Diwan Imam Ali as

Prioritas: aa, Kualitas: b
tanpa navbox
tanpa referensi
Dari wikishia
Diwan Imam Ali ashttp://en.wikishia.net
PengarangDinisbahkan kepada Imam Ali as
PenyusunQuthbuddin Kaidari Baihaqi
BahasaArab
SubyekSyair
Diterbitkan olehLeiden, Belanda
Tanggal Penerbitan1745 M


Diwân Imam Ali as (bahasa Persia:دیوان امام علی(ع)) adalah kumpulan syair dalam bahasa Arab yang dinisbahkan kepada Imam Ali as. Para ulama dan peneliti muslim menganggap sebagian kecil saja dari syair-syair ini berasal dari Imam Ali as, dan sisanya dianggap tulisan dari penyair lain tentang Imam Ali as atau dari kata-kata Imam as sendiri atau syair yang dikutip Imam Ali dari orang lain.

Syair-syair ini disusun setelah zaman Imam Ali as, dan yang tertua di antaranya disusun oleh Abdul Aziz Jalûdi, yang wafat pada tahun 322 H. Jumlah syair ini bervariasi antara 190 hingga 506 potongan syair dalam berbagai versi. Sebagian besar peneliti menganggap diwân yang populer saat ini sesuai dengan pusi yang ada di dalam kitab Anwâr al-Uqûl fi Asy'âr Wash'i al-Rasûl karya Qutbuddin al-Kidari al-Baihaqi (wafat 548 H).

Di antara bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar syair diwân ini bukan dari Imam Ali as adalah: adanya syair-syair Bahr Rojaz yang digunakan untuk mengarang syair-syair pasar jalanan, adanya sajak-sajak yang hanya memuji beberapa suku dan kabilah, lemahnya syair – syair ini dari sisi balaghoh dan tingkat kefasihan, adanya bualan dan kesombongan di beberapa bait syair, adanya penyebutan peribahasa yang berhubungan hanya dengan masyarakat Iran, Romawi dan Yunani, adanya istilah pembagian filsafat yang belum dikenal kecuali di kalangan umat Islam di abad kedua Hijriah.

Menurut Agha Buzurg Tehrâni, Diwân edisi tertua ini diantaranya adalah: Diwân yang dicetak di Leiden, Belanda tahun 1745 M, dicetak di Bulaq, Mesir tahun 1251 H, dicetak di Mesir tahun 1276 H, dan dicetak di Teheran tahun 1284 H. Diwân ini telah diterjemahkan dan diberikan syarah (penjelasan) dalam bahasa Persia, Latin, Turki dan Urdu, adapun di masa kini sudah banyak edisi yang beraneka ragam dari Diwân ini.

Penisbatan Syair-Syair Kepada Imam Ali as

Ulama Syiah tidak menganggap sebagian besar syair Diwân Imam Ali as]] berasal darinya. Seperti halnya Allamah Majlisi yang meragukan adanya penisbatan semua syair dari Diwân ini kepada Imam Ali as, dan menganggap banyak dari syair-syair tersebut milik dari penulis buku - buku lainnya, dan berdasarkan kutipan dari Ibnu Syahr Âsyûb bahwa Diwân tersebut ditulis oleh seseorang bernama Ali bin Ahmad (Fanjgerdi), seorang penulis dan sastrawan dari Nisyabur (wafat 513 H.).[1]

Hasan zadeh Âmuli, dalam kitab Takmilah Minhaj al-Barâ'ah, menganggap banyak syair-syair dalam buku tersebut adalah milik orang lain, bahkan penyairnya pun telah disebutkan di dalam kitab ini.[2]

Menurut beberapa pihak, hanya 10% dari syair-syair ini yang bisa dinisbatkan kepada Imam Ali as dan syair-syair lainnya berasal dari diwân syair lainnya atau dinisbatkan kepada penyair lain.[3]

Alasan

Beberapa alasan telah disebutkan, yang menunjukkan fakta bahwa tidak semua syair dari Diwân Imam Ali as adalah berasal darinya:

