Sayid Muhammad Hasan Syirazi

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Sayid Muhammad Hasan Syirazihttp://en.wikishia.net
Informasi Pribadi
Nama LengkapSayid Muhammad Hasan Syirazi
Terkenal denganMirza Syirazi • Mirza Besar • Mirza Mujaddid
Garis keturunanSayid Radhi Syirazi
Lahir1230 H
Tempat tinggalIsfahan • Najaf
Wafat/Syahadah1312 H
Tempat dimakamkanHaram Imam Ali as
Informasi ilmiah
Guru-guruSyekh Murtadho Anshari • Muhammad Hasan Najafi
Murid-muridSyekh Abdul Karim Hairi Yazdi • Akhund Khurasani
Karya-karyaKitab al-Thaharah •Catatan pinggir atas kitab Najat al-Ibadah •Catatan Pinggir atas al-Lum'ah al-Dmisyqiyah
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikFatwa Pengharaman Tembako
SosialPendiri Hauzah Ilmiah Samarra

Artikel ini menyoroti kehidupan Sayid Muhammad Hasan Shirazi, yang juga dikenal dengan panggilan Mirza Besar.

Sayid Muhammad Hasan Syirazi (bahasa Arab:السيد محمد حسن الحسيني الشيرازي) (1230-1312 H) yang populer dengan nama Mirza Syirazi, Mirza Besar, dan Mirza Mujaddid, merupakan sosok Marja' Taqlid Syi'ah pada abad ke-14 yang mengeluarkan fatwa pemboikotan tembakau.

Mirza Syirazi mencapai derajat Marja'iyah sepeninggal Syekh Murtadha Anshari pada tahun 1280 H. Kemudian ia menjadi Marja' tunggal Muslim Syiah selama tiga puluh tahun hingga akhir hayatnya. Mirza Syirazi merupakan murid khusus dari Syekh Anhsari. Ia juga memiliki banyak murid. Diantara murid-muridnya adalah Syekh Abdul Karim Hairi (pendiri Hauzah Ilmiah Qom, Iran), Akhund Khurasani, Syekh Fadhlullah Nuri, Mirza Naini, dan Muhammad Taqi Syirazi yang dikenal dengan panggilan Mirza kedua.

Mirza memiliki banyak karya di bidang fikih dan ushul fikih. Selain itu, ia juga banyak menulis Hasyiah (keterangan dan penjelasan) terhadap berbagai kitab fikih dan ushul fikih, khususnya kitab fikih dan fatwa Syekh Anshari. Saat ini, kumpulan fatwa dan uraian terhadap pelajaran-pelajaran Mirza Syirazi juga sudah banyak diterbitkan.

Mirza Syirazi dikenal sebagai pendiri Hauzah Ilmiah Samarra, di kota Samarra, Irak. Tercatat bahwa ia hijrah dan menetap di kota Samarra membawa misi pendekatan Syiah dan Sunni. Di Samarra, ia telah meninggalkan banyak sumbangsih bagi masyarakat, seperti pembangunan sekolah, husainiyah, jembatan, pasar dan pemandian umum.

Beliau meninggal pada usia 82 tahun di Samarra dan dimakamkan di area Haram Imam Ali as di kota Najaf, Irak. Terdapat banyak karya tulis dalam bahasa Arab dan Persia yang memuat biografi Mirza Syirazi, seperti kitab Hadiyah al-Razi Ila al-Imam al-Mujjadid al-Syirazi karya Agha Bazargh Tehrani dan Hayat al-Imam al-Mujjadid al-Syirazi karya Muhammad Ali Urdubadi.

Kehidupan

Sayid Muhammad Hasan Syirazi lahir pada tanggal 15 Jumadil Awal 1230 H di kota Syiraz, Iran.[1] Ayahnya, Mirza Mahmud, adalah seorang ulama.[2] Mirza Muhammad Hasan Syirazi telah kehilangan ayahnya sejak usia dini. Sejak saat itu, ia diasuh oleh pamannya, Mirza Husain Musawi yang kerap dipanggil dengan nama Majidul Asyraf.[3]

Di usia mudanya, Mirza Syirazi tinggal di kota Isfahan, Iran. Selama tinggal di Isfahan, di usia 17- 20 tahun, ia menikah dengan putri dari pamannya. Pernikahan itu dikaruniai seorang putri dan seorang putra yang bernama Ali. Kemudian Istri Mirza meninggal dunia pada tahun 1303 H. Setelah itu, Mirza Syirazi juga dikaruniai seorang putra yang bernama Muhammad dan seorang putri dari istri keduanya.[4]

