun 469 H, yang disimpan di perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi. Setelah penemuan mesin cetak, Nahjul Balaghah juga dicetak ratusan kali di berbagai negara-negara seperti Iran, Mesir, Lebanon, Suriah dan Qatar, disertai dengan berbagai syarah dan terjemahan.

Dengan berdirinya sistem Republik Islam Iran, melalui bantuan media dan budaya, Nahjul Balaghah mulai hadir dalam budaya masyarakat umum. Fakultas dan lembaga yang berfokus pada Nahjul Balaghah dibentuk dan Yayasan Nahjul Balaghah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan melakukan penelitian berfokus kepada Nahjul Balaghah. Selain itu, aplikasi khusus tentang Nahjul Balaghah, yang dikenal sebagai Ensiklopedia Alawi dan Ensiklopedia Komprehensif Nahjul Balaghah, juga telah disiapkan.

Sumber-sumber rujukan Syarif Radhi dalam penyusunan Nahjul Balaghah mencakup berbagai buku dari kalangan Ahlusunah, seperti "Al-Bayan wa al-Tabyin" karya Al-Jahizh, "Al-Maghazi" karya Sa'id bin Yahya Umawi, "Al-Jamal" karya Al-Waqidi dan "Tarikh Thabari". Menurut beberapa penelaah, ketergantungan Syarif Radhi pada sumber-sumber rujukan Ahlusunah dan tidak mencantumkan sanad ucapan Imam Ali as dalam Nahjul Balaghah telah menimbulkan beberapa kelemahan pada buku ini. Oleh karena itu, banyak penelaah telah berusaha untuk membuktikan keabsahan Nahjul Balaghah dengan mengumpulkan sanad riwayat dari sumber-sumber kuno dalam bentuk dokumen dan bukti.

Beberapa penganut Ahlusunah meragukan pengumpul karya ini serta keabsahan penisbatan riwayatnya kepada Imam Ali as. Menurut beberapa penelaah, keraguan terhadap pengumpul karya ini menunjukkan bahwa mereka tidak merujuk pada buku aslinya, karena dalam teks buku tersebut sering kali disebutkan nama pengumpulnya, yaitu Syarif Radhi. Seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Abi al-Hadid, seorang ulama Ahlusunah, keraguan dalam penisbatan kandungan Nahjul Balaghah kepada Imam Ali as dianggapnya sebagai sikap fanatik dan tidak rasional.

Urgensitas Nahjul Balaghah

Nahjul Balāghah adalah sebuah kitab yang mencakup khotbah-khotbah, surat-surat dan kalimat-kalimat pendek Imam Ali as selama masa kepemimpinannya.[1] Menurut keyakinan ulama, Nahjul Balāghah dianggap sebagai Ensiklopedia Budaya Islam dan setelah Al-Qur'an dan hadis Nabawi, sebagai sumber paling penting untuk memahami Islam dan nilai-nilai keagamaan.[2] Setelah Al-Qur'an, Nahjul Balaghah dianggap sebagai salah satu buku yang mendapatkan perhatian khusus orang-orang Syiah untuk dihafal.[3] Ridha Ustadzi dalam bibliografi Nahjul Balaghah mencatat 370 judul buku berkenan dengan Nahjul balaghah dimana ditilis hingga tahun 1359 S.[4]

Sayid Muhsin Amin dalam bukunya A'yan al-Syiah mengidentifikasi Nahjul Balaghah sebagai salah satu kebanggaan terbesar Arab dan Islam.[5] Berdasarkan laporan, setelah Al-Qur'an, Nahjul Balaghah memiliki banyak salinan manuskrip, syarah dan tafsir terhadap budaya Islam dan banyak teks sastra Persia dan Arab yang dipengaruhi oleh Nahjul Balaghah setelah Al-Qur'an.[6] Selain itu, sebagaiman yang dikatakan Muhaddits Nuri dalam kitab Mustadrak al-Wasa'il, terdapat banyak ulama terdahulu yang ingin memberikan izin periwayatan kepada murid-muridnya untuk menukil Nahjul Balaghah, Nahjul Balaghah diperkenalkan sebagai "Akhu Al-Qur'an" (saudara Al-Qur'an).[7]

Penghimpun

Sayid Radhi (359-406 H), mengumpulkan Nahjul Balaghah pada tahun 400 H.[8] Sayid Radhi berasal dari keluarga Abi Thalib,[9] seorang fakih, teolog, mufassir dan sastrawan Syiah.[10]

Penamaan

Alasan utama Sayid Radhi dalam mengumpulkan Nahajul Balaghah adalah sebagai jawaban dari permintaan teman-temannya untuk mengumpulkan perkataan fasih dari Imam Ali as.[11] Dia hanya mengumpulkan sebagian dari perkataan dan surat Imam Ali as dalam Nahjul Balaghah yang memiliki tingkat kefasihan dan ketinggian retorika yang tinggi.[12] Karena alasan ini, dia menamai karya ini dengan Nahjul Balaghah (Jalan dan Metode Retorika yang Jelas),[13] di mana menurut Muhammad Abduh, salah seorang Ahlusunah adalah deskripsi terbaik untuk buku ini.[14]

Nilai Kesastraan

Kefasihan dan kesastraan Nahjul Balaghah dianggap sebagai salah satu bukti terpenting daya tarik dan keabadian buku ini.[15] Kata-kata Nahjul Balaghah berada pada tingkatan yang lebih rendah dari kata-kata Sang Pencipta dan lebih tinggi dari kata-kata makhluk.[16] Terkait pentingnya dan nilai sastra dan retorika Nahjul Balaghah, beberapa ungkapan telah dikutip dari para sarjana bahasa Arab,[17] di antranya:

