Qom

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia

Qom (bahasa Arab:قم) termasuk salah satu kota religi terpenting Iran dan merupakan markas ajaran Syiah. Meskipun kekunoannya kembali pada sebelum Islam, namun asal kota tersebut didirikan pada tahun 83-93 H.

Masuknya orang-orang Asy'ariyun ke Qom menyebabkan kemakmuran kota tersebut dan dengan bertolak bahwa mereka memiliki kecondongan terhadap mazhab Ahlulbait, maka kota Qom sejak awal pendirian sudah berbaur dengan pemikiran Syiah.

Hijrahnya Sayidah Maksumah sa dan dikuburkannya perempuan mulia ini di Qom dan setelah itu, hijrahnya para keturanan Imam dan para sayid lainnya telah merubah kota ini menjadi markas ajaran Syiah. Pendirian Hauzah Ilmiah di kota ini juga telah menambah popularitas kota Syiah tersebut.

Sekarang ini, kota Qom dapat disebut sebagai markas terbesar Syiah di dunia, dan dari sinilah pengetahuan-pengetahuan Syiah dibentangkan ke pelbagai penjuru dunia.

Penamaan

Riwayat

Menurut sebuah riwayat dari Rasulullah saw, alasan penamaan kota ini dengan Qom, karena penduduknya dikumpulkan bersama Qaim al Muhammad as dan mereka membantu perjuangannya. [1] Dalam riwayat lain, nama kota ini diambil dari perintah Allah swt kepada Iblis, dengan kalimat Qom (berdirilah), yang memerintahkan Iblis keluar dari kota tersebut. [2]

Sejarah

Buku Tarikh-e Qom menyebutkan dua prospek dalam penamaan Qom:

  • Prospek pertama: Qom adalah kata Arab "Kum", dan itu juga reduksi dari "Kuma"[3], mereka menamakan tempat tersebut dengan Kuma, yang berupa sawah dan kampung-kampung yang terpencar, rumah-rumah yang terpisah-pisah tersebut dalam bahasa Persia disebut dengan Kuma, kemudian Kuma direduksi menjadi Kum, dan perubahan kalimat Persia ke Arab, Kum berubah menjadi Qom. [4]
  • Prospek kedua: Pertama-tama Qom berupa blok dan persawahan yang terpencar dan setelah masuknya Asy'ariyun ke tempat ini (sekarang ini adalah kota Qom), maka terbentuklah tujuh desa yaitu Mamajan, Qardan (Qazwan), Malun, Jamar (Kamar), Sakan, Julanbadan. [5] Kesemua desa-desa tersebut saling bersatu dan diberi nama yang lebih besar, yaitu Kumidan. Pereduksian dan Arabisasi Kumidan adalah Kum dan akhirnya nama kota ini berganti menjadi Qom. [6]

Nama-nama

Dalam riwayat dan buku-buku sejarah, Qom juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut:

  1. Qom[7]
  2. Bahr[8]
  3. Zahra[9]
  4. Ma'din al-Syiah (Sumber Syiah) [10]
  5. 'Usy Āl Muhammad (Hunian Keluarga Muhammad) [11]
  6. Ma'wa al-Syiah (Rumah Syiah) [12]
  7. Ma'wa Fatimiyyun[13]
  8. Tempat ketentraman orang-orang mukmin[14]
  9. Kufah kecil[15] [16]
  10. Haram Ahlulbait as[17]
  11. Penggalan Baitul Maqdis[18]
  12. Kuma[19]
  13. Kum[20]
  14. Kumidan[21]
  15. Mamjan[22]
  16. Taymara[23]
  17. Kabud Dast[24]
  18. Shafra[25]
  19. Viran Abad Kard Qabad[26]

