Lompat ke isi

Doa Kelima Puluh Shahifah Sajjadiyah

Prioritas: c, Kualitas: c
Dari wikishia
Doa Kelimapuluh Shahifah Sajjadiyah
Informasi Doa dan Ziarah
TentangDoa ketika takut kepada Allah swt
Ma’tsur atau TidakMa'tsur
Dinukil dariImam Sajjad as
PeriwayatMutawakkil bin Harun
Sumber-sumber SyiahShahifah Sajjadiyah


Doa Kelima Puluh Shahifah Sajjadiyah (bahasa Arab:الدعاء الخمسون من الصحيفة السجادية) merupakan salah satu doa Imam Sajjad as yang terkenal, yang panjatkan karena ketakwaan dan ketaatan kepada Allah karena dosa. Dalam doa ini diperkenalkan Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan pemberi rezeki umat manusia, dan ampunan-Nya dianggap sebagai pembawa harapan bagi manusia. Kesadaran Tuhan akan sifat manusia dan Tuhan juga disebutkan sebagai sang penerima taubat.

Doa kelima puluh dijelaskan dalam buku syarah Shahifah Sajjadiyah, seperti buku intuisi dan pengetahuan karya Hasan Mamdoohi Kermansyahi dalam bahasa Persia dan dalam buku Riyadh al-Salikin karya Sayid Ali Khan Madani dalam bahasa Arab.

Pelajaran

Doa kelima puluh merupakan salah satu doa dari kitab Shahifah Sajjadiyah yang dibaca karena ketaqwaannya kepada Allah swt. Menurut Mamdouhi Kermanshahi, salah satu ahli syarah dari kitab ini, dosa menyebabkan rasa takut pada hati orang yang beriman. Oleh karena itu, dalam doa ini, kembali kepada Tuhan dianggap sebagai satu-satunya perlindungan orang beriman.[1] Ajaran doa ini adalah sebagai berikut:

Doa, Munajat dan Ziarah
  • Tuhan adalah pencipta manusia, pemelihara dan pemberi rezeki.
  • Takut akan skandal karena dosa-dosa yang tercatat dalam catatan amal
  • Dosa adalah penyebab menyia-nyiakan talenta manusia dan menimbulkan masalah
  • Penyelamatan diri dari rasa putus asa dengan kabar baik pengampunan dari Tuhan
  • Harapan akan ampunan Ilahi adalah penyebab adanya harapan akan kehidupan
  • Sia-sianya melarikan diri dari alam Tuhan
  • Mengakui bahwa Anda pantas dihukum karena dosa-dosa Anda
  • Hukuman Tuhan sama dengan keadilan.
  • Tuhan tidak butuh menyiksa hambanya
  • Rahasia di langit dan bumi tidak tersembunyi dari Tuhan
  • Api neraka melampaui kekuatan manusia.
  • Memohon belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan
  • Mengakui kebesaran pemerintahan Tuhan dan stabilitasnya
  • Ketaatan dan kemaksiatan tidak ada pengaruhnya sama sekali dalam kuantitas kepemimpinan Tuhan. Dengan ketaatan manusia tidak menjadikan kepemimpinan Tuhan lebih lama dan dengan kemaksiatan tidak menjadikan kepemimpinan Tuhan lebih sedikit.
  • Kesadaran para maksum tentang nama-nama Tuhan yang tersembunyi
  • Kesadaran Tuhan akan sifat manusia
  • Tuhan sangat pemaaf dan penyayang.
  • Keabadian kekuasaan Tuhan atas dunia ciptaan[2]

Syarah-syarah

Doa kelima puluh telah dijelaskan dalam syarah Shahifah Sajjadiyyah, antara lain dalam kitab Diyar Ashiqhan karya Husain Anshariyan,[3] Syuhud va Syenakht oleh Muhammad Hasan Mamduhi Kermansyahi[4] dan Syarh va Tarjumeh Shahifah Sajjadiyyah karya Sayid Ahmad Fahri[5] dalam bahasa Persia.

