Abdullah Jawadi Amuli

Prioritas: aa, Kualitas: b
Dari wikishia
Informasi Pribadi
Nama LengkapAbdullah Jawadi Amuli
Lahir1933
Tempat lahirAmul, Iran
Tempat tinggalQom
Informasi ilmiah
Guru-guruImam KhomeiniAyatullah Burujerdi • Sayid Muhammad Muhaqqiq Damad • Allamah Thabathabai
Tempat pendidikanAmul • Teheran • Qom
Karya-karyaTafsir TasnimMafatih al-HayatRahiq MakhtumTaudhih al-Masail
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikAnggota Dewan Tinggi Yudisial RII • Anggota Majelis Ahli
SosialImam Salat Jumat Qom
Situs resmihttp://javadi.esra.ir/


Abdullah Jawadi Amuli (bahasa Arab: عبدالله جوادی آملی) adalah seorang filsuf, fakih, ahli tafsir dan seorang profesor Hauzah Ilmiah Qom serta salah seorang ulama marja' taklid Syiah. Ia adalah murid Imam Khomeini dan Allamah Thabathabai. Selama sekitar 60 tahun ia mengajar di Hauzah Ilmiah Qom dan Teheran dengan mengasuh sejumlah pelajaran seperti filsafat, irfan, fikih dan tafsir. Ia menulis banyak kitab dan diantara yang populer adalah Tafsir Tasnim dan Rahiq Makhtum (syarah Asfar Arba'ah).

Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, ia mengemban sejumlah posisi resmi, seperti anggota Majelis Hakim Tinggi, anggota Majelis Ahli Konstitusi, Jami'ah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom dan Majelis Ahli Rahbar. Pada tahun 1990-an dan 2000-an ia menjadi imam salat jumat di Qom. Pada tahun 1989, ia diminta oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan surat kepada Gorbachev, presiden Uni Soviet saat itu.

Di bidang filsafat, Jawadi Amuli adalah pengikut "Hikmah Muta'aliyah". Ia percaya ilmu agama dapat dipergunakan dalam lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu humaniora dan sains. Diantara fatwanya yang kontroversial, kebolehan taklid perempuan pada marja' taklid perempuan, kebolehan mengganti jenis kelamin dan sucinya Ahli Kitab.

Pendidikan

Abdullah Jawadi Amuli lahir pada tahun 1933 di kota Amul.[1] Ayahnya adalah seorang ulama di kota tersebut.[2]Pada tahun 1948 ia memulai pendidikan keagamaannya di Hauzah Ilmiah Amul dan selama 5 tahun ia belajar tata bahasa Arab, Mantiq, usul fikih, fikih, tafsir Alquran dan hadis sampai pada tingkat menengah. [3]

Pada tahun 1950, ia pindah ke Teheran dan melanjutkan pendidikan agamanya di Madrasah Marvi. Selama 5 tahun di kota tersebut ia menimba ilmu dari Muhammad Taqi Amuli, Abu al-Hasan Syahrani, Mahdi Ilahi Qumsyeh-i dan Muhammad Husain Tuni. Disamping memperdalam ilmu fikih dan ushul, ia juga mempelajari filsafat dan irfan, dan bersamaan dengan itu ia juga mengajar beberapa pelajaran hauzah. [4]Pada tahun 1955 ia pindah ke Hauzah Ilmiah Qom dan mempelajari tingkat atas pelajaran-pelajaran hauzah dari ulama-ulama besar saat itu seperti Ayatullah Burujerdi, Ayatullah Sayid Muhammad Muhaqqiq Damad, Mirza Hasyim Amuli, Imam Khomeini dan Allamah Thabathabai.[5]

Aktivitas Mengajar

Jawadi Amuli mulai mengajar pelajaran-pelajaran hauzah sejak usia masih muda yaitu ketika masih berada di Teheran,[6]yaitu pada tahun 1950-an. Dengan demikian sampai sekarang ia telah memiliki pengalaman mengajar selama 60 tahun di beberapa bidang keilmuan, seperti fikih, filsafat, irfan dan tafsir Alquran. Ia selama ini telah mengajar kitab Asfar Arba'ah karya Mulla Sadra sebanyak tiga kali daurah di Hauzah Ilmiah Qom.[7]

Kelas tafsir Alquran diasuhnya mulai dari tahun 1976.[8]Sampai sekarang, pelajaran tafsir dan fikih tingkat atas disampaikan Jawadi Amuli di Masjid A'zham Qom.[9]

Kemarjaan

Sebagai ulama marja' taklid, Ayatullah Jawadi Amuli memiliki kantor marja' di beberapa kota di Iran, seperti di Qom, Teheran, Rey, Tabriz, Urumiah, Zanjan, Amul dan Syiraz.[10]Kitab istifta'at yang memuat fatwa-fatwa terbarunya dan kitab risalah amaliyahnya telah diterbitkan.

