Hadis Mikraj
Tema | Menjelaskan masalah-masalah akhlak |
---|---|
Diriwayatkan dari | Hadis Qudsi |
Periwayat utama | Nabi saw |
Sumber Syiah | Irsyad al-Qulub, Al-Wafi, AlJawahir al-Saniyah, Bihar al-Anwar |
Hadis Mikraj (bahasa Arab: حدیث المِعراج), sebuah hadis qudsi yang menerangkan tentang percakapan Allah swt dengan Nabi Muhammad saw dalam perjalanan isra dan mikraj. Banyak hadis qudsi yang menukil tentang perjalanan mikraj tersebut.
Hadis yang kini dikenal dengan nama hadis mikraj adalah sebuah riwayat panjang yang pertama kali dimuat dalam kitab Irsyād al-Qulub. Dalam hadis ini, banyak membahas permasalahan akhlak seperti keridhaan, tawakal, ketercelaan dunia, puasa, diam, cinta kepada orang-orang miskin, kriteria ahli akhirat dan ahli dunia.
Buku-buku seperti Rahiyane Kuye Dust dan Sirru al-Isra' fi Syarhi Hadits al-Mi'rāj adalah buku-buku yang mensyarahi hadis mikraj.
Pengenalan dan Identitas
Hadis mikraj adalah sebuah hadis qudsi yang di dalamnya memuat percakapan Allah dan Rasul-Nya pada malam perjalanan mikraj. Dalam percakapan ini Rasul menyampaikan beberapa pertanyaan tentang permasalahan akhlak kepada Allah dan Dia menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. [1] Banyak dari hadis-hadis qudsi yang telah dinukil dari perjalanan mikraj Nabi saw. Dan sebuah hadis yang kini dikenal dengan hadis mikraj, adalah sebuah riwayat panjang yang dimuat dalam buku Irsyād al-Qulub dan banyak berbicara tentang permasalahan akhlak. [2]
Peristiwa Mikraj
Mikraj dikatakan sebuah perjalanan vertikal Nabi besar Islam dari Masjidil Aqsha ke langit. Menurut penukilan referensi-referensi Islam, Nabi saw pada suatu malam dari Mekah berpindah ke Masjidil Aqsha dan dari sana naik ke atas langit. [3] Kisah isra dan mikraj secara mutawatir dimuat dalam hadis-hadis Syiah dan Sunni. [4] Alquran juga membahas hal ini dalam dua surah, Isra dan Najm.[5]
Isi Kandungan
Hadis mikraj dimulai dengan pertanyaan Rasulullah kepada Allah tentang sebaik-baiknya amal. Allah dalam menjawab pertanyaan tersebut berbicara tentang tawakal dan keridhoan dan kemudian menjelaskan berbagai tema dengan menjadikan Nabi sebagai pendengar dan orang yang dijadikan obyek perbincangan. Allah dalam hadis ini, pada kali pertama memangil Nabi dengan Muhammad dan dalam penggalan-penggalan setelahnya memanggilnya dengan Ahmad. [6]
Tema-tema yang disampaikan dalam hadis ini, menurut penukilan dari buku Rahiyāne Kuye Dust, adalah sebagai berikut:
- Keridhaan dan tawakal;
- Cinta Tuhan dan cara sampai padanya;
- Kriteria-kriteria Auliya Ilahi;
- Karakteristik mereka yang masuk ke surga dan warisan kelaparan dan keheningan
- kelaziman untuk memperhatikan salat dan memahami kehadiran Tuhan.
- Keistimewaan-keistimewaan Auliya Ilahi;
- Kelaziman cinta kepada orang-orang miskin;
- Tidak mengikuti hawa nafsu;
- Ketercelaan dunia dan condong pada duniawi;
- Kriteria-kriteria kedua puluh penduduk dunia;
- Kriteria-kriteria penduduk akhirt;
- Makam dan pengetahuan para zahid;
- Peran pernilaian puasa dan keheningan;
- Kaum mukmin yang sampai pada keyakinan dan mencapai keridhaan Tuhan;
- Kriteria-kriteria kehidupan puas dan kokoh;
- Sukses dari ujian Ilahi dan anugerah khusus Tuhan;
- Kedudukan para Abid dan para Rasul Tuhan;
- Hakikat kecintaan kepada Tuhan. .[7]
Sumber-sumber Hadis
Hadis mikraj pertama kali disebutkan oleh Hasan bin Muhammad Dailami dalam buku Irsyād al-Qulub, dengan tema “Pertanyaan-pertanyaan Nabi Allah kepada Tuhannya di malam mikraj”. [8] Kemudian Faidh Kasyhani dalam al-Wafi, Hurr Amili dalam Jawāhir al-Saniyah dan Allamah Majlisi dalam Bihār al-Anwār menukil hadis tersebut dari Irsyād al-Qulub. .[9]
Buku Jawāhir al-Saniyah dan Irsyād al-Qulub sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan terjemahan hadis mikraj juga dimuat di sana.[10] Begitu pula hadis ini bersama terjemahannya dimuat dan diterbitkan dalam buku Ba Payambar be Suye Mikraj karya Ali Syirwani.