Doa ke-50 Shahifah Sajjadiyyah juga terdapat dalam kitab Riyadh al-Salikin karya Sayid Ali Khan Madani,[6] Fi Dzilal Shahifah al-Sajjadiyyah karya Muhammad Jawad Mughniyah,[7] Riyadh al-Arifin karya Muhammad bin Muhammad Darabi[8] dan Afaq al-Ruh yang ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Fadhlullah[9] dijelaskan dalam bahasa Arab.

Kata-kata doa ini juga dijelaskan dalam tafsir leksikal seperti Ta'liqat 'Ala al-Shahifah al-Sajadiyyah oleh Faidh Kasyani[10] dan Tafsir al-Shahifah al-Sajadiyyah oleh Izzudin Al-Jazairi.[11]

Teks Doa dan Terjemahan

Teks
Teks dan Terjemahan
Terjemahan

وَ كَانَ مِنْ دُعَائِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي الرَّهْبَةِ

اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَنِي سَوِيّاً، وَ رَبَّيْتَنِي صَغِيراً، وَ رَزَقْتَنِي مَكْفِيّاً

اللَّهُمَّ إِنِّي وَجَدْتُ فِيمَا أَنْزَلْتَ مِنْ كِتَابِكَ، وَ بَشَّرْتَ بِهِ عِبَادَكَ أَنْ قُلْتَ: «يا عِبادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلى‏ أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً» وَ قَدْ تَقَدَّمَ مِنِّي مَا قَدْ عَلِمْتَ وَ مَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، فَيَا سَوْأَتَا مِمَّا أَحْصَاهُ عَلَيَّ كِتَابُكَ

فَلَوْ لَا الْمَوَاقِفُ الَّتِي أُؤَمِّلُ مِنْ عَفْوِكَ الَّذِي شَمِلَ كُلَّ شَيْ‏ءٍ لَأَلْقَيْتُ بِيَدِي، وَ لَوْ أَنَّ أَحَداً اسْتَطَاعَ الْهَرَبَ مِنْ رَبِّهِ لَكُنْتُ أَنَا أَحَقَّ بِالْهَرَبِ مِنْكَ، وَ أَنْتَ لَا تَخْفَى عَلَيْكَ خَافِيَةٌ فِي الْأَرْضِ وَ لَا فِي السَّمَاءِ إِلَّا أَتَيْتَ بِهَا، وَ كَفَى بِكَ جَازِياً، وَ كَفَى بِكَ حَسِيباً.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ طَالِبِي إِنْ أَنَا هَرَبْتُ، وَ مُدْرِكِي إِنْ أَنَا فَرَرْتُ، فَهَا أَنَا ذَا بَيْنَ يَدَيْكَ خَاضِعٌ ذَلِيلٌ رَاغِمٌ، إِنْ تُعَذِّبْنِي فَإِنِّي لِذَلِكَ أَهْلٌ، وَ هُوَ- يَا رَبِّ- مِنْكَ عَدْلٌ، وَ إِنْ تَعْفُ عَنِّي فَقَدِيماً شَمَلَنِي عَفْوُكَ، وَ أَلْبَسْتَنِي عَافِيَتَكَ.

فَأَسْأَلُكَ- اللَّهُمَّ- بِالْمَخْزُونِ مِنْ أَسْمَائِكَ، وَ بِمَا وَارَتْهُ الْحُجُبُ مِنْ بَهَائِكَ، إِلَّا رَحِمْتَ هَذِهِ النَّفْسَ الْجَزُوعَةَ، وَ هَذِهِ الرِّمَّةَ الْهَلُوعَةَ، الَّتِي لَا تَسْتَطِيعُ حَرَّ شَمْسِكَ، فَكَيْفَ تَسْتَطِيعُ حَرَّ نَارِكَ،! وَ الَّتِي لَا تَسْتَطِيعُ صَوْتَ رَعْدِكَ، فَكَيْفَ تَسْتَطِيعُ صَوْتَ غَضَبِكَ!