Sejarah Singkat

Sebagian sejarawan berpendapat kota ini didirikan sebelum Islam. Roman Ghirshman, Louis Vandenberg berpendapat sesungguhnya Qom termasuk salah satu tempat tinggal tertua manusia di dataran tinggi Iran. [27][28] Mustawfi meyakini pendiri kota Qom adalah Tahmurath (Tahmuras). [29] Penaklukan Qom oleh kaum muslimin telah menguatkan pendapat tersebut. [30] Ya'qubi juga menganggapnya sebagai bagian kota sebelum Islam[31] dan Tarikh-e Qom juga menyebutkan dari salah seorang bernama Sorin, yang hidup pada masa Bahram. [32] Secara global, Baladzuri[33] , Ya'qubi[34], Tsa'alibi[35] Ibn A'tsam Kufi[36] , Abu Hanifah al-Dinawari[37] , Ibn al-Faqih al-Hamadani[38] , Hamzah Ishfahani[39] , Hasan bin Muhammad al-Qommi[40] , Firdausi[41], Sayid Zahiruddin al-Mar'asyi[42] menyebut kota kuno Qom.

Namun sebaliknya, sejarawan seperti Abu Dulaf al-Khazraji[43], Sama'ani[44], Abu al-Fida[45] , dan Abu Yaqut al-Hamawi[46] menganggap kota ini didirikan pasca masuknya Islam ke Iran, namun sebagian mengatakan tahun 85 (704) [47] dan sebagian lainnya mengatakan tahun 93 (712). [48]

Dari penggabungan dua pendapat tersebut dapat dikatakan, maksud dari kota baru ini adalah kaum Muslimin membangun kota baru diatas kota dan benteng-benteng tua. [49] Namun, saat Qom masih berada di bawah pemerintahan Isfahan, diubah oleh Hamzah bin al-Yusa bin Sa'ad al-Asy'ari menjadi tempat tungku perapian (secara independen). [50]

Pasca Islam

Qom keluar dari kekuasaan Sasania pasca kekaisaran Sasania dapat dikalahkan oleh kaum Muslimin. Mayoritas sejarawan menyebut penaklukan Qom terjadi pada tahun 23 H/644 oleh Abu Musa al-Asy'ari. [51] Sebagian laporan menganggap penakluk Qom adalah Malik bin Amir al-Asy'ari[52] dan sebagian lain adalah Ahnaf bin Qais. [53] Pada tahun 67, Khithab bin Asadi datang ke Jamkaran Qom dan membangun masjid di situ. [54]

Gambar Masjid Jamkaran

Masuknya Ajaran Syiah

Mazhab masyarakat Qom, sebelum Asy'ariyyun hijrah ke Qom adalah pengikut agama Zoroaster. [55] Meskipun Qom jatuh ke tangan orang-orang Muslim pada tahun pertama penaklukan, namun masyarakatnya masih tetap lebih memilih agama lamanya. Setelah masuknya Asy'ariyyun ke Qom dan mendakwahkan agama Islamnya, pada akhirnya masyarakat Qom menerima agama Islam dengan tanpa paksaan dan memeluk mazhab Asy'ari. Meskipun belum ada kabar mendetail tentang mazhab imigran pertama Asy'ari ke Qom, namun partisipasi Sa'ib bin Malik al-Asy'ari dalam kebangkitan Mukhtar dan penentangan putranya, Muhammad bin Sa'ib terhadap al-Hajjaj menunjukkan tendensi mereka kepada Ahlulbait. Hubungan keturunan dan generasi mereka dengan para imam maksum as telah memperkuat pendapat tersebut.

Kota pertama yang secara terang-terangan mendeklarasikan kesyiahannya adalah Qom dan orang pertama yang mengumumkan kesyiahan klannya dan sangat mempublikasikannya adalah Musa bin Abdullah bin Sa’ad al-Asy’ari. [56]

Akar Ajaran Syiah di Qom

Penghijrahan Asy’ariyun

Asy'ariyyun adalah sebuah klan asli dari Yaman, yang memeluk Islam pada masa Rasulullah saw dan mereka tinggal di Kufah pada masa khulafa dan mereka berhijrah ke Qom pada tahun 85 H/704.

Penghijrahan Asy'ariyyun dianggap sebagai tonggak dalam sejarah Qom, karena masuknya mereka sebagai awal permulaan masuknya ajaran Syiah ke Qom dan ke pelbagai penjuru Iran.

