Ziarah Arbain

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Doa, Munajat dan Ziarah

Ziarah Arbain (bahasa Arab: زيارة الأربعين) merupakan ziarah Imam Husain as yang dibaca pada hari Arbain Imam Husain as. Imam Hasan al-Askari bersabda bahwa ziarah arbain adalah salah satu tanda-tanda orang mukmin, oleh karena itu umat muslim Syiah memberi perhatian khusus terhadap ziarah ini. Pada hari Arbain, biasanya umat Muslim syiah Irak berusaha hadir di Karbala untuk menziarahi Imam Husain as. Mereka ke karbala dengan berjalan kaki dari kotanya masing-masing. dan dengan bergabungnya para penziarah berbagai negara dari penjuru dunia maka terciptalah Longmarch Arbain yang merupakan pertemuan dan perkumpulan terbesar di dunia.

Anjuran Untuk Ziarah Arbain

Syekh Thusi menulis dalam kitab Tahdzib al-Ahkam bahwa Imam Hasan al-Askari bersabda, tanda-tanda orang mukmin ada lima, yaitu :

  1. Mengerjakan salat sebanyak 51 rakaat dengan perincian sebagai berikut : 17 rakaat salat wajib dan 34 rakaat salat Nafilah (sunnah) sehari semalam.
  2. Ziarah Arbain
  3. Menggunakan cincin di tangan kanan
  4. Meletakkan dahi di atas turbah (tatkala sujud)
  5. Mengeraskan ucapan basmalah. [1]

Pentingnya Ziarah Arbain

Syekh Thusi menukil dari Imam Hasan al-Askari bahwa tanda-tanda orang beriman ada lima, salah satunya adalah melaksanakan ziarah Arbain.[2] Allamah Majlisi memberikan penjelasan berkaitan tentang mustahabnya ziarah arbain. yang masyhur sebagai penyebab mustahabnya ziarah arbain adalah kembalinya para tawanan karbala ke karbala dan bergabungnya kembali kepala-kepala para syuhada ke badannya yang dibawa oleh Imam Sajjad as.[3] Beliau berpendapat bahwa kembalinya para tawanan ke Karbala pada hari 40 pertama adalah jauh dari kebenaran dan mengatakan bahwa kemungkinan penyebab mustahabnya ziarah arbain adalah ziarah Jabir bin Abdullah Anshari sebagai penziarah pertama Imam Husain as di hari ke 40 pasca kesyahidannya. Karena mengikuti beliau maka ziarah pada hari arbain terhitung mustahab. dalam pandangan beliau, ada kemungkinan juga bahwa penyebab mustahabnya ziarah arbain adalah terbebaskannya para tawanan Karbala dari penawanan dan penjara pada hari tersebut (hari arbain).[4] Allamah Majlisi menukil dari Kaf'ami bahwa penamaan ziarah arbain karena waktu itu adalah hari ke 20 bulan shafar bertepatan dengan hari ke 40 pasca kesyahidan Imam Husain as.[5]

Tata Cara ziarah Arbain

Tata cara ziarah Arbain Imam Husain as pada hari Arbain disebutkan dalam dua cara:

Riwayat Pertama Ziarah Arbain

Ziarah yang diriwayatkan oleh Syekh Thusi dari Shafwan Jammal dalam buku Al-Tahdzib[6] Imam Shadiq as berkata kepadaku berkaitan tentang ziarah arbain bahwa tatkala hari sudah menjelang siang maka bacalah ziarah ini:

(السَّلامُ عَلَى وَلِيِّ اللَّهِ وَ حَبِيبِهِ السَّلامُ عَلَى خَلِيلِ اللَّهِ وَ نَجِيبِهِ السَّلامُ عَلَى صَفِيِّ اللَّهِ وَ ابْنِ صَفِيِّهِ السَّلامُ عَلَى الْحُسَيْنِ الْمَظْلُومِ الشَّهِيدِ)

Kemudian kerjakanlah dua rakaat salat dan sampaikanlah hajat-hajat yang Anda inginkan. [7]

زيارة الأربعين
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَى وَلِيِّ اللهِ وَحَبِيْبِهِ, اَلسَّلاَمُ عَلَى خَلِيْلِ اللهِ وَنَجِيْبِهِ .