فَارْحَمْنِيَ- اللَّهُمَّ- فَإِنِّي امْرُؤٌ حَقِيرٌ، وَ خَطَرِي يَسِيرٌ، وَ لَيْسَ عَذَابِي مِمَّا يَزِيدُ فِي مُلْكِكَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ، وَ لَوْ أَنَّ عَذَابِي مِمَّا يَزِيدُ فِي مُلْكِكَ لَسَأَلْتُكَ الصَّبْرَ عَلَيْهِ، وَ أَحْبَبْتُ أَنْ يَكُونَ ذَلِكَ لَكَ، وَ لَكِنْ سُلْطَانُكَ- اللَّهُمَّ- أَعْظَمُ، وَ مُلْكُكَ أَدْوَمُ مِنْ أَنْ تَزِيدَ فِيهِ طَاعَةُ الْمُطِيعِينَ، أَوْ تَنْقُصَ مِنْهُ مَعْصِيَةُ الْمُذْنِبِينَ.

فَارْحَمْنِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَ تَجَاوَزْ عَنِّي يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ، وَ تُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ‏.

وَ كَانَ مِنْ دُعَائِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي الرَّهْبَةِ
Doa Imam as ketika mengahadapi rasa takut kepada Allah swt
اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَنِي سَوِيّاً، وَ رَبَّيْتَنِي صَغِيراً، وَ رَزَقْتَنِي مَكْفِيّاً
(1) Ya Allah, Engkau menciptakanku dalam bentuk yang sempurna, seimbang, dan serasi. Ketika aku masih kecil dan lemah, Engkau memeliharaku dengan kasih sayang-Mu. Dan Engkau pun mencukupkan rezekiku dengan karunia-Mu yang melimpah.
اللَّهُمَّ إِنِّي وَجَدْتُ فِيمَا أَنْزَلْتَ مِنْ كِتَابِكَ، وَ بَشَّرْتَ بِهِ عِبَادَكَ أَنْ قُلْتَ: «يا عِبادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلى‏ أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً» وَ قَدْ تَقَدَّمَ مِنِّي مَا قَدْ عَلِمْتَ وَ مَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، فَيَا سَوْأَتَا مِمَّا أَحْصَاهُ عَلَيَّ كِتَابُكَ
(2) Ya Allah! Dalam firman-Mu yang Engkau turunkan dalam Al-Qur'an dan Kau berikan sebagai kabar gembira bagi hamba-hamba-Mu, aku menemukan bahwa Engkau berfirman: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri karena dosa-dosa, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.' Sungguh, telah kulakukan dosa-dosa di masa lalu yang aku ketahui; dan ada kesalahan-kesalahan serta pelanggaran yang menjadi tanggunganku yang hanya Engkau yang lebih mengetahui jumlah, ukuran, sifat, dan hakikatnya. Maka celakalah aku karena aib-aib yang tercatat dalam catatan amalku - catatan yang telah Engkau tetapkan untuk menulis segala perbuatan.
فَلَوْ لَا الْمَوَاقِفُ الَّتِي أُؤَمِّلُ مِنْ عَفْوِكَ الَّذِي شَمِلَ كُلَّ شَيْ‏ءٍ لَأَلْقَيْتُ بِيَدِي، وَ لَوْ أَنَّ أَحَداً اسْتَطَاعَ الْهَرَبَ مِنْ رَبِّهِ لَكُنْتُ أَنَا أَحَقَّ بِالْهَرَبِ مِنْكَ، وَ أَنْتَ لَا تَخْفَى عَلَيْكَ خَافِيَةٌ فِي الْأَرْضِ وَ لَا فِي السَّمَاءِ إِلَّا أَتَيْتَ بِهَا، وَ كَفَى بِكَ جَازِياً، وَ كَفَى بِكَ حَسِيباً.
(3) Dan sekiranya bukan karena tempat-tempat perlindungan dan kedudukan yang membuatku berharap pada ampunan dan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, niscaya aku binasa dan putus asa dari keselamatan. Seandainya ada yang mampu lari dari Tuhannya, maka aku—dengan segala dosaku ini—pantas lebih berusaha lari dari-Mu agar terhindar dari siksa. Engkaulah Yang tidak ada satu rahasia pun di bumi maupun langit yang tersembunyi dari-Mu; semua akan Kau hadirkan di padang Mahsyar. Cukuplah Engkau sebagai Pemberi balasan dan Penghitung amal, yang dalam menghukum dan menghisab tak memerlukan bantuan makhluk atau perantara apa pun.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ طَالِبِي إِنْ أَنَا هَرَبْتُ، وَ مُدْرِكِي إِنْ أَنَا فَرَرْتُ، فَهَا أَنَا ذَا بَيْنَ يَدَيْكَ خَاضِعٌ ذَلِيلٌ رَاغِمٌ، إِنْ تُعَذِّبْنِي فَإِنِّي لِذَلِكَ أَهْلٌ، وَ هُوَ- يَا رَبِّ- مِنْكَ عَدْلٌ، وَ إِنْ تَعْفُ عَنِّي فَقَدِيماً شَمَلَنِي عَفْوُكَ، وَ أَلْبَسْتَنِي عَافِيَتَكَ.