Dalam pengantar buku Diwân al-Iman Ali as dengan penelitian dari Maktabah al-Îmân Kairo, disebutkan sepuluh keberatan terhadap penisbatan syair-syair tersebut kepada Ali bin Abi Thalib as. Diantaranya adalah: adanya syair Bahr Rajaz yang biasa digunakan untuk mengarang syair pasar jalanan, adanya syair yang memuji beberapa suku atau kabilah, lemahnya syair dari sisi balaghoh dan nilai kefasihan, banyak membual dan kesombongan di beberapa bagian syair, banyaknya syair yang tertukar diantara penisbatannya kepada Imam Ali as, Muawiyah dan Amr bin 'Ash serta adanya kesalahan berdasarkan ilmu 'arûdh (Ini adalah teknik mengukur nilai syair dan mengetahui gaya dan kedalaman makna dari kata puitis dengan verba prosodi, serta memberikan gaya syair berdasarkan verba tersebut) dan gaya  (menciptakan keteraturan dan keharmonisan setiap bait dan mengatur irama kata dari setiap bait).[4]

Selain keberatan tersebut, Kiwan Samî'i juga merasa keberatan dengan penisbatan syair tersebut kepada Imam Ali as, disebabkan hal-hal sebagai berikut: Adanya kata-kata Persia dalam syair Diwân, adanya penyebutan peribahasa yang berhubungan dengan budaya Iran, Romawi dan Yunani, adanya pembagian istilah secara filosofis yang mana hal ini justru muncul di kalangan umat Islam pada abad kedua Hijriah, dan adanya teka-teki dan tebak-tebakan di dalam diwân tersebut, yang tidak umum di kalangan orang Arab. Semua hal itu dijadikan oleh Kiwan sebagai bukti ketidaktepatan menisbahkan syair-syair tersebut kepada Imam Ali as.[5]

Alasan lainnya adalah bahwa terlepas dari keahlian sastra dan balaghoh dan kefasihan yang dimiliki Imam Ali bin Abi Thalib as, penyebutan Imam as sebagai seorang penyair telah menjadi hal yang diperdebatkan. Beberapa ahli sastra seperti Jâhidz (penulis dan ahli sastra abad ke-2 dan ke-3 Hijriah) dan Yâqût Hamawi (sejarawan abad ke-6 dan ke-7 Hijriah) tidak menganggap Imam Ali as sebagai seorang penyair. Menurut Jahidz, Ali bin Abi Thalib bukanlah penyair, kecuali bagian syair rojaz (salah satu bentuk syair). Yâqût juga menganggap penisbatan syair-syair di dalam Diwân kepada Imam Ali as sebagai sesuatu yang tidak benar, kecuali pada dua bait saja.[6]

Begitu juga, para ulama seperti Muhammad Bin Jarir al-Thabari, Ibnu al-Qutaibah, Ibnu Miskawaih al-Râzi, Zamakhsyari, Thabarsi dan Sharif ar-Radhi, yang mana meskipun mereka telah mengutip syair-syair dari Imam Ali as, mereka tidak memasukkannya di antara para penyair.[7]'

Namun, Sya'bi, Ibnu 'Abd Rabbah (penyair Arab abad ke-9 dan ke-10 Hijriah) dan Qalqasyandi (seorang penulis dan penyair Mesir kontemporer) menyebut Imam Ali as sebagai penyair dan menganggapnya lebih penyair daripada Abu Bakar dan Umar bin Khattab, serta Utsman. [8]

Jumlah Syair dan Penggolongannya

Pada Diwân yang telah dicetak terdapat perbedaan jumlah syair, sebagian menyebutkan: 190 buah syair, sebagian lainnya 355 buah, 374 buah, 455 buah dan 506 buah.[9] Dalam artikel penelitian tentang Diwân Imam Ali as, syair-syair Diwân terdiri dari empat kategori, yakni: Insyâ', hikâyâh, insyâd dan maudhu:

1. Insyâ’: Syair-syair Imam Ali sendiri.

2. Hikâyah : Syair karya penyair lain yang menyusun kata-kata Imam Ali as menjadi syair.

3. Insyâd: Syair-syair penyair lain yang digunakan Imam Ali dalam pidatonya.

4. Maudhu’: Syair-syair yang ditulis para pecinta Imam Ali as.[10]

Dalam pengantar terjemahan kitab Anwâr al-'Uqûl, Abul Qâsim Imâmi telah membagi syair-syair Diwân ke dalam enam kategori. Dia telah menambahkan dua kategori selain dari empat kategori di atas, yakni: Syair yang merupakan deskripsi puitis dari peristiwa yang berkaitan dengan Imam Ali as dan rojaz (syair-syair) mengenai sahabat Imam dalam perang. [11]