  • Ibnu Abi al-Hadid adalah salah satu ulama Ahlusunah dan pensyarah Nahjul Balaghah pada abad ketujuh, menganggap satu baris Nahjul Balaghah lebih unggul dari 1000 baris kata-kata Ibnu Nabatah (orator terkenal abad keempat H).[18]
  • George Jordac adalah seorang penulis Kristen, meyakini bahwa Nahjul Balaghah berada pada tingkatan retorika tertinggi setelah Al-Qur'an.[19]
  • Syekh Nashif al-Yazji adalah seorang penulis dan penyair Lebanon, merekomendasikan untuk menghafal Al-Qur'an dan Nahjul Balaghah untuk meningkatkan dalam kefasihan dan retorika bahasa Arab.[20]
  • Muhyiddin Abdul Hamid adalah salah satu ulama bahasa Arab, memperkenalkan Nahjul Balaghah sebagai sumber retorika dan kefasihan bahasa Arab dan percaya bahwa kata-kata Nahjul Balaghah adalah kata-kata yang paling fasih setelah firman Tuhan dan Rasul-Nya.[21]

Beberapa pensyarah Nahjul Balaghah menganggap Imam Ali as sebagai pencetus seni membuat perumpamaan (teknik yang mirip dengan penulisan novel) di mana narator mengejar tujuan pendidikan atau kritis dengan membuat cerita.[22] Menurut mereka, Imam Ali as telah menggunakan teknik ini pada Hikmah 289 Nahjul Balaghah, karena Imam as menyebutkan karakteristik istimewa dari saudara seagamanya, sementara orang itu tidak memiliki realitas diluar dan Imam as telah menciptakan kepribadian hipotetis untuk memberikan model untuk memperkenalkan orang-orang yang berbudi luhur.[23]

Daya tarik Nahjul Balaghah bagi non Muslim

Karena kesastran dan kefasihan bahasanya, Nahjul Balagha menarik tidak hanya bagi kaum Syi'ah, tetapi juga bagi non-Syiah dan non-Muslim juga; [24] sebagaimana George Sam'an Jordac seorang Masihi telah menulis buku Rawai' Nahj al-Balaghah sebagai ulasan literatur dan hikmah Nahjul Balaghah.[25] Begitu juga, beberapa non-Muslim telah menjadi Muslim setelah membacanya;[26] seperti filsuf Amerika Muhammad Legenhausen menjadi seorang Muslim dan Syiah dengan membaca Nahjul Balaghah.[27]

Kandungan Nahjul Balaghah

Akhlak


Ayat-ayat Akhlak
Ayat-Ayat IfkAyat UkhuwahAyat Istirja'Ayat Ith'amAyat Naba'Ayat Najwa


Hadis-hadis Akhlak
Hadis ''Qurb Nawafil''Hadis Makarim AkhlakHadis MikrajHadis ''junud aql'' dan ''jahl''


Keutamaan-keutamaan Akhlak
Rendah HatiKepuasanDermawanMenahan AmarahIkhlasLembutZuhud


Keburukan-keburukan Moral
CongkakTamakHasudDustaGibahGunjingkikirMendurhakai orang tuaHadis ''Nafs''Besar DiriMengupingMemutus hubungan silaturahmiPenyebaran Kekejian


Istilah-istilah Akhlak
Jihad NafsNafsu LawamahNafsu AmarahJiwa yang tenangPerhitunganMuraqabahMusyaratahDosaPelajaran AkhlakRiadat


Ulama Akhlak
Mulla Mahdi NaraqiMulla Ahmad NaraqiSayid Ali QadhiSayid Ridha BahauddiniDastgheibMuhammad Taqi Bahjat


Sumber Referensi Akhlak

Al-Qur'anNahjul BalaghahMishbah al-Syari'ahMakarim al-AkhlaqAl-Mahajjah al-Baidha' Majmu'atu WaramJami' al-Sa'adatMi'raj al-Sa'adahAl-Muraqabat

Sebagian peneliti menyatakan bahwa salah satu nilai keistimewaan yang luar biasa dari Najhul Balāghah adalah sisi komprehensifitas dan keragaman kandungannya, yaitu kandungan-kandungan yang memiliki ucapan-ucapan sastrawi, indah dan teliti dalam berbagai topik, dan bahkan terdapat kandungan-kandungan yang saling bertentangan.[15]Syekh Muhammad Abduh, salah seorang pembesar Ahlusunah meyakini bahwa dalam kitab ini terdapat pandangan-pandangan berbeda yang mana manusia terkadang melihat dirinya berada di ujung ketinggian makna dan ungkapan terindah, dan terkadang pula melihatanya berada di medan laga. kadang pula ia menyaksikan ungkapan rasional yang cemarlang dalam kitab ini yang berupaya membawa manusia dari kegelapan-kegelapan menuju alam malakut yang tinggi dan menempatkanya di alam kesucian.[16]Di lain sisi terkadang manusia melihat dirinya berada di tengah-tengan para petinggi negara dimana Ali as menunjukkan masalah-masalah politik kepada mereka dan mengajarkan mereka jalan dan cara berpolitik.[17]

Ibnu Abil Hadid Muktazili dengan ucapan lainnya sekali lagi menekankan tentang keragaman dan komprehensifitas kandungan Nahjul Balāghah.[18] Ia mengatakan, terkadang di dalam Nahjul Balāghah nampak sosok Bastam bin Qais, 'Utaibah bin Harits dan Amir bin Thufail; mereka adalah para pujangga dan sastrawan. Dan terkadang nampak pula sosok Socrates, Yohana dan Masih bin Maryam.[19]

Abbas Mahmud al-Aqqad, salah seorang satrawan Mesir, dalam bukunya 'Abqariyah al-Imam meyakini bahwa Najhul Balāghah merupakan sumber air yang mengalir dari ayat-ayat Tauhid dan hikmat Ilahi.[20]

Sebagian peneliti lain mengatakan bahwa Nahjul Balāghah pada hakikatnya merupakan pandangan komprehensif Imam Ali as mengenai Tuhan, manusia, dunia, penciptaan dan akhir kehidupan (ma'ad).[21] Dalam kitab ini diterangkan tentang makarimul akhlak dan sifat-sifat luhur yang merupakan konsekuensi dari manusia sempurna.[22]Demikian juga dijelaskan di dalamnya tentang risalah Para Nabi, imamah, kewasian, pemerintahan dan kepemimpinan, hak-hak individual dan sosial, sifat keindahan alam tabiat, mental orang-orang munafik dan orang-orang kafir, peristiwa-peristiwa awal Islam dan pengenalan kelompok Nakitsin, Mariqin dan Qasithin.[23]

Konten Nahjul Balāghah disusun dalam tiga bagian: pidato-pidato, surat-surat, dan kata-kata mutiara pendek.

