Bintul Huda al-Shadr
Aktivis politik-budaya | |
Nama lengkap | al-Sayyidah Aminah al-Shadr |
---|---|
Lakab | Bintul Huda• Syahidah. |
Garis keturunan | Keluarga al-Shadr |
Kerabat termasyhur | Sayid Muhammad Baqir al-Shadr |
Lahir | 1937 M |
Tempat tinggal | Kazhimain |
Waktu Syahid | 8 April 1980 |
Tempat dimakamkan | Pemakaman Wadi al-Salam, Najaf |
Dikenal sebagai | Aktivis politik-budaya |
Murid-murid | Sayid Muhammad Baqir al-Shadr • Syaikh Zuhair al-Hasun • Ummu Ali al-Hasun |
Aminah al-Shadr (bahasa Arab:أمينة الصدر) terkenal dengan nama Bintul Huda (بنت الهدی) dan Syahidah Shadr (الشهيدة الصدر) adalah seorang penulis dan aktivis politik dan budaya di Irak. Ia adalah kepala sekolah az-Zahra di Najaf dan Kazhimain. Ia juga aktif dalam bidang keagamaan dan kebudayaan seperti menulis artikel untuk majalah al-Adwa, mengadakan kajian keagamaan di lingkungan keluarga, menulis cerita religius dan menulis puisi.
Ia memprotes penangkapan saudara laki-lakinya sehingga berorasi di haram Imam Ali as. Orasi ini mengundang demonstrasi besar-besaran di berbagai kota Irak. Pada akhirnya Bintul Huda dijebloskan ke penjara dan kemudian dieksekusi oleh Rezim Ba'ts.
Biografi
Sayyidah Aminah al-Sadr lahir di Kazhimain 1938 M. Ia adalah putri Ayatullah Sayid Haidar al-Sadr. Ibunya adalah saudara dari Ayatullah Muhammad Ridha al-Yasin. Sayid Isma'il al-Shadr dan syahid Sayid Muhammad Baqir al-Shadr adalah saudara laki-laki Bintul Huda. [1] Dia kehilangan ayahnya saat usianya dua tahun. Dia belajar membaca dan menulis di rumah, kemudian mulai belajar nahwu, logika, fiqh dan usul. Dia belajar dan dibimbing oleh Muhammad Baqir al-Sadr, Syaikh Zuhair al-Hasun dan Ummu Ali Hassun. [2] Ia dieksekusi oleh rezim Ba'ts Irak pada tanggal 8 April 1980 M. [3]
Kegiatan Tabligh
Pengajian Keluarga dan Majalah al-Adhwa
Bintul Huda sangat mengerti akan pentingnya untuk berperan aktif dalam kegiatan keagamaan-keagamaan. Ia mengadakan pengajian di rumahnya dan di rumah-rumah warga untuk mentablighkan ajaran agama. [4]Aminah menulis artikel untuk kaum perempuan Arab dan Irak. Dalam tulisannya di Majalah Haul al-Tazam ia mengajak kaum perempuan untuk mengikuti ajaran agama Islam dan meninggalkan ajakan-ajakan Barat. [5]
Kepala Sekolah al-Zahra
Madrasah al-Zahra adalah madrasah-madrasah yang menginduk ke Yayasan Khairiyyah Islami (Jam'iyyah Shanduq al-Khairi al-Islami). Madrasah-madrasah ini dimaksudkan untuk memperkuat budaya keagamaan pada anak-anak yang didirikan di kota Basrah, Diwaniyyah, Hillah, Najaf, Kazhimain, Bagdad. Pusat madrasah ini berada di Madrasah Baghdad. Syahidah Bintul Huda menambahkan dua kurikulum lainnya ke kurikulum sekolah. Dia juga mempekerjakan guru untuk mengajarkan pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah tersebut. [6]
Pada tahun 1967 M, Bintul Huda menjadi kepala sekolah-sekolah di Najaf dan Kazhimain. Saat itu, ia juga menjadi kepala sekolah agama lain di Najaf. Dengan demikian, ia membagi hari-harinya dalam minggu-minggunya.[catatan 1] Ia setelah pulang kerja, mengajar para guru dan setelah dzuhur ia menghabiskan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para mahasiswa. Pada tahun 1972 M ia menerima instruksi dari pemerintah Irak untuk mengindukkan madrasah yang dibinanya kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Irak dari pemerintah penguasa. Dengan terbitnya peraturan untuk menginduk itu, Bintul Huda berhenti menjadi pembina sekolah itu meskipun terdapat undangan resmi yang memberi peluang kepadanya untuk melanjutkan pekerjaannya di sekolah-sekolah ini. [7]Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebab pengundurannya dari sekolah-sekolah ini ia menjelaskan:
- Aku bekerja untuk mencari keridhaan Allah swt. Dengan nasionalisasi pemerintah Ba'ts, alasan apa yang bisa aku gunakan untuk tetap berada di sekolah ini?