Kandungan Diwân

Dalam syair-syair Diwân Imam Ali as membahas berbagai  macam topik. Beberapa tema syair ini adalah mengenai: Martabat manusia, tauhid dan makrifatullah, akhirat dan hari kebangkitan, munajat, masalah-masalah akhlak, pujian dan ratapan, wasiat, pengenalan diri dan dosa. Topik-topik lain mengenai makrifat hari-hari dalam seminggu, nasib dan takdir, usia tua, masa muda, kerja dan usaha, kekayaan dan kemiskinan, dan masalah safar (perjalanan) pun tertulis di dalam syair-syair Diwân ini.[12]

Sejarah Penyusunan

Menurut para peneliti, meskipun dianggap syair-syair tersebut dinisbatkan kepada Imam Ali as, tetapi penyusunannya pasti tidak dilakukan oleh Imam as sendiri.[13] Agha Buzurgh Tehrâni telah memberikan tujuh belas kompilasi di dalam kitab Al-Dzarî'ah, yang tertua diantaranya terkait dengan abad ke-4 Hijriah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Syi'ru 'Ali (be ta'bîr Najâsyi), oleh Abdul Aziz Jalûdi (W. 322 H)
  • Sulwat al-Syi'ah dan Tâj al-Asy'âr, oleh Ali bin Ahmad Fanjgerdi Nisyâbûri (wafat 513 H)
  • Diwân Amir al-Mu'minîn oleh Ibn Syajari (wafat 543 H)
  • Al-Hadîqah al-Anîqiyyah, oleh Muhammad bin Husein Kidari Beyhaqi (W. 548 H)
  • Anwar al-'Uqol oleh Muhammad bin Hossein Kidari al-Baihaqi (W. 548 H)
  • Diwân Amir al-Mu'minîn 'Ala al-Riwâyât al-Shahîhah oleh Sayyid Muhsin Amîn (disusun 1360 H).[14]

Menurut Agha Bozurg Tehrani, diantara diwân yang populer saat ini adalah syair-syair yang terdapat dalam Anwâr al-'Uqûl fi Asy'âr Washyi al-Rasûl karya Kidari al-Baihaqi.[15]

Namun, menurut Sayid Muhsin Amîn, pengumpul dan penyusun dari diwân-diwân ini belum lah jelas; Karena, dengan mengetahui keilmuan orang-orang terpelajar dan sastrawan seperti Jalûdi, Ibnu Syajari dan Kaidari, begitu juga dengan adanya fakta bahwa diwân ini mengandung beberapa tema yang kurang pantas, yang tidak memungkinkan diwân ini dinisbahkan kepada Imam Ali as, sangat kecil kemungkinan mereka menyusun syair-syair seperti ini.

Terdapat sanggahan terhadap pernyataan Sayid Muhsin Amin, yang menyatakan bahwa kompilasi yang dikaitkan dengan orang-orang terpelajar dan sastrawan tersebut, seperti halnya yang diasumsikan kepada karya Kaidari, tiada lain hanyalah untuk mengumpulkan syair saja dengan tujuan melestarikan segala sesuatu yang dimungkinkan untuk dikaitkan dengan Imam Ali as.[16]

Cetakan Naskah Diwân

Diwan Imam Ali telah dicetak berkali-kali.[17] Menurut Agha Bozurgh Tehrani, bahwa beberapa dari cetakan lamanya adalah: edisi Bulâq di Mesir tahun 1251 H, edisi lain di Mesir tahun 1276 H, edisi Tehran tahun 1284 H, dan edisi penerbit ‘Ilmiyyah Mesir tahun 1311 H. Agha Buzurgh pun melaporkan mengenai cetakan dari Leiden (dekat Den Haag di Belanda) dengan deskripsi dalam bahasa Latin, yang diterbitkan pada tahun 1745 M.[18] Adapun cetakan Diwân lainnya adalah: Dar al-Kitâb al-‘Arabi Cetakan Beirut dengan deskripsi Yusuf Farhat ( 1411 H), Maktabah al-Îmân dengan penelitian dari Markaz al-Bayan al-‘Ilmi dan penerbit Al-Mahjah al-Baidha dengan penelitian lengkap dari Salman al-Jubouri.[19]

