Sayid Abdullah Syubbar
Informasi Pribadi | |
---|---|
Nama Lengkap | Sayid Abdullah bin Sayid Muhammad Ridha Syubbar al-Husaini al-Najafi al-Kazhimi |
Terkenal dengan | Majlisi Kedua |
Garis keturunan | Imam Sajjad as |
Lahir | 1188 H/1774 |
Tempat lahir | Najaf, Irak |
Tempat tinggal | Kazhimain |
Wafat/Syahadah | Malam Sabtu, bulan Rajab tahun 1242 H/1826 |
Tempat dimakamkan | Haram Kazhimain |
Informasi ilmiah | |
Guru-guru | Sayid Muhsin A'raji• Ja'far Kasyif al-Ghitha• Syekh Asadullah Syusytari |
Murid-murid | Syekh Ahmad Balaghi• Syekh Muhammad Ismail Khalishi• Sayid Hasyim A'raji dan lain-lain |
Ijazah Ijtihad dari | Syekh Ahmad bin Zainuddin Ihsai• Syekh Asadullah Syusytari |
Karya-karya | Jami al-Ma'arif wa al-Ahkam• Mishbah al-Zhalam• Al-Mishbah al-Sāthi'• Shafwah al-Tafasir dan lain-lain |
Kegiatan Sosial dan Politik | |
Sosial | Mengkritisi pandangan-pandangan dan dasar-dasar pemikiran kaum Akhbari |
Sayid Abdullah bin Sayid Muhammad Ridha Syubbar al-Husaini al-Najafi al-Kazhimi (bahasa Arab: السيد عبد الله بن السيد محمد رضا شبر الحسيني النجفي الكاظمي ) adalah seorang alim Syiah abad ke-13 H, ahli hadis yang dipercaya, guru akhlak dan penulis Tafsir Syubbar. Ia lahir di Najaf dan setelah menamatkan pendidikan tahap awalnya ia pergi ke Kazhimain dan sampai akhir hayatnya aktif mengajar dan menulis di sana. Syubbar meninggalkan banyak karya tulis, dan karenanya ia terkenal dengan Majlisi Kedua. Sayid Abdullah Syubbar wafat pada tahun 1242 H/1826 di Kazhimain. Makamnya terletak di salah satu kamar haram Kazhimain.
Biografi
Sayid Abdullah Syubbar lahir pada tahun 1188 H/1774 di Najaf Asyraf. Setelah kelahirannya, ayahnya Sayid Muhammad Ridha berpindah tempat ke Kazhimain dan sampai masa wafatnya ia aktif mengajar dan menulis di sana. Keluarga Syubbar termasuk dari keluarga tersohor dan ternama di Irak. [1]
Hasan bin Muhammad bin Hamzah adalah kakek Abdullah Syubbar yang nasabnya dengan 9 perantara sampai kepada Imam Ali bin al-Husain as. Ia dipanggil Syubbar. Ayahnya Sayid Muhammad Ridha di kalangan kaum mukminin Kazhimiyah terkenal dengan Shahib al-Dakwah al-Mustajabah (pemilik doa yang dikabulkan).
Sayid Abdullah meninggalkan 6 putra dengan nama-nama: Husain, Hasan, Muhammad, Ja'far, Musa dan Muhammad Jawad.
Karakteristik Akhlak dan Keramat
Dia sangat tekun beribadah (abid), zuhud dan bertakwa. Ia memiliki akhlak dan sifat-sifat terpuji dan diterima. Ia sangat antusias dalam melakukan ibadah-ibadah agama seperti ziarah kepada para Imam, nawafil, berkunjung ke saudara-saudara seagama dan memenuhi hajat-hajat kaum muslimin. Ayahnya berpesan kepadanya:"Jika harta yang saya berikan kepadamu tidak engkau gunakan untuk belajar dan mengajar sekalipun untuk satu hari, maka itu tidak saya halalkan kepadamu". Pada suatu hari ia menjual tempat penanya untuk menyediakan makanan dan teman-temannya mengetahui sebabnya, lalu Sayid menjawab: "Hari ini saya tidak enak badan sehingga saya tidak bisa mutala'ah secara kontinu, oleh sebab itu saya tidak punya alasan pada hari tersebut untuk membeli sesuatu dengan harta ayahku.[2][3]
Terkait banyaknya karya-karya yang ditulis, Sayid Abdullah Syubbar berkata: "Banyaknya karya-karyaku dikarenakan bantuan Musa bin Ja'far as. Imam itu dalam mimpi berkata kepadaku: اُکتُب وَ صَنّف فَاِنّهُ لا یجفُ قلمُکَ حتّی تَموت ; tulislah dan susunlah, sebab penamu tidak akan kering hingga engkau meninggal.[4]
Guru
Sayid Abdullah Syubbar belajar lama di sisi ayahnya dan pada waktu yang sama ia belajar kepada Sayid Muhsin A'raji pemilik kitab al-Mahshul fi al-Ushul. Syekh Ja'far Najafi pemilik kitab Kasyf al-Ghita, Syekh Ahmad bin Zainuddin Ihsai pemimpin kelompok Syekhiyyah dan Syekh Asadullah Syusytari pemilik kitab Maqāyis memberikan ijazah ijtihad kepadanya.[5] [6]
Murid
- Syekh Ahmad Balaghi
- Syekh Muhammad Ismail Khalishi
- Sayid Hasyim A'raji
- Syekh Ja'far Jabali
- Syekh Ismail putra Asadullah Syusytari.
