Khotbah Syiqsyiqiyyah

tanpa prioritas, kualitas: c
tanpa referensi
Dari wikishia
(Dialihkan dari Khutbah Syiqsyiqiyah)


Khotbah Syiqsyiqiyyah (bahasa Arab: الخطبة الشقشقية) adalah khotbah yang paling dikenal dalam kitab Nahjul Balaghah. Imam Ali as dalam khotbah ini menjelaskan tentang masa pemerintahan para khulafa, kritikan terhadap kebijakan pemerintahan secara umum dan memprotes setiap tindakan dari masing-masing khalifah. Beliau juga menjelaskan tentang serangan masyarakat untuk membaiat dirinya dan mengisyaratkan tentang orang-orang Nakitsin, Qasithin dan Mariqin. Pada akhirnya beliau menjelaskan tentang penerimaan kekhalifahan atas dirinya. Khotbah ini sesuai urutan kebanyakan Kitab Nahjul Balaghah berada diurutan ke-3. Perawi khotbah ini adalah Ibnu Abbas yang ia mendengar secara langsung dari Imam Ali as. Ahlusunah juga mengakui bahwa riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Abbas dapat dipercaya. Khotbah ini telah banyak memiliki terjemahan dan syarah. Sebagian Ahlusunah meragukan sanad khotbah ini dan sebagian lagi mengakui kesahihannya.

Waktu dan Tempat Penyampaian Khutbah

Dengan melihat sejarah, perkataan imam tentang Nakitsin (sekelompok orang-orang dari perang Jamal, terjadi pada tahun bulan Jumadil Akhir tahun 36 H/656 dan Qasithin (Muawiyah dan pengikutnya yang berbuat zalim pada perang Shiffin di akhir tahun 26 H/647 dan permulaan tahun 27 H/648) dan Mariqin (Khawarij Nahrawan pada akhir tahun 37 H/657 atau awal tahun 38 H/658) Syekh Mufid [1] dan Quthbuddin ar-Rawandi [2] memberikan kemungkinan bahwa khotbah ini dibacakan di Rahabah dengan petunjuk adanya kehadiran Ibnu Abbas di Kufah, maka dapat diperkirakan bahwa khotbah ini bacakan oleh Imam Ali as pada akhir tahun 38 H/658 atau permulaan tahun 39 H/659. Meskipun Rahabah bisa dijadikan tempat terjadinya segala sesuatu, namun yang dimaksud disini nampaknya adalah tempat dipertengahan Masjid Kufah dimana Imam Ali as biasanya duduk di sana untuk memberikan nasehat atau memberikan keputusan pengadilan yang beliau jalankan pada zaman Ziyad bin Abihi. Para muhadits karena takutnya terhadap keadaan waktu, mengatakan "Sahib Rabadah" sebagai ganti dari nama Imam Ali as. [3] Sebagaimana Matharzi (w. 610 H/1213) berkata: Rahbah Kufah adalah sebuah tempat di tengah-tengah Masjid Kufah di mana Imam Ali as duduk disana dan memberikan nasehat dan dikatakan juga bahwa Imam Ali as menumpahkan harta rampasan perang Khawarij di Rahbah, maksudnya adalah di tengah-tengah masjid tersebut. [4]

Penamaan Khutbah

Khotbah ini karena diawali dengan kalimat "Wallahi laqad naqammashaha fulan" maka disebut dengan "taqammash" yang bermakna memakai pakaian. Imam Ali as menyerupakan khilafah dengan baju dimana meskipun Abu Bakar mengetahui bahwa hal itu bukan haknya, namun ia mengenakannya. Namun khotbah ini terkenal dengan nama Khotbah Syiqsyiqiyyah dan diambil dari kalimat "Syiqsyiqiyyah" yang merupakan kata yang beliau pakai pada akhir khotbah dan permintaan Ibnu Abbas supaya Imam Ali as melanjutkan khotbahnya: (Haihata yabna Abbas talaka Syiqsyiqiyyah hadarati tsumma qarrata).

Syiqsyiqiyyah, sebagaimana atas petunjuk dari sekelompok ahli bahasa dan komentator adalah seperti kondisi unta ketika gembira atau marah maka akan keluar dari mulutnya semacam lendir yang disertai dengan suara dari leher unta dan kemudian tenang setelah dikeluarkan dan keadaan ini tidak akan terjadi pada kondisi normal. Imam di sini menyerupakan keadaan dirinya dengan keadaan unta yang sedang marah, seolah-olah beliau tidak mampu menguasai dirinya dan dengan adanya khotbah ini karena imam telah membacakan khotbhahnya, maka beliau sudah normal kembali, oleh karena itu beliau tidak melanjutkan lagi. Dengan demikian, imam tidak mengabulkan permintaan Ibnu Abbas untuk melanjutkan khotbahnya. Ibnu Abbas berkata: "Tiada satu pun yang membuatku lara atas ucapan yang tidak tuntas kecuali khotbah ini.