Ia pergi ke Mekkah pada tahun 1287 H untuk menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan ini, Seorang Syarif Mekkah menghampiri dan membawa Mirza ke rumahnya. Dalam perjalanan ini, Mirza Syirazi berniat untuk menetap di Madinah, namun, niat itu tidak dapat terealisasi. Melihat hal tersebut, ia memutuskan untuk tinggal di kota Masyhad, Iran. Pada akhirnya, ia pergi ke Samarra dan tinggal disana sampai akhir hayatnya.[5]

Sayid Muhammad Hasan Syirazi wafat pada tanggal 24 Sya'ban 1312 H di usia 82 tahun di Samarra. Ia dimakamkan di salah satu ruang di area makam Imam Ali as di Najaf.[6] Sebagian berpendapat bahwa kematian Mirza disebabkan oleh terjangkit penyakit tuberkulosis atau bronkitis.[7] Sebagian lain menganggap bahwa ia wafat karena diracun oleh tentara bayaran pemerintah Inggris.[8]

Pendidikan

Sayid Muhammad Hasan Syirazi mulai bersekolah pada usia empat tahun. Kemudian, dalam jangka waktu dua tahun, ia mampu menyelesaikan bacaan Al-Qur'an dan buku kaidah dasar bahasa Persia. Di usia enam tahun, ia mulai belajar kaidah nahwu dan sharaf bahasa Arab. Lalu, di usia delapan tahun, Mirza mampu menyelesaikan pelajaran-pelajaran dasar Islam.[9] Setelah itu, Mirza Syirazi belajar pemahaman ayat Al-Qur'an, hadis, dan keterampilan khutbah dari seorang guru yang bernama Mirza Ibrahim Syirazi.[10] Suatu kali di usianya yang masih delapan tahun, atas permintaan gurunya itu, ia naik ke atas mimbar setelah usai salat zuhur dan ashar di Masjid wakil, di kota Syiraz. Di atas mimbar tersebut, ia memberikan ceramah akhlak berdasarkan hafalan sebuah buku akhlak yang bernama Abwabul Jinan.[11]

Setelah melewati usia delapan tahun, Mirza mulai mempelajari ilmu Fikih dan Ushul Fikih. Di usia dua belas tahun, ia berguru kepada Syekh Muhammad Taqi Syirazi, yang merupakan seorang guru besar kitab Syarah Lum'ah di kota Syiraz. Pada usia delapan belas tahun, atas saran dari gurunya itu, ia meninggalkan kota Syiraz dan pergi ke Isfahan untuk melanjutkan pendidikan.[12] Sebelum hijrah ke Isfahan, Sayid Muhammad Hasan Syirazi sempat menjalani profesi ayahnya yaitu menulis syair.[13] Di usia 15 tahun, ia juga mengajar kitab Syarah Lum'ah di Hauzah Ilmiah Syiraz.[14]

Belajar di Isfahan

Mirza Syirazi datang ke Isfahan pada tanggal 17 Safar 1248 H[15] dan menetap di Madrasah Shadr.[16] Di periode ini, ia berguru secara khusus kepada Muhammad Taqi Isfahani, seorang guru dan penulis bukuHidayat al-Mustarsyidin. Setelah gurunya wafat pada akhir tahun 1248 H, Mirza berguru kepada Sayid Hasan Bidabadi yang juga dikenal dengan panggilan Mir Sayid Hasan Mudarris. Sebelum memasuki usia dua puluh tahun, Mirza mendapat ijazah ijtihad dari Sayid Hasan Bidabadi.[17] Mirza Syirazi tinggal di Isfahan selama 10 tahun. Selain berguru kepada Bidabadi, ia juga berguru kepada Muhammad Ibrahim Kalbasi.[18]

Belajar di Irak

Di usia 29 tahun, pada tahun 1259 H, Sayid Muhammad Hasan Syirazi pergi ke Irak untuk melanjutkan pendidikannya. Di sana, ia berguru kepada para ulama, seperti Muhammad Hasan Najafi (penulus buku Jawahir Kalam), Hasan Kasyif al-Ghita (putra Ja'far Kasyif al-Ghitha),[19] dan Syekh Anshari.[20]