- Sayid Ali Amili
- Syekh Mahdi putra Syekh Asadullah Syusytari
- Sayid Hasyim bin Sayid Radhi
- Mulla Muhammad Ali Tabrizi
- Mullah Mahmud Khui.[7]
Perdebatan Ushuli dan Akhbari
Abad ke-11 dan ke-13 H bisa dinamakan dengan masa maraknya tiga aliran; Akhbari, Ushuli dan Falsafi. Diantara ilmuwan terpenting yang memiliki peran signifikan dalam periode perdebatan ilmiah antara kaum Ushuli dan Akhbari adalah Sayid Abdullah Syubbar. Ia adalah seorang ilmuwan aktif Syiah yang menulis beberapa kitab dalam mengkritisi pandangan-pandangan dan dasar-dasar pemikiran kaum Akhbari. Salah satu kitab terpentingnya adalah Munyatu al-Muhasshilin fi Haqqiyyati Thariqati al-Mujtahidin.[8]
Karya
Sayid Abdullah Syubbar mempunyai banyak karya-karya ilmiah dan karangan-karangan dalam ilmu ini sehingga dalam kecepatan menulis dan kualitas tulisannya terkenal dengan Majlisi Kedua.[9] Lebih dari 70 judul telah ia torehkan dengan penanya. Sedemikin cepat ia menulis sehingga pada akhir sebagian tulisannya menulis: "Saya mulai menulis kitab ini di awal malam dan selesai saat mendekati pertengahan malam". [10]
Sebagian karya-karya tersebut adalah:
- Jami al-Ma'arif wa al-Ahkam, 20 jilid.
- Mishbah al-Zhalam, 8 jilid.
- Al-Mishbah al-Sāthi', 6 jilid.
- Shafwah al-Tafasir, 4 jilid.
- Al-Jauhar al-Tsamin fi Tafsir Al-Qurān al-Mubin, 2 jilid.
- Raudhah al-'Abidin, 2 jilid.
- Mishbah al-Anwar fi Halli Musykilāt al-Akhbār, 2 jilid.
- Al-Burhan al-Mubin fi Fathi Abwābi Ulum al-Aimmah al-Ma'shumin
- Haqqul Yaqin fi Ma'rifah Ushuluddin
- Al-Akhlaq
- Al-Anwār al-Lāmi'ah fi Syarh al-Jāmi'ah, penjelasan Ziarah Jami'ah Kabirah
- Muhayyij al-Ahzān
Pandangan Para Ilmuan
Syekh Abdul Nabi Kazhimi pemilik kitab Takmilah al-Rijal berkata: "Sayid Abdullah Syubbar dalam semua bidang ilmu-ilmu Islam mempunyai keahlian yang mumpuni dan memiliki karya tulis yang kebanyakan dalam bidang ilmu seperti tafsir, fikih, hadis, bahasa, akhlak, akidah dan lain-lainnya. Dalam kecepatan menulis dengan benar dan jeli tidak bisa ditandingi oleh siapapun".
Sayid Muhammad Makshum dalam pengantar tafsirnya menulis: "Imam Syubbar termasuk dari sosok yang penuh kebaikan dan berkah dimana sejarah akan mengabadikannya. Ia memiliki modal keilmuan, daya nalar yang langka dan wawasan yang luas. Kami di hadapan kepribadiannya tidak mampu berbuat apa-apa selain menundukkan kepala sebagai takzim".