Setelah kebangkitan Mukhtar runtuh dan Sa'ib bin Malik al-Asy'ari [57] , dan demikian juga Muhammad bin Sa'ib terbunuh oleh Hajjaj bin Yusuf, Asy'ariyyun bermigrasi dari Kufah ke pelbagai penjuru Iran, dua orang dari mereka yang bernama Ahwash dan Abdullah, putra Sa'ad bin Malik al-Asy'ari datang ke Qom dan mendapat sambutan dari Yazdan Fadar, gubernur Qom. Yazdan Fadar meminta mereka supaya menetap di Qom. [58]

Pusara Sayidah Maksumah sa

Haram Sayidah Maksumah sa

Setelah Asy'ariyyun menetap di Qom dan mendominasi di sana, Qom menjadi tempat aman bagi orang-orang Syiah, para pecinta dan keturunan para Imam as. Hasan bin Muhammad al-Qommi dalam buku Tārikh-e Qom, mengkhususkan satu bab yang menuturkan sejumlah keturunan Ali bin Abi Thalib as, yang populer dengan Thalibiyyah, yang datang ke Qom dan disekitarnya dan mereka menetap di situ. Nashir al-Syariat juga dalam buku Tarikh-e Qom menuturkan satu bab dalam mengenalkan para keturunan imam Qom dan yang menjadi pemukanya adalah Sayidah Fathimah Maksumah Sa.

Sayidah Fatimah Maksumah sa yang dari Madinah hendak bergerak menuju Marw, namun rombongan karavan berhenti di Saveh, karena suatu alasan dan beliau pun akhirnya merubah rute perjalanan menuju Qom dan beliau wafat setelah 17 hari menetap di situ dan dikuburkan di Qom.

Pusara beliau merubah kota Qom menjadi kota religi kedua Iran dan pusat Syiah pertama di kota ini. Dan sepeninggal beliau, banyak sekali para sayid dan keturunan para imam datang ke Qom dan sekitarnya, seperti Aveh dan Kasyan.

Kehadiran Para Fakih dan Perawi Hadis

Salah satu faktor penyebaran ajaran Syiah di Qom adalah para murid dan sahabat Imam dan para ulama Syiah, semisalnya:

  • Abu Ishaq al-Qommi

Menurut penuturan Nashir al-Syariat, Abu Ishaq al-Qommi, yang berasal dari Kufah dan murid Yunus bin Abdurrahman, adalah orang pertama yang menyebarkan hadis-hadis Kufiyyun di Qom.

  • Zakariya bin Adam bin Abdullah bin Sa'ad al-Asy'ari al-Qommi

Nashir al-Syariat menukil, Syekh Najasyi dalam Rijal dan Allamah dalam al-Khulashah mengatakan, ia termasuk orang terpercaya yang agung kedudukannya dan memiliki kedudukan di sisi Imam Ridha as dan Imam Ridha as berkata tentangnya: "Semoga Allah merahmatinya; hari ketika dilahirkan, hari ketika dimatikan dan hari ketika dibangkitkan".

  • Ahmad bin Ishaq

Ia dianggap sebagai "Qafilah Salar Qommiyyun", dan dikatakan ia telah meriwayatkan dari Imam Jawad as dan Imam Hadi as dan termasuk kepercayaan khusus Imam Hasan Askari as dan Syekh Qommiyyun. Najasyi menyebutnya dalam sejumlah kelompok yang telah dipuji dalam tauqi’ (pernyataan-pernyataan) beliau.

  • Syekh Shaduq

Termasuk salah seorang ulama yang menetap di Qom adalah Ali bin Babawaih al-Qommi, yang tersohor dengan julukan Syekh Shaduq (w. 381 H), yang dianggap sebagai salah seorang ulama besar Syiah.

Komunikasi dengan Para Imam Syiah

Masyarakat Qom dan yang menjadi pemimpin mereka Asy’ariyyun adalah orang petama yang mengirimkan seperlima penghasilan mereka untuk para imam Syiah. Hubungan orang-orang Asy’ari dengan para Imam Syiah sampai pada batas para Imam mengirimkan kain kafan untuk mereka.