Salam sejahtera pada wali Allah dan kekasih-Nya, salam sejahtera untuk kecintaan Allah dan pilihan-Nya.

اَلسَّلاَمُ عَلَى صَفِيِّ اللهِ وَابْنِ صَفِيِّهِ, اَلسَّلاَمُ عَلَى الْحُسَيْنِ الْمُظْلُوْمِ الشَّهِيْدِ

Salam sejahtera untuk pilihan Allah dan putra pilihan-Nya, salam sejahtera pada Imam Husain yang teraniaya dan Syahid.

اَلسَّلاَمُ عَلَى أُسِيْرِ الْكُرُ بَاتِ وَقَتِيْلِ الْعَبَرَاتْ

Salam sejahtera untuk yang tertawan dalam lautan penderitaan dan mati bersimbahkan air mata.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ اَشْهَدُ أَنَّهُ وَلِيُّكَ وَابْنُ وَلِيِّكَ, وَصَفِيُّكَ وَابْنُ صَفِيِّكَ

Ya Allah….. aku bersaksi bahwa dia adalah wali-Mu putra dari wali-Mu, pilihan-Mu dan putra dari pilihan-Mu.

اَلْفَائِزُ بَكَرَامَتِكَ, أَكْرَمْتَهُ بِالشَّهَادَةِ وَحَبَوْتَهُ بِالسَّعَادَةِ

Yang sukses meraih kemuliaan-Mu, Kau muliakan dia dengan kesyahidan, Kau anugerahkan padanya kebahagiaan.

وَاجْتَبَيْتَهُ بِطِيْبِ الْوِلاَدَةِ, وَجَعَلْتَهُ سَيِّدًا مِنَ السَّادَةِ وَقَائِدًا مِنَ الْقَادَةِ

Kau muliakan kelahirannya dengan bibit suci, dan Kau angkat dia sebagai pemimpin, penghulu dari penghulu.

وَذَائِدًا مِنَ الذَّادَةِ وَأَعْطَيْتَهُ مَوَارِيْثَ اْلأَنْبِيَاءِ

Dan pembela dari pembela, Kau curahkan padanya ilmu para nabi.

وَجَعَلْتَهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِكَ مِنَ اْلأَوْصِيَاءِ, فَأَعْذَرَ فِي الدُّعَاءِ

Lalu Kau jadikan dirinya sebagai panutan bagi para penyandang wasiat-wasiat, maka ia habiskan waktunya dalam berdakwah.

وَمَنَحَ النُّصْحَ, وَبَذَلَ مُهْجَتَهُ فِيْكَ,

Dan menyebarkan nasihat-nasihat, mengorbankan jiwa raganya demi-Mu,

لِيَسْتَنْقِذَ عِبَادَكَ مِنَ الْجَهَالَة, وَحَيْرَةِ الضَّلاَلَةِ

untuk melepaskan hamba-hamba-Mu dari belenggu kejahilan dan dari kesesatan yang membingungkan

وَقَدْ تَوَازَرَ عَلَيْهِ مَنْ غَرَّتْهُ الدُّنْيَا, وَبَاعَ حَظَّهُ بِاْلأَرْذَلِ اْلاَدْنَى

Dan sungguh telah berkoalisi kelompok-kelompok yang tertipu dengan kilauan dunia, yaitu mereka yang menjual pribadinya dengan sehina-hinanya imbalan (dalam memerangi Imam Husain).

وَشَرَى آخِرَتَهُ بِالثَّمَنِ اْلاَوْكَسْ, وَتَغَطْرَسَ وَتَرَدَّى فِي هَوَاهُ,

Dan yang melelang hari kebangkitannya dengan semurah-murahnya harga, (mereka) congkak dan tenggelam dalam buaian nafsu birahinya.

وَاَسْخَطَكَ وَاَسْخَطَ نَبِيَّكَ

Maka (perbuatan-perbuatannya tersebut) menyebabkan kemurkaan-Mu, dan kemurkaan nabi-Mu.

وَاَطَاعَ مِنْ عِبَادِكَ اَهْلَ الشِّقَاقِ وَحَمَلَةَ اْلأَوْزَارِ الْمُسْتَوْجِبِيْنَ النَّارَ

Dan merekapun taat pada manusia-manusia durjana para kaum munafik, kelompok-kelompok biadab yang pasti masuk neraka.