Pandangan dan Pemikiran

Menurut sebagian muridnya, pandangan dan pemikiran-pemikiran Ayatullah Jawadi Amuli bersandar pada pandangan "hikmat muta'aliyah". Dengan demikian ia meyakini keselarasan antara akal, irfan dan Alquran, dan dalam pandangannya ia tidak melihat adanya kontradiksi dan pertentangan antara ketiganya.[11] Menurutnya, akal bukan hanya tidak bertentangan dengan agama melainkan akal adalah cahaya agama yang dengan perantaraan akal keyakinan-keyakinan agama, akhlak, aturan-aturan fikih dan aturan-aturan agama dapat dengan mudah dipahami. [12]

Pandangan Keagamaan

Jawadi Amuli mempercayai agama. Dalam pandangannya, akal tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat teoritis namun juga menjangkau hal-hal empiris, yang dengan demikian ilmu sains dan humaniora masih dalam jangkauan akal. [13]Menurut Jawadi Amuli, sains dengan sendirinya tidak pernah bertentangan dengan agama.[14]Alasannya, dunia diciptakan oleh Allah swt, sehingga hal-hal empiris yang terjadi di alam ini adalah seluruhnya berada dalam ilmu dan pengetahuan-Nya. Oleh karena itu ilmu-ilmu yang ada harus dinilai sebagai bagian dari ilmu agama.[15]

Dengan argumentasi tersebut, ia menyimpulkan bahwa ilmu sejati tidak akan bisa bersifat anti agama atau atheistik (tidak mengakui keberadaan Tuhan).[16]

Pandangan Politik

Jawadi Amuli menerima teori Wilayatul Faqih (kepemimpinan harus berada di tangan seorang fakih). Dalam kitab Welayat-e Faqih, Welayat-e Fuqahat wa 'Edalat yang ditulisnya, Jawadi Amuli mengajukan tiga argumentasi untuk menguatkan teori Wilayatul Faqih, yaitu argumen murni rasional, kombinasi argumen rasional dan naqli serta argumen murni dari naqli (Alquran dan hadis).[17]Argumentasi kombinasi antara aqli (akal) dan naqli yang diajukannya adalah, di satu sisi Islam telah mengatur aturan-aturan sosial dan politik seperti, haji[18], jihad[19], hudud [catatan 1] dan ta'zir [catatan 2] [20], begitupun hukum-hukum yang berkaitan dengan harta kekayaan seperti harta rampasan perang dan khumus [21]yang kesemua itu tidak bisa diemplementasikan selama periode kegaiban Imam Zaman as kecuali oleh fakih yang kapabel. [22] Di sisi lain, akal akan mengatakan Allah swt tidak akan mungkin meninggalkan masyarakat Islam tanpa pemimpin di masa kegaiban Imam Maksum. Oleh karena itu, di masa kegaiban, [Fukaha|fukaha]] yang memenuhi syarat-syarat adalah wakil dari imam maksum dan menjadi pemimpin atas umat.[23]

Fatwa-Fatwa yang Berbeda

Dalam kitab Taudhih al-Masail Jawadi Amuli, terdapat beberapa pandangan yang berbeda dengan kitab-kitab Taudhih al-Masail lainnya seperti isu-isu hukum terkait sekte-sekte dalam Islam, pemilihan umum, menghias Alquran, hak cipta penulis dan penerbit, mendelegasikan hak pinjaman, pelunasan hutang ketika terjadi inflasi, pergantian jenis kelamin, majelis duka dan hukum yang berkaitan dengan ahli kitab.[24]

Diantara fatwanya yang berbeda dengan fatwa mayoritas ulama marja' taklid lainnya, adalah kebolehan perempuan menjadi mujtahid dan fatwanya boleh dikuti oleh muqallid perempuan[25], kebolehan mengganti jenis kelamin[26] dan keabsahan hak cipta dalam publikasi, penerjemahan dan penerbitan software[27].

