Doa Makarim Al-Akhlak

Prioritas: b, Kualitas: c
Dari wikishia
Doa, Munajat dan Ziarah


Doa Makarim al-Akhlak (bahasa Arab:دعاء مكارم الأخلاق) atau Doa Sahifah Sajjadiyah ke-20 adalah salah satu doa dari Imam Sajjad as, dimana dengan doa tersebut kita meminta kepada Allah swt untuk dikaruniai akhlak yang baik dan untuk bisa menjalankan amal saleh, serta supaya terhindar dari akhlak yang buruk. Doa ini mencakup permintaan untuk dikaruniai akhlak baik dalam cakupan individu dan juga sosial masyarakat. Dalam doa ini juga, Imam Sajjad as telah menunjukkan hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan akhlak manusia dan memberikan jalan untuk menyelamatkannya dari kejahatan pengaruh setan.

Doa ini di awali dengan rentetan salawat secara berkali-kali dan setelah itu, dilanjutkan dengan permintaan kepada Allah swt. Tujuan pengulangan salawat di awal doa ini adalah supaya doa yang dipanjatkan lebih cepat untuk dikabulkan. Doa ke-20 Shahifah Sajjadiyah ini disebut doa Makârim al-Akhlak karena mengandung pengajaran pada pembinaan manusia untuk memperoleh akhlak yang baik dan dapat menjalankan amal yang saleh.

Doa Makârim al-Akhlak ini telah disyarahkan secara gamblang oleh Muhammad Taqi falsafi, Muhammad Taqi Misbah Yazdi dan Ruhullah Khatami dalam bentuk pelajaran akhlak, bahkan telah dibukukan secara terpisah dan dicetak. Begitu juga, doa ini telah banyak dipaparkan penjelasannya dalam Syarah kitab Shahifah Sajjâdiyah, seperti buku yang berjudul Diyâr Âsyiqân karya Husain Anshâriân dan buku yang berjudul Riyâdh al-Sâlikîn karya Sayid Ali Khan Madani.

Urgensitas dan Kedudukan Doa Makarim al-Akhlak

Doa ke-20 Shahîfah Sajjâdiyah dikenal dengan doa Makârim al-Akhlak karena di dalamnya terkandung pengajaran untuk membangun kepribadian manusia dalam memperoleh akhlak yang baik dan melakukan amal saleh.[1] Dalam doa ini, Imam Sajjâd as menyebutkan banyak keburukan akhlak dan dosa-dosa yang terjadi pada manusia. Imam Sajjad as juga menceritakan berbagai keutamaan akhlak yang mulia dan meminta kepada Allah swt untuk menghiasi kita dengannya.[2]

Penggunaan susunan kalimat oleh Imam Sajjad as dan pemilihan gaya bahasa, sastra dan morfologis, serta pemilihan konsep dan kata yang selaras dengan kandungannya, telah dianggap sebagai keistimewaan dari doa ini.[3]

Pengulangan Shalawat di Awal Doa

Shalawat atas Muhammad saw dan keluarganya as diulang 20 kali dalam doa Makarim al-Akhlak, dan setelah setiap shalawat permintaan baru diungkapkan.[4] Permulaan doa dengan selawat merupakan sunnah, dimana para Maksumin as memerintahkan untuk membaca shalawat sebelum meminta kepada Allah swt dalam doanya.[5] Disebutkan pula menurut hadis, doa akan terkabul, jikalau permintaan yang diajukan kepada Allah swt disertai dengan shalawat, dan shalawat lah yang mengakibatkan doa lebih utama untuk dikabulkan. Oleh karena itu, Imam Sajjâd as banyak menggunakan shalawat dalam doa ini dan doa-doa lain dari Sahifah Sajjâdiyah.[6]

Mengapa Meminta Makarim Akhlak Kepada Allah swt?