Mirza adalah salah satu murid khusus Syekh Anshari dan memiliki hubungan khusus dengan gurunya tersebut.[21] Syekh Anshari mengamanahkan salah satu karyanya yang bernama Faraid al-Ushul kepada Mirza untuk dilakukan koreksi dan penyempurnaan.[22] Sangat populer bahwa Syekh Anshari sering berkata, "Saya mengajarkan pelajaran saya kepada tiga orang, yaitu Muhammad Hasan Syirazi, Mirza Habibullah Rasyti, dan Hasan Najmabadi."[23] Mirza sedikit berbicara dalam pelajaran Syekh Anshari. Diceritakan bahwa ketika ia berbicara, suaranya pelan sehingga Syekh Anshari harus mendekatinya dan memerintahkan kepada murid-muridnya untuk diam, seraya berkata, "Mirza sedang berbicara."[24]

Marja’iyah

Sepeninggal Syekh Anshari pada tahun 1281 H, Mirza Shirazi mencapai derajat Marja'iyah. Menurut Agha Bazargh Tehrani, pasca kematian Syekh Anshari, murid-murid utamanya bersepakat akan derajat Marja’iyah Mirza, kecuali sekelompok ulama dari Azarbaijan yang lebih mengakui Marja'iyah Sayid Husain Kuhkamare'i. Setelah Sayid Husain Kuhkamare'i meninggal dunia pada tahun 1299 H, Mirza Syirazi menjadi Marja' tunggal Muslim Syiah.[25]

Para Fukaha (orang yang ahli dalam bidang fikih) membandingkan kapasitas keilmuan Mirza Syirazi dengan gurunya, Syekh Anshari. Sebagian Fakih beranggapan bahwa kapasitas keilmuan Mirza Syirazi melebihi Syekh Anshari.[26]

Pendirian Hauzah Ilmiah Samarra

Dengan hadirnya Mirza Syirazi di kota Samarra, Irak, Pada tahun 1291 H dan terciptanya komunitas yang berguru kepadanya, maka terbentuklah Hauzah Ilmiah dan Madrasah Samarra.[27] Hauzah Ilmiah Samarra ini berjalan aktif selama 20 tahun. Setelah Mirza Syirazi wafat pada tahun 1312 H, dan diikuti oleh hijrahnya para ulama Samarra ke Karbala dan Najaf, maka Hauzah Ilmiah Samarra menjadi redup. Nama-nama seperti Sayid Hasan Shadr, Sayid Muhsin Amin, Syarafuddin Amili, Muhammad Jawad Balaghi, Syekh Muhsin Sharare, Agha Bazargh Tehrani, Allamah Amini, dan Muhammad Reza Muzaffar adalah tokoh-tokoh Hauzah Ilmiah dan Madrasah Samarra.[28] Pendekatan dan metode Mirza Syirazi dan murid-muridnya dalam pengajaran dan penulisan Fikih dan Ushul Fikih, dikenal sebagai corak madrasah Samarra.[29] Sayid Razi Syirazi, seorang yang berasal dari keturunan Mirza Syirazi mengatakan bahwa alasan utama kehadiran Mirza Syirazi di Samarra adalah pendekatan Syiah dan Sunni.[30] Oleh karena itu, menghindari perpecahan dan interaksi dengan Ahlusunah merupakan ciri khas dari madrasah Samarra.[31]

Fatwa Boikot Tembakau

Fatwa Pengharaman Tembakau
"Bismillahirrahmanirrrahim, hari ini penggunaan dan konsumsi tembakau sama hukumnya dengan berperang melawan Imam Zaman as".[32]

Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada masa kepemimpinan Mirza Syirazi adalah gerakan boikot tembakau yang dimotori oleh fatwanya. Awal mula peristiwa ini adalah ketika Sultan Nashiruddin Syah, yang ketika itu adalah pemimpin dinasti Qajar, Iran memberikan konsesi monopoli tembakau di empat kota Iran kepada perusahaan Inggris. Menanggapi hal itu, rakyat iran melakukan aksi protes yang dipimpin oleh empat murid Mirza Syirazi. Pertama, Syekh Fazlullah Nuri memimpin aksi protes di Teheran, Agha Najafi Isfahani di Isfahan, Sayid Ali Akbar Falasiri di Syiraz, dan Mirza Jawad Mujtahid Tabrizi di kota Tabriz.[33] Fatwa boikot tembakau yang bersejarah ini berhasil memicu gelombang protes dari rakyat yang pada akhirnya mampu memaksa Sultan Nashiruddin Syah unutk membatalkan kebijakan tersebut.[34]

