Al-Syahid al-Tsani

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Syahid Tsani)
Syahid Tsani
Informasi Pribadi
Nama LengkapZainuddin bin Nuruddin Ali bin Ahmad al-Amili al-Juba'i
Terkenal denganSyahid Tsani
Lahir13 Syawal 911 H
Tempat tinggalJabal Amil • Damaskus • Mesir • Irak • Baitul Muqaddas • Kostantin • Ba'labak
Wafat/Syahadah955 atau 965 H
Tempat dimakamkanBadannya dilemparkan ke laut dekat Kostantin
Informasi ilmiah
Guru-guruSayid Hasan bin Jakfar al-Karaki • Mulla Muhammad Astarabadi
Murid-muridSyaikh Husain Abdu al-Shamad al-Amili • Sayid Ali Husaini juzaini al-Amili • Ali bin Zuhrah al-Juba'i
Karya-karyaAl-Raudhah al-BahiyyahMasālik al-AfhāmRaudhu al-Jinān fi Syarhi Irsyād al-Adzhān
Kegiatan Sosial dan Politik
SosialMarja' Taklid • Fakih • Pakar ilmu usul fikih


Zainuddin bin Nuruddin bin Ahmad 'Amili Juba'i(bahasa Arab: زين الدين بن نورالدين علي بن أحمد العاملي الجُبَعي) terkenal dengan Syahid Tsani (الشهید الثاني) adalah seorang fakih Syiah yang terkenal yang hidup di abad kesepuluh hijriah. Dia termasuk cucu dari Allamah al-Hilli. Dia banyak belajar dari para ulama besar Syiah maupun Sunni dan mendapatkan rekomendasi dari dua kelompok ulama ini. Syahid Tsani banyak mengajarkan ajaran lima mazhab islami dan mengeluarkan fatwa berdasarkan prinsip-prinsip mazhab tersebut.

Salah satu karya tulisnya yang paling terkenal dalam bidang fikih adalah al-Raudhoh al-Bahiyah fi Syarhi al-Lum'ah al-Dimasyqiyah. Kitab ini termasuk dari salah satu mata pelajaran hauzah-hauzah ilmiah Syiah. Pada tahun 955 H atau 965 H beliau mengalami kesyahidan.

Biografi

Syahid Tsani lahir pada tanggal 13 Syawal tahun 911 H. di desa Juba' di kawasan penduduk Syiah Jabal Amil Lebanon. [1] Dia terkenal dengan Ibnu Hajah Nahariri dan masyhur dengan Syahid Tsani. [2]

Keluarga besarnya, tergolong dari ulama dan cendekiawan Syiah sehingga keluarganya terkenal dengan Silsilah al-Dzahab (keturunan emas), diantara mereka adalah:

  • Syekh Nuruddin Ali, ayah dari Syahid Tsani tergolong sebagai pembesar dan cendikiawan di zaman itu.
  • Abu Mansur Jamaluddin Hasan terkenal dengan Shahib Ma'alim, putra dari Syahid Tsani.
  • Sayid Muhammad bin Ali Amili terkenal dengan Shahib al-Madārik, cucu dari putri perempuan Syahid Tsani.
  • Syekh Ali dan Syekh Zainuddin, putra-putra dari Shohib Ma'alim atau cucu dari Syahid Tsani. [3]

Begitu juga keluarga Shadr seperti Sayid Hasan Shadr penulis kitab Ta'sis al-Syiah, Imam Musa Shadr, Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr dan Syahidah Bintul Huda al-Shadr merupakan keturunan dari Syahid Tsani. [4]

Dia dua kali melangsungkan pernikahan, yang mana istri pertamanya adalah putri gurunya Syekh Ali bin Abdul Ali. [5]

Pendidikan

Seperti yang tertera dalam biografi yang dia tulis sendiri, dia tidak tahu di usia keberapa tahun dia memulai aktifitas belajarnya. Akan tetapi di usia 9 tahun (920 H.) dia telah meng-khatamkan Alquran. Kemudian dia belajar tata bahasa arab dan fikih dari ayahnya. Diantara kitab-kitab yang dia pelajari adalah Mukhtashar al-Syarai' dan al-Lum'ah al-Damasyqiyah.