Sanad Khotbah Syiqsyiqiyyah sebelum Sayid Radhi

Dengan memperhatikan kritikan secara jelas atas ketiga khalifah dalam kKhotbah ini, maka sanad khotbah ini tidak hanya menyebabkan timbulnya keraguan dari ulama Ahlusunah, namun juga menjadikan mereka ragu terhadap sanad Nahjul Balaghah. [5] Tentu saja keraguan itu adalah batil karena Khotbah ini telah ada sebelum Nahjul Balaghah ditulis dan sanadnya sampai kepada Imam Ali as. Allamah Amini dalam kitab al-Ghadir jilid 28 menyebutkan khotbah ini tanpa dengan menggunakan sanad yang berasal dari Sayid Radhi. [6] Dalam kitab Partui az Nahj al-Balāghah terdapat 22 sanad dalam khotbah ini, dimana 8 sanad darinya terkait dengan literatur-literatur sebelum Sayid Radhi, 5 sanad lainnya terkait dengan zaman Ibnu Radhi dan 9 literatur yang dinukil setelah penulisan Nahj al-Balāghah atau setelah abad ke-5 H, namun dari literatur-literatur terpisah dari Nahj al-Balāghah atau dari literatur yang berbeda dengannya. [7] Cuplikan dari khotbah sebagai bukti lughawi juga ada dalam kitab–kitab lughawi sepeti: Al-Nihayah ibnu Atsir, Qamus Firuz Abadi, Lisan al-Arab Ibnu Mandzur dan Majma' al-Meidani. [8]

Di bawah ini adalah sebagian sanad Khotbah Syiqsyiqiyyah:

  • Ibnu Abil Hadid, Sunni Mu'tazili (w. 656 H/1258) setelah mensyarah Khotbah Syiqsiqiyah berkata: Pada tahun 603 H/1206 aku mendengar dari Syekh Mushadiq bin Syabib Wasithi: Aku membacakan khotbah ini (yaitu Khotbah Syiqsiqiyah) kepada Abdullah bin Ahmad yang terkenal dengan Ibnu Hisyab. Kemudian aku bertanya: Apakah engkau tahu bahwa khotbah ini milik Imam Ali as? Aku bersumpah demi Tuhan, aku tahu bahwa khotbah itu adalah perkataan Imam Ali as sebagaimana yang aku tahu bahwa engkau berkeyakinan terhadap hal itu. Aku kembali berkata: Sangat banyak masyarakat yang mengatakan bahwa khotbah ini adalah perkataan Sayid Radhi. Ia berkata: Sayid Radhi dimana dan kefasihan khotbah ini dimana? kami membaca Rasail karangan Sayid Radhi dan kami mengetahui cara serta metode yang ia gunakan dalam karangannya. Ia tidak menambah untuk memperbaiki atau mengurangi khotbah itu. Kemudian ia melanjutkan tuturannya: Sungguh aku bersumpah demi Tuhan! Aku telah melihat bahwa khotbah ini telah ditulis pada kitab yang telah ditulis semenjak 200 tahun sebelum kelahiran Sayid Radhi, aku pun tahu gaya tulisan pengarangnya dan aku pun tahu tulisan ulama dan ahli sastra sebelum masa-masa Abu Ahmad (Ayah Sayid Radhi) lahir. [9] Ibnu Abil Hadid melanjutkan perkataannya: Aku sangat banyak melihat khotbah ini dalam tulisan-tulisan Syekh kami, Abul Qasim Balakhi seorang imam Mu'tazilah di Baghdad. Ia hidup di pada masa pemerintahan Muqtadar sebelum kelahiran Sayid Radhi. Demikian juga, sangat banyak dari khotbah-khotbah itu aku lihat di kitab terkenal Abu Ja'far bin Qabah salah seorang teolog Imamiyyah yang terkenal dengan kitab al-Inshaf. Abu Ja'far ini termasuk murid Syekh Abul Qasim Balakhi dan ia hidup sebelum kelahiran Sayid Radhi. [10]
  • Salah seorang yang meriwayatkan Khotbah Syiqsiyqiyah dalam karangannya berdasarkan mustanad dari Imam Ali as adalah Syekh Shaduq (381 H/991). Ia menuliskan sanad Khotbah Syiqsyiqiyyah di kitabnya Ilal al-Syarayi'. [11] Ia juga mencantumkan sanad Khotbah Syiqsyiqiyyah di kitab Ma'ani al-Akhbar. [12] Di dalam kedua kitab, Syekh Shaduq menuliskan dua sanad khotbah dan setelah selesai khotbah, ia menjelaskan lafadz-lafadz yang sulit.
  • Syekh Mufid (w. 413 H/1022), Ustad Sayid Radhi dalam kitab al-Irsyad, menukil khotbah dalam kitabnya dan berkata beberapa dari para perawi meriwayatkan Khotbah Syiqsyiqiyyah dengan sanad yang bermacam-macam. [13] Ia juga di dalam kitab al-Masalatan fi al-Nash ala Ali As menyebut Khotbah Syiqsyiqiyyah sebagai Khotbah yang terkenal. [14] Hal ini berdasarkan bahwa pada masanya sanad Khotbah Syiqsyiqiyyah bukan hanya tidak diragukan lagi keberadaan sanadnya, namun merupakan khotbah yang telah dikenal orang dan terkenal. Syekh Mufid kembali memberikan penjelasan tentang khotbah ini dalam kitabnya dan menyatakan bahwa khotbah ini adalah khotbah yang terkenal dan memberikan penjelasan terkait dengan khotbah itu. [15]