Para Murid

Mirza Syirazi memiliki banyak murid. Agha Bazargh Tehrani, dalam kitab Hidayah al-Razi Ila al-Imam al-Mujjadid al-Syirazi, mencatat sekitar lima ratus nama dari murid Mirza Syirazi.[35] Antara lain sebagai berikut:

  1. Mirza Muhammad Taqi Syirazi (populer dengan panggilan Mirza Syirazi kedua atau Mirza Syirazi kecil)
  2. Sayid Muhammad Fisyaraki
  3. Abdul Karim Hairi Yazdi (pendiri Hauzah Ilmiah Qom, Iran)
  4. Mirza Husain Naini[36]
  5. Syekh Fadhlullah Nuri
  6. Sayid Abdul Husain Lari
  7. Mirza Husain Ali Tehrani[37]
  8. Muhammad Hadi Tehrani
  9. Sayid Abul Qasim Dehkurdi
  10. Abbas ali Keywan Qazwini
  11. Mahdi Khalisi [38]
  12. Muhammad Bagir Qaini Birjandi[39]
  13. Sayid Muhammad Husaini Lawasani Tehrani
  14. Habib Khurasani
  15. Muhammad Bagir Bahari Hamedani
  16. Muhammad Kazhim Khurasani (penulis kitab Kifayah al-Ushul)
  17. Sayid Muhammad Kazim Yazdi[40]
  18. Mirza Muhammad Arbab Qumi[41]
  19. Mirza Husain Nuri[42]
  20. Sayid Ismail Shadr[43]

Aksi-aksi Politik dan Sosial

Selain perihal boikot tembakau, Mirza Syirazi juga banyak melakukan aksi politk dan sosial lain. Diantaranya adalah :

  • Mengirim pesan telegraf kepada Ratu Inggris untuk menghentikan pembunuhan Muslim Syiah Hazara Afganistan yang dilakukan oleh Abdul Rahman (memerintah: 1280-1259 H) di tahun 1309 H.[44]
  • Berusaha memperkuat persaudaraan antara Muslim Syiah dan Sunni dengan cara memperkuat Hauzah Ilmiah Syiah di wilayah Muslim Sunni di kota Samarra, memberi bantuan materi kepada para pelajar dan para ulama Sunni, dan menindak penyulut konflik antara Syiah dan Sunni[45]
  • Mendidik dan mengirim para Muballigh khusus ke daerah-daerah sensitif, seperti India, Kasymir, Afghanistan, Kaukasus dan Irak[46]
  • Membangun dua Hauzah Ilmiah di Samarra[47]
  • Membangun jembatan untuk menghubungkan tepi sungai Tigris[48]
  • Membangun pasar[49]
  • Membangun rumah persinggahan untuk peziarah dan musafir
  • Membangun Husainiyah
  • Membangun kamar mandi umum[50]

Karya-karya

Mirza Syirazi memiliki banyak karya di bidang fikih dan ushul fikih. Dalam kitab Thabaqat I'lam al-Syiah, Agha Bazargh Tehrani mencatat karya-karya Mirza sebagai berikut :

  • Risalah dalam bab Ijtima' Amr dan Nahy
  • Kitab fikih, pembahasan Makasib sampai Muamalah
  • Risalah dalam bab Radha'ah (Menyusui)
  • Hasyiah Al-Nukhbah
  • Hasyiah Najat al-‘Ibad Shahib Jawahir
  • Catatan pelajaran Syekh Anshari
  • Hasyiah dari kitab-kitab fatwa Syekh Anshari[51]
  • Kitab Al-Shalat, Hasyiah kitab Muamalah Wahid Behbahani, Hasyiah kitab Syarh Lum'ah, dan Hasyiah kitab Faraid al-Ushul Syekh Anshari[52]
  • Berbagai catatan dari pelajaran-pelajaran Mirza Shirazi. Nashiruddin Anshari menyebutkan dua puluh murid Mirza Shirazi yang telah melakukan pencatatan dari pelajaran-pelajaran Mirza Shirazi. Dua Diantaranya adalah Sayid Ibrahim Damghani Khurasani (meninggal 1291 H) dan Mirza Ibrahim Mahalati Shirazi (meninggal 1336 H) [53].