Madelung mengatakan, “Orang-orang Syiah Qom masih tetap setia terhadap keimamahan dua belas imam, dan sama sekali tidak terlihat perpecahan, baik dari kelompok Fathahiyyah ataupun Waqifiyyah, di kalangan para muhaddis Imamiah kota ini”. [59]

Komunikasi Pertama

Sejumlah keturunan Abdullah bin Sa'ad bin Malik, yang termasuk muhajirin pertama ke Qom, adalah para sahabat imam dan ini adalah penuturan terkuno yang mencatat hubungan Asy'ariyyun Qom dan para imam Syiah. Musa bin Abdullah bin Sa'ad termasuk salah seorang sahabat Imam Ja'far Shadiq as dan menurut isyarat Syekh Thusi, ia juga meriwayatkan dari Imam Baqir as. Syu'aib bin Abdullah juga dianggap sebagai salah seorang sahabat Shadiqain (Imam Baqir dan Imam Shadiq). Adam, Abu Bakar, Abdul Malik, Yusa', Ya'qub dan Ishaq adalah keturunan Abdullah bin Sa'ad yang dianggap sebagai sahabat dan murid Imam Shadiq as. [60]

Hasrat kepada Imam Kadzim as

Setelah syahadah Imam Musa al-Kazhim as, yang menjadi misteri bagi banyak masyarakat Syiah dan selain Syiah, namun masyarakat Qom yang meyakini kesyahidan beliau oleh Harun al-Rasyid, melakukan penentangan terhadap para penguasa yang dilantik oleh pihak khalifah setempat. [61]

Imam Ridha as dan Masyarakat Qom

Pembelian kain Imam Ridha as dari Da'bil al-Khuza'i dengan nilai selangit untuk bertabarukan darinya, menunjukkan puncak kecintaan dan hubungan erat masyarakat Qom dengan Ahlulbait as.

Yunus bin Abdurrahman al-Asy'ari, wakil Imam Ridha as sejauh ini selalu menggunakan ilmu-ilmu Ahlulbait, dimana ketika Ibnu al-Muhtadi bertanya kepada Imam, jika saya tidak melihat Anda, lantas kepada siapakah saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut? Imam memperkenalkan Yunus bin Abdurrahman. Imam Ridha as berkata kepada Zakariya bin Adam al-Qommi: "Dengan Perantaramu, Allah akan menghilangkan bala dari masyarakat Qom, sebagaimana dengan pertantara Imam Kadzim as, bala diangkat dari penduduk Baghdad".

Zakaria bin Idris al-Asy'ari al-Qummi termasuk salah seorang sahabat besar Imam Ridha as, yang juga menukilkan hadis dari Imam Shadiq dan Imam Kazhim as. Ketika ia meninggal, Imam Ridha as mengirimkan rahmat untuknya dari malam pertama sampai terbitnya subuh. [62]

Doa Imam Jawad as

Imam Jawad as setelah mengetahui kondisi buruk Qom lewat surat Ali bin Mahziyar, beliau meminta kepada Allah swt akan keselamatan dan keterlepasan bagi masyarakat Qom dan beliau berkata: "Saya mengetahui bencana masyarakat Qom, Allah akan membukakan dan menyelamatkan mereka dari kesukaran tersebut”.

Murid Imam Hadi as dari Masyarakat Qom

Masyarakat Qom juga melakukan komunikasi dengan Imam Hadi as, meskipun dibawah pengawasan kamp militer sampai pada batas Mutawakkil Abbasi khawatir dan menganggap mereka membawa senjata ke Samarra. Para utusan Mutawakkil selalu memantau karavan tersebut untuk meminta harta benda mereka dan membawanya ke khalifah. [63] Sejumlah murid Imam Hadi as yang disebutkan dalam barisan Muhaddisin berasal dari masyarakat Qom. [64] Imam Hadia as menganggap masyarakat Qom terampuni, dikarenakan sejak saat itu mereka telah menziarahi Imam Ridha as. [65] [66]

Surat Imam Hasan Askari

Surat Imam Hasan Askari as untuk masyarakat Qom dan Aveh sangatlah populer, Imam dalam sebuah surat kepada masyarakat dua kota ini mengingatkan, Allah swt dengan luthf dan inayah-Nya, telah menganugerahi manusia dengan mengutus Rasulullah saw sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan dan telah memberi taufik kalian karena telah menerima agama-Nya, memuliakan dengan petunjuk-Nya, dan menabur benih kecintaan dan mahabbah keluarga Nabi saw dalam hati-hati para pendahulu dan generasi kalian di tempat ketaatan-Nya, mereka yang telah pergi dari tengah-tengah kalian telah sampai pada keselamatan, kebahagiaan dan mereka memetik buah perangai baiknya dan mendapatkan ganjaran amal-amal mereka.

