Muqaddas Ardabili
Informasi Pribadi | |
---|---|
Nama Lengkap | Ahmad bin Muhammad Ardabili |
Tempat lahir | Ardabil, Iran |
Tempat tinggal | Najaf |
Wafat/Syahadah | 993 H/1585 |
Tempat dimakamkan | Haram Imam Ali as |
Informasi ilmiah | |
Guru-guru | Sayid Ali Shaigh • Jamaluddin Mahmud |
Murid-murid | Mirza Muhammad Amin Astarabadi • Sayid Muhammad Amili • Mulla Abdullah Syusytari |
Tempat pendidikan | Syiraz • Najaf |
Karya-karya | Istinas al-Ma'nawiyah • Hasyiyah bar Syarhi Tajrid • Hadiqah al-Syiah • Zubdah al-Bayan fi Ayat al-Ahkam |
Kegiatan Sosial dan Politik | |
Politik | Memiliki relasi kuat dengan Raja-raja Safawi |
Sosial | Memiliki peran dalam menyelesaikan masalah-masalah umat Syiah |
Ahmad bin Muhammad Ardabili (w. 993 H/1585) (bahasa Arab: احمد بن محمد الأردبيلي), terkenal dengan Muqaddas dan Muhaqqiq Ardabili termasuk fuqaha Imamiyah abad ke-10 H dan sezaman dengan Syaikh Bahai.
Muqaddas Ardabili mahir dalam ilmu-ilmu rasional ('aqli) dan kontekstual (naqli). Hauzah Najaf menjadi ramai kembali disaat dia menjabat rektor. Kitab Zubdah al-Bayan adalah karyanya yang paling penting. Ardabili dalam persoalan fikih seperti hukum najisnya khamar (minuman keras), haramnya bernyanyi (ghina') dan syarat-syarat hakim mempunyai pendapat berbeda dengan para fuqaha Syiah terkemuka. Hal itu termuat dalam kitab Majma' al-Faidah wa al-Burhan.
Muqaddas Ardabili memanfaatkan istana Safawiyah dalam menyebarluaskan Syiah dan menyelesaikan problematika orang-orang Syiah. Meski begitu, ketakwaan dan kezuhudannya menjadi buah bibir masyarakat.
Kehidupan dan Pendidikan
Ahmad Ardabili putra Muhammad lahir pada abad ke-10 H di kota Ardabil. Ia seangkatan dengan Syaikh Bahai dan Syah Abbas pertama. [1] Dia belajar Ilmu-ilmu naqli dan fikih pada Sayid Ali Shaigh dan guru-guru hauzah ilmiah Najaf lainnya. [2] Selama beberapa waktu ia hijrah ke Syiraz dan belajar ilmu-ilmu rasional pada Jamaluddin Mahmud. [3] Di akhir umurnya di Najaf, ia tidak mau mengajar ilmu-ilmu rasional dan selama masih hidup ia mengajar ilmu-ilmu naqli.[4] Di masa jabatannya sebagai kepala hauzah, ia mampu menyemarakkan kembali hauzah Najaf. [5]Ia dikenal dengan Muhaqqiq Ardabili[6] dan wafat pada bulan Shafar tahun 933 H serta dimakamkan di bawah kubah emas Haram Imam Ali as di kota Najaf Irak. [7] Hirzuddin menyebut wafatnya pada tahun 993 H/1585. [8]
Ardabili orang pertama setelah periode Syaikh Thusi yang memperlebar ruang lingkup penerapan Khabar Wahid dan memperhatikan Khabar selain Imamiyah yang dapat dipercaya (tsiqah). [9]
Karakteristik Moral
Ia terkenal dengan sebutan Muqaddas (suci) [10] dan mempunyai keramat-keramat. [11] Ia menilai dirinya kecil dihadapan murid-muridnya. Banyak laporan dari murid-muridnya mengenai ketawadhuan dan kebiasaannya memberikan bantuan kepada orang-orang yang tidak mampu. [12]
Ia dihormati oleh para ulama dan fukaha Syiah seperti Sayid Musthafa Tafrisyi [13] Syaikh Hurr al-Amili [14] Allamah Majlisi. Dan Syaikh Abbas al-Qummi memujinya dengan gelar-gelar dan pelbagai panggilan. [15] Pengarang kitab al-Jawahir dan Muhaddits Bahrani di dalam buku al-Hadāiq al-Nādhirah serta Pengarang Mustanad al-Syiah mengenangnya dengan penuh wibawa.