Khutbah-khutbah

Bagian pertama Nahjul Balāghah meliputi sebuah pilihan dari pidato-pidato Amirul Mukminin as yang mencakupi 241 pidato.[24]Sebagian peneliti memandang bagian ini sebagai sebuah ensiklopedia dari budaya Islam.[25]Pada umumnya, khutbah-khutbah tersebut meliputi tema-tema seperti pengenalan tentang Tuhan, pengenalan dunia, penciptaan alam semesta, tabiat manusia, umat-umat terdahulu dan pemerintahan-pemerintahan yang baik ataupun yang buruk. Namun poin yang patut direnungkan adalah bahwa tujuan asli Imam as dari menjelaskan permaslahan-permasalah di atas bukan hendak menjelaskan ilmu alam dan zoologi atau memberikan pemahaman tentang poin-poin filosofis atau historis, melainkan tujuan utama beliau adalah ingin menjelaskan tentang pengenalan kepada Tuhan dan masalah-masalah penting Islam. [26]Sayid Radhi hanya memberikan nama kepada empat pidato di antara khutbah-khutbah yang ada di Nahjul Balaghah, yaitu khutbah Syiqsyiqiyah (pidato No.3), al-Gharra' (pidato No. 83), Asybah (pidato No. 91) dan Qashi'ah (pidato No. 92).[27]

Khutbah Syiqsyiqiyah, Gharra dan Muttaqin diperkenalkan sebagai khutbah terpenting dalam Nahjul Balaghah.[28]

Khutbah Syiqsyiqiyah

Khutbah Syiqsyiqiyah yang menjelaskan tentang persoalan-persoalan imamah dan kritikan-kritikan terhadap tiga khalifah, merupakan salah satu pidato Nahjul Balaghah yang menimbulkan kajian.[29]Dalam khutbah ini, Imam Ali as mengkritisi kinerja para khalifah dan mempersoalkan kekhilafahan masing-masing dari mereka. Imam as juga mengisyaratkan kepada serbuan khalayak untuk berbaiat kepadanya dan juga menyinggung tiga kelompok Nakitsin, Qasithin dan Mariqin, dan akhirnya ia menjelaskan alasan menerima pemerintahan.[30]

Muthahhari menilai khutbah ini paling bagusnya khutbah diantara khutbah-khutbah Nahjul Balaghah.[31]Dinukil dari Ibnu Abbas bahwa karena datang surat dari Kufah, Imam as memutus khutbah ini, padahal aku memohon beliau supaya meneruskannya tapi beliau tidak meneruskan, dan aku sepanjang umur tidak pernah menyesal dari terputusnya suatau ucapan sebagaimana aku menyesal dari terputusnya pidato dan ucapan Imam Ali as ini.[32]

Khutbah al-Gharra

Khutbah ke-83 dari Nahjul Balaghah adalah khutbah lain yang diperkenalkan sebagai khutbah yang tersohor. Khutbah ini dinamai "al-Gharra" karena terhiasi dengan penjelasan yang fasih dan indah seperti menggunakan kata-kata serupa tapi beda maknanya, saja,sindiran dan kiasan.[33] Setelah Sayid Radhi menjelaskan khutbah ini mengatakan, tatkala Imam as menyampaikannya, masyarakat menangis.[34]Khutbah ini dimulai dengan pujaan dan pujian kepada Allah serta kesaksian Imam as terhadap kenabian Nabi Muhammad saw, kemudian dilanjutkan dengan pesan beliau akan ketakwaan kepada Allah dengan memperingatkan anugerah-anugerah-Nya dan bahwa dunia tempat ujian serta memperingatkan hari kiamat, kematian, dipedamnya manusia, hancurnya jasad dan menjadi makanan binatang-binatang kecil.[35]

Khutbah Muttaqin

Khutbah "Muttaqin" atau "Hammam" merupakan khutbah lain Nahjul Balaghah yang sangat berpengaruh dan menakjubkan.[36]Khutbah ini disampaikan atas permohonan salah seorang sahabat dan pengikut Imam Ali as bernama Hammam mengenai sifat-sifat orang-orang yang bertakwa. Dalam khutbah ini, Imam Ali as menyifati orang-orang yang bertakwa dan menyebutkan sekitar 105 sifat untuk mereka.[37]Poin menarik dalam khutbah Muttaqin adalah setelah khutbah ini disampaikan, Hammam tidak sadarkan diri dan dalam kondisi itu pula ia meninggal dunia.[38]

Surat-surat

Bagian ini Nahjul Balaghah memiliki 79 bagian yang tersusun dari 12 surat wasiat, pesan dan surat, 2 perintah, satu doa, satu surat perjanjian dan 63 surat tertulis.[39]Pada umumnya bagian surat-surat Nahjul Balaghah ditujukan kepada para pejabat pemerintahan, ketua militer dan petugas pajak. Surat-surat ini lebih banyak menyinggung persoalan-persoalan pemerintahan dan cara interaksi antara petugas pemerintahan dan masyarakat.[40]Sebagian pengamat memandang bahwa surat-surat tersebut menerangkan garis politik Imam Ali as.[41]Meskipun surat-surat tersebut ditulis oleh seorang hakim untuk para penguasa dan petugas pemerintahan, namun tidak satu pun darinya dilaporkan memiliki konten instruksi pemerintahan.[42]Sebagian lagi memandang bahwa surat-surat tersebut ditulis oleh seorang ayah yang penyayang dan belas kasihan terhadap anak-anaknya.[43]

Surat kepada Imam Hasan as, surat perintah kepada Malik Asytar dan surat kepada Usman bin Hunaif termasuk diantara surat-surat Nahjul Balaghah yang paling terkenal.

