Mirza Husain Nuri
Informasi Pribadi | |
---|---|
Nama Lengkap | Husain bin Muhammad Taqi bin Ali Muhammad Nuri Tabarsi |
Lakab | Muhaddits Nuri • Haji Nuri |
Lahir | 18 Syawal 1254 H |
Tempat lahir | Nur, Iran |
Tempat tinggal | Najaf |
Wafat/Syahadah | 27 Jumadil Akhir 1320 H |
Tempat dimakamkan | Najaf |
Informasi ilmiah | |
Guru-guru | Syekh Murtadha Anshari • Mirza Syirazi • Maula Muhammad Ali Mahallati |
Murid-murid | Syekh Abbas al-Qummi • Buzurg Tehrani • Maula Muhammad Taqi al-Qummi |
Karya-karya | Mustadrak al-Wasail • Fashl al-Khitab • al-Najm al-Tsaqib |
Kegiatan Sosial dan Politik |
Syekh Mirza Husain bin Muhammad Taqi bin Ali Muhammad al-Nuri al-Thabrisi (bahasa Arab: شیخ میرزا حسین بن محمد تقی بن علي محمد النوري الطبرسي) lebih dikenal dengan nama Muhaddits Nuri dan Haji Nuri. Ia adalah ahli hadis Syiah pada abad ke-14 H. Kepopuleran Muhaddits Nuri disebabkan karena karyanya kitab Mustadrak al-Wasail dan khususnya kitab Fashl al-Khithab fi Tahrif Kitab Rab al-Arbbab. Untuk kitab yang kedua, ia mengutip beberapa riwayat untuk membuktikan meskipun Alquran adalah firman Allah swt yang tidak akan mengalami penambahan dan tidak akan mengalami pengubahan namun terdapat sejumlah ayat sebelum dilakukan proses kompilasi (pengumpulan) yang terhapus atau hilang, namun yang hilang itu tetap terjaga di sisi ahlinya. Terbitnya kitab kontroversial tersebut menimbulkan kesulitan, serta memicu protes baik dari kalangan Sunni maupun Syiah. Banyak kitab yang ditulis secara khusus untuk membantah pendapat Muhaddits Nuri tersebut.
Biografi
Muhaddits Nuri lahir pada 18 Syawal 1254 H (4 Januari 1838 H) di sebuah desa yang bernama Yalu dekat kota Nur, sebuah kota di provinsi Mazandaran, Iran. [1] Sejak kecil ia telah menampakkan kecintaannya pada ilmu-ilmu agama, dengan ikut pada kelas-kelas pelajaran agama yang diasuh oleh Mulla Muhammad Ali Mahallati. Pada awal masa mudanya ia ke Teheran untuk belajar di bawah asuhan para ulama besar, diantaranya Syekh Abdurrahim Burujerdi, yang kelak menikahkannya dengan putri Syekh sendiri. [2]
Pada tahun 1273 H/1857, di usia 19 tahun Muhaddits Nuri kemudian imigrasi ke Najaf dan menetap di kota tersebut selama 4 tahun dan setelahnya kembali ke Iran. Tidak bisa bertahan lebih dari satu tahun di Iran, pada tahun 1278 H/1858 ia kembali lagi ke Irak. Selama di Irak, ia mengikuti kelas pelajaran sejumlah ulama besar, seperti Syekh Abdul Husain al-Tehrani atau lebih dikenal dengan nama Syekh al-'Iraqiyin di kota Karbala. Setelah itu, ia pindah ke Kazhimain dan menetap selama 2 tahun di kota tersebut.
Tahun 1284 H/1867, dengan bermaksud berziarah ke makam Imam Ridha as, ia melakukan perjalanan ke Masyhad. 2 tahun kemudian, 1286 H/1869 ia kembali ke Irak dan setelah itu, untuk kedua kalinya ia menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah. Setelah kembali ke Irak, ia mengikuti kelas pelajaran Mirza Syirazi. Karena Mirza Syirazi pindah ke Samara pada tahun 1291 H/1874, Muhaddits Nuri bersama dengan gurunya yang lain Fath Ali Sulthan Abadi dan menantunya Syekh Fadhlullah Nuri ikut menyusul Mirza Syirazi ke Samara.
