Abu Sufyan

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
Abu Sufyan
Abu Sufyan
Nama lengkapShakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf
LakabAbu Handzalah
Garis keturunanQuraisy
Lahirtidak jelas (menurut sebuah riwayat ia lahir 10 tahun sebelum tahun Gajah 560 M)
Tempat tinggalMekah
Meninggaltidak terlalu jelas ( Menurut Waqidi, kematiannya terjadi 5 tahun sebelum pembunuhan Utsman di tahun 30 H/650)
EraPermulaan Islam
AktivitasHadir dalam Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq melawan kaum muslimin


Shakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf (bahasa Arab:صَخر بن حَرب بن أمي‍ة بن عبدالشمس بن عبد مَناف), yang tersohor dengan Abu Sufyan (اَبو سُفیان), termasuk tokoh terkemuka Arab pada saat Islam muncul. Di awal dakwah Rasulullah saw, ia termasuk musuh terkeras beliau dan dalam Perang Badar, Uhud dan Khandaq aktif melawan kaum muslim.

Abu Sufyan memeluk Islam pada tahun 8 H/629 dan diangkat oleh Rasulullah saw sebagai gubernur Najran. Ia berkompromi dengan Khalifah Pertama dan Khalifah Kedua serta mendukung kekhalifahan Utsman. Anaknya Muawiyah memiliki peran penting pada abad pertama dan mendirikan dinasti kekhalifahan Umawi.

Kelahiran dan Nasab

Shakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf, terkenal dengan Abu Sufyan, yang terkadang ia disebut juga dengan panggilan Abu Handzalah.[1] Kakek ketiganya bertemu dengan kakek Rasulullah saw (Abdi Manaf). Tahun kelahirannya tidak jelas, menurut sebuah riwayat ia lahir 10 tahun sebelum tahun Gajah (560).[2]

Ibunya, Shafiyah binti Hazn bin Bujair bin Huzam dan ayahnya Harb, pada saat itu adalah pemimpin Bani Umayyah dan pemimpin dalam Perang Fijar.[3]

Tokoh Politik dan Sosial

Kendati Abu Sufyan tersohor dalam sejarah di era awal Islam, namun biografinya, terkhusus di masa sebelum Islam tidak diketahui secara lengkap dan mendetail. Dari sebagian indikasi para sejarawan dituturkan bahwa sebelum Islam, ia termasuk salah seorang pembesar Quraisy dan memiliki bisnis dagang.[4] Ibnu Habib [5] menyebutnya sebagai salah seorang penguasa Quraisy. Ia termasuk petinggi Quraisy dan termasuk salah satu dari empat orang yang perintahnya berpengaruh pada masa Jahiliyah.[6]

Dengan dimulainya dakwah Rasulullah saw, Abu Sufyan termasuk musuh beliau yang terkeras. Namun dengan segala penentangannya itu, ia masih dianggap lebih sedikit lunak dibanding para dedengkot Quraisy lainnya semisal Abu Jahal dan Abu Lahab.[7]

Meski ia memeluk Islam pasca "fathu makkah", ucapan yang dinisbatkan kepadanya dalam peristiwa "Riddah" menunjukkan implikasi dan atensi Abu Sufyan akan ajaran-ajaran masa lampau.[8] Ibnu Habib [9] menyebutnya sebagai "Zindiq" Quraisy.

Abu Sufyan juga meriwayatkan hadis-hadis dari Rasulullah saw.[10]

Berhadap-hadapan dengan Rasulullah saw

Perang Badar

Di tahun kedua hijrah Rasullah saw dari Mekah ke Madinah, Abu Sufyan yang menjadi pemimpin kafilah dagang kembali dari Syam. Rasulullah saw dengan sejumlah pasukan memutuskan untuk menyerang mereka, namun Abu Sufyan, dari satu sisi meminta bantuan Quraisy dan dari sisi lain, dengan cerdik merubah rute dan menghantarkan rombongan sampai ke Mekah. Meski rombongan terselamatkan dari bahaya, namun Abu Jahal masih murka atas ancaman Nabi saw, yang pada akhirnya memutuskan untuk tidak kembali ke Mekah guna berperang dengan orang-orang Yatsrib.[11]

Di perang Badar, orang-orang Quraisy mengalami kekalahan dan Handzalah, putra Abu Sufyan terbunuh dan anak laki-laki lainnya Amr ditawan, yang kemudian dibebaskan. [12]

Pembakaran Pohon Kurma Madinah

Kekalahan dalam perang Badar amatlah berat bagi orang-orang Quraisy dan mereka kembali memutuskan untuk memerangi Rasulullah saw dan kaum muslim. Dengan demikian, Abu Sufyan dengan 200 pasukan berkuda Quraisy bergerak menuju Madinah dan setelah negosiasi dengan Sallam bin Misykam, ketua Bani Nadhir, lantas mengutus seseorang ke Madinah dan di sebuah tempat bernama Uraidh mereka membakar kebun-kebun kurma dan melarikan diri. Rasulullah saw mengejar Abu Sufyan, namun tidak menemukannya dan beliau kembali. [13]

