Doa Keempat Puluh Sembilan Shahifah Sajjadiyah
Informasi Doa dan Ziarah | |
---|---|
Tentang | Doa memeohon keamanan dari tipu daya dan makar para musuh |
Ma’tsur atau Tidak | Ma'tsur |
Dinukil dari | Imam Sajjad as |
Periwayat | Mutawakkil bin Harun |
Sumber-sumber Syiah | Shahifah Sajjadiyah |
Doa Keempat Puluh Sembilan Shahifah Sajjadiyah (bahasa Arab:الدعاء التاسع والأربعون من الصحيفة السجادية) adalah salah satu doa Imam Sajjad as yang terkenal, yang dibacakan untuk menangkal tipu daya musuh. Dalam doa ini, disebutkan bahwa Allah swt sebagai perlindungan nyata manusia dari musuh dan Setan. Selain itu, Imam Sajjad as menganggap penghapusan peristiwa buruk ada di tangan Allah swt.
Doa telah dijelaskan dalam berbagai syarah Shahifah Sajjadiyah, seperti kitab Syuhûd wa Syenakht (Intuisi dan Pengetahuan) karya Hasan Mamduhi Kermansyahi, yang ditulis di dalam bahasa Persia dan dalam buku Riyâdh al-Sâlikîn karya Sayid Ali Khan Madani, yang ditulis dalam bahasa Arab.
Kandungan Doa
Doa ke-49 adalah salah satu doa Shahifah Sajjadiyah yang dibacakan Imam Sajjad as untuk melindungi dirinya dari makar musuh-musuhnya.[1]
Kandungan doa ini adalah sebagai berikut:
- Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Allah swt yang telah menutupi aib dan kesalahan hambanya, serta mengampuni kekhilafan mereka.
- Dosa adalah pintu gerbang menuju lembah kehancuran dan kerusakan.
- Allah swt adalah tempat perlindungan sejati bagi manusia.
- Keselamatan dari hukuman ilahi melalui keyakinan pada tauhid.
- Meminta dibebaskan dari siksaan dan azab Allah swt menuju rahmat-Nya
- Meminta pertolongan Allah swt melalui hamba-hamba yang bertakwa.
- Meminta dihilangkan keputusasaan dan kehilangan harapan dalam lindungan cahaya ajaran Islam.
- Allah swt adalah Dzat Yang Maha menghilangkan kemalangan.
- Berlindung pada Allah swt dari kejahatan musuh dengan pedang terhunus.
- Makrifat kepada Allah swt yang memusuhi musuh-musuh-Nya.
- Penyelamatan dari kejahatan dan makar musuh dan rencana jahat mereka dalam naungan rahmat Allah swt.
- Pertolongan Allah swt kepada orang beriman sebelum mereka meminta kepada-Nya.
- Berlindung kepada Allah dari kemunafikan dan rayuan sebagian musuh.
- Terjebaknya musuh dalam perangkap yang mereka sendiri siapkan untuk orang-orang beriman.
- Orang yang dengki terjebak dalam duka dan penyesalan karena permusuhannya dengan orang-orang mukmin.
- Meminta keamanan dari ketakutan dan kezaliman orang lain dengan berada dalam naungan rahmat Allah swt.
- Pembiasaan berpikiran dan berprasangka baik kepada Allah swt dan kompensasi kemiskinan dan kekurangan oleh-Nya.
- Mengakui atas kelalaian dalam menjalankan taklif seorang hamba dengan limpahan nikmat Ilahi.
- Kenyataan pada ketidaktaatan hamba, padahal nikmat dan karunia Allah berlimpah.
- Bersyukur kepada Allah swt karena tidak mempercepat azab hamba-hamba-Nya.
- Mengakui kesalahan merupakan salah satu contoh adab dalam beribadah dan pengamdian kepada Allah swt.
- Kesadaran diri adalah faktor keselamatan dari kehancuran.
- Putus asa adalah penyebab terjadinya ketidak sesuaian.
- Pentingnya mengenal musuh.