Selain apa yang telah disebutkan, juga terdapat karya-karya lain yang mengumpulkan dan memuat kumpulan fatwa dan pandangan dari Mirza Syirazi. Diantaranya sebagai berikut :

  • Manhaj al-Najah. Karya ini merupakan sebuah Risalah Amaliyah yang diambil dari fatwa-fatwa Mirza Syirazi. Manjah al-Najat disusun oleh Syekh Ali Najafi Isfahani pada tahun 1304 H. Karya ini ditulis dalam bahasa Parsia dalam dalam bentuk tanya jawab.[54]
  • Majma' al-Masail. Kitab ini ditulis oleh Sayid Asadullah Qazwini atas perintah Mirza Shirazi. Kitab ini memuat catatan-catatan Mirza terhadap berbagai kitab, seperti kitab : Surur al-Ibad, Najat al-Ibad, Sirath al-Najah, Tariq al-Najah, dan Al-Nukhbah.[55]
  • Risalah Tanya Jawab. Karya ini memuat 236 tanya jawab antara Syekh Fadhlullah Nuri, sebagai penanya, dan Mirza Shirazi, sebagai penjawab. Buku ini diterbitkan di Teheran pada tahun 1305 H.[56]
  • Majma al-Masail. Ini adalah Kitab fikih yang mengemukakan pandangan-pandangan fikih dalam semua bab berdasarkan fatwa Mirza Shirazi. Karya ini dimuat dalam bahasa Parsia dan disusun oleh Muhammad Hasan bin Muhamad Ibrahim Isfahani pada tahun 1310 H. Ulama-ulama terkemuka seperti Akhund Khurasani, Sayid Muhammad Kazim Yazdi, dan Sayid Ismail Sadr, telah menulis Hasyiah terhadap kitab tersebut.[57]

Monografi

Terdapat karya-karya yang memuat kehidupan Mirza Syirazi, antara lain sebagai berikut:

  • Hadiyah al-Razi Ila al-Imam al-Mujjadid al-Syirazi. Sebuah kitab karya dari Agha Buzurgh Tehrani yang memuat kehidupan Mirza Syirazi dan murid-muridnya.[58] Menurut Nasiruddin Anhsari, kitab ini merupakan sebuah karya yang paling sempurna terkait kehidupan Mirza Syirazi.[59] Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh Muhammad Dezfuli dan telah diterbitkan pada tahun 1403 H.
  • Hayat al-Imam al-Mujaddid al-Syirazi, karya Muhammad Ali Urdubadi, (W. 1380 H). Kitab ini memuat biografi Mirza Syirazi dan sebagian dari murid serta orang sezamannya[60]
  • Sabaik al-Tabar Fima Qila fi al-Imam al-Syirazi min al-Syi'r. Ini adalah karya dari Muhammad Ali Urdubadi yang memuat kehidupan Mirza Syirazi dan sebagian dari murid-murid utamanya.[61] Menurut Agha Bazargh Tehrani, Karya ini adalah jilid kedua dari kitab Hayat al-Imam al-Mujaddid al-Syirazi.[62]
  • Mirza Syirazi Ihyagard-e Qudrat-e Fatva. Ini adalah karya dalam bahasa Persia yang ditulis oleh Mahmud Madani dan diterbitkan di Qom pada tahun 1412 H.[63]