(4) Ya Allah! Engkaulah Yang mencari dan mengejarku andai aku melarikan diri. Engkaulah Yang menemukanku andai aku bersembunyi. Kini, aku menghadap-Mu dalam keadaan hina, rendah, dengan muka tertunduk mencium bumi. Jika Engkau menyiksaku, aku memang pantas menerimanya - wahai Rabbku - karena siksaan-Mu adalah keadilan sempurna. Namun jika Engkau memaafkanku, itu bukanlah sesuatu yang baru, sebab sejak dahulu rahmat-Mu telah meliputiku dan kasih sayang-Mu senantiasa menyelimutiku.
فَأَسْأَلُكَ- اللَّهُمَّ- بِالْمَخْزُونِ مِنْ أَسْمَائِكَ، وَ بِمَا وَارَتْهُ الْحُجُبُ مِنْ بَهَائِكَ، إِلَّا رَحِمْتَ هَذِهِ النَّفْسَ الْجَزُوعَةَ، وَ هَذِهِ الرِّمَّةَ الْهَلُوعَةَ، الَّتِي لَا تَسْتَطِيعُ حَرَّ شَمْسِكَ، فَكَيْفَ تَسْتَطِيعُ حَرَّ نَارِكَ،! وَ الَّتِي لَا تَسْتَطِيعُ صَوْتَ رَعْدِكَ، فَكَيْفَ تَسْتَطِيعُ صَوْتَ غَضَبِكَ!
(5) Ya Tuhanku! Demi nama-nama-Mu yang mulia yang tersimpan dalam ilmu-Mu, yang tak seorang pun mengetahuinya, dan demi keindahan sempurna-Mu yang terselubung oleh tabir cahaya, aku memohon kepada-Mu: limpahkanlah rahmat atas jiwaku yang lemah ini dan tulang-tulang usang yang rapuh ini. Bagaimana mungkin makhluk lemah yang tak sanggup menahan hangatnya mentari-Mu, akan mampu menahan panasnya api neraka-Mu? Bagaimana mungkin makhluk yang tak kuasa mendengar gemuruh guruh-Mu, akan sanggup menghadapi dahsyatnya kemurkaan-Mu?
فَارْحَمْنِيَ- اللَّهُمَّ- فَإِنِّي امْرُؤٌ حَقِيرٌ، وَ خَطَرِي يَسِيرٌ، وَ لَيْسَ عَذَابِي مِمَّا يَزِيدُ فِي مُلْكِكَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ، وَ لَوْ أَنَّ عَذَابِي مِمَّا يَزِيدُ فِي مُلْكِكَ لَسَأَلْتُكَ الصَّبْرَ عَلَيْهِ، وَ أَحْبَبْتُ أَنْ يَكُونَ ذَلِكَ لَكَ، وَ لَكِنْ سُلْطَانُكَ- اللَّهُمَّ- أَعْظَمُ، وَ مُلْكُكَ أَدْوَمُ مِنْ أَنْ تَزِيدَ فِيهِ طَاعَةُ الْمُطِيعِينَ، أَوْ تَنْقُصَ مِنْهُ مَعْصِيَةُ الْمُذْنِبِينَ.
(6) Ya Allah, rahmatilah aku! Sungguh aku hanyalah hamba yang hina dan tak bernilai. Jika Engkau menyiksaku, azab-Mu itu tak akan menambah sedikit pun kekuasaan-Mu. Seandainya siksa-Mu bisa memperluas kerajaan-Mu, niscaya akan kumohon kesabaran untuk menerimanya dan kuinginkan itu semua demi kemuliaan-Mu. Namun, wahai Rabb-ku! Kekuasaan-Mu terlalu agung dan kerajaan-Mu terlalu abadi untuk bisa bertambah dengan ketaatan hamba-hamba-Mu, atau berkurang karena dosa-dosa para pendurhaka.
فَارْحَمْنِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَ تَجَاوَزْ عَنِّي يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ، وَ تُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ‏.
(7) Maka rahmatilah aku, wahai Yang Maha Pengasih di antara semua pengasih! Ampunilah dosa-dosaku, wahai Pemilik keagungan, kemuliaan, kelembutan, dan kasih sayang! Terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Doa Imam as ketika mengahadapi rasa takut kepada Allah swt .