Relasinya Dengan Istana Safawi
Muqaddas Ardabili memiliki hubungan dengan istana Safawiyah. Melalui jalan ini ia berperan banyak dalam menyebarkan Syiah dan menyelesaikan problematika mereka. Meski ia menolak permintaan Syah Abbas Safawi supaya meninggalkan Najaf dan hijrah Ke Iran, namun untuk menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat Syiah ia senantiasa memberikan peringatan-peringatan pada pihak istana Safawi dan menyuratinya. [16]
Dalam Ma'arif al-Rijal, Hirzuddin mengatakan, "Di Najaf, Muqaddas Ardabili menulis surat soal kebutuhan salah satu keluarga Alawi kepada Syah Thahmasb I. Di dalam surat itu, ia memanggil Syah dengan kawan dan saudara. Ketika Syah Thahmasb membaca surat tersebut, ia pun memberikan bantuan dan berkata pada kerabat dekatnya, "Saat aku meninggal dunia, taruhlah surat ini di bawah kepalaku di dalam kubur supaya aku bisa berhujjah dengan ini kepada Malaikat Mungkar dan Nakir bahwa Mulla Ahmad menerima aku sebagai kawan dan saudaranya dan menjadi penyelamat kelak dari api neraka." [17]
Marja'iyah
Ardabili mendapatkan ijazah ijtihad dari Sayid Ali Shaigh. [18] Menurut Muhmmad Ibrahim Jannāti, pada tahun 984-993 H/1577-1585 ia menjadi marja' taklid, dan masyarakat merujuk padanya dengan gelar ini. [19]
Murid
Dikatakan bahwa Muqaddas Ardabili memilki 10 murid, antara lain adalah:
- Mirza Muhammad Amin Astarabadi. [20]
- Sayid Muhammad Amili (1009 H/1601); penulis kitab Madarik al-Ahkam wa Nihayah al-Maram. [21]
- Syaikh Hasan Amili (1011 H/1603); Penyusun kitab Ma'ālim al-Din, putra Syahid Tsani [22]
- Amir Fadlullah[23]
- Abdullah bin Husain Tustari[24]
- Muhammad bin Muhammad Balaghi. [25]
Pemikiran
Muqaddas Ardabili dalam sebagain persoalan fikih seperti najisnya khamar, haramnya bernyanyi[26] dan syarat-syarat hakim[27] mempunyai pandangan berbeda dengan kalangan masyhur, yang hal itu disebutkan dalam kitab Majma' al-Faidah wa al-Burhān fi Syarh al-Adzhān. [28]
Karya
Ardabili mempunyai karya dalam tema teologi, fikih, usul, akidah dan sejarah Ahlulbait as. Di antaranya adalah:
- Istīnas al-Maknawiyah [29]
- Zubdah al-Bayān fi Barāhin Ahkām al-Quran; kajian tentang ayat-ayat fikih [30]
- Hadiqah al-Syiah [31] Penisbahan buku ini padanya masih diragukan. Tetapi pengarang buku Raihānah al-Adab menolak keraguan ini. [32]
- Hasyiyah bar Syarhi Tajrid Qusyji[33]; kajian tentang Imamah dan jawaban pada beberapa argumentasi Fakhr al-Razi. [34]
- Risalah Persia tentang keharaman pajak tanah. [35]
- Hasyiyah bar Syarhi Mukhtashar 'Adhudi. [36]
- Risalah fi Kaun Af'ālillah Ta'āla Mu'allalah bi al-Aghradh.[37]
- Majma' al-Fāidah wa al-Burhān fi Syarh al-Adzhān[38]; ensiklopedia fikih argumentatif yang paling terkenal . Kitab ini ditulis sebagai penjelas kitab al-Irsyad, karya Allamah Hilli.
- Risalah Persia tentang manasik haji
- Aqaid al-Islam dar Ilmi Kalam; yang menurut Hirzuddin mencakupi kajian rasional dan kontekstual kalam[39]
- Ta'liqāti bar Qawāid Allamah Hilli
- Risalah Parsi dar Imamat
- Ta'liqāti bar Tadzkirah[40], dll.