Hai Manusia! Senantiasa hasrat dan niat kami adalah kokoh dan tegap dan jiwa kami tenang dengan pemikiran baik dan suci kalian dan hubungan kekerabatan antara kami dan kalian sangatlah erat, dimana hubungan semacam ini termasuk himbauan para pendahulu kami dan kalian.

Kami solid dengan perjanjian yang diemban para remaja kami dan para orang-orang tua kalian, dan senantiasa dengan satu keyakinan dan selalu bertalian, karena Allah swt menaruh hubungan erat dan tak terpisahkan tersebut diantara kita, sebagaimana orang alim (mengisyaratkan pada Imam Shadiq atau Imam Baqir as) berkata: "Orang mukmin adalah saudara ayah dan ibu mukmin". [67]

Pasang Surut dalam Pelbagai Periode Sejarah

Pasca penaklukan Qom, kehadiran Asy’ariyyun dan haram Sayidah Maksumah sa telah merubah Qom sebagai markas besar Syiah. Sedari awal masyarakat Qom tidak pernah setuju dengan kepemimpinan non Syiah dan mereka senantiasa melakukan perlawanan, perlawanan-perlawanan tersebut dimulai sejak masa dinasti Abbasiyah.

Kebangkitan Masyarakat Qom melawan Khalifah Abbasiah

Dua Kebangkitan pada Masa Ma’mun

  • Kebangkitan Pertama: setelah syahadah Imam Ridha as, Makmun bergerak menuju Baghdad, masyarakat Qom pada tahun 210 H/825 enggan membayar upeti kepada khalifah Abbasiyah, dan merekapun melakukan perlawanan, akhirnya Makmun juga mengirim pasukan dengan dipimpin oleh Ali bin Hisyam al-Marwazi dan akhirnya dapat menghancurkan mereka setelah melakukan banyak perusakan dan pembunuhan. [68]
  • Kebangkitan Kedua: pada tahun 215 H/830 masyarakat Qom kembali lagi melakukan perlawanan dan mengeluarkan penguasa Abbasiyah, Makmun setelah mengirim pasukan dengan melakukan pembunuhan dan pemenjaraan masyarakat, akhirnya pemberontakan pun dapat dihancurkan. [69] Hasan bin Muhammad al-Qommi menyebut tanggal peristiwa tersebut terjadi pada tahun 217 H /832. [70]

Kebangkitan pada Masa Khalifah Lainnya

  • Mu'tashim

Di awal kekhilafahan Mu'tashim, masyarakat Qom kembali lagi melakukan pemberontakan dan mengeluarkan penguasa kota tersebut, Mu'tashim pun mengirimkan pasukan besar menuju Qom, mereka banyak sekali membakar perkebunan dan rumah dan menyebabkan banyak kerugian ke kota. [71]

  • Mu'taz

Pada masa khalifah tersebut, telah terjadi dua pemberontakan oleh masyarakat Qom, yang pertama dihancurkan oleh Muflih Turk dan lainnya dihancurkan oleh Musa bin Bugha[72], kelaliman dan kezaliman Musa bin Bugha terhadap masyarakat Qom sangatlah banyak, sampai-sampai diadukan kepada Imam Hasan Askari as dan mereka meminta solusi dari beliau, beliau pun mengirimkan doa yang agak panjang untuk masyarakat Qom supaya membacanya di setiap qunut salat mereka untuk menyelesaikan masalah masyarakat. [73]

  • Al-Muqtadir

Di antara para khalifah Abbasiyah, Al-Muqtadir telah melakukan kinerja yang rasional, dia mampu mengatasi masyarakat Qom dengan mengutus Husain bin Hamdan seorang Syiah[74] , saat Husain bin Hamdan masuk, masyarakat Qom sangat menyambutnya dan mengatakan, kami memerangi orang yang menentang mazhab kami, kamu satu mazhab dengan kami, tidak ada perselisihan antara kami dan engkau.