(1) Ya Allah, Engkau menciptakanku dalam bentuk yang sempurna, seimbang, dan serasi. Ketika aku masih kecil dan lemah, Engkau memeliharaku dengan kasih sayang-Mu. Dan Engkau pun mencukupkan rezekiku dengan karunia-Mu yang melimpah.

(2) Ya Allah! Dalam firman-Mu yang Engkau turunkan dalam Al-Qur'an dan Kau berikan sebagai kabar gembira bagi hamba-hamba-Mu, aku menemukan bahwa Engkau berfirman: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri karena dosa-dosa, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.' Sungguh, telah kulakukan dosa-dosa di masa lalu yang aku ketahui; dan ada kesalahan-kesalahan serta pelanggaran yang menjadi tanggunganku yang hanya Engkau yang lebih mengetahui jumlah, ukuran, sifat, dan hakikatnya. Maka celakalah aku karena aib-aib yang tercatat dalam catatan amalku - catatan yang telah Engkau tetapkan untuk menulis segala perbuatan.

(3) Dan sekiranya bukan karena tempat-tempat perlindungan dan kedudukan yang membuatku berharap pada ampunan dan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, niscaya aku binasa dan putus asa dari keselamatan. Seandainya ada yang mampu lari dari Tuhannya, maka aku—dengan segala dosaku ini—pantas lebih berusaha lari dari-Mu agar terhindar dari siksa. Engkaulah Yang tidak ada satu rahasia pun di bumi maupun langit yang tersembunyi dari-Mu; semua akan Kau hadirkan di padang Mahsyar. Cukuplah Engkau sebagai Pemberi balasan dan Penghitung amal, yang dalam menghukum dan menghisab tak memerlukan bantuan makhluk atau perantara apa pun.

(4) Ya Allah! Engkaulah Yang mencari dan mengejarku andai aku melarikan diri. Engkaulah Yang menemukanku andai aku bersembunyi. Kini, aku menghadap-Mu dalam keadaan hina, rendah, dengan muka tertunduk mencium bumi. Jika Engkau menyiksaku, aku memang pantas menerimanya - wahai Rabbku - karena siksaan-Mu adalah keadilan sempurna. Namun jika Engkau memaafkanku, itu bukanlah sesuatu yang baru, sebab sejak dahulu rahmat-Mu telah meliputiku dan kasih sayang-Mu senantiasa menyelimutiku.

(5) Ya Tuhanku! Demi nama-nama-Mu yang mulia yang tersimpan dalam ilmu-Mu, yang tak seorang pun mengetahuinya, dan demi keindahan sempurna-Mu yang terselubung oleh tabir cahaya, aku memohon kepada-Mu: limpahkanlah rahmat atas jiwaku yang lemah ini dan tulang-tulang usang yang rapuh ini. Bagaimana mungkin makhluk lemah yang tak sanggup menahan hangatnya mentari-Mu, akan mampu menahan panasnya api neraka-Mu? Bagaimana mungkin makhluk yang tak kuasa mendengar gemuruh guruh-Mu, akan sanggup menghadapi dahsyatnya kemurkaan-Mu?