Kata-kata Mutiara Pendek

Bagian ini mencakupi 480 kata-kata mutiara pendek.[44] Pada bagian ini terdapat seleksi ucapan dan ungkapan penuh hikmah Amirul Mukminin as, nasehat-nasehatnya, jawaban pertanyaan-pertanyaan dan perkataan-perkataan pendeknya. [45]

Terjemah, Syarah dan Mustadrak

Terjemahan-Terjemahan

Telah banyak terjemahan yang dilakukan untuk kitab Nahjul Balaghah, yang mana sebagian dari terjemahan-terjemahan itu dapat disebutkan sebagai berikut:

  • Nahjul Balagah dengan terjemahan bahasa Persia abad ke-5 dan ke-6; penjelasan kata-kata, perbaikan dan perbandingan teks, oleh Azizullah Juwaini. [46]
  • Nahjul Balaghah; terjemahan Sayid Ja'far Syahidi. [47]
  • Nahjul Balaghah Amirul Mukminin Ali as; terjemahan Abdul Muhammad Ayati. [48]
  • Terjemahan dan penjelasan Nahjul Balaghah; terjemahan dan penjelasan Ali Naqi Faidh al-Islam. [49]
  • Nahjul Balaghah Imam Ali as; terjemahan Muhammad Mahdi Fuladvan. [50]
  • Nahjul Balaghah Imam Ali as; terjemahan Asadullah Mubasyiri. [51]

Syarah

Penulisan keterangan (syarah) atas Nahjul Balāghah dimulai beberapa tahun setelah penyusunannya dan berlanjut hinggga masa kini.[52]Telah banyak keterangan yang ditulis atas semua atau sebagian Nahjul Balāghah yang sekarang sejumlah besar darinya sudah jarang sekali ditemukan dan bahkan sebagiannya sudah tidak terjangkau tangan lagi.[53]Beberapa peneliti mendakwa bahwa dalam sejarah Islam sama sekali tidak ada kitab setelah Alquran yang ditulisakan keterangan dan tafsiran untuknya sebagaimana kitab Nahjul Balāghah.[54]

Para juru katalog telah banyak menghitung nama-nama kitab yang menerangkan dan menjelaskan Nahjul Balāghah, diantaranya tercantum dalam "Bibliogrfi Nahjul Balaghah" bahwa lebih dari 300 karya tentang kitab ini telah disebutkan dalam berbagai bahasa yang menurut pengakuan penulis, katalog ini masih belum lengkap. [55] Adapun yang tercantum berikut ini adalah hanya sebagian dari keterangan dan penjelasan yang penting dalam bahasa Persia dan Arab yang semua itu kini ada di tengah-tengah kita.

Persia

  1. Terjumah wa Tafsir Nahjul Balaghah, Muhammad taqi Ja'fari.
  2. Tarjumah wa Tafsir Nahjul Balaghah, Sayid Ali Naqi Faidh al-Islam.
  3. Peyame Imam Amirul Mukminin as: keterangan baru dan lengkap atas Nahjul Balaghah, karya Ayatullah Makarim Syirazi
Kitab Syarh Nahjul Balaghah Ibnu Abi al-Hadid

Arabi

  1. Syarh ibnu Abil Hadil, penyair dan sastrawan Mu'tazili, riset Muhammad Abul Fadhl Ibrahim.
  2. Minhaj al-Bara'ah fi Syarhi Nahji al-Balāghah, Qutbuddin al-Rawandi (wafat 573 H); riset Azizullah al-Atharudi.
  3. Hadāiq al-Haqāiq fi Syarhi Nahji al-Balāghah, Qutbuddin al-Kaidari al-Baihaqi; riset Azizullah al-Atharudi. Penulisan keterangan ini selesai pada tahun 576 H.
  4. Minhaj al-Bara'ah fi Syarhi Nahj al-Balāghah, Habibullah al-Hasyimi al Khui (1268-1324).
  5. Nahjul Balāghah, Syarh Muhammad Abduh (1849-1905 M) di bawah pengawasan riset dan percetakan Abdul Aziz Sayid al-Ahl.

Mustadrak (Pelengkap) Nahjul Balaghah

Kitab-kitab Mustadrak ialah kitab-kitab yang disusun dengan tujuan hendak melengkapi kitab lain dan mengisi kekurangan-kekurangannya.[56]Atas dasar itu, yang dimaksud Mustadrakat Nahjul Balāghah adalah kitab-kitab yang disusun guna mendata dan mengumpulkan ucapan-ucapan dan nasehat-nasehat Amirul Mukminin as yang dilupakan oleh Sayid Radhi.[57]Dikatakan bahwa Sayid Radhi adalah orang pertama yang dikenal sebagai penulis mustadrak (pelengkap) Nahjul Balaghah. Dia mengosongkan sebagian lembaran-lembaran Nahjul Balaghah sehingga jika nanti didapatkan ucapan-ucapan dan kata-kata baru Imam Ali as, ia akan menambahkannya kepada Nahjul Balaghah.[58]

Mengingat bahwa kitab Nahjul Balaghah adalah pilihan dari perkataan-perkataan Imam Ali as, maka setelah Sayid Radhi sejumlah besar ulama berusaha keras untuk mengumpulkan ucapan-ucapan Imam as yang tidak ada di Nahjul Balāghah tapi ada di kitab-kitab lain, kemudian menambahkannya ke dalam Nahjul Balāghah.[59] Sebagian karya-karya tersebut adalah:

  1. Al-Tadzlil 'ala Nahjil Balāghah: kitab ini karya Abdullah bin Ismail Halabi yang disusun pada abad ke-5 H.
  2. Mulhaqu Nahjil Balāghah: kitab ini karya ahmad bin Yahya bin Ahmad bin Naqah yang disusun pada tahun 729 H.
  3. Tamāmu Nahjul Balāghah: kitab ini disusun oleh Sayid Shadiq Musawi dan dicetak di Beirut dan Masyhad.
  4. Mustadrak Nahjul Balāghah: kitab ini hasil karya Syaikh Hadi Kasyif al-Ghita yang disusun pada tahun 1361.