Terjemahan dan Syarah

Diwân Imam Ali as telah diterjemahkan dan di syarahi dalam bahasa Persia, Latin, Turki dan Urdu. Beberapa terjemahannya adalah: Diwân Hazrat Ali, diterjemahkan oleh Mohammad Jawad Najafi (1384 H), Diwân Imam Ali, diterjemahkan oleh Abu al-Qâsim Imami (1373 S), Diwân Amirul Mu’minin Imam Ali, diterjemahkan oleh Mustafa Zamani (1362 S) dan Diwân Amirul Mu’minin dengan terjemahan Latin dari Kui Press (1745 M).[20]

Sudah tersedia juga terjemahan mandzum (bentuk syair) dari Diwân ini; termasuk terjemahan mandzum Mirza Ibrahim Amini Herawi (pada abad ke-10 H) ke dalam bahasa Persia dan terjemahan syair Sa’ad al-Din Mustaqimzadeh ke dalam bahasa Turki. Terjemahan ini dicetak di Damaskus pada tahun 1312 H.[21] Ada juga terjemahan mandzum dari Diwân ini ke dalam bahasa Urdu, yang diterbitkan di Karachi pada tahun 1976 M, dan penyairnya adalah Im In Syahid.[22]

Di antara syarah diwân adalah syarah Mir Husein bin Mu’în al-Din Meibadi (wafat 909 H), yang diedit oleh Hasan Rahmâni dan Sayyid Ibrahim Asyk, pada tahun 1379 S, diterbitkan oleh Markaz Nasyr Mîrâts Maktûb.[23]

Catatan Kaki

  1. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 1, hlm. 42
  2. Hasan Zadeh Amuli, Minhaj al-Bara'ah, jld. 15, hlm. 306-313
  3. Khusynawesan dan Sabzhian, Pazhuhisyi dar Asnad Diwan Imam Ali as, hlm. Pendahuluan.
  4. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 221-226
  5. Mahizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 221-226
  6. Zilawi, Kitab Syenasi-e Taushifi-e Manzhume fi Sirr, hlm. 41
  7. Zilawi, Kitab Syenasi-e Taushifi-e Manzhume fi Sirr, hlm. 41
  8. Zilawi, Kitab Syenasi-e Taushifi-e Manzhume fi Sirr, hlm. 41
  9. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 226
  10. Husaini Jalali, Pazhuhesyi Darbore-e Diwan-e Emam Ali as, hlm. 752-754
  11. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 225
  12. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 236-240
  13. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 217
  14. Aqa Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 9, hlm. 101-102
  15. Agha Bozurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 431-434
  16. Husaini Jalali, Pazhuhesyi Darbore-e Diwan Imam Ali as, hlm. 756
  17. Agha Bozurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 9, hlm. 102
  18. Agha Bozurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 9, hlm. 102
  19. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 227-228
  20. Mehrizi, Diwan Imam Ali as, hlm. 228-229
  21. Husain jalali, Pazhuhesyi Darbore-e Diwan Imam Ali as, hlm. 761
  22. Mehrizi, Diwan-e Imam Ali as, hlm. 229
  23. Mehrizi, Diwan-e Emam Ali as, hlm. 229

Daftar Pustaka

  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. Al-Dzari'ah Ila Tashanif al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa', tanpa tahun.
  • Hasan Zadeh Amuli, Hasan. Minhaj al-Bara'ah fi Syarh Nahj al-Balaghah. Teheran: Maktabah al-Islamiyah, 1400 H.
  • Husain Jalali, Muhammad Husain. Pazhuhesyi Darbore-e Diwan-e Emam Ali as. Penerjemah: Juya Jahanbakhsy. no. 66, 1379 S.
  • Khusynewisan, Laila dan Wahid Sabziyanpur. Pazhihesyi dar Asnad-e Diwan Mansub be Emam Ali as. Teheran: Yar Danesy, 1393 S.
  • Majlisi, Muhammad Bagir. Bihar al-Anwar al-Jami'ah li Durar Akhbar al-Aimmah al-Athhar. Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-Arabi, 1403 H.
  • Mehrizi, Mahdi. Diwan-e Emam Ali as, dalam Danesyname-e Emam Ali as. Teheran: Pazhuhesygah-e Farhang wa Andisye-e Eslami, 1380 S.
  • Zilawi, Neghar. Kitab Syenasi Taushifi kitab 'Manzhumah fi Sirri Ismillah al-A'zham' dari Ali bin Abi Thalib as. dalam kitab Mah-e Din, no. 37, 1379 S.