Safar ke Mis, Karak dan Juba'

Dengan meninggalnya ayahnya pada bulan Rajab tahun 925 H,ia pergi ke Mis dan sampai tahun 933 H belajar dari Syekh Ali bin Abdul Ali (suami dari bibinya). Dari gurunya ini ia belajar kitab-kitab; Syara'i al-Islam, al-Irsyad, dan al-Qawaid.[6] Setelah dari Mis dia pergi ke Karak Nuh dan belajar di sisi Sayid Ja'far penulis kitab al-Mahajjah al-Baidha'. Diantara kitab-kitab yang dia pelajari darinya adalah:kitab al-Qawaid karya Ibnu Maitsam Bahrani, Tahdzib dalam usul Fikih, Kitab al-'Umdah al-Jalilah fi al-Ushul al-Fiqh karya Sayid Jakfar al-Karaki, kitab al-Kifayah fi al-Nahw dan beberapa buku fikih serta ilmu-ilmu lainnya. [7] Setelah tinggal kurang lebih 17 bulan (di Karak Nuh), pada bulan Jumadil Akhir tahun 934 H dia pergi ke Juba' dan sampai tahun 937 H dia melanjutkan belajarnya di sana. [8]

Damaskus

Damaskus merupakan tujuan berikutnya bagi Syahid Tsani dimana disana dia belajar tentang ilmu kedokteran, astronomi dan filsafat Iluminasi(Suhrawardi) dari Syamsuddin Muhammad bin Makki dan dari Ahmad bin Jabir al-Syathibiyah belajar ilmu qiroah dan qiroah-qiroah Nafi', Ibnu Katsir, Abi Amru dan 'Ashim. [9]

Kemudian pada tahun 937 H. dia kembali ke Juba' dan di tahun yang sama gurunya; Syamsuddin dan Syekh Ali meninggal dunia. Dia tinggal di Juba' sampai tahun 941 H dan di awal tahun 942 H dia kemali ke kota Damaskus. Dalam perjalanannya ini, dia belajar bagian dari kitab Shahih Muslim dan Shahih Bukhori dari Syekh Syamsuddin bin Thulun Dimasyqi Hanafi. Sehingga, pada bulan Rabiul Awal di tahun yang sama dia mendapatkan ijazah (izin) untuk meriwayatkan kitab ini dan meriwayatkan seluruh yang diriwayatkan oleh Syekh Syamsuddin. [10]

Mesir dan Hijaz

Pada tahun 942 H dia pergi ke Mesir. Di sana belajar dari 16 guru besar dan ilmuan beberapa bidang ilmu; ilmu bahasa Arab, Ushul Fiqh, Geometrik, Ma'ani, Bayan, 'Urudh, Mantiq, Tafsir dan ilmu-ilmu lainnya. Pada tanggal 17 Syawal 943 H setelah tinggal di Mesir selama 18 bulan, dia pergi ke Hijaz untuk melakukan haji dan Umrah Tamattu' yang masih menjadi kewajibannya. Pada tanggal 14 Shafar tahun 944 H dia kembali ke Juba'. [11]

Ijtihad

Di umurnya yang ke 33, tahun 944 H dia sudah mendapatkan gelar Mujtahid dimana masalah ini nampak ke khalayak pada tahun 948 H. [12]

Ziarah ke Irak dan Baitul Muqaddas

Pada tanggal 17 Rabiul Akhir 946 H dia pergi ke Irak untuk berziarah ke haram para Imam suci as dan pada 15 Sya'ban di tahun yang sama dia kembali ke Negerinya. [13] Pada tahun 948 H. Syahid Tsani berangkat ke Bait Muqaddas untuk berguru kepada Syekh Syamsuddin bin Abi Al-Luthf Muqaddasi dan belajar bagian dari Shahih Bukhori dan Shahih Muslim dan mendapatkan ijazah periwayatan umum darinya. Kemudian dia kembali ke Juba' sampai akhir-akhir tahun 951 H dan aktif di bidang ilmu di kota tersebut. [14]