  • Al-Mu'tadhid

Al-Mu'tadhid juga seperti para khalifah sebelumnya, mengirim penguasa non Syiah ke Qom, hal ini menyebabkan penentangan masyarakat Qom dan mengeluarkan penguasa tersebut dari kota mereka, akhirnya Al-Mu'tadhid mengirim Ibrahim bin Kulaikh ke Qom untuk mengatasi pemberontakan tersebut, dia membunuh beberapa orang, namun tetap tidak dapat mengatasi pemberontakan tersebut, khalifah pun meminta Amir Ismail Samani untuk mengatasi pemberontakan Qom, Amir Ismail yang memiliki ketrampilan khusus, akhirnya dapat menumpas pemberontakan tersebut dengan tanpa pertumpahan darah dan mengangkat Yahya bin Ishak seorang Syiah sebagai penguasanya.

Gambar Masjid A'zham

Masjid-masjid Penting

  • Masjid Jamkaran, masjid ini terletak 6 kilometer dari tenggara kota Qom (jalan lama Kashan-Qom) dan senantiasa menerima para peziarah dari pelbagai penjuru Iran dan negara-negara lainnya.[75]
  • Masjid Imam Hasan Askari as, bangunan ini terletak di dekat jembatan Alikhani, dulunya bernama Masjid Jami' Atiq [76], bangunan pertama masjid sesuai riwayat dibangun pada abad ketiga, oleh Ahmad bin Ishaq al-Asy'ari, wakil Imam Hasan al-Askari as [77], sekarang ini masjid tersebut sedang diperluas mencapai lebih 2500 meter, dengan diprakarsai oleh kantor Ayatullah Golpaigani.[78]
  • Masjid Jami' Qom, kekunoan masjid ini kembali pada abad ke-6, masjid ini dianggap sebagai masjid tertua kota Qom, setelah masjid Imam Hasan Askari as. Penulis Al-Naqdh menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini terkait masa Toghrul Saljuqi.[79]
  • Masjid Imam Hasan al-Mujtaba as, masjid ini dibangun di rute jalan lama Teheran ke Qom, oleh Haji Yadullah Rajabiyan, kekunoannya kembali pada tahun 1381 H/1961, sudah populer pembangunan masjid tersebut atas permintaan Imam Mahdi Ajf.[81]

Orang-orang yang Dikuburkan di Qom

Pemindahan jenazah ke Qom dan penguburannya di tanah kota ini sudah marak sejak dahulu kala dikalangan orang-orang Syiah. Karenanya banyak sekali pusara para ulama, penguasa dan orang-orang terkemuka di Qom. Adat ini sudah marak pada masa dinasti Safawiyah dan Chardin dalam buku Safar Namehnya mengisyaratkan pemindahan jasad-jasad dari seluruh penjuru dan sekitar Iran ke pemakaman besar, yang terletak di samping haram Sayidah Maksumah sa. Banyak sekali para ulama besar Syiah dikuburkan di Qom, seperti Zakariya bin Adam, Ali bin Babawaih, Muhammad Qulawaih, Ali bin Ibrahim al-Qommi, Quthbuddin ar-Rawandi dan lain-lainnya. Jasad sebagian para raja dan penguasa Iran yang dipindahkan ke Qom dan dikuburkan di sebuah tempat dari bangunan haram Sayidah Maksumah adalah[82] :

  • Syah Abbas 11 Safavi
  • Syah Safi
  • Syah Suleiman Safavi
  • Syah Sultan Husain Safavi
  • Fath-Ali Syah Qajar
  • Muhammad Syah Qajar
  • Mahd-e Olia (Malek Jahan Khanom), ibunda Naser al-Din Syah Qajar.