- Pengakuan atas limpahan nikmat dan kurangnya rasa Syukur.
- Mendekatkan diri kepada Allah swt dan berlindung dari kejahatan musuh berdasarkan otoritas kenabian Muhammad saw dan wilayah Imam Ali as.
- Meminta ditunjukkan jalan untuk menggapai keridhaan Allah dalam terang rahmat dan taufik.[2]
Kitab-kitab Syarah
Doa keempat puluh sembilan ini banyak dijelaskan dalam berbagai kitab syarah Shahifah Sajjadiyyah berbahasa Persia, antara lain dalam kitab Shuhûd wa shenakht (Intuisi dan Pengetahuan) karya Hasan Mamduhi Kermansyahi[3] dan Syarh-e wa Tarjameh Shahife Sajjadiyeh oleh Sayid Ahmad Fahri.[4]
Adapun syarah-syarah dengan menggunakan bahasa Arab antara lain adalah kitab Riyâdh al-Sâlikîn karya Sayid Ali Khan Madani,[5] Fi Zhilâl al-Shahîfah al-Sajjâdiyah karya Mohammad Jawad Mughniyah,[6] Riyâdh al-‘Ârifîn, karya Muhammad bin Muhammad Dârâdbi,[7] dan Âfâq al-Ruh yang ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Fadhlullah.[8]
Adapun penjelasan kata-kata doa ini terdapat dalam kitab leksikal seperti Ta’lîqât ‘ala al-Shahîfah al-Sajjâdiyah oleh Faidh Kâsyâni[9] dan juga Syarh al-Shahîfah al-Sajjadiyâh yang ditulis oleh ‘Izzuddin Al-Jazayiri.[10]
Catatan Kaki
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 4, hlm. 275.
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 4, hlm. 275-292; Syarh-e Farazha-e Du'a-e Cehel Wa Nuhum, site Erfan.
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 4, hlm. 269-292.
- ↑ Fahri, Syarh Wa Tafsir-e Shahife-e Sajjadiye, jld. 3, hlm. 525-529.
- ↑ Madani Syirazi, Riyādh as-Sālikīn, jld. 7, hlm. 243-296.
- ↑ Mughniyah, Fī Dzhilāl as-Shahīfah, hlm. 625-635.
- ↑ Darabi, Riyādh al-'Ārifīn, hlm. 681-689.
- ↑ Fadhlullah, Āfāq ar-Rūh, jld. 2, hlm. 573-591.
- ↑ Faidh Kasyani, Ta'līqāt 'Alā as-Shahīfah as-Sajjādiyyah, hlm. 99-101.
- ↑ Jazayiri, Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah, hlm. 278-284.
Daftar Pustaka
- Darabi, Muhammad bin Muhammad. Riyādh al-'Ārifīn Fī Syarh as-Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Riset: Husein Dargahi. Teheran: Nasyr-e Uswe, 1379 HS/2001.
- Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain. Āfāq ar-Rūh. Beirut: Dar al-Malik, 1420 H.
- Fahri, Sayid Ahmad. Syarh Wa Tarjume-e Shahife-e Sajjadiye. Teheran: Uswe, 1388 HS/2010.
- Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtadha. Ta'līqāt 'Alā as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Teheran: Yayasan al-Buhuts at-Tahqiqat ats-Tsaqafiyyah, 1407 H.
- Jazairi, Izzudin. Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Beirut: Dar at-Ta'aruf Li al-Mathbu'at, 1402 H.
- Madani Syirazi, Sayid Ali Khan. Riyādh as-Sālikīn Fī Syarh Shahīfah Sayyid as-Sājidīn. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1435 H.
- Mamduhi Kermansyahi, Hasan. Syuhud Wa Syenakht. Tarjume Wa Syarh-e Shahife-e Sajjadiye. Pengantar: Ayatullah Jawadi Amuli. Qom: Bustan-e Ketab, 1388 H.
- Mughniyah, Muhammad Jawad. Fī Dzhilāl as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Qom: Dar al-Kitab al-Islami, 1428 H.