Catatan Kaki

  1. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  2. Madani Bejestani, Mirza Syirazi, hlm. 385.
  3. Mathlabi, Nujum-e Ummat; Hazrat-e Āyatullāh al-'Udzmā Hājj Mirzā Sayid Muhammad Hasan Syirazi, Majalah Nur-e Elm: Nasyriye-e Jame'e-e Mudarrisin-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom, vol. 43-44, hlm. 66.
  4. Madani, Mirza Syirazi; Eyhagar-e Qudrat-e Fatwa, hlm. 38.
  5. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 439.
  6. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  7. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  8. Lihat: Madani Bajestani, Mirza Syirazi, hlm. 392.
  9. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437.
  10. Madani, Mirza Syirazi; Eyhagar-e Qudrat-e Fatwa, hlm. 27.
  11. Madani, Mirza Syirazi; Eyhagar-e Qudrat-e Fatwa, hlm. 28.
  12. Mathlabi, Nujum-e Ummat; Hazrat-e Āyatullāh al-'Udzmā Hājj Mirzā Sayid Muhammad Hasan Syirazi, Majalah Nur-e Elm: Nasyriye-e Jame'e-e Mudarrisin-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom, vol. 43-44, hlm. 67.
  13. Madani, Mirza Syirazi; Eyhagar-e Qudrat-e Fatwa, hlm. 30 & 31.
  14. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437.
  15. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437.
  16. Mathlabi, Nujum-e Ummat; Hazrat-e Āyatullāh al-'Udzmā Hājj Mirzā Sayid Muhammad Hasan Syirazi, Majalah Nur-e Elm: Nasyriye-e Jame'e-e Mudarrisin-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom, vol. 43-44, hlm. 67.
  17. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437.
  18. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437.
  19. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 438.
  20. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 438.
  21. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 438.
  22. Madani Bajestani, Mirza Syirazi, hlm. 387.
  23. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 438.
  24. Mathlabi, Nujum-e Ummat; Hazrat-e Āyatullāh al-'Udzmā Hājj Mirzā Sayid Muhammad Hasan Syirazi, Majalah Nur-e Elm: Nasyriye-e Jame'e-e Mudarrisin-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom, vol. 43-44, hlm. 70.
  25. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 438.
  26. Syubairi Zanjani, Jur'e'i Az Darya, jld. 1, hlm. 111.
  27. Darabi, Hauze Ilmiyye-e Taqrib Gera-e Samarra Wa Naqsy-e Mirza-e Syirazi, Majalah Muthale'at-e Taqribi-e Mazaheb-e Eslami, vol. 31, jld. 1, hlm. 41.
  28. Sehhati Sardarudi, Guzide-e Sima-e Samarra Sima-e Se Musa, hlm. 144-148.
  29. Husaini, Negahi Be Madrese-e Qu Najaf, Majalah Rahname-e Pazuhesy, vol. 7, hlm. 42.
  30. Darabi, Hauze Ilmiyye-e Taqrib Gera-e Samarra Wa Naqsy-e Mirza-e Syirazi, Majalah Muthale'at-e Taqribi-e Mazaheb-e Eslami, vol. 31, jld. 1, hlm. 41.
  31. Darabi, Hauze Ilmiyye-e Taqrib Gera-e Samarra Wa Naqsy-e Mirza-e Syirazi, Majalah Muthale'at-e Taqribi-e Mazaheb-e Eslami, vol. 31, jld. 1, hlm. 42.
  32. Tarikh Bayegan, Isfahani Karbalai, Tarikh-e Dukhaniyat, hlm. 118.
  33. Isfahani-e Karbala'i, Tarikh-e Dukhaniye, hlm. 104-108.
  34. Bamdad, Syarh-e Hal-e Rejal-e Iran, jld. 1, hlm. 338; Isfahani-e Karbala'i, Tarikh-e Dukhaniye, hlm. 172-173.
  35. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437, catatan kaki no. 1.
  36. Madani, Mirza Syirazi; Eyhagar-e Qudrat-e Fatwa, hlm. 79.
  37. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 4, hlm. 379.
  38. Hirzuddin, jld. 3, hlm. 147; Musawi-e Esfahani, jld. 2, hlm. 123-124; Kefa'i, hlm. 139.
  39. Rahman Setayesy, Maqale-e Mu'arrifi-e Ketab "al-Fawā'id ar-Rijāliyah.
  40. Madani, Bejestani, Mirza Syirazi, hlm. 387.
  41. Arbab Qummi, Arba'in-e Husainiye, hlm. 9.
  42. Amin, A'yān asy-Syī'ah, jld. 6, hlm. 144.
  43. Amin, A'yān asy-Syī'ah, jld. 6, hlm. 404.
  44. Madani, Bejestani, Mirza Syirazi, hlm. 388.
  45. Muassese-e Farhanggi-e Hunari-e Qadr-e Welayat, Dar Masyruthe Ce Guzasyt? hlm. 638; Madani Bejestani, Mirza Syirazi, hlm. 389.
  46. Madani, Bejestani, Mirza Syirazi, hlm. 389.
  47. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  48. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  49. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 440.
  50. Wardi, Lamhāt Ijtimā'iyah Min Tārīkh al-'Irāq al-Hadīts, jld. 3, hlm. 90.
  51. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 441.
  52. Anshari, Ātsār Wa Ta'līfāt Mīrzā Syīrāzī, hlm. 386.
  53. Anshari, Ātsār Wa Ta'līfāt Mīrzā Syīrāzī, hlm. 386-391.
  54. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 23, hlm. 199.
  55. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 20, hlm. 43.
  56. Anshari, Ātsār Wa Ta'līfāt Mīrzā Syīrāzī, hlm. 391-394.
  57. Anshari, Ātsār Wa Ta'līfāt Mīrzā Syīrāzī, hlm. 391-394.
  58. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah, jld. 1, hlm. 437, catatn kaki no. 1.
  59. Anshari, Ātsār Wa Ta'līfāt Mīrzā Syīrāzī, hlm. 385.
  60. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 7, hlm. 116.
  61. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 10, hlm. 124-125.
  62. Agha Buzurg Tehrani, adz-Dzarī'ah, jld. 10, hlm. 124-125.
  63. Mirza Syirazi Ehyagar-e Qudrat-e Fatwa, Site Mtif.