Sanad-Sanad Nahjul Balaghah

Tidak disebutnya sanad-sanad perkataan Amirul Mukminin as di dalam Nahjul Balaghah termasuk dari salah satu ketidakjelasan kitab ini.[60]Dikatakan bahwa Nahjul Balāghah merupakan pilihan dari perkataan-perkataan Imam Ali as, dan karena referensi-referensinya menyebar dan terkenal di zaman Sayid Radhi, maka ia tidak merasa perlu untuk menyebutkan sumber-sumbernya.[61]Namun demikin, para ulama dan berbagai peneliti berupaya untuk menetapkan kebenaran penisbatan Nahjul Balaghah kepada Imam Ali as. Mereka mengumpulkan sanad-sanad riwayat dan perkataan-perkataan yang ada di dalam kitab ini dari sela-sela puluhan kitab dan sumber klasik dalam bentuk kompilasi dengan nama Asnād wa Madārik Nahjil Balāghah.[62]

Kitab-kitab Madārik Nahjil Balāghah wa Daf'u al-Syubuhāt anhu karya Hadi Kasyif al-Ghita, Mashādiru Nahjil Balāghah fi Madārik Nahjil Balāghah, karya Hibatuddin Syahristani, Mashādiru Nahjil Balāghah, karya Abdullah Nikmah, Asnād wa Madārik Nahjil Balāghah dan Ruwwāt wa Muhadditsin Nahjil Balāghah karya Muhammad Dasyti, Bahtsi Kutah Piramuni Madārik Nahjil Balāghah, karya Ridha Ustadi, Mashādiru Nahjil Balāghah wa Asāniduhu, karya Sayid Abdul Zahra Khatib dan Takmilah Minhāj al-Bara'ah fi syarh Nahjil Balaghah, karya Hasan Zadeh Amuli adalah kitab-kitab mandiri yang menyebutkan sanad-sanad perkataan Imam Ali as di dalam Nahjul Balāghah.[63]

Keraguan Mengenai Nahjul Balaghah

Ada dua keraguan yang diajukan mengenai kitab Nahjul Balāghah. Sebagian peneliti menyatakan bahwa kitab ini dikumpulkan oleh saudara Sayid Radhi, yakni Sayid Murtadha, dan sebagian yang lain meragukan penisbatan kandungan kitab ini kepada Imam Ali as.[64] Ibnu Khalkan sejarwan tersohor Ahlusunah, Ibnu Hajar di dalam Lisan al-Mizan dan Yafi'i di dalam Mir'at al-Jannat adalah diantara pribadi-pribadi yang meragukan dua masalah di atas.[65]Sementara sejumlah besar ulama Syiah dan Ahlusunah meyakini bahwa Sayid Radhi lah yang mengumpulkan kitab ini dan sama sekali tidak ada dari khutbah dan bagian lain dari Nahjul Balāghah yang merupakan karangan Sayid Murtadha.[66]

Najjasyi pakar rijal dan yang semasa dengan Sayid Radhi juga menisbatkan kitab ini kepada Sayid Radhi.[67]Sebagian peneliti juga mengatakan, Sayid Radhi dalam menerjemahkan beberapa kata berulang kali mengatakan: "Radhi berkata", hal ini membuktikan bahwa Sayid Radhi yang mengumpulkan kitab ini.[68]Selain itu, sekelompok peneliti meyakini bahwa ijazah-ijazah yang tertinggal dari ulama Syiah dan penyambungan silsilah sanad Nahjul Balaghah kepada Sayid Radhi adalah menjadi bukti bahwa kitab ini dikumpulkan oleh Sayid Radhi.[69]Allamah Bahrul Ulum menolak pernyataan Ibnu Khalkan dan para pengikutnya dan menegaskan bahwa hal itu muncul dari ketidaktahuan dan penyimpangannya dari mazhab para imam Ahlulbait.[70]

Ibnu Abil Hadid Mu'tazili menyatakan bahwa keberatan akan penisbatan kandungan Nahjul Balāghah kepada Imam Ali muncul dari hawa nafsu dan fanatik buta, dan ia menegaskan dan menekankan kebenaran penisbatan kandungan Nahjul Balaghah kepada Imam Ali as.[71]Dinukil pula dari Ibnu Taimiyyah, salah seorang ulama Ahlusunah, perihal kebenaran penisbatan Nahjul Balāghah kepada Sayid Radhi dan Imam Ali as.[72]

Sebagian peneliti melaporkan bahwa banyak ilmuan sebelum Sayid Radhi telah mengumpulkan khutbah-khutbah dan perkataan-perkataan Imam Ali as, dan sanad-sanad dan kitab-kitab itulah yang menjadi sebagian referensi Sayid Radhi dalam mengumpulkan Nahjul Balāghah.[73]Misalnya, Ya'qubi (w.292 H) dalam kitabnya berbicara soal 400 khutbah peninggalan Imam Ali as,[74]atau Mas'udi (w.346 H) dalam Muruj al-Dzahab mengatakan bahwa jumlah khutbah Imam Ali as yang ditinggalkan mencapai 480 khutbah.[75]Ibnu Syu'bah Harrani pengarang kitab Tuhaf al-Uqul menyatakan, apabila hanya khutbah-khutbah Amirul Mukminin as yang mengenai Tauhid saja dikumpulkan, niscaya kadarnya akan seperti kitab Tuhaf al-Uqul.[76]