Perampasan Kekhilafahan

Perampasan kekuasaan telah dijelaskan dalam Khotbah Syiqsyiqiyah dan kritikan imam atas khulafa, bukan merupakan sesuatu yang aneh dan dengan mudah hal tersebut dapat diketahui melalui perkataan-perkataan Imam Ali as pada selain khotbah ini dan juga bukan hanya dari pendapat Syiah. Berikut ini adalah pendekatan-pendekatan untuk menjelaskan masalah ini terhadap hal-hal yang telah diisyaratkan.

Sikap imam terhadap Para Khalifah pada selain Khotbah Siqsyiqiyyah

Pada khotbah yang ditulis oleh Jakhadh (w. 255 H/869) yaitu kira-kira pada kurun 1 abad setengah sebelum dituliskannya Nahjul Balaghah di Bayan dan Tabyin dari Imam Ali as terdapat nukilan: "Keduanya (khalifah pertama dan kedua) membiarkan dan yang ketiganya (khalifah ketiga) seperti burung gagak, tekadnya ada di perutnya, celakalah dia, jika sayapnya robek dan kepalanya terpisah, niscaya hal itu lebih baik baginya". [16] Ibnu Abil Hadid juga mengutip khotbah ini dari Jahidh. [17] Ibnu Abdi Rabah (w. 328/940) juga menukilkan hal ini dalam kitab al-Iqdul Farid dengan sedikit perbedaan sebelum Sayid Radhi hidup. [18]

Perampasan Khilafah oleh Abu Bakar dan Umar dalam perkataan Muawiyah

Muawiyah dalam suratnya yang ditujukan kepada Muhammad bin Abu Bakar berkata bahwa setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, ayahmu (Abu Bakar) dan Faruq (Umar bin Khattab) adalah orang-orang yang mengambil hak beliau (Ali as) dan menjadi oposisi bagi pemerintahannya. Keduanya (Abu Bakar dan Umar) bersekongkol dalam tindakan makar ini. [19]

Terjemahan

Khotbah Syiqsyiqiyyah di samping merupakan bagian terjemahan lengkap dari Nahjul Balaghah, terdapat pula terjemahan-terjemahan yang mengkhususkan tentang Khotbah Syiqsyiqiyyah, diantaranya:

  • Terjemahan Khotbah Syiqsyiqiyyah. Bahasa Persia oleh Ali Anshari, yang dicetak pada tahun 1354 syamsiah dalam 14 halaman. [20]
  • Terjemahan Khotbah Syiqsyiqiyyah dengan bentuk qasidah oleh Sayid Muhammad Taqi bin Amir Muhammad Mukmini Husaini Qazwini (w. 1270 H/1854). [21]
  • Terjemahan Khotbah Syiqsyiqiyyah. Bahasa Persia. Penerjemah dan nama kitabnya tidak diketahui. Naskahnya ada di Perpustakaan Astan Quds Razawi. [22]