Ruhullah Khatami, di awal penjelasanya terkait doa Makarim al-Akhlak, mengajukan sebuah pertanyaan, bagaimana mungkin kita meminta kepada Allah akhlak yang baik, sedangkan manusia sendiri harus berusaha mempelajari dan mengamalkan akhlak yang baik, dan tanpa adanya usaha, maka ia tidak akan sampai pada apa yang diharapkan dari akhlak terpuji? Khatami sendiri menjawab bahwa bukankah doa itu sendiri adalah usaha dan perjuangan; Bahkan doa akan menjadi penopang dari segala usaha manusia; Oleh karena itu, untuk memperoleh akhlak yang baik, selain usaha yang terus menerus, perlu juga berdoa agar dikabulkan oleh Allah swt. Di sisi lain, ketika seseorang mulai berdoa, maka akan terbentuk pengaruh kuat dalam diri seseorang yang menimbulkan tekad untuk memperoleh kemuliaan akhlak menjadi lebih kuat.[7]

Pengajaran Dari Doa

Subjek utama doa Makarim al-Akhlak adalah permintaan kepada Allah swt untuk memperoleh akhlak yang baik dan menjalankan amal yang saleh.[8] Permintaan dalam doa ini mencakup akhlak pemikiran, ucapan dan tindakan, dan hal itu disajikan dalam dua cakupan utama yakni akhlak individu dan sosial masyarakat.[9] Pengajaran doa Makarim al-Akhlak dari Imam Sajjâd as terdiri dari 30 arahan[10] yang didasari oleh pembagian dari terjemahan dan tafsir Sayid Ali Naqi Faidh al-Islam terhadap doa tersebut, diantara adalah:

a. Cakupan Doa dalam Pembahasan Akhlak Individu:

  • Permohonan untuk dikaruniai iman yang paling sempurna, derajat yakin yang paling tinggi dan niat yang paling baik dan amal yang paling saleh.
  • Imanadalah sumber dari segala perbuatan baik dan akhlak yang baik.
  • Niat baik adalah sumber dari amal saleh.
  • Masalah dan hambatan pertumbuhan spiritual manusia: menyibukkan diri dan perhatian kepada selain Allah swt, kemiskinan, keserakahan, kesombongan, ujub dan menyombongkan diri.
  • Jalan-jalan keselamatan manusia: beramal untuk kiamat, menghabiskan waktu dalam perjalanan menuju tujuan, terhindar dari kemiskinan dan rezeki yang melimpah, melakukan ibadah tanpa ujub dan riya', dan melakukan amal saleh tanpa ingin disebut-sebut amalan tersebut.
  • Memohon untuk dikaruniai sifat rendah hati sekaligus tetap menjaga kebesaran dan kemuliaan.
  • Memohon untuk diberikannya umur panjang untuk ketaatan dan ibadah.[11]
  • Istiqomah menjalankan amal saleh dengan cara: mendapat petunjuk yang benar, niat yang teguh, ibadah yang terus-menerus dan menjauhi godaan setan.
  • Memohon kesempurnaan dalam masalah akhlak.
  • Memohon dikabulkannya doa.
  • Doa untuk diluaskan harta selama menjalani kehidupan dan rezeki yang cukup di hari tua.
  • Meminta pengampunan ilahi di akhir hidup.
  • Mengingat Allah swt setiap saat dalam kehidupan.
  • Doa untuk dihindarkan dari azab ilahi.
  • Permohonan untuk diberikan hidayah pada jalan yang terbaik.
  • Keinginan untuk tidak diuji dan tidak tersesat karena kekayaan.
  • Tidak berlebihan dalam kehidupan.
  • Memohon yang terbaik dari Tuhan.
  • Permohonan agar terhindar dari faktor yang menjauhkan dari rahmat Allah swt.[12]
  • Kekayaan merupakan salah satu ujian Tuhan.
  • Memohon keberkahan harta.
  • Berlindung pada kekuatan ilahi.
  • Memohon agar dapat memanfaatkan ketakwaan dan dapat berbicara sesuai dengan tuntunan Ilahi.[13]
  • Kesulitan dan kehinaan kemiskinan.
  • Permintaan keseimbangan dalam ibadah.
  • Tidak meninggalkan ibadah hanya karena mencari nafkah.[14]
  • Perubahan segala sesuatu ada di tangan Tuhan.
  • Jiwa yang sedang dalam keadaan hancur.
  • Memohon akhir hidup di bawah pengampunan ilahi.
  • Mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat dengan mengingat Allah dan menaati-Nya dan cinta kepada-Nya[15]
  • Memohon kemudahan untuk mendapatkan kasih sayang Allah swt.
  • Memohon kebaikan Tuhan di dunia dan akhirat.[16]