Kritikan-kritikan

Beberapa ulama disamping memuji dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan Sayid Radhi mengenai Nahjul Balāghah, juga mengajukan kritikan-kritikan terhadap kitab ini.[77]Syaikh Muhammad Taqi Syusytari dalam mukaddimah kitab Bahju al-Shabāghah fi Syarh Nahjil Balāghah menyatakan, karena usaha dan upaya Sayid Radhi adalah hendak memilih perkataan-perkataan imam Ali as yang fasih dan retorik, maka terkadang perkataan-perkataan musuh Imam Ali as yang dinisbatkan kepadanya, secara keliru dimuat juga dalam Nahjul Balāghah, dan terkadang pula ia memotong perkataan-perkataan Amirul Mukminin as.[78]Syusytari melanjutkan bahwa, mayoritas kitab yang dijadikan referensi oleh Sayid Radhi adalah kitab-kitab Ahlusunah, oleh karenanya, sebagian kalimat yang penisbatannya kepada Imam Ali as telah diingkari, dimuat juga dalam Nahjul Balāghah. Penisbatan sebagian perkataan-perkataan imam-imam lain kepada Imam Ali as juga termasuk dari kritikan-kritikan yang tak terbantahkan kepada kitab ini.[79]

Software Nahjul Balaghah

  1. Danishnameh Jami Nahjul Balagah atau Ensiklopedia Nahjul Balaghah. Tehran: Pusat Penelitian dan Riset Komputer Hauzah Ilmiyah Isfahan. Spesifikasi: satu buah CD dengan petunjuk, audio dan visual. CD ini mencakup: ratusan jilid penjelasan dan terjemahan dengan berbagai bahasa yang digunakan di seluruh dunia, dalam bentuk komparasi, menjangkau ribuan tema dengan metode vertikal, kamus bahasa aktif dalam teks, kemampuan tayang sumber-sumber dan perumpamaan secara aktif dan tayangan naskah tulisan tangan dan fasilitas lainnya. [80]
  2. Manhaj al-Nur: Daneshnameh Alawi (Ensiklopedia Alawi), Qom. Pusat Penelitian dan Riset Komputer Ulum Islami. Satu CD mencakup penayangan teks Nahjul balaghah berdasarkan lima naskah dengan fasilitas dapat dikomparasi; penjelasan kata-kata yang rumit; nama-nama yang jelas dan berkata ganti; perumpamaan pribahasa dan sumber-sumber Nahjul Balaghah dalam bahasa Arab dan Persia; menyediakan daftar isi, hadis-hadis, syair-syair; doa-doa; percontohan; alamat-alamat dan sumber-sumber; sebuah perpustakaan yang mencakup seratus sepuluh tema dalam dua ratus delapan puluh satu jilid dalam ranah nahjul Balaghah dan ... dan sebuah perpustakaan terperinci dari buku-buku program dengan fasilitas pencarian berbagai ragam. [81]