Syarah-Syarah

  • Tafsir al-Khotbah al-Syiqsyiqiyyah, Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah. Bahasa Arab oleh Sayid Murtadha (w. 436 H/1044) [23]Tafsir Khotbah ini terdapat di dalam kitab Majmu'ah Rasail al-Murtadha jilid 2. [24]
  • Al-Syiqsyiqiyyah: Dirasah Maudhu li Syahsyiyat Tashadat lil Khilafah al-Islamiyah, Abdul Rasul Ghafari. [25]
  • Ahi Suzan az Amirul Mukminin (Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah), Ali Asghar Ridhwani. [26]
  • Sayibane Iyah (Syarah Khotbah Amirul Mukminin as) Nadie Fadhili. [27]
  • Al-Syadzarat al-Lawiyah fi Syarah Khotbah al-Syiqsyiqiyyah lil Imam Ali as, Abu Dzar al-Ghifari. [28]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah (naskah tulisan tangan) [29]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah (naskah tulisan tangan) [30]
  • Syarah Khotbah Syaqsyaqyah (Murtadha Qashimi Kasyani) [31]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah (Naskah tulisan tangan). Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah. [32]
  • Khotbah Syiqsyiqiyyah az Nahjul Balaghah, terjemah wa syarah az Muhammad Baqir Rasyad Zanjani. [33]
  • Akidah Syiah dar Khotbah Syiqsyiqiyyah, Muhammad Asadi Garmarawardi.[34]
  • Al-Masail al-Tathbiqah ala al-Khotbah al-Syiqsyiqiyyah, Ali Tabrizi. [35]
  • Al-Taudhihat al-Tahqiqat fi Syarah al-Khotbah al-Syiqsyiqiyyah, karya Ali Akbar bin Sayid Muhammad bin Sayid Dildar Ali (w. 1326). [36]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Mula Ibrahim Gilani, Ulama permulaan abad ke-11. Naskah aslinya ada di Qum. [37]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Mirza Abul Ma'ali Kalabasi (w. 1315 H/1897). [38]
  • Syarah Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Taj Ulama Likahanwi (w. 1312 H/1894) [39]
  • Syarah Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Kumpulan Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Sayid Muhammad Taqi Qazwini (w. 1270 H/1854). Naskahnya disimpan di Perpustakaan Madrasah Sepahsalar dan Universitas Tehran. [40]
  • Syarah Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Arab. Sayid Ja'far bin Shadiq Abid. [41]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Sayid Alauddin Gulistaneh, karya Hadaiq al-Haqaiq, kebanyakan dari naskah itu disimpan oleh pengarang kitab Dzari'ah di Najaf Sayid Muhammad Baqir Yazdi. [42]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah. Bahasa Arab, seorang khatib terkenal Sayid Ali Hashemi. [43]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, Syekh Hadi Banani, pengarang Syarah Khotbah Zainabiyah semasa dengan Syekh Anshari. [44]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, bahasa Arab, Pengarang naskah Sejarah, permulaan abad ke-13. Naskah ini disimpan di Ketabkhaneh Meli. [45]
  • Syarah Khotbah Syiqsyiqiyyah, bahasa Arab, Pengarang naskah Sejarah, permulaan abad ke-13. Naskah ini disimpan di Ketabkhaneh Meli. [46]
  • Al-Naqd al-Sayid Syarah al-Khotbah al-Syiqsyiqiyyah li Abi al-Hadid, Bahasa Arab. Syaik Muhsin Karim yang terdiri dari 2 jilid dicetak pada tahun 1383 di Najaf. [47]
  • Kasyf al-Sahab fi Syarah al-Khotbah al-Syiqsyiqiyyah. Mula Habib Ilahi Kasyani. (w. 1340 H/1921) [48]