b. Cakupan Doa dalam Sosial Masyarakat:

  • Doa memperbaiki prasangka kepada orang lain: mengubah iri hati menjadi cinta.
  • Doa untuk kemenangan dan penaklukan atas musuh.
  • Meminta manfaat dari manisnya keamanan dan terhindarnya dari penindasan orang-orang zalim.[17]
  • Pengorbanan dan pengampunan akhlak.
  • Pelarangan mencari kekuasaan dan melanggar hak-hak orang lain.
  • Mengungkapkan ciri-ciri orang yang bertakwa: menebar keadilan, meredam amarah, mendamaikan di antara manusia, menyingkap kebaikan orang, menutupi aib, kelembutan, kerendahan hati, perilaku baik, ketenangan, kewibawaan, akhlak yang baik, menjaga tata krama sosial dan akhlak di masyarakat, dll.
  • Menghindari pemborosan.
  • Respon yang baik terhadap pekerjaan yang buruk.
  • Konsekuensi buruk meminta bantuan dari selain Allah swt.
  • Godaan setan dalam hati dan lidah manusia (keinginan palsu, buruk sangka, [Hasud|iri hati]], mencela dan menghina, kesaksian palsu, mengungkap aib, dll.)
  • Berlindung kepada Allah swt dari perbuatan zalim dan keadaan tertindas dari kezaliman.
  • Penjelasan mengenai hidayah Allah swt (kekuatan penjelasan hidayah dan efeknya dalam membimbing manusia).
  • Tanggungjawab dan manajemen yang tepat.
  • Mengubah permusuhan kerabat menjadi persahabatan.
  • Bekerja sama dengan orang lain dan melayani masyarakat.
  • Bersama masyarakat Islam dan meninggalkan bid'ah.[18]
  • Perhatian terhadap martabat dan kemuliaan manusia.
  • Keinginan untuk menjaga harga diri dengan tidak membutuhkan orang hina.
  • Berada di antara pemandu yang baik.
  • Memiliki teladan dan menentukan arah dalam memasyarakatkan keadilan.
  • Menciptakan perdamaian dan memerangi kekerasan.
  • Pentingnya persaingan sosial dalam kebajikan.
  • Mengatasi faktor kerugian dan kerusakan.
  • Meninggalkan kebaikan yang tidak pada tempatnya.
  • Meminta tangan yang kuat melawan penindas dan lidah yang fasih melawan musuh.
  • Mengabaikan harta orang-orang kaya.
  • Meminta dikirimkan selawat yang terbaik untuk Muhammad saw dan keluarganya yang suci.[19]

Syarah-Syarah Doa

Doa Makârim al-Akhlak telah disyarah dalam bentuk monografi, beberapa di antaranya adalah:

  • Syarah Va Tafsîr duoye Makârem al-akhlâq (Syarah dan Tafsir Doa Makârim al-Akhlak) oleh Muhammad Taqi Falsafi diterbitkan oleh Daftar Nashr Farhang Islami pada tahun 1370. Syarah ini adalah kumpulan ceramah filsafat yang disampaikan di Qom dan Tehran dalam uraian doa ke-20 Sahifah Sajjadiyah. Setelah dikumpulkan dan ditambahkan dengan keterangan dari beberapa ayat dan hadits, syarah ini diterbitkan dalam 89 bab.[20]
  • Syarh Duoye Makârem al-Akhlâq (Syarah Doa Makârim al-Akhlak) oleh Muhammad Taqi Mishbah Yazdi. (kumpulan pelajaran akhlak tahun 2017 dan 2018).[21]
  • Nûr al-Âfâq: Deskripsi doa Makârim al-Akhlak oleh Syeikh Muhammad Husain Dzu Ilm diterbitkan oleh Intishâr Ali Akbar Elmi pada tahun 1370 H.[22]
  • Âyine Makarem (Syarh Duoye Makarem al-Akhlaq Imam Sajjad); Dalam dua jilid, berisi pelajaran akhlak Sayid Ruhullah Khatami mengenai syarah doa Makarim al-Akhlak, yang disajikan dalam 23 sesi pertemuan dan diterbitkan oleh Intisharât Zalâl pada tahun 1368.[23]

Doa Makaram al-Akhlak juga telah disyarahkan dalam kitab-kitab yang menuliskan penjelasan seluruh doa-doa Shahifah Sajjadiyah. Doa ini juga dijelaskan dalam Syarh Sahifah Sajjadiyah, termasuk dalam buku Diyâr Âsyiqân oleh Husein Ansârian,[24] Kitab-kitab seperti, Syuhud va Syenokht oleh Mohammad Hasan Mamduhi Kermanshahi[25] ,Syarh va Tarjumeh Shahife Sajjadiyeh oleh Sayid Ahmad Fehri, menerjemahkan dan menjelaskan doa ini dengan bahasa Persia.[26]

Doa Makarim al-Akhlak juga disyarahkan dengan bahasa Arab dalam kitab-kitab seperti Riyadh al-Sâlikîn oleh Sayid Ali Khan Madani,[27] Fi Dzilâl al-Shahifah al-Sajjâdiyah oleh Muhammad Jawad Mughniyah,[28] Riyadh al-Ârifîn oleh Mohammad Bin Mohammad Dârâbi[29] dan Âfâq al-Ruh ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Fadhlullah[30]. Kata-kata doa ini juga dijelaskan dalam syarah secara leksikal seperti Ta'lîqât Âla al-Shahifah al-Sajjâdiyah oleh Faidh Kashâni[31] dan syarah pada Syarh Al-Shahifah al-Sajjâdiyah oleh Îzzuddin Al-Jazâiri.[32]

Teks dan Terjemahan

Catatan Kaki

  1. Khatami, Ayineh Makarim, hlm. 13; Mahmudi Kermansyahi, Syuhud va Syenakht, jld. 2, hlm. 207
  2. Tarjumeh Duoye Makarim al-Akhlak Site Kantor Ayatullah Makarim Syirazi
  3. Qasim Peyvandi, Sabke Syenasiye Duoye Makarim al-Akhlak, hlm. 3-4
  4. Anshariyan, Diyar-e Asyiqan, jld. 6, hlm. 183
  5. Khatami, Ayeneh Makarim
  6. Falsafi, Syarh Duoye Makarim al-Akhlak, jld. 1, hlm. 7-8
  7. Khatami, Ayineh Makarim, jld. 1, hlm. 13
  8. Khatami, Ayineh Makarim, jld. 1, hlm. 13
  9. Mahmudi Kermansyahi, Syuhud va Syenakht, jld. 2, hlm. 207
  10. Tarjumeh va Syarh Dioye Bistum-e Shahifeh Sajjadiah, Site Irfan
  11. teks Doa
  12. Teks Doa
  13. Teks Doa
  14. Teks Doa
  15. Teks Doa
  16. Anshariyan, Dayar-e Asyiqan,, jld. 6, hlm. 171-351; Mahmudi, Kitab-e Syuhud va Syenakht, jld. 2, hm. 207-283
  17. Teks Doa
  18. Teks Doa
  19. Anshariyan, Dayan-e Asyiqan, jld. 6, hlm. 171-351; Mahmudi, Kitab-e Syuhud va Syenakht, jld. 2, hlm. 207-283
  20. Syarh va Tafsir Duoye Makarim al-Akhlak Site Dar al-Muballigin Falsafi
  21. Syarh Duoye Makarim al-Akhlak Site Atsar-e Ayatullah Misbah Yazdi
  22. Nur al-Afaq Syarah Duaye Makarim al-Akhlak Site Kitabnamehaye Iran
  23. Syarh Duoye Makrim al-Akhlak Site Wikinoor
  24. Anshariyan, Diyar Ashiqan, jld. 6, hlm. 171-351
  25. Mahmudi, Kitab-e Syuhud va Syenakht, jld. 2, hlm. 207-283
  26. Fehri, Syarh va Tarjumeh Shahifeh Sajjadiyeh, jld. 2, hlm. 215-327
  27. Madani Syirazi, Riyadh al-Salikin, jld. 3, hlm. 255-420
  28. Mughniyah, Fi Dhilal al-Shahifah, hlm. 246-281
  29. Darabi, Riyadh al-Arifin, hlm. 235-264
  30. Fadhlullah, Afaq al-Ruh, jld. 1, hlm. 431-544
  31. Faidh Kasyani, Ta'liqat Ala al-Shahifah al-Sajjadiyah, hlm. 47-51
  32. Jazairi, Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah, hlm. 111-121