Aktivitas Politik dan Sosial

Meskipun fokus Jawadi Amuli saat ini adalah pada aktivitas keilmuan, namun beberapa tahun sebelum dan setelah kemenangan Revolusi Islam Iran ia terlibat banyak dan berpartisipasi dalam aktivitas politik dan sosial. Sebelum revolusi, ia adalah aktivis yang aktif menyebarkan pemikiran-pemikiran politik dan keagamaan Imam Khomeini, yang karena itu ia berkali-kali dilarang berceramah termasuk beberapa kali dijebloskan ke dalam penjara.[28]

Aktivitasnya setelah kemenangan revolusi adalah menjadi anggota Dewan Tinggi Yudisial[29], terlibat dalam persiapan rancangan UU Peradilan, [30]dua periode menjadi anggota Majelis Ahli dan anggota Jami'ah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom.[31]

Pada tahun 1997 setelah ceramah kontroversial Ayatullah Muntazheri, Jawadi Amuli hadir di tengah-tengah santri hauzah yang memprotes ceramah tersebut di Masjid A'zham Qom.[32]Demikian pula pada tahun 1999, ia turut mengajukan protes atas dicetaknya karikatur yang menghina Misbah Yazdi dan di tengah-tengah demonstran ia menyampaikan orasi yang mengkritik dan mengecam kebijakan pemerintah saat itu.[33]

Ayatullah Jawadi Amuli antara tahun 1990-an dan 2000-an adalah imam salat Jumat kota Qom. [34]

Pada tahun 2009, ia mengundurkan diri dari posisi tersebut.[35]

Kunjungan ke Uni Soviet dan Amerika Serikat

Menyampaikan surat Imam Khomeini kepada Gorbachev

Pada tahun 1987, Jawadi Amuli ditugaskan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan dan membacakan pesan Imam Khomeini dihadapan Mikhail Gorbachev[36], pemimpin Uni Soviet saat itu. Dalam misi tersebut, ia ditemani oleh Muhammad Jawad Larijani dan Marzia Hadidachi (Dabbagh).[37]Setelah pertemuan tersebut, Jawadi Amuli menulis penjelasan atas pesan Imam Khomeini tersebut dan menghadiahkannya kepada sejumlah pemimpin agama di negara-negara Eropa.[38]

Pada tahun 2000, Jawadi Amuli ke New York untuk membaca pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei di KTT Milenium Agama-Agama.[39]

Esra Foundation dan Imam Hasan al-Askari as Institute

Esra International Foundation of Revelatory Sciences, adalah salah satu pusat keilmuan di kota Qom Republik Islam Iran yang berada di bawah pengawasan Ayatullah Jawadi Amuli. Pusat keilmuan ini bertujuan menjelaskan dan menyebarkan ilmu-ilmu Islam dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli, demikian pula mengajarkan hasil-hasil penelitiannya dalam berbagai bidang keislaman. [40]

Ayatullah Jawadi Amuli juga mendirikan hauzah dengan nama Hauzah Imam Hasan al-Askari as yang berada di kota Amul. Hauzah tersebut didirikan pada tahun 2008.[41]

Karya-Karya

Kitab Tafsir Tasnim yang saat ini telah ditulis 45 jilid

Ayatullah Jawadi Amuli menghasilkan banyak karya dalam berbagai bidang keilmuan seperti dalam bidang fikih, tafsir, filsafat dan hadis. Bukunya yang berisi tafsir Alquran yang didasarkan pada cemarah-ceramah yang disampaikannya dalam kelas tafsir yang diasuhnya diberi judul Tasnim[42] dan sampai saat ini telah diterbitkan dalam 46 jilid.[43]Buku lainnya, Rahiq Makhtum adalah buku yang memuat pelajaran yang disampaikannya saat menjelaskan kitab Asfar Arba'ah karya Mulla Sadra[44]. Jilid ke-20 dari buku ini, telah diterbitkan pada bulan April 2018.[45]

Mafatih al-Hayat, Zan dar Ayeneh Jamal wa Jalal (telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Keindahan dan Keagungan Perempuan), Syariat dar Ayeneh Ma'rifat, Adab Fana-yi Muqarraban (Syarah Ziarah Jami'ah Kabirah) dan Taudhih al-Masail, diantara kitab lainnya yang merupakan karya Ayatullah Jawadi Amuli.

catatan

  1. Hudud atau Had adalah hukuman non-finansial yang ditentukan dalam syariah Islam khusus untuk dosa-dosa tertentu. Jenis, jumlah, dan cara pelaksanaan hukuman ini ditentukan dalam Alquran atau hadits. Had biasanya berupa hukuman fisik seperti cambukan, pemotongan jari, rajam dll.
  2. Ta'zir adalah hukuman untuk kejahatan dan dosa yang tidak ditentukan dalam syariat Islam dan penentuan jumlah dan jenisnya diserahkan kepada Hakim Syar'i