Catatan Kaki

  1. Mufid, Irsyad, jld. 1, hlm. 287.
  2. Al-Rawandi, Minhaj al-Barā'ah fi Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 133.
  3. Madani, al-Tharaz al-Awal, jld. 2, hlm. 61.
  4. Matharazi, Al-Maghrib, jld. 1, hlm. 324.
  5. Al-Husaini, Mashādir dar Nahj al-Balāghah wa Asanidah, jld. 1, hlm. 336.
  6. Al-Amini, al-Ghadir, jld. 7, hlm. 109-115.
  7. Silahkan lihat: Thaliqani, Partui az Nahj al-Balāghah, hlm. 124-128.
  8. Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 205.
  9. Ibnu Abil Hadid, Syarah al-Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 205-206.
  10. Ibnu Abil Hadid, Syarah al-Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 205-206.
  11. Syekh Shaduq, Ilal al-Syarayi, jld. 1, hlm. 150.
  12. Syekh Shaduq, Ma'āni al-Akhbār, hlm. 361.
  13. Al-Mufid, al-Jamal, hlm. 62.
  14. Al-Mufid, al-Masalatān fi al-Nash Ali Ali as, hlm. 28.
  15. Al-Mufid, al-Jamal, hlm. 62.
  16. Al-Jakhadh, al-Bayān wa al-Tabyin, hlm. 238.
  17. Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 276.
  18. Ibnu Abdul Rabihi, al-Aqd al-Farid, jld. 4, hlm. 157.
  19. Al-Mas'udi, Muruj al-Dzahab wa Ma'adin al-Jawahir, jld. 3, hlm. 12-13.
  20. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 13.
  21. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 13.
  22. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 13.
  23. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 21.
  24. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/531991
  25. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/28ff1ii099
  26. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/2000653
  27. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/593117
  28. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/2620809v\
  29. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/807165
  30. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/807300
  31. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/577339
  32. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/1804ff1ii2
  33. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/2994093
  34. http://opac.nlai.ir/opacprod/bibliographic/771346
  35. http://opac.nlai.ir/opac-prod/bibliographic/2091715
  36. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 22-23.
  37. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32.
  38. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32.
  39. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32.
  40. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32.
  41. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32.
  42. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 32-33.
  43. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 33.
  44. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 33.
  45. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 33.
  46. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 33.
  47. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 38.
  48. Ustadi, Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah, hlm. 55.

Daftar Pustaka

  • Al-Amini, Abdul Husain. Al-Ghadir fi al-Kitab wa al-Sunah wa al-Adab. Qom: Markaz al-Ghadir li Dirasah al-Islamiyah, 1416/1995.
  • Al-Mufid. Al-Masalatān fi Nash ala Ali as. Riset: Muhammad Ridha al-Anshari. Beirut. 1414/1993. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Al-Husaini al-Khatib, Sayid Abdul Zahra. Mashādir al-Balāghah wa Asanidahu. Beirut: Dar al-Zahra, 1409-1988.
  • Al-Jakhath, al-Bayān wa al-Tabyin. Maktabah al-Tijarah al-Kubra li Shahibuha Musthafa Muhammad. Mesir: 1345/1926. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Al-Mas'udi. Muruj al-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar. Qom: Dar al-Jahrah, 1404-1363 S. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Al-Mufid. Al-Irsyād. Riset: al-Tsurats. Qom: Muasasah Ali al-Bait, 1414/1993. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Al-Mufid. Al-Jamal. Qom: Maktabah al-Dawari. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Al-Rawandi, Quth al-Din. Minhaj al-Bara'ah fi Syarah Nahj al-Balāghah. Riset: Sayid Abdul Lathif al-Kuhakmari. Qom: Maktabah Ayatullah Mar’asyi Najafi al-Amah, 1406. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Ibnu Abad Rabah, Ahmad bin Muhammad. Al-Awad al-Farid. Riset: Mufid Muhammad Qamihah. Beirut: Dar al-Kitab Ilmiyah, tanpa tahun.
  • Ibnu Abil Hadid. Syarah Nahj al-Balāghah. Riset: Muhammad Abul Fadzl Ibrahim. Dar Ihya al-Kitab al-ArabiyahDar Ihya al-Kitab al-Arabiyah, 1959/1378 (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Madani, Ali Khan bin Ahmad. Al-Tharaz al-Awal. Masyhad: Muasasah Ali al-Bait As li Ihya al-Tsurats. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Matharazi, Nashir bin Abdul Sayid. Al-Maghrib. Riset: Fakhuri, Mahmud, Mukhtar, Abdul Hamid dan Halab. Maktabah Usamah bin Zaid, 1979.
  • Nahj al-Balāghah. Terjemah: Sayid Ja'far Syahidi. Teheran: Ilmi wa Farhanggi, 1377.
  • Syekh Shaduq. Ilal al-Syarayi'. Najaf: Mansyurat al-maktabah al-Haidariyah wa Mathbu'atuha, 1385/1966. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Syekh Shaduq. Ma'āni Akhbār. Riset: Ali Akbar Ghifari. Qom: Muasasah al-Nasyar al-Islami al-Taba’ah al-Mudarisin, 1379/1338 S. (Naskah tersebut ada software ke-2 Perpustakaan Ahlul Bayt).
  • Thaliqani, Mahmud. Partui az Nahj Balāghah. Penyunting: Sayid Muhammad Mahdi Ja’fari. Teheran: Sazman Cab wa Intisyarat Farhang wa Irsyad Islami, 1374.
  • Ustadi, Ridha. Ketāb Nāmeh Nahj al-Balāghah. Teheran: Bunyad Nahj al-Balāghah, 1359 S.