Syarah-syarah
Hadis mikraj, dikarenakan memiliki penjelasan berbagai permasalahan akhlak telah menjadi perhatian buku-buku akhlak dan sufi, antara lain adalah:
- Rahiyāne Kuye Dust, karya Muhammad Taqi Misbah Yazdi. Buku ini, editan dari pelajaran-pelajaran Akhlak Muhammad Taqi Misbah Yazdi di hauzah ilmiyah Qom.[11]
- Sirru al-Isrā' fi Syarhi Hadis al-Mi'rāj, karya Ali Pahlavani Tehrani (Sa'adat Parvar). Sirru al-Asrār dengan terjemahan Sayid Muhammad Jawad Vaziri Fard, telah dicetek dalam 4 jilid.
- Hadis Mi'rāj; Munājāt al-Rahmān fi Lailatil Mi'rāj, karya Sayid Muhammad Ridha Ghiyatsi. Buku ini adalah sebuah syarah pendek atas hadis mikraj.
Pranala Terkait
Catatan Kaki
- ↑ Dailami, Irsyād al-Qulub, jld.1, hlm.199-206.
- ↑ Dailami, Irsyād al-Qulub, jld.1, hlm.199-206.
- ↑ Allamah Thabthabai, al-Mizān, jld.13, hlm.8-34; Qummi, Tafsir al-Qummi, jld.2, hlm.3-12.
- ↑ Thabrasi, Majma' al-Bayān, jld.6, hlm.609.
- ↑ Q.S. al-Isra', ayat 1; an-Najm, ayat 8-18.
- ↑ Dailami, Irsyād al-Qulub, jld.1, hlm.199-206.
- ↑ Misbah Yazdi, Rahiyāne Kuye Dust, hlm.10.
- ↑ Dailami, Irsyād al-Qulub, jld.1, hlm.199.
- ↑ Faidh Kasyani, al-Wāfi, jld.26, hlm.142; Hurr Amili, Jawāhir al-Saniyah, hlm.382; Allamah Majlisi, Bihār al-ānwār, jld.74, hlm.22.
- ↑ Hurr Amili, Jawāhir al-Saniyah, hlm.390; Dailami, Irsyād al-Qulub, penerjemah Ali Suluki, jld.1, hlm.510-523.
- ↑ Misbah Yazdi, Rahiyāne Kuye Dust, hlm.10.
Daftar Pustaka
- Dailami, Hasan bin Muhammad. Irsyād al-Qulub. Qom: al-Syarif al-Radhi. Cet. I, 1412 H.
- Dailami, Hasan bin Muhammad. Irsyād al-Qulub. Diterjemahkan oleh Ali Solgi. Qom: Nashir. Cet. I, 1376 HS/1997.
- Faidh al-Kasyani, Muhammad Hasan. Al-Wāfī. Ishfahan: perpustakaan Imam Amir al-Mukminin Ali. Cet. I, 1406 H.
- Hurr al-Amili, Muhammad bin Hasan. Al-Jawāhir al-Saniah fī al-Ahādits al-Qudsiah. Diterjemahkan oleh Zainal Abidin Kazhimi Khalkhali. Tehran: Intisyarat Dehqan. Cet. III, 1380 HS/2001.
- Majlisi, Muhammad Baqir. Bihār al-Anwār. Beirut: Daru Ihya' al-Turats al-Arabi. Cetakan II, 1403 H.
- Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi. Rahiyāne Kooye Dust; Syarah Hadits Mikrāj. Qom: Intisyarat Muassisah Amuzesyi wa Pajoohesyi Imam Khumaini, 1379 HS/2000.
- Qummi, Ali bin Ibrahim. Tafsīr al-Qummī. Diteliti oleh Sayid Thayib Musawi Jazā'iri. Qom: Dar al-Kutub. Cet. VI, 1367 HS/1988.
- Thabathaba'i, Sayid Muhammad Husain. Al-Mīzān fī Tafsīr al-Qur'ān. Qom: Intisharat Islami, 1417 H.
- Thabrisi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Tehran: Intisyarat Nashir Khosrau, 1372 HS (1993).