Sayid Muhammad al-Shadr

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Sayid Muhammad Shadr)
Sayid Muhammad Shadr
Informasi Pribadi
Nama LengkapSayid Muhammad bin Muhammad Shadiq al-Shadr
LakabSyahid Shadr Tsani
Garis keturunanKeluarga Al-Shadr, Imam Kazhim as
Lahir17 Rabiul Awal 1362 H/1943
Tempat tinggalIrak
Wafat/SyahadahJumat 3 Dzulkaidah 1419 H/1998
Kerabat termasyhurSayid Muhammad Shadiq Shadr. Sayid Muhammad Baqir Shadr (saudara sepupu)• Muqtada Shadr (anak) • Syaikh Muhammad Ridha Al Yasin (kakek)
Informasi ilmiah
Guru-guruSyaikh Muhammad Ridha al-Yasin • Syaikh Muhammad Taqi Irawani • Ayatullah KhuiImam KhumainiSayid Muhsin Hakim dll
Ijazah Riwayat dariAgha Buzurg Tehrani • Syaikh Muhammad Ridha al-Yasin • Sayid Abdurrazzaq Muqarram
Karya-karyaMausu'ah Al-Imam Al-MahdiMinnatul Mannān • Ma Warāal Fiqh
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikMelawan pemerintahan Saddam Husain
SosialMendirikan Salat Jumat dan majlis duka • Mengadakan longmarch dari berbagai penjuru Irak menuju Karbala pada Nisfu Sya'ban • Membentuk pengadilan Islam dan berencana membentuk pemerintahan Islam


Sayid Muhammad bin Muhammad Shadiq Shadr (bahasa Arab: السيد محمد بن محمد صادق الصدر) adalah termasuk marja' taklid Syiah yang tinggal Irak pada abad ke-15 H dan dari pejuang melawan pemerintahan Saddam.

Shadr termasuk rohaniawan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial-politik Irak. Dia berkali-berkali dijebloskan ke dalam penjara oleh pemerintahan Ba'ats Irak. Pelasanaan salat Jumat, pembentukan Pengadilan Islam, penghidupan peringatan acara duka, dan pengadaan longmarch menuju Karbala pada Nisfu Sya'ban termasuk di antara aktifitas sosial-politiknya.

Dia belajar kepada Imam Khomeini ra dan Sayid Muhammad Baqir Shadr, dan berencana membentuk pemerintahan Islam di Irak. Dia memiliki beberapa karya, yang kebanyakan dalam tema fikih dan ushul, seperti; Mausu'ah al-Imam al-Mahdi, Minnatul Mannān, Ma Warāal Fiqh dan Fiqh al-Akhlak.

Keluarga

Sayid Muhammad Shadr berasal dari keluarga Shadr yang nasabnya menyambung ke Sayid Shadruddin Muhammad, dan darinya menyambung ke Imam Musa al-Kazhim as. Sosok-sosok menonjol dari keluarga ini antara lain adalah: Sayid Shadruddin Shadr, Imam Musa Shadr, Sayid Muhammad Baqir Shadr dan Abdul Husain Syarafuddin Amili.

Ayah Sayid Muhammad adalah Sayid Muhammad Shadiq Shadr yang merupakan seorang rohaniawan. Kakeknya dari jalur ibu adalah Syaikh Muhammad Ridha al-Yasin, sedangkan Sayid Muhammad Baqir Shadr adalah sepupunya.

Sayid Muhammad Shadr menikah dengan putri pamannya. Dari pernikahan ini lahir 2 putri dan 4 putra. Semua putranya menjadi rohaniawan, dan 3 orang dari mereka menjadi menantu Sayid Muhamad Baqir Shadr. Mustafa dan Muammal adalah kedua putranya yang syahid bersama ayah mereka pada tahun 1419 H/1998. Muqtada Shadr, pemimpin Gerakan Jaisy Al-Mahdi di Irak, dan Murtadha adalah dua putranya yang lain.[1]

Lahir dan Wafat

Sayid Muhammad Shadr lahir pada tanggal 17 Rabiul Awal 1362 H/1943. Dikisahkan bahwa ibunya lama tidak mengandung, lalu bernadzar jika dikaruniai anak laki-laki akan dinamai Muhammad.[2]

Sayid Muhammad Shadr bersama dua anaknya pada petang hari Jumat 3 Dzulkaidah 1419 H/1998 diteror dan gugur sebagai syahid.[3]

Kemiripan namanya (Muhammad) dengan nama ayahnya (Muhammad Shadiq) kadang-kadang membuat dia dipanggil Muhammad Shadiq Shadr.[4]