Bintul Huda Shadr, Muhammad al-Hasun, Ummu Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 78-79 menukil dari Mulkhaq Shahifah al-Jihad al-Shadir, 20 Jumadi Tsani 1403 H
Menulis Cerpen dan Syair
Bintul Huda menulis demi ingin memperbanyak audiensnya. Sangat banyak para perempuan dari Arab dan Islam dengan membaca tulisannya menjadikan pikiran mereka memiliki pemikiran yang Islami. [8] Tema-tema cerpen yang ditulisnya adalah keluarga, pekerjaan yang sesuai dengan syariat Islam, susahnya menjadi perempuan pekerja, mengejek, hal-hal yang bisa merusak kepribadian perempuan, keindahan dan kecantikan, berdandan, hijab dan lainnya. [9] Ia juga menulis kumpulan syair demi tujuan ini. Kebanyakan syair syahidah Shadr bercorakkan keagamaan.
Di bawah ini beberapa karyanya:
- Al-Fadhilah Tantashir (Keutamaan Akan Menang)
- Laitani Kuntu A'lamu (Andaikata Aku Tahu)
- Imra'atani wa Rajul (Dua Wanita dan Seorang Lelaki)
- Shira'un Ma'a Wāqi'il Hayah (Melawan Fenomina Kehidupan)
- Liqāun fi al-Mustasyfā (Perjumpaan di Rumah Sakit)
- Al-Bāhitsah 'an al-Haqiqah (Mencari Hakikat)
- Kalimah wa Da'wah (Kata dan Dakwah)
- Dzikrayāt 'Ala Talāli Mekkah (Kenang-kenangan di Mekah)
- Buthulatul Mar'ati al-Muslimah (Pahlawan wanita Muslim)
- Al-Mar'ah ma'a al-Nabi (Wanita Bersama Nabi)
- Dzilalun Tahta al-Syams (Bayangan di Bawah Mentari)
- Al-Majmu'ah al-Qashashiyah al-Kamilah (Kumpulan Kisah-kisah)
Aktivitas Politik dan Syahadah
Syahidah Shadr adalah pemuka gerakan ke-Islaman perempuan di Irak. Ia bersama dengan saudaranya, Sayid Muhammad Baqir Shadr bergerak dalam gerakan ke-Islaman. Peristiwa penting yang terjadi pada masanya adalah ditangkapnya Syahid Shadr di rumah sakit Kufah pada tahun 1972 M. Sangat banyak para aktivitas yang merupakan tokoh Islam Irak ditangkap dan pengeksekusian lima orang dari mereka pada tahun 1974 M. Intifadhah Najaf yang terjadi pada tahun 1977 M dimana dalam tahun itu sejumlah anak muda dieksekusi karena tuduhan melakukan pelanggaran atas Undang-Undang Negara dan menghasut masyarakat untuk mengadakan perlawanan. Syahid Shadr disuruh menghadap ke Baghdad dan karena ia tidak menyesali perbuatan itu maka ia disalahkan. [10]
Pada 9 Rajab 1399 H/5 Juni 1979, Syahid Shadr ditangkap pemerintah Irak karena aktivitas politiknya. Dengan ditangkapnya Syahid Shadr, Bintul Huda pergi ke Haram Imam Ali as dan berorasi mengabarkan tentang ditangkapnya marja' mereka, hasil orasi ini adalah dibebaskannya Syahid Shadra. Dengan adanya kabar ini, demo meluas diberbagai kota seperti Baghdad, Kazhimain, Fuhud, Nu'maniyyah, Samawa, Lebanon, Bahrain dan Iran. Pemerintah Irak dengan melihat demo-demo ini menangkap keluarga Syahid Shadr dan pada hari Sabtu, 19 Jumadil akhir 1400 H/5 April 1980 M Syahid al-Shadr dan saudarinya, Bintul Huda dijebloskan ke penjara. [11]
Pada akhirnya Aminah dan Muhammad Baqir al-Shadr pada tanggal 8 April 1980 M dieksekusi oleh pemerintahan Ba'ts. Serangannya ke Dujail pada tahun 1982 M yang diadakan oleh Hizb al-Da'wah, sebuah bentuk perlawananan terhadap pribadi Shaddam diberi nama "Bintul Huda". [12]
catatan
- ↑ Setengah minggu di Najaf dan setengahnya lagi di Kazhimain.
Catatan Kaki
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 74.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 74-75.
- ↑ Joyce N.Wiley, Nahdhat Islami Syi'ayan Iraq, hlm. 112.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 75.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 76-77.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 78.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 79.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 79, dinukil dari Mukadimah Kisah "Shira' min Waqi' al-Haya"
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 70.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 88.
- ↑ Muhammad al-Hasun, Um Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, hlm. 88-89.
- ↑ Jauyas Un Wili, Nahdzat Islami Syi'ayan Irak, hlm. 112.
Daftar Pustaka
- N. Wiley Joyce, Nehdhate Islami Syi'ayan Iraq, terjemah Mahusy Ghulami, Ithila'at, Tehran, 1953 M.
- Muhammad al-Hasun, Ummu Ali Masykur, A'lam al-Nisa al-Mukminat, cetakan Uswah, cet. 1, 1411 H.