Khutbah Sya'baniyah

Prioritas: b, Kualitas: a
Dari wikishia

Khutbah Sya'baniyah (bahasa Arab: الخطبة الشعبانية) adalah sebuab khutbah dari Nabi saw mengenai fadhilah atau keutamaan bulan Ramadhan dan persiapan menyambut datangnya bulan tersebut. Mengingat khutbah ini disampaikan di akhir Jumat bulan Sya'ban maka terkenal dengan Khutbah Sya'baniyah. Khutbah ini disamping menjelaskan keagungan bulan Ramadhan, juga mengajak kaum muslimin untuk menjaga lebih jeli berbagai permasalahan seperti mengingat Kiamat, memperhatikan keadaan kaum miskin dan membutuhkan, mengontrol mata, telinga dan mulut, membaca Alquran dan banyak bersalawat.

Kalimat terkenal "Bulan penjamuan Allah swt" dan "Tidurnya orang yang berpuasa ibadah" telah disebutkan dalam khutbah ini. Di akhir khutbah, Nabi saw dalam menjawab pertanyaan Imam Ali as menegaskan bahwa meninggalkan dosa adalah sebaik-baik perbuatan di bulan Ramadhan, dan mengabarkan akan kesyahidannya di bulan ini.

Khutbah ini dinukil oleh Imam Ridha as dengan silsilah sanad dari jalan para imam sebelumnya yang menyambung ke Imam Ali as. Matan ceramah ini disamping dinukil dalam kitab-kitab hadis seperti Uyun Akhbar al-Ridha juga dipublikasikan secara terpisah dengan terjemahan dan syarah.

Sumber-sumber Khutbah

Khutbah ini dinukil dari Imam Ridha as dengan rangkaian sanad imam-imam sebelumnya yang menyambung ke Imam Ali as. Sumber terkuno khutbah ini adalah kitab Fadhailu Amiril Mukminin as, karya Ibnu Uqdah Kufi (332 H/944).[1]

Sumber-sumber terpenting yang menukil khutbah ini antara lain adalah:

Syaikh Abbas al-Qummi di dalam Mafātih al-Jinān menukil sebagian besar khutbah ini pada permulaan keutamaan bulan Ramadhan dari Syaikh Shaduq dan menilai valid sanadnya.

Tuntunan-tuntunan

Nabi saw memulai khutbahnya dengan menyebut pentingnya dan agungnya bulan Ramadhan serta menyinggung beberapa poin yang perlu diperhatikan di bulan ini, di antaranya adalah:

1. Menghitung pahala puasa dan sebagian ibadah di bulan ini
2. Menekankan supaya jangan sampai terlantar dari pengampunan dan rahmat Allah
3. Terbukanya pintu-pintu rahmat Allah
4. Terbelenggunya setan-setan
5. Menjaga etika berpuasa
6. Mengingatkan pada keadaan lapar dan haus di hari kiamat
7. Memperhatikan fakir miskin, orang-orang yang membutuhkan, para orang tua dan anak-anak kecil
8. Silaturrahim
9. Memberikan separuh kurma atau seteguk air kepada orang lain untuk berbuka puasa
10. Mengontrol mata, telinga dan mulut
11. Memberikan perhatian secara khusus pada salat, taubat, doa dan istigfar
12. Membaca Alquran
13. Banyak membaca salawat
14. Menghindari perbuatan yang menyakiti orang lain
15. Berakhlak yang baik

Dalam lanjutan khutbah, Imam Ali as menanyakan perbuatan terbaik di bulan ini, dan Nabi saw menjawabnya bahwa peninggalan dosa adalah perbuatan yang paling berharga. Dengan meneteskan air mata, beliau memberi kabar gembira kepadanya akan kesyahidannya di bulan ini dan menjelasakan keutamaan Imam as kepada kaum serta memandang bahwa pengingkaran kepemimpinan Amirul Mukminin as adalah pengingkaran kenabian dirinya.

Buku-buku Keterangan

  • Kitab Aushāfe Ruzedārān (Sifat-Sifat Orang Yang Berpuasa), karya Sayid Muhammad Ali Jazairi, penerbit Imam al-Muntazhar, Qom.
  • Kitab Rah Tusye-e Du Jahan (Bekal Dua Alam), karya Agha Muhammad Taqi Nathiqi [1]
  • Tambahan kitab Sayid al-Syuhada (Penghulu Para Syuhada), karya Sayid Abdul Husain Dastghib, Daftare Intisyarate Islami.

Catatan Kaki

  1. Ibnu Uqdah, Fadhailu Amiril Mukminin as, hlm.133, penerbit Dalile Ma

Daftar Pustaka

  • Ibnu Uqdah, Ahmad bin Muhammad. Fadhailu Amiril Mukminin As. Dalile Ma, Qom (buku digital Jamiul Ahadits Nur, vo. 3/5)
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Uyun Akhbar al-Ridha As. Penerbit Jahan, Teheran (buku digital Jamiul Ahadits Nur, vo.3/5)
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Al-Amali. Penerbit Kitabchi, Teheran (Kitab digital Jamiul Ahadits Nur, vo.3/5)
  • Hur Amili, Muhammad bin Hasan. Wasail al-Syiah. Institut Alul Bait, Qom (Kitab digital Jamiul Ahadits Nur, vo.3/5)
  • Qummi, Abbas. Mafātih al-Jinān.
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwar. Daru Ihya al-Turast al-Arabi, Libanon.