Pada tahun 1314 H/1896 ia kembali ke Najaf dan menetap di kota tersebut sampai akhir hidupnya. [3] Ia meninggal dunia pada malam Rabu 27 Jumadil Akhir 1320 H (1 Oktober 1902) di Najaf dan jenasahnya dimakamkan dalam kompleks pemakaman Haram Imam Ali bin Abi Thalib as. [4] Banyak ulama dan murid-muridnya yang memberikan pujian atas derajat keilmuan dan ketakwaannya. [5]
Menghidupkan Kembali Tradisi Ziarah Arbain
Menziarahi makam Imam Husain as di Karbala dengan berjalan kaki untuk memperingati hari Arbain telah menjadi tradisi yang banyak dilakukan ulama dan masyarakat sejak masa Syekh Anshari. Namun tradisi tersebut sempat berhenti dan dilupakan oleh masyarakat, sampai Muhaddits Nuri menghidupkan kembali tradisi tersebut. [6]
Guru-Guru
- Maula Muhammad Ali Mahallati
- Syekh Abdul Rahim Burujerdi
- Syekh Abdul Husain Tehrani
- Syekh Murtadha Anshari
- Sayid Muhammad Hasan Syirazi
- Fath Ali Shulthan Abadi [7]
Murid-Murid
- Syekh Abbas al-Qummi, penulis kitab Mafatih al-Jinan.
- Agha Buzurg Tehrani, penulis kitab al-Dzari'ah.
- Allamah Syekh Ali bin Ibrahim al-Qummi.
- Maula Muhammad Taqi Qummi Bawez'iri.
- Syekh Ismail bin Syekh Muhammad Baqir Isfahani. [8]
Karya-Karya
Muhaddits Nuri menghasilkan karya-karya beragam tema dari berbagai bidang keilmuan Islam yang sebagiannya menjadi penyebab keterkenalannya.
Mustadrak al-Wasail
Mustadrak al-Wasail wa Mustanbath al-Masail (مُستَدرَك الوَسائل و مُستَنبَطُ المَسائل ) adalah kitab yang paling terkenal dari sekian banyak karya Muhaddits Nuri. Kitab ini diterbitkan dalam 18 jilid dan berisi kumpulan hadis yang menurut pengakuan Muhaddits Nuri, tidak terdapat dalam Wasail al-Syiah. Muhaddits Nuri menggunakan 75 sumber kitab hadis untuk merampungkan karya ini.
Fashl al-Khithab
Muhaddits Nuri melalui kitab ini dengan bersandar pada sejumlah riwayat hendak menunjukkan terdapat beberapa ayat yang hilang dari Alquran saat dikumpulkan di periode Khalifah Utsman bin Affan, dan ayat-ayat yang hilang tersebut tetap terjaga di sisi Maksumin as. Namun menurutnya tidak diketahui ayat-ayat yang hilang tersebut apa saja yang menurut istilah, Alquran telah mengalami distorsi atau pengurangan dari matan-matan sesungguhnya. [9] Kitab ini memicu kontroversial dan mendapatkan banyak protes di dunia Islam, termasuk dari kalangan ulama Sunni dan Syiah. Banyak kitab yang ditulis, khususnya dari ulama Syiah yang secara khusus memberikan bantahan atas kitab ini.
Catatan Kaki
- ↑ Nuri, Najm Tsaqib, jld. 1, hlm. 42
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 6, hlm. 144
- ↑ Nuri, Najm Tsaqib, jld. 1, hlm. 42
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 6, hlm. 143
- ↑ Nuri, Najm Tsaqib, jld. 1, hlm. 24-26
- ↑ Biografi Mirza Husain Nuri
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 6, hlm. 144
- ↑ Amin, A'yan al-Syi'ah, jld. 6, hlm. 144
- ↑ Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 16, hlm. 231-232 dan jld. 18, hlm. 9-10
Daftar Pustaka
- Amin 'Amili, Sayid Muhsin. A'yān al-Syi'ah. Beirut: Dar al-Ta'arif, tanpa tahun
- Shafakhah, Muhammad Husain dan Thali'i, Abul Husain. Allamah Muhaddits Nuri. Teheran: Nasyr Abrun, 1378 HS.
- Tehrani, Agha Buzurg. al-Dzari'ah ila Tashānif al-Syi'ah. Beirut: Dar al-Adhwa, cet. III, tanpa tahun
- Nuri, Mirza Husain. Mustadrak al-Wasail. Beirut: Muassasah Al Albait li Ahya al-Turats, 1408 H
- Nuri, Mirza Husain. Najm Tsaqib. Qom: Masjid Jamkara, 1384 HS
- Kitab Senakht Sirah Ma'shuman, Markaz Tahqiqat Komputeri 'Ulum Islami Noor