Catatan Kaki

  1. Bihār al-Anwār, jld. 6, hlm. 216.
  2. Bihār al-Anwār, jld. 6, hlm. 217.
  3. Tarikh-e Qom, hlm. 22.
  4. Dehkhudo, jld. 12, hlm. 1874.
  5. Tarikh-e Qom, hlm. 23.
  6. Taqwim al-Buldan, hlm. 410, Abu al-Fida, Beirut, Leiden, 1840.
  7. Mu’jam al-Buldan, jld. 4, hlm. 379.
  8. Bihar, jld. 6, hlm. 212.
  9. Bihar, hlm. 217.
  10. Bihar, hlm. 212.
  11. Bihar, hlm. 216.
  12. Bihar, hlm. 216
  13. Bihar, hlm. 216
  14. Bihar, hlm. 216
  15. Ibid,
  16. Bihar, hlm. 228.
  17. Bihar, hlm. 216.
  18. Bihar., hlm. 213.
  19. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25.
  20. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  21. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  22. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  23. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  24. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  25. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  26. Tarikh-e Qom, hlm. 22-25
  27. Iran az Aghaz ta Anjam, hlm. 7.
  28. Bastan Shenasi Iran Bastan, hlm. 124.
  29. Nuzhah al-Qulūb, hlm. 67.
  30. Futuh al-Buldan, hlm. 319.
  31. Tarikh Ya'qubi, jld. 1, hlm. 144.
  32. Tarikh-e Qom, hlm. 82-89.
  33. Futuh al-Buldan, hlm. 436.
  34. Tarikh Ya'qubi, jld. 1, hlm. 144.
  35. Ghurar Akhbar Mulk al-Fars, hlm. 709.
  36. Al-Futuh, jld. 1, hlm. 709.
  37. Akhbar al-Thiwal, hlm. 67.
  38. Mukhtashar al-Buldan, hlm. 209.
  39. Sani Muluk al-A'rdh wa al-Anbi'a, hlm. 35.
  40. Tarikh-e Qom, hlm. 91.
  41. Syahnameh, jld. 4, hlm. 128.
  42. Tarikh Thabarestan wa Ruyan, hlm. 4.
  43. Safar-Nameh Abu Dulab, hlm. 71.
  44. al-Ansāb, hlm. 461.
  45. Taqwim al-Buldan, hlm. 409.
  46. Mu'jam al-Buldan, jld. 4, hlm. 451.
  47. Mu'jam al-Buldan, jld. 4, hlm. 397.
  48. Tarikh-e Qom, hlm. 253-256.
  49. Jughrafiya-e Tarikh-e Qom, hlm. 78; Adib Kermani, hlm. 73.
  50. Tarikh-e Qom, hlm. 279.
  51. Hasan bin Muhammad al-Qommi, Tārikh-e Qom, hlm. 25; Futuh al-Buldān, hlm. 439.
  52. Tārikh-e Qom, hlm. 261.
  53. Tārikh-e Qom, hlm. 56.
  54. Tārikh-e Qom, hlm. 38.
  55. Sya’bani, hlm. 136.
  56. Tārikh-e Qom, hlm. 278.
  57. Tārikh-e Qom, hlm. 284-290.
  58. Tārikh-e Qom, hlm. 246.
  59. Kaihan-e Andisheh, no 152, hlm. 153; Dairah al-Ma’arif Tasayyu’, jld. 13, hlm. 272.
  60. Piroozfar wa Ajilian, hlm. 35-36.
  61. Dairah al-Ma'arif Tasayyu', jld. 13, hlm. 271.
  62. Dairah al-Ma’arif Tasayyu’, jld. 13, hlm. 271.
  63. Dairah al-Ma’arif Tasayyu’, jld. 13, hlm. 271.
  64. Dairah al-Ma’arif Tasayyu’, jld. 13, hlm. 271.
  65. Dairah al-Ma’arif Tasayyu’, jld. 13, hlm. 271.
  66. Tarikh-e Qom, Nashir al-Syariat, hlm. 146.
  67. A’yan al-Syiah, jld. 2, hlm. 41.
  68. Tārikh-e Qom, hlm. 35.
  69. Thabari, jld. 13, hlm. 42-57.
  70. Tārikh-e Qom, hlm. 35.
  71. Al-Kāmil, jld. 12, hlm. 54.
  72. Futuh al-Buldan, hlm. 307.
  73. Naqd al-Rijāl, hlm. 331.
  74. Al-Kamil, jld. 8, hlm. 19.
  75. Majmu’-e Maqalat, Jadum, hlm. 253.
  76. Tarikh-e Qom, hlm. 37.
  77. Atsar Tarikhi wa Farhanggi-e Qom, hlm. 168.
  78. Atsar Tarikhi wa Farhanggi-e Qom, hlm. 168
  79. Al-Naqdh, hlm. 163.
  80. Majmu'-e Maqalat, jld. 2, hlm. 254.
  81. Majmu'-e Maqalat, jld. 2, hlm. 253.
  82. Faqihi, Tarikh Mazhabi Qom, hlm. 182-186.