Safar ke Konstantin

Setelah itu dia mengadakan safar ke Romawi pada tanggal 12 Dzulhijjah tahun 951 H. Untuk beberapa bulan dia tinggal di kota Damaskus dan pada tanggal 16 Muharram tahun 952 H dia memasuki kota Halab dan tinggal di kota tersebut sampai tanggal 7 Shafar di tahun tersebut. Pada tanggal 12 Shafar 952 H dia memasuki kota Thukat kemudian Amasiah dan dari sana dia berangkat ke Konstantin (pada tanggal 17 Rabiul Awal 952 H.) untuk tinggal di sana selama tiga bulan setengah. [15]

Dalam safarnya ini, Syahid Tsani mengirim risalah berkenaan dengan sepuluh ilmu ke Qodhi Askari Muhammad bin Muhammad bin Qodhi Rumi dan setelah bertemu serta mengadakan pembicaraan ilmiyah antara keduanya, Qodhi Rumi mengusulkan kepadanya untuk mengajarkan di madrasah yang dia kehendaki. Syahid Tsani memilih Madrasah Nuriyah di kota Baklabak dan kemudian diberi wewenang oleh Qodhi Rumi untuk mengurus madrasah tersebut. [16]

Marja'iyyah Ilmi

Pada tahun 952 H dia pergi ke Irak. Pada tangal 4 Syawal dia sampai ke kota Samara dan pada tanggal 8 Syawal dia sampai ke Kazhimain. Di pertengahan bulan tersebut dia sampai ke kota Karbala dan dari sana dia ke Hillah kemudian ke Kufah dan Najaf. [17]

Setelah pergi berizarah ke makan para Imam suci as, di pertengahan bulan Shafar tahun 953 H dia kembali ke Lebanon dan tinggal di kota Baklabak serta aktif mengajarkan mazhab yang lima (Ja'fari, Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hanbali) dan bidang-bidang ilmu lainnya. Pada masa ini dia mendapat posisi tinggi ini dan meraih gelar Marja'iyah Ilmi dimana dia memberikan fatwa dalam setiap mazhab sesuai dengan mazhab tersebut. [18]Setelah itu diapun kembali ke Juba' sampai tahun 955 H dan di sana dia sibuk mengajar dan menulis buku. [19]

Guru-guru:

Dari Kalangan Syiah

  1. Ayah dia Ali bin Ahmad Amili Jubai (w. 925 H)
  2. Syekh Ali bin Abdul Ali Misi (w. 938 H)
  3. Syekh Muhammad bin Makki seorang hakim dan Filsuf di kota Damaskus.
  4. Sayid Hasan bin Ja'far Kakri di kota Karak Nuh.
  5. Syamsuddin bin Muhammad Makki Damasqi.
  6. Syekh Ahmad bin Jabir.
  7. Syekh Jamaluddin Ahmad bin Syekh Syamsuddin Muhammad bin Khatun Amili.

Dari Kalangan Sunni

  1. Syamsuddin bin Thulun Damasyqi Hanafi di kota Damaskus.
  2. Syekh Muhyiddin Abdul Qodir bin Abi Khair Ghazzi.
  3. Syekh Syamsuddin bin Abi Al-Luthf Muqoddasi di Bait Muqoddas.
  4. Syekh Syihabuddin Ahmad Ramli.
  5. Mulla Husein Jarjani.
  6. Mulla Muhammad Astar Abadi.
  7. Mulla Muhammad Ali Jilani (Sayid Muhammad Amin menuliskan: Mungkin saja tiga orang ini (Jarjani, Astar Abadi dan Jilani) termasuk ulama Syiah).
  8. Syihabuddin bin Najar Hanbali.
  9. Syekh Abul Hasan Bakri.
  10. Zainuddin Jarmi maliki.
  11. Syekh Nashiruddin Thiblawi Syafi'i.
  12. Syekh Nashiruddin Malqani Maliki.
  13. Syekh Syamsuddin Muhammad Nahas.
  14. Syekh Abdul Hamid Samanhudi.
  15. Syekh Syamsuddin Muhammad bin Abdul Qodir Fardhi Syafi'i.
  16. Syekh Umairoh.
  17. Syekh Syihabuddin bin Abdul Haq.
  18. Syekh Syihabuddin Balqini.
  19. Syekh Syamsuddin Diruthi. [20]

