Aswad bin Quthbah

tanpa prioritas, kualitas: c
Dari wikishia
Terjemah Surat ke-59 Nahjul Balaghah

Jika pendapat dan pemikiran penguasa berubah, hal itu akan menghalanginya dalam melaksanakan keadilan. Oleh karena itu, pekerjaan masyarakat harus sama dalam pandangannya tentang apa yang benar, karena keadilan tidak ada harganya dalam ketidakadilan. Hindarilah apa yang tidak kamu sukai pada orang lain dan paksakan dirimu untuk melakukan apa yang diwajibkan Allah atasmu sambil mengharap pahala Allah dan takut akan azab-Nya. Ketahuilah bahwa dunia adalah rumah cobaan dan orang yang menyembah dunia tidak akan beristirahat di dalamnya satu jam pun kecuali dia akan menyesalinya di hari kiamat, dan jangan pernah ada sesuatu pun yang akan membuatmu putus asa dari kebenaran. Salah satu hak yang kamu miliki adalah menjaga jiwamu dan berusaha semaksimal mungkin dalam urusan rakyat, karena apa yang kamu peroleh dengan cara ini lebih baik daripada apa yang hilang dari kekuatan fisikmu.[1]

Aswad bin Quthbah (bahasa Arab:اَسْوَد بن قُطبَه) adalah salah satu sahabat dan komandan pasukan Imam Ali as di daerah Hulwan.[2] Sepucuk surat Imam Ali as ditulis untuknya yang terdapat dalam Nahjul Balaghah.[3]

Dalam surat ini, Imam memerintahkan Aswad untuk menghindari hawa nafsu dan sifat dzalim. Imam juga menasehatinya agar memperlakukan orang dengan adil dan menggunakan kesempatan untuk melayani mereka.[4] Surat Imam Ali as kepada Aswad bin Quthnah dikutip dalam kitab Waq’atu Shiffin yang isinya mirip dengan surat 59 Nahjul Balaghah.[5]

Menurut Ali Ahmadi Miyanji (W. 1379 HS), para sejarawan dan ahli tafsir Nahjul Balaghah berbeda pendapat mengenai nama ayah Aswad, yaitu Quthba atau Quthna atau Quthina.[6]

Dalam syarah Ibnu Maitsam Bahrani tercatat kata Quthina.[7] Ibnu Abil Hadid, salah satu penulis syarah Nahjul Balaghah abad ke-7 H, tentang silsilah Aswad, cenderung pada pandangan Kitab al-Isti'ab, yang mengenalkannya sebagai Aswad bin Zaid bin Quthbah bin Ghanim Anshari.[8] Ada juga yang menganggap Aswad sebagai salah satu orang yang hadir dalam perang Badar.[9]

Sayid Murtadha Askari (w. 1386 HS), sejarawan Syiah, menganggap Aswad bin Qutbah yang menerima surat Imam Ali as di Nahjul Balaghah adalah Sabai Qahthani dan bukan Aswad bin Quthbah Tamimi.[10] Menurutnya, Aswad Tamimi adalah salah satu dari tokoh-tokoh fiktif dalam sejarah Islam.[11]

Catatan Kaki

  1. Dasyti, Tarjumeh Nahj-e al-Balaghe, hlm. 598-599.
  2. Amin, A'yān as-Syī'ah, jld. 3, hlm. 442; Nahj al-Balaghah, editor: Subhi Shalih, surat ke-59, hlm. 449.
  3. Nahj al-Balaghah, editor: Subhi Shalih, surat ke-59, hlm. 449.
  4. Nahj al-Balaghah, editor: Subhi Shalih, surat ke-59, hlm. 449.
  5. Manqari, Waq'ah Shiffīn, jld. 1, hlm. 106.
  6. Ahmadi Miyanji, Makātib al-A'immah, jld. 1, hlm. 362.
  7. Ibn Maitsam Bahrani, Syarh Nahj al-Balāghah, jld. 5, hlm. 196.
  8. Ibn Abil Hadid, Syarh Nahj al-Balāghah, jld. 17, hlm. 145.
  9. Ibn Abil Hadid, Syarh Nahj al-Balāghah, jld. 17, hlm. 145.
  10. Askari, Sad Wa Panjah Shahabi-e Sakhtegi, jld. 2, hlm. 53.
  11. Askari, Sad Wa Panjah Shahabi-e Sakhtegi, jld. 2, hlm. 53.

Daftar Pustaka

  • Ahmadi Miyanji, Ali. Makātib al-A'immah. Riset: Mujtaba Faraji. Qom: Dar al-Hadits. Cet. 1, 1426 H.
  • Amin, Sayyid Muhsin. A'yān as-Syī'ah. Lebanon: Dar at-Ta'arif, 1403 H.
  • Askari, Sayyid Murtadha. Sad Wa Panjah Sahabi-e Sakhtegi. Qom: Kampus Ushuluddin, 1387 HS/2009.
  • Ibn Abil Hadid, Abdul Hamid bin Hibatullah, Syarh Nahj al-Balāghah. Riset: Muhammad ABul Fadhl Ibrahim. Qom: Perpustakaan Ayatullah al-Udzhma Mar'asyi Najafi, 1404 H.
  • Ibn Maitsam Bahrani, Maitsam bin Ali. Syarh Nahj al-Balāghah. Tehran: Darftar Nasyr al-Kitab, 1404 H.
  • Manqari, Nashr bin Muzahim. Waq'ah Shiffīn. Qom: Mansyurat Perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi. Cet. 2, 1404 H.
  • Nahj al-Balāghah. Editor: Subhi Shalih. Qom: Yayasan Dar al-Hijrah, 1414 H.