فَجَاهَدَ هُمْ فِيْكَ صَابِرًا مُحْتَسِبًا, حَتَّى سُفِكَ فِي طَاعَتِكَ دَمُهُ

Lalu (Imam Husain) berjuang untuk-Mu, dengan penuh ketabahan dan harapan, sehingga darah sucinya tertumpah dalam ketaatan-Mu

وَاسْتُبِيْحَ حَرِيْمُهُ

Dan dilecehkan kehormatannya.

() اَللَّهُمَّ فَالْعَنْهُم لَعْنًا وَبِيْلاً, وَعَذِّبْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا ()

Ya Allah…. Laknatlah mereka dengan sekeras-kerasnya laknat(Mu) siksalah mereka dengan sepedih-pedihnya siksa-Mu.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَابْنَ رَسُوْلِ اللهِ, اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَابْنَ سَيِّدِ اْلاَوْصِيَاءِ

Salam sejahtera padamu wahai putra Rasulullah, salam sejahtera padamu wahai putra pemegang wasiat (Ali a.s.).

اَشْهَدُ أَنَّكَ اَمِيْنُ اللهِ وَابْنُ اَمِيْنِهِ, عِشْتَ سَعِيْدًا, وَمَضَيْتَ حَمِيْدًا

Aku bersaksi bahwa engkau adalah pembawa amanat Allah, putra dari pembawa amanat-Nya, kau tetap hidup di dunia bahagia dan engkau lalui dengan terpuji.

وَمُتَّ فَقِيْدًا مَظْلُوْمًا شَهِيْدًا

Lalu kau tinggalkan dunia ini dalam sebatang kara, kau teraniaya, kaupun mati syahid.

وَاشْهَدُ أَنَّ اللهُ مُنْجِزٌ مَا وَعَدَكَ, وَمُهْلِكٌ مَنْ خَذَلَكَ, وَمُعَذِّبٌ مَنْ قَتَلَكَ

Aku bersaksi bahwa Allah telah menepati janji-Nya padamu, dan membinasakan mereka yang tak menolongmu, menyiksa pembunuh-pembunuhmu

َاشْهَدُ اَنَّكَ وَفَيْتَ بِعَهْدِ اللهِ, وَجَاهَدْتَ فِي سَبِيْلِهِ حَتَّى اَتَاكَ الْيَقِيْنُ

Aku bersaksi bahwa engkau telah menepati janjimu pada Allah dan berjuang di jalan-Nya hingga kau temui kekokohan iman.

() فَلَعَنَ اللهُ مَنْ قَتَلَكَ, وَلَعَنَ اللهُ مَنْ ظَلَمَكَ, وَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً سَمِعَتْ بِذَالِكَ فَرَضِيَتْ بِهِ ()

Semoga Allah melaknat pembunuh-pembunuhmu, semoga Allah melaknat penganiaya-penganiayamu, semoga Allah melaknat umat yang mendengar (tragedi Karbala) lalu diam merelakannya.

اَللَّهُمَّ اِنِّي أُشْهِدُكَ أَنِّي وَلِيٌّ لِمَنْ وَالاَهُ, وَعَدُوٌّ لِمَنْ عَادَاهُ

Ya Allah….. aku akan membela siapa saja yang membelanya (Imam Husain) dan musuh pada musuh-musuhnya.

بِأَبِي أَنْتَ وَ اُمِّي يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ, أَشْهَدُ أَنَّكَ كُنْتَ نُوْرًا فِي اْلأَصْلاَبِ الشَّامِخَةِ

Demi ayah dan ibuku wahai putra Rasulullah, aku bersaksi bahwa engkau berasal dari sulbi (gen-gen) manusia agung.

وَاْلأَرْحَامِ الطَّاهِرَةِ الْمُطَهَّرَةْ, لَمْ تُنَجِّسْكَ الْجَاهِلِيَّةُ بِأَنْجَاسِهَا

Dan dipindahkan ke dalam rahim-rahim yang suci dan disucikan, yang tidak pernah dicemari oleh kenajisan dan kesesatan jahiliyah.

وَلَمْ تُلْبِسْكَ الْمُدْلَهِمَّاتُ مِنْ ثِيَابِهَا, وَأَشْهَدُ أَنَّكَ مِنْ دَعَائِمِ الدِّيْنِ

Dan tak pernah aku terbawa arus kejelekan oleh gelombangnya. Aku bersaksi bahwa engkau adalah pembela agama.