Daftar Pustaka

  • Abu al-Fida Ismail bin Muhammad. Taqwim al-Buldan. Beirut: Dar Sadir, Offset Cetakan Paris, 1840 M.
  • Abu Dulaf Mas’ar bin Muhalhal Khazraji. Safar-Nameh Abi Dulaf dar Iran. Editor: Vladimir Minorsky. Penj. Sayid Abul Fadhl Thabahthabai. Tehran: Zuvar, 1354.
  • Adib Kermani, Ghulam Husain. Afdhal al-Mulk. Editor: Mudarrisi Thabathabai, Wahib. Tanpa tempat dan tahun.
  • Arabzadeh Abu al-Fadhl. Jografiyae Tarikh-e Qom. Intisyarat Zair, 1383.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Futuh al-Buldan. Perj. Muhammad Tawakkul. Tehran: Nuqreh, cet I, 1337.
  • Dinawari, Abu Hanifah. Riset. Abdul Mun’im Amir. Kairo: Wizarat al-Tsaqofah wa al-irsyad al-Qaumi, 1960 M.
  • Firdausi Abul Qasim. Shahnameh. Editor. Julius von Mohl. Tehran: Intisyarat Kubut Jaibi, 1368.
  • Hasan bin Muhammad al-Qommi. Tarikh-e Qom. Perj. Hasan bin Ali bin Hasan Abd al-Mulk al-Qommi. Tehran: Tus, 1361.
  • Ibn al-Faqih al-Hamadani. Mukhtashar al-Buldan. Editor: Michael Jan de Goeje. Leiden, 1320 H.
  • Ishfahani, Hamzah bin Hasan. Sani-i Mulk al-Ardh wa al-Anbiya’. Beirut: 1961 M.
  • Louis Vandenberg. Bastan Shenasi Iran Bastan. Perj. Isa Behnam. Tehran: Universitas Tehran, 1348.
  • Mar’asyi Dhahiruddin. Tarikh Thabarestan wa Ruyan wa Mazandaran. Editor: Abdul Husain Nawayi. Tehran: Amir Kabir, 1339.
  • Mustaufi Hamdullah. Nuzhat al-Qulub. Editor: Guy Le Strange. Tehran: Dunyae Kitab, 1362.
  • Nashir al-Syariat, Muhammad Husain. Tarikh-e Qom. Pendahuluan dan komentar, Ali Dawani. Qom: Dar al-Fikr, 1350.
  • Piroozfar, Soheila va Ajilian Mafogh, Mohammad Mahdi. Khandane Asy’ari wa Ta’tsire on bar Sair Tahawwule Maktabe Hadise Qom, Fashlnameh Hadispazuhi, no 5, Bahar wa Tabistan 1390.
  • Roman Ghirshman. Iran az Aghaz ta Islam. Perj. Muhammad Mu’in. Tehran: Ilmi wa Farhaggi, 1368.
  • Syahidi Reza. Guzideh Tarikh Iran. Tehran: Sazman Farhagg wa Irtibatat Islami, 1381.
  • Tsa’alibi. Ghurar al-Akhbar Nilam al-Fars. Editor, H Zotenberg. Beirut: (Offset Cetakan Paris), 1982 M.
  • Ya’qubi, Ahmad bin al-Wadhih. Tarikh Ya’qubi. Beirut: Dar al-Shadir.