Murid-murid

  1. Nuruddin Ali bin Husein Musawi Amili, menantu Shahid Tsani.
  2. Sayid Ali Huseini juzaini Amili, terkenal dengan Shaigh.
  3. Husein bin Abdussamad amili ayah dari Syekh Bahai.
  4. Ali bin Zuhreh Jubai.
  5. Sayid Nuruddin Karki Amili.
  6. Bahauddin Muhammad bin Ali Audi Juzaini, terkenal dengan Ibn Al-Audi.
  7. Syekh Muhyiddin bin Ahmad Misi Amili.
  8. Sayid Izzuddin Husein bin Abi Al-Hasan Amili.
  9. Syekh Tajuddin bin Hilal Jazairi. [21]

Karya-karya

Sayid Muhsin Amin menyebutkan 78 karya dia (baik berupa kitab, Hasyiyah atau pun Risalah). [22] Sebagian dari karya-karya dia adalah sebagai berikut:

  1. Raudh al-Jinān fi Syarhi Irsyad al-Adzhān.
  2. Masālik al-Afhām fi Syarhi Syarāi' al-Islam.
  3. Al-Fawaid al-Illiyyah fi Syarhi al-Nafliyah.
  4. Al-Maqashid al-Iliyyah fi Syarhi al-Alfiyah.
  5. Manasik a-Hajj al-Kabir wa Manasik al-Hajj al-Shaghir.
  6. Al-Raudhaha al-Bahiyah fi Syarhi al-Luma'ah al-Dimasyqiyah.
  7. Risalah fi Syarhi Basmalah.
  8. Haqāiq al-Iman.
  9. Mandhumah fi al-Nahwi dan Syarahnya.
  10. Tamhid al-Qawaid al-Ushuliyah Litafri' al-Ahkam al-Syar'iyah.
  11. Ghunyah al-Qashidin fi Isthilahat al-Muhaddisin.
  12. Risalah fi al-Ad'iyah.
  13. Risalah fi Adab al-Jumu'ah.
  14. Al-Bidayah fi Ilmi al-Dirayah wa Syarhe On. Syahid Tsani merupakan ilmuan Syi'ah pertama yang membuat karya penting tentang masalah dirayah. [23]
  15. Kitab fi al-Ahadits, mencakup 1000 (seribu) hadits yang dipilih dari “Masyikhah” Hasan bin Mahbub. [24]
  16. Munyah al-Murid fi Adab al-Mufid wa al-Mustafid, merupakan kitab yang luar biasa tentang urusan pengajaran dan pendidikan yang berisikan tentang adab-adab belajar dan mengajar.
  17. Musakkin al-Fuad Inda Faqdi al-Ahibbah wa al-Aulad. Kitab ini ditulis setelah dia kehilangan beberapa dari putranya untuk menenagkan jiwanya dan orang lain.
  18. Kasyf al-Raibah ‘an Ahkam al-Ghaibah. [25]

Bagaimana Kesyahidannya

Tentang sebab terbunuhnya dia terdapat dua riwayat:

  • Pertama, bahwa terjadi ketika dia mengadili dua orang, dimana orang yang divonis salah pergi ke hakim Shida dan melaporkan dia ke raja Romawi (raja Sulaiman) agar menangkap Syahid Tsani dengan alasan dia melakukan bid'ah dan keluar dari empat mazhab Ahlusunah. Sebagian orang menolak riwayat tersebut. [26]
  • Kedua, sekelompok kaum Sunni berkata kepada Rustam Pasha perdana mentri raja Sulaiman bahwa Syahid Tsani mengklaim sebagai mujtahid dan banyak dari para ulama Syiah mengunjungi dia untuk belajar kitab-kitab Imamiyah dan tujuan mereka dari perbuatan ini adalah dalam rangka menyebarkan Syiah.