Muhadits Qummi dalam kitab al-Kunā wa al-Alqāb menulis: "Sayid Abdullah Syubbar Husaini Kazhimi adalah sosok mulia yang cerdas, pakar hadis yang memiliki kedudukan tinggi, fakih kompeten dan ilmuwan Ilahi. Ia mempunyai kitab-kitab yang banyak dalam bidang tafsir, hadis, fikih, ushuluddin dll."
Muhammad Husain Dzahabi dari ulama ternama Ahlusunah berkata: "Sayid Abdullah putra Muhammad Ridha Alawi Husaini yang terkenal dengan Syubbar adalah seorang fakih, muhaddits, mufassir yang sangat cakap dan mempunyai ilmu yang banyak. Dalam ilmu-ilmu ahklak ia adalah sosok yang agung dan dalam umur pendeknya mampu menulis kitab-kitab yang banyak".
Mudarris Tabrizi dalam kitab Raihānah al-Adab dengan terperinci mengagungkan Sayid Abdullah Syubbar.
Hamid Hanafi Daud seorang dosen fakultas sastra di Universitas al-Azhar Mesir dalam mukadimah tafsirnya menulis: "Apabila halaman-halaman tulisannya dibagi kepada tahun-tahun kehidupannya, maka setiap hari rata-rata ia menyusun satu diktat."
Sayid Muhsin Amin berkata: "Keluarga Syubbar termasuk dari keluarga ilmuan terkenal Irak dan sayid Abdullah Syubbar adalah seorang muhaddits dan penulis yang banyak memiliki karya." [11]
Wafat dan Makam
Sayid Abdullah Syubbar wafat pada malam Sabtu, Rajab tahun 1242 H/1826 di Kazhimain pada umur 54 tahun, dan Sayid Husain putra Sayid Abdullah menyalati jenazah ayahnya. Jenazahnya dikuburkan di samping makam ayahnya di haram Kazhimain.[12] Sayid Muhammad Ma'shum menulis: Ketika berita kewafatan Sayid sampai ke telinga warga Kazhimain dan Baghdad, suara tangisan pilu ibarat gelombang ombak masuk ke dalam rumahnya...semua kota-kota Irak dan Iran tenggelam dalam duka dan Shahib Jawāhir mengadakan majlis tahlil untuknya di Najaf.[13]
Catatan Kaki
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld.8, hlm.82
- ↑ Munirah Zariw, Allamah Syubbar wa Rawesye Tafsiri u
- ↑ Amini, A'yan al-Syiah, jld.8, hlm.82
- ↑ Al-Qummi, al-Kunā wa al-Qāb, jld.2, hlm.352
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, jld.8, hlm.82
- ↑ Syubbar, al-Akhlak Syubbar, hlm.22
- ↑ Amin, A'yan asy-Syiah, jld.8, hlm.82 dan 83
- ↑ Hadis. net
- ↑ Al-Qummi, al-Kunā wa al-Alqāb, jld.2, hlm.352
- ↑ Amin , A'yan as-Syiah, jld.8, hlm.83
- ↑ Mirza Alizadeh, Asynāi ba Tafsir Syubbar
- ↑ Amin, A'yan asy-Syiah, jld.2, hlm.82
- ↑ Mirza Alizadeh, Asynāi ba Tafsire Syubbar
Daftar Pustaka
- Alizadeh, Mirza. Āsynāyi bā Tafsīr-e Syubbar (pengenalan tafsir asy-Syubbar). Majalah Ulum wa Ma'arif-e Qur'ani, no. 2, 1375 HS (1996).
- Amin, as-Sayid Muhsin. A'yān asy-Syi'ah. Diedit oleh Hasan Amin. Beirut: Dar at-Ta'aruf li al-Mathbu'at, 1421 H.
- Qummi, Abbas. Al-Kunā wa al-Alqāb. Tehran: Maktabah ash-Shadr, 1368 HS (1989).
- Syubbar, Abdullah. Al-Akhlāk. Diterjemahkan oleh Muhammad Reza Jabbaran. Qom: Hijrat, 1378 HS (1999).
- Zariw, Munirah. Allāmah Syubbar wa Rawesy-e Tafsiri-e Ū (Allamah Syubbar dan Metode Tafsirnya). Majalah Bayyinat, no. 48, 1384 HS (2005).