Catatan Kaki

  1. Biografi Ayatullah Jawadi Amuli dari Ucapannya sendiri, situs Hawzah.net, 9 Juli 2006, diakses 15 Mei 2018
  2. Biografi Ayatullah Jawadi Amuli dari Ucapannya sendiri, situs Hawzah.net, 9 Juli 2006, diakses 15 Mei 2018
  3. Bande 'Ali, Mehr Ustad, hlm. 37
  4. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, situs Javadi.esra.ir, diakses 19 Mei 2018
  5. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, situs Javadi.esra.ir diakses 19 Mei 2018
  6. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, Javadi.esra.ir, diakses 19 Mei 2018
  7. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, Javadi.esra.ir, diakses 19 Mei 2018
  8. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, Javadi.esra.ir, diakses 19 Mei 2018
  9. Daftar pelajaran Ayatullah Jawadi Amuli, Hawzah.net, 21 September 2010, diakses 29 Mei 2018
  10. Kantor resmi Ayatullah Jawadi Amuli, Javadi.esra.ir, diakses 27 Mei 2018
  11. Mustafa Pur, Manzhuma Fikri Ayatullah Jawadi Amuli,Maarej.esra.ir, diakses 16 Juli 2017]
  12. Wa'izhi, 'Ilmi Dini az Manzhar-e Ayatullah Jawadi Amuli (ilmu agama dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli), hlm. 10
  13. Wa'azhi, 'Ilmi Dini az Manzhar-e Ayatullah Jawadi Amuli (ilmu agama dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli), hlm. 11 dan 12
  14. Wa'izhi, 'Ilmi Dini az Manzhar-e Ayatullah Jawadi Amuli (ilmu agama dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli), hlm. 15
  15. Wa'izhi, 'Ilmi Dini az Manzhar-e Ayatullah Jawadi Amuli (ilmu agama dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli), hlm. 16
  16. Wa'azhi, 'Ilmi Dini az Manzhar-e Ayatullah Jawadi Amuli (ilmu agama dalam pandangan Ayatullah Jawadi Amuli), hlm. 16
  17. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 150-184
  18. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 168
  19. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 168
  20. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 170
  21. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 171, 172
  22. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 168
  23. Lihat: Jawadi Amuli, Wilayat-e Faqih, hlm. 168
  24. Surat Kabar Jumhury Islami, 12 Mehr 1395 HS (3 Oktober 2016), hlm. 12
  25. Jawadi Amuli, Abdullah, Risalah 'Ilmiah, jld. 1, hlm. 22
  26. Jawadi Amuli, Abdullah, Risalah 'Ilmiah, jld. 1, hlm. 401
  27. Jawadi Amuli, Abdullah, Risalah 'Ilmiah, jld. 1, hlm. 390
  28. Bande 'Ali, Sa'id, Mehr Ustad, hlm. 191 dan 192
  29. Bande 'Ali, Sa'id, Mehr Ustad, hlm. 201
  30. Bande 'Ali, Sa'id, Mehr Ustad, hlm. 204
  31. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  32. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  33. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  34. Kumpulan khutbah Jumat Ayatullah Jawadi Amuli, Javadi.esra.ir, diakses 27 Mei 2018
  35. Lihat: Khutbah Jumat terakhir Ayatullah Jawadi Amuli, Farsnews.com, diakses 27 Mei 2018
  36. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  37. Peristiwa penyerahan surat Imam Khomeini kepada Gorbachev dari penjelasan Ayatullah Jawadi Amuli, hawzah.net, 31 Januari 2017, diakses 22 Mei 2018]
  38. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  39. Mudarrisi, Biografi singkat Ayatullah Syaikh Abdullah Jawadi Amuli
  40. Asas pendirian Esra Foundation, 15 Desember 2013, diakses 17 Juli 2017
  41. Nim Nigahi be Bunyad Bainul Malali 'Ulum Wahyani Isra, site ofoghhawzah, hlm. 12
  42. Lihat: Jawadi Amuli, Tasnim, jld. 1, hlm. 25
  43. Penerbitan 46 jilid Tafsir Tasnim, diakses 1 Juni 2018
  44. Hayat-e 'Ilmi wa Qur'ani Ayatullah Jawadi Amuli, diakses 19 Mei 2018
  45. Site Esra Foundation, diakses 19 Mei 2018

Daftar Pustaka