Pendidikan

Muhammad Shadr memulai pendidikannya di sisi kakeknya, Syaikh Muhammad Ridha al-Yasin, dan ayahnya. Pada umur 11 tahun ia mengenakan pakaian rohaniawan. Ia belajar pelajaran-pelajaran ibtidaiyah dari ayahnya, Sayid Thalib Rifai dan Syaikh Hasan Thard Amili. Sedangkan pelajaran-pelajaran mukaddimah lainnya dia pelajari dari Sayid Muhammad Taqi Hakim dan Syaikh Muhammad Taqi Irawani.[5]

Pada umur 14 tahun dia masuk di fakultas fikih. Selain belajar ilmu-ilmu Islam ia juga belajar bahasa Inggris, sosiologi, psikologi dan sejarah. Pada tahun 1379 H/1959 ia mulai mempelajari fikih secara global. Ia belajar filsafat ke Syaikh Muhammad Ridha Muzhaffar, ushul dan fikih muqarin (komparatif) ke Sayid Muhammad Taqi Hakim, dan fikih ke Syaikh Muhammad Taqi Irawani.

Pada sesi ini ia juga belajar fikih secara global kepada Syaikh Mahdi Muzhaffar, bahasa Inggris kepada Sayid Abdul Wahab Karbalai, psikologi kepada Dr. Hatim Ka'bi, dan sejarah keapada Dr. Fadhil Husain. Umur 19 tahun ia lulus dari fakultas fikih.[6]

Pelajaran-pelajaran tinggi fikih dan ushulnya ia pelajari dari guru-furu Najaf seperti Sayid Muhammad Baqir Shadr dan Syaikh Shadra Badkuba-i. Dan pelajaran kharijnya dia belajar dari Ayatullah Khui, Imam Khomeini, Sayid Muhammad Baqir Shadr dan Sayid Muhsin Hakim.[7] Ia menulis dan mentranskrip pelajaran-pelajaran guru-gurunya dengan penanya sendiri.[8]

Ijazah Periwayatan dan Ijtihad

Di bawah ini nama beberapa ulama yang memberikan ijazah periwayatan kepada Sayid Shadr:

  • Agha Buzurg Tehrani
  • Sayid Muhammad Shadiq Shadr, ayahnya.
  • Syaikh Murtadha Al Yasin, paman dari jalur ibunya.
  • Ayatullah Sayid Husain Khadim al-Syari'ah, sepupunya.
  • Sayid Abdurrazzaq Muqarram
  • Ayatullah Sayid Husain Khurasani.
  • Ayatullah Sayid Abdul A'la Sabzawari.
  • Dr. Husain Ali Mahfuz

Pada umur 34, tahun 1369/1949 H ia mengantongi ijazah ijtihad dari Sayid Muhammad Shadr.[9]

Kesyahidan Sayid Muhammad Shadr

Aktifitas Sosial-Politik

Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan politik Sayid Muhammad Shadr yang dilakukan di Irak pada masa kemarjaan dirinya:

  • Mendirikan salat Jumat; ia mengangkat beberapa imam salat jumat.[10]
  • Mengadakan majlis duka Imam Husain as dan Imam-imam Syiah yang lain setelah sebelumnya dilarang oleh pemerintahan Ba'ats Saddam, dan dia sendiri pada peringatan haul kesyahidan Imam Ali as membaca lantunan qasidah di mimbar Masjid Kufah.
  • Mengadakan pawai jalan kaki dari berbagai titik-titik Irak menuju Karbala pada Nisfu Sya'ban.[11]
  • Membentuk pengadilan Islam dan berencana membentuk pemerintahan Islam. Ia membuat pengadilan Islam sebagai lawan dari pengadilan negara, dan menjalankan hukum syariat sebagai ganti dari hukum yang disahkan negara.
  • Mencetak dan menerbitkan majalah "al-Huda" dalam tema politik, sosial dan Hauzawi (keagamaan).