(6) Ya Allah, rahmatilah aku! Sungguh aku hanyalah hamba yang hina dan tak bernilai. Jika Engkau menyiksaku, azab-Mu itu tak akan menambah sedikit pun kekuasaan-Mu. Seandainya siksa-Mu bisa memperluas kerajaan-Mu, niscaya akan kumohon kesabaran untuk menerimanya dan kuinginkan itu semua demi kemuliaan-Mu. Namun, wahai Rabb-ku! Kekuasaan-Mu terlalu agung dan kerajaan-Mu terlalu abadi untuk bisa bertambah dengan ketaatan hamba-hamba-Mu, atau berkurang karena dosa-dosa para pendurhaka.

(7) Maka rahmatilah aku, wahai Yang Maha Pengasih di antara semua pengasih! Ampunilah dosa-dosaku, wahai Pemilik keagungan, kemuliaan, kelembutan, dan kasih sayang! Terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

🌞
🔄


Catatan Kaki

  1. Mamduhi Kermansyahi, Syuhud va Syenakht, jld. 4, hlm. 296.
  2. Mamduhi, Syuhud va Syenakht, jld. 4, hlm. 293-305; Syarh-e Farazha-e Du'a-e Panjahum Shahifeh az Site Erfan.
  3. Anshariyan, Diyar-e 'Asheqan, jld. 7, hlm. 587-599.
  4. Mamduhi, Kitab-e Syuhud va Syenakht, jld. 4, hlm. 293-305.
  5. Fahri, Syarh va Tafsir Shahifeh Sajjadiyeh, jld. 3, hlm. 535-539.
  6. Madani Syirazi, Riyadh al-Salikin, jld. 7, hlm. 297-330.
  7. Mughniyah, Fi Dzilal al-Shahifah al-Sajjadiyah, hlm. 637-640.
  8. Mughniyah, Riyadh al-‘Ârifin, hlm. 699-705.
  9. Fadhlullah, Afaq al-Ruh, jld. 2, hlm. 592-600.
  10. Faidh Kasyani, Ta’lîqat ‘Ala al-Shahîfah al-Sajjadiyah, hlm. 101-102.
  11. Jazairi, Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah, hlm. 285-287.

Daftar Pustaka

  • Anshariyan, Husain. Diyar-e 'Asheqan: Tafsir Jami Shahifeh Sajadiyeh. Teheran: Payam-e Āzadi, 1372 S.
  • Darabi, Muhammad bin Muhammad. Dar al-'Arifin fi Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah. Riset: Husain Dargahi. Teheran: Penerbit Usweh, 1379 S.
  • Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain. Āfaq al-Ruh. Beirut: Dar al-Malik, 1420 HS.
  • Fahri, Sayid Ahmad. Syarh Shahifeh Sajjadiyeh. Teheran: Penerbit Usweh, 1388 S.
  • Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtadha. Ta'liqat 'ala al-Shahifah al-Sajjadiyah. Teheran: Yayasan al-Buhuts wa al-tahqiqat al-Tsaqafiyah, 1407 HS.
  • Jazairi, Izzuddin. Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah. Beirut: Dar al-Ta'arif li al-Mathbu'at, 1402 HS.
  • Madani Syirazi, Sayid Ali Khon. Riyadh al-Salikin fi Syarh Shahifah Sayidus Sajidin. Qom: Yayasan al-Nashr al-Islami, 1435 HS.
  • Mamduhi, Kermansyahi, Hasan. Syuhud va Syenakht. Terjemah dan Syarah Shahifah Sajjadiyah, pendahuluan Ayatullah Jawadi Āmuli. Qom: Bustan-e kitab, 1388 S.
  • Mughniyah, Muhammad Jawad. Fi Dzilal al-Shahifah al-Sajjadiyah. Qom: Dar al-Kitab al-Islami, 1428 HS.