Catatan Kaki

  1. Musthafawi, Muarrifi Nahjul Balaghah, hlm. 23
  2. Hafizhiyan Babili, Nahjul Balaghah, hlm. 11
  3. Musthafawi, Rabethe Nahjul Balaghah va Qur'an, hlm. 32
  4. Ustadzi, Ketabnameh Nahjul Balagahah, semua kitab
  5. Amin, a'yan al-Syiah, jld. 9, hlm. 218
  6. Rafi'i, Ashalat-e Alavi Nahjul Balaghah, hlm. 131
  7. Muhaddits Nuri, Mustadrak al-Wasa'il (Khatimah Mustadrak al-Wasa'il, jld. 21, hlm. 204
  8. Tehrani, Al-Dzari'ah, jld. 24, hlm. 413
  9. Ja'fari, Sayid Radhi, hlm. 22
  10. Amin, A'yan al-Syiah, jld. 9, hlm. 218
  11. Sayid Radhi, Nahjul Balaghah, hlm. 34
  12. Sayid Radhi, Nahjul Balaghah, hlm. 35
  13. Sayid Radhi, Nahjul Balaghah, hlm. 36
  14. Abduh, Syarh Nahjul balaghah, hlm. 10
  15. Makarim Syirazi, Peyame Imam, jld.1, hlm.39
  16. Abduh, Syarah Nahjil Balāghah, hlm.10
  17. Abduh, Syarh Nahj al-Balāghah, hlm.10
  18. Ibnu Abil Hadidi, Syarhu Nahjil Balāghah, jld.11, hlm. 153
  19. Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld.11, hlm.153
  20. Makarim Syirazi, Peyame Imam, jld.1, hlm.41
  21. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.44
  22. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.45
  23. Rasyad, Danesynameh-ye Imam Ali, jld.12, hlm. 44
  24. Muhammadi dan Dasyti, al-Mukjam al-Mufahras li Alfādz Nahji al-Balaghah, hlm.1
  25. Nahjul Balāghah, terjemahan Syahidi, mukaddimah Syahidi, hlm.yad
  26. Nahjul Balāghah, terjemahan Syahidi, mukaddimah Syahidi, hlm. yad
  27. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.19
  28. Muthahhari, Majmu'e-ye Atsar Syahid Muthahhari, jld.16, hlm.359-360
  29. Bahrani, Syarh Nahjul Balāghah, jld.1, hlm. 251; Syahristani, Piramuni Nahjul Balāghah, hlm.60
  30. Thaliqani, Partui az Nahjul Balāghah, hlm. 133-142
  31. Muthahhari, Majmu'e-i Atsari Syahid Muthahhari, jld.16, hlm.359
  32. Muthahhari, Majmu'e-i Atsar Syahid Muthahhari, jld.16, hlm. 359; Thaliqani, Partui az Nahjul Balāghah, hlm.130
  33. Khui, Minhaj al-Bara'ah fi Syarh Nahjil Balāghah, jld.6, hlm.70; Muthahhari, Majmu'e-i Atsari Syahid Muthahhari, jld.16, hlm.359
  34. Nahjul Balāghah, diedit oleh Shubhi Shaleh, khutbah 83, hlm. 133
  35. Syahidi, Tarjumah Nahjul Balāghah, hlm. 60-65
  36. Muthahhari, Majmu'e-i Atsari Syahid Muthahhari, jld.16, hlm.360; Syahidi, Tarjumah Nahjul Balāghah, hlm. 227
  37. Muthahhari, Majmu'e-i Atsari Syahid Muthahhari, jld.16, hlm. 360; Syahidi, Tarjumah Nahjul Balāghah, hlm. 227
  38. Muthahhari, Majmu'e-i Atsari Syahid Muthahhari, jld. 16, hlm. 360; Syahidi, Tarjumah Nahjul Balāghah, hlm. 227
  39. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm. 19
  40. Dasyti, Farhanggi Maudhu'i Kulliyati Nahjul Balāghah, hlm.359; Nahjul Balāghah, Terjemahan Syahidi, mukaddimah Syahidi, hlm. yad
  41. Bahesyti,Shadriyah, Akhlaqe Siyasi dar Nameha-ye Nahjul Balāghah, hlm.21
  42. Nahjul Balāghah, terjemahan Syahidi, muqaddimah Syahidi, hlm.yad
  43. Nahjul Balāghah, terjemahan Syahdidi, muqaddimah Syahidi, hlm.yad
  44. Muhammadi dan Dasyti, al-Mu'jam al-Mufahras li Alfādz Nahjil Balāghah, hlm. yad
  45. Nahjul Balāghah, terjemahan Syahdidi, hlm. 360.
  46. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/ff1ii5590
  47. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/1828261
  48. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/1207008
  49. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/675567
  50. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/1582020
  51. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/575562
  52. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.73
  53. Ustadi, Kitabnameh Nahjul Balāghah, hlm.3-4
  54. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.119
  55. Ustadzi, Ridha, Kitabnameh Nahjul Balāghah, hlm. 3-4
  56. Najaf Zadeh, Danesyi Hadits, hlm.273
  57. Rasyad, Danesynameh Imam Ali,jld.12, hlm.28
  58. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.28
  59. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.28
  60. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld. 12, hlm.22
  61. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.22
  62. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.25
  63. Rasyad, Danesynameh Imam Ali as, jld.12, hlm.25-27
  64. Abad ke-8, Syarh Nahjul Balāghah, hlm.14; Syahristani dkk,Maqālāti Piramune Nahjul Balāghah, hlm.115-116
  65. Abad ke-8, Syarh Nahjul Balaghah, hlm.14; Syahristani dkk,Maqālāti Piramune Nahjul Balāghah, hlm.115-116
  66. Lihat: Syahristani Dkk, Maqālvti Piramune Nahjul Balāghah, hm.115-116
  67. Syahristani Dkk, Maqālat Piramune Nahjul Balaghah, hlm.115
  68. Abad ke-8, Syarh Nahjul Balāghah, hlm.14
  69. Syahristani Dkk, Maqālāti Piramune Nahjul Balāghah, hlm.119; Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.21
  70. Syahristani Dkk, Maqālāti Piramune Nahjul Balāghah, hlm.117
  71. Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjil Balāghah Ibni Abil Hadid, jld.1, hlm.8-9
  72. Syahristani dkk, Maqālati Piramune Nahjil Balāghah, hlm.117
  73. Syahristani Dkk, Maqālāti Piramune Nahjil Balāghah, hlm.119
  74. Ya'qubi, Masyākilah al-Nas li Zamanihim, hlm.12 dan 48
  75. Masudi, Muruj al-Dzahab, jld.2, hlm.417
  76. Harrani, Tuhaf al-Uqul, hlm.61
  77. Rasyad, Danesynameh Imam Ali, jld.12, hlm.70
  78. Syusytari, Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah, jld.1, hlm.17-23
  79. Syusytari, Bahju al-Shabāghah fi Syarh Nahjil Balāghah, jld.1, hlm.17-23
  80. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/1983833
  81. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/885530