Relasi Dengan Pemerintahan Ba'ats

Muhammad Shadr berulang kali ditangkap dan dipenjara oleh pemerintahan Ba'ats Irak, pertama kalinya pada tahun 1392 H/1972. Pada tahun 1394 H/1974 untuk yang kedua kalianya ia diperjara bersama 150 orang dari murid Sayid Muhammad Baqir Shadr dan para anggota Partai Dakwah Islamiyah. Pada tahun 1411 H/1991 dan setelah "Pergerakan Sya'baniyah" ia bersama 106 orang ditangkap dan dipenjara karena kegiatan-kegiatan budaya dan ceramah-ceramahnya yang menentang pemerintahan Ba'ats.[12] Namun, setelah peristiwa tahun 1991, pemerintahan Ba'ats Irak merekomendasikan dia sebagai marja' taklid resmi Syiah di Irak, dan menyerahkan urusan administrasi Hauzah Ilmiah Najaf kepadanya. Penerimaan marja'iyah olehnya menggerakkan gelombang protes dan bahkan sebagian pihak menuduh dia bergantung kepada pemerintahan Irak. Sebagian pihak lain juga mengistilahkan pergerakan dia dengan 'penggantian gerakan bersenjata intifadah dengan gerakan reformis Irak' yang terlaksana atas dukungan Sayid Muhammad Husain Fadhlullah, yang disambut baik oleh pemerintahan Saddam.[13]

Mulai pertengahan kedua tahun 1419 H/1998 sikap Ayatullah Shadr berubah dan mengkritik pemerintahan Ba'ats. Kritikan-kritikan kerasnya terhadap pemerintahan Ba'ats nampak dalam khutbah-khutbah salat Jumat. Pada beberapa minggu akhir salat jumat ia hadir mengenakan kain kafan, enggan mendoakan Saddam pada salat jumat dan berusaha menghidupkan acara-acara Syiah pada Nisfu Sya'ban.[14]

Pemikiran

Misi dia adalah menindak lanjuti gerakan yang digagas oleh Sayid Muhammad Baqir Shadr untuk membentuk pemerintahan Islam. Dia yakin bahwa Islam memerintahkan semua untuk membentuk Pemerintahan Islam dalam semua masyarakat muslim.

Meskipun pemerintah Irak menyuruh mendoakan Saddam dalam qunut salat jumat, tapi Muhammad Shadr tidak berdoa untuk kesehatan Saddam dan berfatwa: "Tidak boleh mendoakan seseorang dalam salat selain manusia suci".[15]

Karya-karya

Kebanyakan karya-karya dan tulisan-tulisan Shadr berkaitan dengan tema fikih dan ushul. Pandangannya terhadap fikih memiliki dua dimensi. Dari satu sisi, fikihnya bersifat tradisional, dan dari sisi lain mengamati kebutuhan-kebutuhan manusia modern.

Shadr mempunyai beberapa karya dalam fikih istidlali (argumentatif) dan fikih fatwa. Ia juga mempunyai catatan-catatan terhadap sebagian kitab fikih yang ditulis ulama sebelumnya. Karya-karya Shadr adalah transkrip pelajaran guru-gurunya dalam ilmu fikih dan ushul atau transkrip-transkrip muridnya mengenai kuliah-kuliahnya atau tulisan-tulisannya sendiri, dan atau penyusunan pelajaran-pelajarannya oleh tim peneliti Yayasan al-Muntazhar li Ihya Atsar Al Shadr di kota Qom.

Diantara karya-karyanya adalah:

  • Mausu'ah al-Imam al-Mahdi (ensiklopedia 4 jilid mengenai Mahdiisme)[16]
  • Minnatul Mannān; satu paket tafsir juz ke-30 Alquran yang dimulai dari Surah Al-Nas dalam 5 jilid. Tasfir ini adalah pelajaran-pelajaran Shadr pada hari Kamis dan Jumat dan hari-hari libur. Menurut penulis, tafsir ini ditulis untuk pemikir, budayawan, akademisi dan orang-orang yang mengerti ilmu-ilmu agama (hauzah).[17]
  • Ma Warā' al-Fiqh; dalam tulisan ini, Shadr menyiapkan 15 jilid kitab yang dibutuhkan seorang fakih dalam hal-hal di balik fikih (ilmu-ilmu yang berkaitan dengan fikih).[18]
  • Fiqh al-Akhlaq; dengan menyusun kitab ini, Shadr berusaha menyatukan fikih dan akhlak. Dalam 2 jilid kitab ini ia menunjukkan bahwa kehidupan berdasarkan syariat tidak lepas dari akhlak dan orang muslim mesti menjaga kewajiban dan larangan akhlak.
  • Nazharāt Islamiyah fi I'lan Huquq al-Insan (pandangan Islam mengenai hak-hak Manusia)
  • Falsafah al-Haj wa Mashalihuhu fi al-Islam (Filosofi Dan Maslahat-maslahat Haji Dalam Islam)
  • Asyi'ah fi Aqāid al-Islam (Lentera Akidah Islam)
  • Al-Qanun al-Islami Wujudhu, Shu'ubatuhu, Manhajuhu (Undang-undang Islam, Eksistensi, Problem Dan Metodologinya)
  • Fiqhu al-Fadhā; meliputi hukum-hukum baru mengenai ruang angkasa
  • Fiqh al-Maudhu'āt al-Haditsah; hukum fikih mengenai masalah-masalah baru
  • Manhaj al-Shalihin, 5 jilid (Jalan orang-orang saleh)
  • Majmu'atu Asy'ār al-Hayah (kumpulan syair-sayair kehidupan)
  • Al-Lum'ah fi Hukmi Shalati al-Jumah (Sekilas hukum salat jumat); transkrip pelajaran gurunya, Sayid Ismail Shadr
  • Kitab al-Bai'; transkrip kuliah-kuliah Imam Khomeini Ra di Najaf mengenai hukum jual beli.
  • Dua paket transkrip kuliah-kuliah ushul Muhammad Baqir Shadr.
  • Satu paket transkrip kuliah Ushul Ayatullah Khui
  • Kitab al-Thaharah (bersuci); transkrip kuliah fikih Sayid Muhammad Baqir Shadr
  • Mabhats Wilayatu al-Faqih (Kajian tentang kepemimpinan seorang fakih)
  • Al-Kalimah al-Tāmmah fil Wilayah al-'Āmmah (Kajian lengkap mengenai kepemimpinan umum).[19]
  • Adhwa 'Ala Tsaurah al-Husain as (Sekilas tentang revolusi al-Husain as); dalam kitab ini, Shadr memberikan berbagai nasehat kepada para khotib, penasehat dan pengidung mengenai penyampaian dan penganalisaan Peristiwa Asyura.
Kumpulan Karya Sayid Muhammad Shadr

Kitab Digital

Pusat penelitian Komputer Nur mengenai ilmu-ilmu Islam atas permintaan Yayasan Al-Muntazhar yang mengaktualkan karya-karya Keluarga al-Shadr membuat sebuah aplikasi mengenai karya-karya Sayid Muhammad Shadr berjudul "Majmu'atuTurātsi Ayatillah al-Uzma al-Sayid al-Syahid Muhammad al-Shadr". Aplikasi ini berisi matan 62 judul dalam 98 jilid karya Sayid Muhammad Shadr dalam bahasa Arab, Persia dan Inggris berkaitan dengan tema-tema: tafsir, ulumul Quran, akhlak, akidah, mahdiisme, sejarah, hukum syariat, ushul fikih, fikih, hak, keluarga, syair dan fisika. Aplikasi ini menyediakan audio pelajaran dan ceramah-ceramah Shadr.[20]

Kerakteristik Akhlak

Sayid Muhammad Shadr tidak pernah mengizinkan orang lain mencium tangannya atau membacakan shalawat penghormatan saat dia datang.

Mengenai karakteristik mistik dan akhlaknya nampak dari pemerhatian dia pada penyucian diri, perjalanan spiritualnya serta komitmennya terhadap Salat Malam.[21]

Catatan Kaki

  1. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.13
  2. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.98
  3. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.98
  4. Sajjadi, Jaryāne Shadre Duwwum (al-Tayyar Al-Shadri) Marja' Arab; Marja' Ajam, hlm.62
  5. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.12
  6. Abdurrazzaq, al-Ayahid al-Shadr al-Tsani, hlm.13
  7. Dasyti, Nazhari wa Naqdi bar Mausu'ah al-Imam al-Mahdi, hlm.35
  8. Shadr,Ayatullah Muhammad Shadr wa Idare-ye Hauzah Ilmiyah Najaf, hlm.120
  9. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.13
  10. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.101
  11. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.102
  12. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.30
  13. Sajjadi, Jaryāne Shadre Duwwum (al-Tayyar al-Shadri), Marja' Arab; Marja' Ajam, hlm.62
  14. Sajjadi, Jaryāne Shadr Duwwum (al-Tayyar al-Shadri); marja' Arab; marja' Ajam, hlm.62
  15. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.104
  16. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.15
  17. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.13-14
  18. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.16
  19. Abdurrazzaq, al-Syahid al-Shadr al-Tsani, hlm.14-17
  20. Karya-karya Ayatullah Al-Uzma Al-Sayid Muhammad Al-Shadr
  21. Site Informasi Hawzah, Syahid Muhammad Shadr dan Ensiklopedia al-Imam Mahdi, Mau'ud, vol.15, Jumadil Awal dan Jumadil Akhir, 1420 H

Daftar Pustaka