Daftar Pustaka

  • Terjemah Doa Makarim Akhlak. Site Kantor Ayatullah Makarim Syirazi
  • Anshariyan, Husain. Diyar Asyiqan:Tafsir Jami' Shahifah Sajjadiyeh. Teheran: Payam-e Azadi, 1372 S
  • Darabi, Muhammad bin Muhammad. Riyadh al-'Arifin fi Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah. Riset: Husain Dargahi. Teheran: Penerbit Usweh, 1379 S
  • Dzu 'Ilm, Muhammad Husain. Nur al-Afaq: Syarh Duo Makarim al-Akhlak. Teheran: Penerbit Ali Akbar Ilmi, 1370 S
  • Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain. Afaq al-Ruh. Beirut: Dar al-Malik, 1420 S
  • Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtahada. Ta'liqat ala al-Shahifah al-Sajjadiyah. Teheran: Yayasan al-Buhuts wa al-Tahqiqat al-Tsaqafiyah, 1407 S
  • Falsafi, Muhammad Taqi. Syarh va Tafsir Duoye Makarim al-Akhlak. kantor Penerbit Farhang Islami, 1370
  • Fehri, Sayid Ahmad. Syarh va Tarjumeh Shahifeh Sajjadiyeh. Teheran: Usweh, 1388 S
  • Jazairi, Izzuddin. Syarh Shahifah Sajjadiyah. Beirut: Dar al-Ta'arif li al-Mathbuat, 1402 S
  • Khatami, Ruhullah. Ayineh Makarim. Teheran: Penerbit Nashr Zallal, 1368 S
  • Madani Syirazi, Sayid Ai Khan. Riyadh al-Salikin fi Syarh Shahifah Sayidu al-Sajidin. Qom: Yayasan al-Nashr al-Islami, 1435 S
  • Mahmud Kermansahi, Hasan. Syuhud va Syenakh. Tarjemah dan Syarah Shahifah al-Sajjadiyah, prolog Ayatullah Jawadi Amuli, Qom: Bustan-e Kitab, 1388 S
  • Misbah Yazdi. Muhammad Taqi. Darshaye Makarim al-Akhlak Site Atsar Ayatullah Misbah Yazdi
  • Mughniyah, Muhammad Jawad. Fi Dhilal al-Shahifah al-Sajjadiyah. Qom: Dar al-Kitab al-Islami, 1428 S
  • Qasim Peyvandi, Zahra dan Sayid Muhammad Ridha ibnu Rasul dan Muhammad Khaqani. Sabke Syenasi Duoye Makarim al-Akhlak. Majalah Ulum Hadits, no. 73, 1393 S