Catatan Kaki
- ↑ Syarif Razi, Ganjineh Daneshmandan (pembendaharaan ilmuan), jld.3, hlm. 60
- ↑ Gulsyani Abrar, hlm. 179
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.90
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.90
- ↑ Gulsyani Abrar, jld.1, hlm.181
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jid. 5, hlm. 367
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm. 370; Ma'arif Rijal, hlm. 56
- ↑ Hirzuddin,Ma'arif al-Rijal, jld.1, hlm.56
- ↑ Muhammad Hasan Rabbani, hlm.39
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.368
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.52, hlm. 174; Tangkabuni, Qishash al-Ulama, hlm. 345; Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.368
- ↑ Jazāiri, Anwar al-Nu'maniyah, jld.3, hlm.40; Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.368
- ↑ Tafrisyi, Naqd al-Rijal, hlm.29
- ↑ Hur Amili, Amal al-Āmil, jld.2, hlm. 23
- ↑ Qommi, Fawaid al-Radhawiyah, hlm. 23
- ↑ Hur Amili, Amal al-Āmil, jld.2, hlm.23; Tafrisi, Naqd al-Rijal, hlm. 29; Hirzuddin, Ma'arif al-Rijal, jld.1, hlm.55
- ↑ Hirzuddin, Ma'arif al-Rijal, hlm. 55
- ↑ Mausu'ah Thabaqat al-Fuqaha, jld.10, hlm.57
- ↑ Jannāti, Muqaddas Ardabili dar 'Arshe-e Ijtihad, hlm.25
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.90
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.369; Afandi,Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm. 90
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.90
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm. 90
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm. 369
- ↑ Subhani, Mausu'ah Thabaqat al-Fuqaha, jld.10, hlm. 58; untuk mengetahui murid-muridnya lihatlah kitab A'yan al-Syiah, jld.3, hlm.81
- ↑ Ardabili, Majma' al-Faidah, jld.8, hlm.59
- ↑ Ardabili, Majma' al-Faidah, jld.12, hlm. 15
- ↑ Jannāti, Muqaddas Ardabil dar 'Arshe-e Ijtihad, hlm.29
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm. 369
- ↑ Raihanah al-Adab, jld.5, hlm. 369
- ↑ Afand, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.89; Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.369
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.369
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.369
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.91
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm.369
- ↑ Mudarris Tabrizi, Rainhanah al-Adab, jld.5, hlm.369
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.91
- ↑ Mudarris Tabrizi, Raihanah al-Adab, jld.5, hlm. 369
- ↑ Hirzuddin, Ma'arif al-Rijal, jld.1, hlm. 54
- ↑ Afandi, Riyadh al-Ulama, jld.1, hlm.91
Daftar Pusaka
- Ardabili, Ahmad bin Muhammad, Majma' al-Fādah wa al-Burhān fi Syarh Irsyād al-Adzhān. Riset: Mujtaba Iraqi -Ali panah Isytihardi -Husain Yazdi Isfahani-, Daftar Intisyarat Islami, Qom,1403 H
- Afandi Isfahani, Mirza Abdullah, Riyādh al-Ulama wa Hiyādh al-Fudhala, terjemahan Muhammad Baqir Saidi, Bunyade Pazuhesyhaye Astān Quds Ridhawi, Masyhad, 1407 H
- Amin, Sayud Muhsin, A'yān al-Syiah, Dar al-Ta'aruf li al-Mathbu'āt, Bairut 1406 H
- Tim peneliti Hawzeh Ilmiyah Qom, Gulsyani Abrar, Nasyri Ma'ruf, Qom,1421 H
- Jannāti, Mihammad Ibrahim, Muqaddas Ardabili dar Arshe-e Ijtihad, Kaihan Andesye, Mordad wa Syahriwar 1375, vo. 67(hal.22-30)
- Husaini Tafrisyi, Musthafa, Naqd al-Rijal, al-Rasul al-Musthafa, Qom, 1358 H
- Hirzuddin, Mansyurat Maktab Ayatullah al-Uzhma al-Marasyi al-Najafi, 1405 H
- Hur Amili, Amal al-Āmil, Maktabah al-Andalus, Bagdad, 1385 H
- Rabbani, Muhammad Hasan, Fiqh wa Fuqaha Imamiyah dar Guzari Zaman, pustaka Bainal Milal, Teheran, 1427 H
- Subhani, Ja'far, Mausu'ah Thabaqāt al-Fuqaha, Qom, Muassasah Imam Shadiq as, 1418 H
- Syarif Razi, Muhammad, Ganjine Danesymandan (pembendaharaan ilmuan), Kitabfurusyi Islami, Teheran, 1973
- Mudarris Tabrizi, Mirza Muhammad Ali, Raihānah al-Adab, Intisyarat Khayyam, 1410 H