Daftar Pustaka

  • Abduh, Muhammad. Syarh Nahjil Balāghah. Editor: Muhammad Muhyiddin Abdulhamid. Kairo: percetakan al-Istiqamah. (Naskah yang ada dalam CD ensiklopedia Alawi Manhaj al- Nur).
  • Dzahabi. Siyaru a'lām al-Nubalā. Riset: penyalur dan tafsir: Syuaib al-Arnauth, Muhammad Na'im al-‘arqususi, Beirut: yayasan Al-Risalah, 1406 H- 1986 M.
  • Husaini Khatib, Sayid Abduzzahra. Mashādir Nahjil Balāghah wa Asaniduhu. Beirut: Dar al-Zahra, 1409 H/1988.
  • Jahizd. Al-Bayan wa al-Tabyin. Mesir: Al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubra li Shahibiha Musthafa Muhammad, 1345 H/ 1926. (Naskah yang ada dalam CD perpustakaan Ahlulbait As Naskah kedua).
  • Ayati, Abdulhamid. Nahjul Balāghah. Penerbit: kantor penerbitan Farhang Islami, 1377 HS. (Naskah yang ada dalam CD perpustakaan Ahlulbait As Naskah kedua)
  • Bahrani, Maitsam bin ALi bin Maitsam. Syarh Nahjil Balāghah. kantor penerbit al-Kitab, 1362 HS.
  • Bahesyti, Ahmad; Shadriah, Peyam. Ahklāqe Siyāsi dar Namehaye Nahjil Balāghah. Jurnal Penelitian Nahjul Balāghah. no. 30-32, musim gugur 1389 HS.
  • Dehkhuda, Ali Akbar. Lugaht Nameh. Teheran: Universitas Tehran, 1346 HS.
  • Din Parvar. Nahjul Balāghah, Mansyure Javidān. Jurnal Pazuhesyhaye Nahjil Balāghah.No. 2 dan 2, musim dingin 1380 HS.
  • Harrani, Ibnu Syu'bah. Tuhaf al-Uqul an Al ar-Rasul. Riset: Ali Akbar Ghaffari. Qom: Intisyarat Islami, 1404 H.
  • Ibnu Abi al-Hadid. Syarh Nahjil Balāghah. Riset: Muhammad Abulfazl Ibrahim. Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Isa al-Babi al-Halabi dan temen-teman, 1378 H/1959.
  • Ibnu Khallakan. Wafayāt al-A'yān wa Abna az-Zaman. Riset: Ihsan Abbas. Lebanon: Dar al-Tsaqafah, tanpa tahun.
  • Jordac, George. Al-Imam Ali Shaut al-Adālah al-Insāniyah. Beirut: Dar Maktabah al-Hayat, 1970.
  • Khomenei, Sayi Ali. Bazgasyt be Nahjil Balāghah. Teheran: Bunyad Nahjil Balaghah, 1372 HS.
  • Khui, Mirza Habibullah. Minhāj al-Bara'ah fi Syarh Nahjil Balāghah. Teheran: Maktabah al-Islamiyah, 1358 H.
  • Muhammadi Dasyti, Sayid Kazdim. Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfāzdi Nahjil Balāghah. Qom: Penerbit Imam Ali as, 1369 HS.
  • Muhammadi, Sayid Kazim dan Dasyti, Muhammad. Al-Mu'jam al-Mufahrast li Alfādz Nahjil Balāghah. Qom: Penerbit Imam Ali as, 1369 HS.

Mas'udi, Ali bin Husain. Muruj adz-Dzahab. Riset: Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid. Mesir: Percetakan al-Sa'adah.

  • Musthafawi, Sayid Jawad. Mu'arrifi Nahjul Balāghah. Misykat, no. 401, musim gugur 1361 HS.
  • Muthahari, Murtadha. Majmu-e Atsār Syahid Muthahari. Teheran: penerbit Shadra, 1372 HS.
  • Makarim Syirazi, Nasir. Peyame Imam; Syarhe Tazih wa Jāmi-i bar Nahjul Balāghah. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1375 HS.
  • Muayyadi, Abul Hasan. Rahnamaye Pazuhesy wa Tahqiq dar Nahjul Balaghah. Jurnal Muthala'ate Tafsiri. No. 1, musim semi 1389 HS.
  • Mahnameh Rahavarde Nur. Lauh Pisyurdeh Mausuah Nahjul Balāghah. Mahnamh rahavarde Nur. No. 13, Syahrivar 1379 HS.
  • Najafzadeh Barfurusy, Muhammad Baqir. Danesye Hadits.Tehran: Majid, 1373 HS.
  • Nahjul Balāghah. Riset: Azizullah Atharidi Qucani. Teheran: Bunyad Nahjul Balaghah, 1413 H.
  • Nahjul Balāghah. Editor: Shubhi Shaleh. Teheran: penerbit Uswah, 1415 H.
  • Nahjul Balāghah. Terjemahan Sayid Ali Naqi Faidhul Islam. Teheran: penerbit Faqih, 1379 HS.
  • Rasyad, Ali Akbar. Danesynameh Imam Ali. Teheran: Pazuhesygah Farhang wa Andisyeh Islami, 1380 HS.
  • Rafii, Behruz. Ashālat Alawi Nahjil Balāghah. Jurnal Raveshsyenasi Ulume Insani. No. 26, musim semi 1380 HS.
  • Sajjadi, Sayid Ahmad. Mu'arrifi CD Nahjul Balāghah Hauzah Ilmiah Isfahan. Pazuhesy wa Hauzah. No. 3, musim gugur 1379 HS.
  • Subhani Tabrizi, Ja'far. Guzari bar Nahjul Balāghah.
  • Syahidi, Sayid Ja'far. Nahjul Balāghah. Terjemahan Sayid Ja'far Syahidi. Tehran: Ilmi wa Farhanggi, 1377 HS. Jurnal Qabasat. No. 19, musim semi 1380 HS.
  • Syamim Yas. Bunyad Nahjul Balāghah. Majalah Syamin Yas. No. 7, Mehr 1382 HS.
  • Syusytari, Muhammad Taqi. Bahj ash-Shabāghah fi Syarh Nahjil Balāghah. Teheran: Amir Kabir, 1367 HS.
  • Syahristani, Sayid Hibatuddin dkk. Maqālāti Piramune Nahjil Balaghah. Teheran: Bunyad Nahjul Balaghah, 1387 HS.
  • Syahristani, Sayid Hibatuddin. Piramune Nahjul Balāghah. Qom: kantor penerbit Islami, 1378 HS.
  • Thabathabi, Sayid Abdul Aziz. Fi Rihāb Nahjil Balāghah. Turatsuna. vol. 29, Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijjah, 1412 H.
  • Tanbarhaye Iran. Qom: muassasah Farhanggi wa Iththila' resani Tebyan, 1360 HS.
  • Tehrani, Agha Buzurg. Adz-Dzari'ah ila Tashānif asy-Syiah. Peneliti: Ali Naqi munzawi. Beirut: Dar al-Adhwa, cet. II, 1398 H.
  • Ustadzi, Ridha. Kitabnameh Nahjul Balāghah. Teheran: Bunyad Nahjul Balaghah' 1359 HS.
  • Pazuhesy wa Hauzeh.Manhaj an-Nur (Danesynameh Alawi). Buletin Pezuhesy wa Hauzeh, no.15, musim gugur 1382 HS.
  • Ya'qubi, Ahmad bin Abi Ya'qub bin Wadhih. Masyālah an-Nas li Zamānihim. Riset: William Milward. Beirut: Dar al-Kitab al-Jadid.