Oleh karenanya, Rustam Pasha mengutus beberapa orang untuk menangkap Syahid Tsani ketika dia sedang berada di kota Mekah. Dengan cara ini dia akhirnya ditangkap di kota Mekkah dan dibawa ke kota Istambul dimana tanpa dibawa ke sang raja, mereka membunuhnya. Dikatakan bahwa dia syahid pada tanggal 5 Rabiul Awal tahun 965 H dimana selama tiga hari jasadnya dibiarkan kemudian dilempar ke laut. [27]

Mimpi Syahadah

Syekh Husain bin Abdussamad Harisi, ayah dari Syekh Bahai berkata: "Suatu hari aku masuk ke rumahnya Syahid Tsani dan aku dapati dia dalam keadaan berfikir. Dia tenggelam dalam fikirannya, maka akupun menanyakan keadaan yang sedang dia hadapi. Dia berkata kepadaku: saudaraku! Aku berpikiran demikian bahwa aku adalah syahid yang kedua, sebab aku dalam mimpiku melihat Sayid Murtadha Alamul Huda sedang mengadakan acara jamuan dimana para ulama Imammiyah dan Syiah hadir dalam acara tersebut. Ketika aku masuk ke dalam acara tersebut Sayid Murtadha bangkit dari duduknya dan mengucapkan selamat kepadaku dan memintaku untuk duduk di samping Syahid Awal. [28]

Catatan Kaki

  1. A'yaan al-Syiah, jld. 7, hlm.. 143; Al-I'lam, jld.3, hlm. 64.
  2. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm.. 143; seperti yang ada dalam A'Yān al-Syiah, sebagian ulama meyakini bahwa Ibnu Hajah sebagai panggilan yang ma'ruf bagi ayahnya.
  3. A'yān al-Syiah, jld. 7, hlm.. 144.
  4. Mafakhir Islam, jld.4, hlm. 484.
  5. Al-Amin, A'yān Al-Syiah, jld.7, hlm.. 147.
  6. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm.. 147.
  7. Al-Amin,A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 147.
  8. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld7, hlm. 147.
  9. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm.. 147-148.
  10. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 148.
  11. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 149.
  12. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 149.
  13. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 150.
  14. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 150.
  15. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 150-151.
  16. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 151.
  17. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 152.
  18. A'yaan al-Syiah, jld. 7, hlm. 153.
  19. A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 153.
  20. A'yaan al-Syiah, jld.7, hlm. 153-154.
  21. A'yaan al-Syiah, jld. 7, hlm. 154.
  22. Al-Amin, A'yaan al-Syiah, jld.7, hlm. 154-156.
  23. A'yaan al-Syiah, jld. 7, hlm. 145.
  24. Amal al-Amal, jld.1, hlm. 87.
  25. Amal al-Amal, jld.1, hlm. 87; al-Dzari'ah, jld.1, hlm. 193, jld.2, hlm.296, jld.3, hlm. 58, jld.4, hlm. 433, jld.5, hlm. 278, jld.11, hlm. 126-275, jld.20, hlm. 378; al-Raudhah al-Bahiyah, jld. 1, hlm. 187-197.
  26. Rahmati, Muhammad Kadhim, Syahid Tsani wa Itthilaie Muhim Darboreye U , dalam situs perpustakaan, museum dan markas sanad Majlis Syura Islami
  27. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 157.
  28. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld 7, hlm. 157.

Daftar Pustaka

  • Tehran, Aqa Buzurg. Al-Dzariyah ila Tashanif al-Syiah. Dar al-Adhwa, 1403 H.
  • Amin Amili, Sayid Muhsin. A'yaan al-Syiah. Bairut: Dar al-Ta'arif, 1406 H/1986.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Al-Raudhah al-Bahiyah. Qom: Kitab Furushi Dawari, 1410 H.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Munyah al-Murid. Tahqiq Ridho Mukhtari. Qom: Maktab al-I'lam al-Islami, 1409 H.
  • Tafrishi, Mushthafa bin Husain. Naqd al-Rijal. Qom: Al Bayt, 1418 H.
  • Hurr al-Amili, Muhammad bin Hasan. Amal al-Amil. Baghdad: Maktabah al-Andalus, tanpa tahun.