وَاَرْكَانِ الْمُسْلِمِيْنَ, وَمَعْقِلِ الْمُؤْمِنِيْنَ, أَشْهَدُ أَنَّكَ اْلإِمَامُ الْبَرُّ اَلتَّقِيُّ اَلرَّضِيُّ اَلزَّ كِيُّ اَلْهَادِيُّ اَلْمَهْدِيُّ

Pilarnya kaum muslimin, benteng perlindungan kaum mukmin. Aku bersaksi bahwa engaku adalah pemimpin yang baik, taqwa, diridhoi, yang suci, pemandu jalan kebenaran.

وَاَشْهَدُ أَنَّ اْلأَئِمَّةَ مِنْ وُلْدِكَ كَلِمَةُ التَّقْوَى, وَاَعْلاَمُ الْهُدَى وَالْعُرْوَةُ الْوُثْقَى وَالْحُجَّةُ عَلَى أَهْلِ الدُّنْيَا

Aku bersaksi bahwa Imam keturunanmu, mereka orang-orang mulia, panji-panji kebenaran, tali (pegangan yang kokoh) dan tempat merujuknya penghuni dunia (dari kesesatan).

وَاَشْهَدُ أَنِّي بِكُمْ مُؤْمِنٌ, وَبِيَأْتِكُمْ مُوْقِنٌ بِشَرَائِعِ دِيْنِي وَخَوَاتِيْمِ عَمَلِيْ

Dan saksikanlah bahwa aku beriman kepadamu, dan kedatanganmu aku yakini dengan syariat agamaku dan penutupan amal-amalku.

وَقَلْبِيْ لِقَلْبِكُمْ سِلْمٌ, وَاَمْرِيْ ِلأَمْرِكُمْ مُتَّبَعٌ, وَنُصْرَتِيْ لَكُمْ مُعَدَّةٌ, حَتَّى يَأْذَنَ اللهُ لَكُمْ

Hatiku akan selalu bersama hatimu, jiwaku akan tetap peduli padamu, pembelaanku padamu akan tetap siaga, hingga Allah mengabulkan (niatku itu) untuk kalian.

فَمَعَكُمْ فَمَعَكُمْ لاَ مَعَ عَدُوِّكُمْ

Sungguh aku akan tetap bersamamu, bukan bersama musuh-musuhmu.

صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكُمْ, وَعَلَى أَرْوَاحِكُمْ وَأَجْسَادِكُمْ, وَشَاهِدِكُمْ وَغَائِبِكُمْ

Karunia Allah padamu sekalian, pada sukma-sukma kalian dan raga-raga kalian yang ikut menyaksikan bersama kalian juga yang tidak dapat bersama kalian.

وَظَاهِرِكُمْ وَبَاطِنِكُمْ. اَمِيْن رَبَّ الْعَالَمِيْنَ .

Juga pada jasmani kalian serta rohani kalian. Amin rabbal 'alamin.

setelah itu, laksanakanlah salat dua rakaat dan berdo'alah sesuka hatimu.

Kandungan Ziarah

Paragraf pertama ziarah Arbain ini mencakup salam kepada Imam Husain as dan menyinggung tentang syahadah dan musibah yang menimpa beliau. Pada paragraph selanjutnya peziarah memberikan kesaksian kepada sebagian keyakinan Syiah seperti wilayah para Imam as dan bahwa warisan kenabian diserahkan kepada Imam Husain as dan beliau adalah Hujjah Allah swt bagi manusia. Ziarah Arbain ini memperkenalkan tentang falsafah syahadah Imam Husain as sebagai penyelemat hamba Tuhan dari kebodohan, penyimpangan dan ketersesatan. Pada kalimat-kalimat selanjutnya disebutkan tentang karakteristik Imam Husain as seperti menjauhi kesyirikan dan menyebutkan karakteristik para pembunuh beliau. Peziarah dalam ziarah ini disebutkan menyerahkan diri kepada instruksi-instruksi para Imam dan menyatakan siap untuk membantu dan menentang para musuh mereka.