Daftar Pustaka

  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. Adz-Dzarī'ah Ilā Tashānīf asy-Syī'ah. Oleh Ahmad bin Muhammad Husaini. Beirut: Dar al-Adhwa', 1403 H.
  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. Thabaqāt A'lām asy-Syī'ah Wa Nuqabā' al-Basyar Fī Qarn ar-Rābi' 'Asyar. Riset Abdul Aziz Thabathaba'i & Muhammad Thabathaba'i. Masyhad: Dar al-Murtadha Li an-Nasyr. Cet. 2, 1404 H.
  • Amin, Sayid Muhsin. A'yān asy-Syī'ah. Riset Hasan Amin. Beirut: Dar at-Ta'aruf Li al-Mathbu'at, 1403 H.
  • Anshari, Nashir ad-Din. Asar-e Ta'lifat-e Mirza Syirazi. Majalah Hauzah. Periode 9. Vol: 50 & 51, 1371 S/1993.
  • Arbab, Muhammad. Arba'in-e Huseiniyye. Entesyarat-e Uswe, 1379 S/2001.
  • Darabi, Bahnam. Hauze-e Ilmiyye-e Taqrib Gera-e Samarra Wa Naqsy-e Mirza Syirazi. Majalah Muthale'at-e Taqribi-e Mazhab-e Eslami. Vol: 31, 1392 S/2014.
  • Huseini, Sayid Ali. Negahi-e Tatbiqi Be Madrese-e Qom Wa Najaf. Majalah Rahnema-e Pazuhesy. Vol: 7, 1390 S/2012.
  • Isfahani Karbalai, Hasan. Tarikh-e Dukhaniye: Ya Tarikh-e Waqaye'-e Tahrim-e Tanbaku. Oleh Ja'fariyan. Qom: Daftar-e Nasyr al-Hadi, 1377 S/1999.
  • Madani Besjestani, Sayid Mahmud. Mirza Syirazi: Ehyagar-e Qudrat-e Fatwa. Gulsyan-e Abraz. Jld. 1. Disusun oleh Tim peneliti Hauze-e Ilmiyye-e Qom. Pazuhesykade-e Baqirul Ulmum Wabaste Be Zasman-e Tablighate Eslami. Qom: Nasyr-e Ma'ruf, 1385 S/2007.
  • Madani, Sayid Mahmud. Mirza Syirazi: Ehyagar-e Qudrat-e Fatwa. Markaz-e Cap Wa Nasyr-e Sazman-e Tablighat-e Eslami. Cet. 1, 1371 S/1993.
  • Matlabi, Sayid Abul Hasan. Nujum-e Ummat: Hazrat-e Ayatullah al-Udzhma Hajj Mirza Sayid Muhammad Hasan Syirazi. Majalah Nur-e Elm: Nasyriye-e Jame'e-e Mudarrisin-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom. Vol: 43-44. 1370-1371 S/1992-1993.
  • Muassese-e Farhanggi-e Hunari-e Welayat.. Dar Masyrute Ce Guzasyt? Teheran: Qadr-e Welayat, 1389 S/2011.
  • Sehhati Sardarudi, Muhammad. Guzide-e Sima-e Samarra Sima-e Se Musa. Teheran: Masy'ar, 1388 S/2010.
  • Syubairi Zenjani, Sayid Musa. Jur'ei Az Darya. Qom: Muassese-e Ketabsyenasi-e Syi'-e. 1389 S/2011.