Peringatan Hari Arbain di Karbala

Riwayat Kedua Ziarah Arbain

Ziarah ini diriwayatkan dari Jabir dan tata caranya dinukil dari 'Atha (yang sepertinya Athiyyah Aufi Kufi teman seperjalanan Jabir pada Arbain untuk berziarah ke Imam Husain as): Pada hari ke-20 bulan Shafar saya bersama Jabir bin Abdullah al-Anshari. Tatkala kami sampai di Ghadiriyah, kami mandi di tepi sungai Eufrat dan mengenakan pakaian bersih (suci) yang dibawanya. Apakah engkau membawa wewangian hai 'Atha? Tanyanya kepadaku kemudian. Saya punya su'd, jawabku. Jabir mengambil sedikit parfum itu dan mengoleskan pada tubuhnya. Lalu dengan tanpa alas kaki ia berjalan hingga sampai di dekat (tempat) kepala Imam Husain as. Jabir berkumandang takbir, Allahu Akbar..Allahu Akbar…Allahu Akbar. Kemudian ia jatuh dan pingsan. Tatkala ia siuman ia berkata, "Assalamu 'alaika Ya Alallah…(Salam Padamu Wahai Keluarga Allah) yang merupakan penggalan ziarah pertengahan Rajab.[8] Teks, terjemahan dan audio ziarah Imam Husain as di pertengahan bulan Rajab.

Longmarch Arba'in

Jalan Kaki Arbain

Anjuran untuk ziarah Arbain telah mengundang umat Syiah khususnya warga Irak, setiap tahunnya dari pelbagai penjuru kota Irak bergerak (berjalan kaki) menuju Karbala. Pada umumnya ziarah Arbain ini dilakukan dengan berjalan kaki yang terhitung sebagai salah satu longmarch terbesar di dunia. Pada sebagian reportase dilaporkan bahwa kurang lebih ada 15 juta orang yang tumpah ruah ke Karbala pada hari Arbain tahun 1435 H/2013. [9] dan pada tahun 1436 H/2014 dilaporkan ada 20 juta penziarah yang hadir di Karbala[10], dimana ada 4 setengah juta penziarah berasal dari negara-negara lain.[11] Muhammad Ali Qadhi Thabathabai menulis dalam kitab Tahqiq darbare-ye avval-e Arbain-e Sayid al-Syuhada, perjalanan menuju Karbala pada hari Arbain telah mentradisi dalam umat Islam Syiah semenjak masa Imam Maksum as. Bahkan disebutkan bahwa kaum Syiah tetap menjalankan tradisi ziarah Arbain ini pada masa kekuasaan bani Umayyah dan bani Abbasiyah. [12]

Bibliografi

Falsafeh va Adab-e Ziyarat-e Arbain (falsafah dan Adab Ziarah Arbain), Ali Ridha Bahmani, Qom, Tamaddun Nuvin-e Eslami, cet.pertama, 1397 S.

Catatan Kaki

  1. Syekh Thusi, Tahdzib al-Ahkam, jld.6, hlm.52
  2. Syekh Thusi, Tahdzib al-Ahkam, jld. 6, hlm. 52
  3. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 98, hlm. 334, 1403 H.
  4. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.9 8, hlm. 334
  5. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 98, hlm. 334
  6. Thusi, Tahdzib al-Ahkam, jld.6, hlm.113.
  7. Syekh Abbas Qummi, Mafatih al-Jinan, Bab 3, Ziarah Imam Husain pada Hari Arbain
  8. Kulliyat Mafatih al-Jinan, Bab. 3, Ziarah Arbain, hlm. 469
  9. Site khabari Farda
  10. Khabarguzari Abna
  11. Khabarguzari Fars
  12. Qadhi Thabathabai, Tahqiq darbare-ye avval-e Arbain-e Sayid al-Syuhada, hlm. 2

Daftar Pustaka

  • Majlisi, Muhammad Bagir. Bihar al-Anwar. Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-Arabi, 1403 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Tahdzib al-Ahkām. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1407 H.
  • Qadhi Thabathabai, Sayid Muhammad Ali. Tahqiq darbare-ye avval-e Arbain-e Sayid al-Syuhada as,. Qom: Bunyad Ilmi wa Farhanggi Syahid Ayatullah Qadhi Thabathabai, 1409 H.
  • Qummi, Abbas. Mafātih al-Jinān.