Perang Uhud

Pada tahun 3 H/624, Abu Sufyan dengan menjadi pemimpin pasukan besar yang hendak membalas dendam terhadap kaum muslimin, bergerak menuju Madinah. [14] Di kawasan Uhud, di dekat Madinah, terjadilah perang dimana kaum muslim mengalami kekalahan dan sejumlah jawara seperti Hamzah, paman Nabi saw gugur. Setelah perang, Abu Sufyan naik ke atas gunung dan dengan menyanjung berhala-berhala, kembali mengajak Rasulullah saw bertempur di Badar.[15]

Tahun berikutnya, Rasulullah saw datang ke Badar, namun Abu Sufyan sebelum tiba ke tempat yang sudah dijanjikan, menghentikan orang-orang Quraisy dan mereka kembali ke Mekah.[16]

Perang Khandaq

Tahun berikutnya, Abu Sufyan dengan bantuan orang-orang Yahudi Madinah, melangsungkan perang Khandaq guna menentang Rasulullah saw,[17] namun dengan tadbir dan kecerdikan Nabi saw, pasukan Abu Sufyan dan para sekutunya kembali dengan kegagalan dan Madinah pun terbebaskan. [18]

Satu tahun setelah perang Khandaq, terjalinlah perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah saw dan orang-orang musyrikin. Namun belum sampai dua tahun dari perjanjian ini, Quraisy pun melanggarnya. Abu Sufyan sendiri datang ke Madinah guna meminta maaf, namun tidak ada seorangpun yang mempedulikannya, dan permintaan maafnya tidak diterima.[19]

Islam Abu Sufyan

Akhirnya, setelah permusuhan dan beragam pertempuran, Abu Sufyan pada tahun 8 H/629, saat penaklukan Kota Mekah, dengan bantuan dan perantara Abbas bin Abdul Mutthalib, menemui Rasulullah saw dan memeluk Islam,[20] dan beliau mengumumkan rumahnya sebagai tempat berlindung yang aman.[21] Setelah itu Abu Sufyan dan keluarganya termasuk dalam barisan kaum muslim.[22] Dan pada tahun itu juga, Abu Sufyan menjadi pemimpin kelompok perang dalam pertempuran Hunain dan di penghujung pertempuran, Rasulullah saw memberikan banyak rampasan perang ke Abu Sufyan dan keturunannya. [23]

Menurut sebagian pendapat; Rasulullah saw mengangkat Abu Sufyan menjadi pemimpin Najran [24] dan tentunya pendapat ini juga ada yang menyanggahnya.[25]

Menurut sebagian referensi dalam pertempuran Thaif, Abu Sufyan kehilangan satu matanya.[26] Setelah itu, Rasulullah saw mengutus Abu Sufyan ke Thaif untuk mengumpulkan sedekah. [27]

Abu Sufyan dan Tiga Khalifah

Dari penggalan riwayat dikemukakan saat Rasulullah saw wafat, Abu Sufyan menjadi gubernur Najran [28] dan kemudian datang ke Mekah dan tinggal beberapa hari di situ, kemudian pergi ke Madinah dan tinggal di kota tersebut.

Abu Sufyan dan Kekhalifahan Abu Bakar

Setelah Abu Bakar memegang tampuk kekhalifahan, Abu Sufyan resah karena melihat kekhalifahan dipegang oleh seseorang dari klan Quraisy yang paling rendah, ia tidak menerima dan mencari jalan bagaimana cara membangkitkan konflik. [29]

Kendati demikian, dia pada tahun 15 H, ikut berpartisipasi dalam perang Yarmuk, yang dipimpin oleh Yazid, putranya sendiri dan mensuport pasukan Islam untuk tegar dalam bertempur. [30]

Dikatakan, bahwa ia juga kehilangan mata satunya dalam pertempuran ini. [31]

Abu Sufyan dan Kekhalifahan Umar

Dari sebagian riwayat disebutkan bahwa Abu Sufyan melarang anaknya, Muawiyah untuk menentang Umar dan menganjurkannya agar mengikutinya.[32] Abu Sufyan pada masa Umar, nampaknya melakukan beberapa kesalahan, dan karenanya ia dicela.

Abu Sufyan dan Kekhalifahan Utsman

Setelah Utsman memegang tampuk khilafah, Abu Sufyan mendekatinya dan di tengah-tengah Bani Umayyah mengatakan, sekarang ini bola kekhilafahan jatuh ke tangan kalian, maka putarkanlah di tengah-tengah kalian dan jangan biarkan keluar dan lepas dari tangan kalian.[33]

Mangkat

Tahun mangkatnya secara tepat tidak terlalu jelas. Menurut Waqidi, [34] kematiannya terjadi 5 tahun sebelum pembunuhan Utsman di tahun 30 H/650, namun mereka juga memuat kematiannya pada tahun-tahun 31-33 H/652-654. [35]

Keturunan

Abu Sufyan, meninggalkan banyak keturunan. yang paling menonjol di antara mereka adalah Muawiyah, yang memiliki peranan politik yang signifikan di abad pertama Hijriah dan pendiri dinasati kekhalifahan Bani Umayyah.

Keturunan lainnya adalah Yazid yang mana Abu Bakar telah menunjuknya sebagai panglima perang dan kemudian Umar bin Khattab mengangkatnya sebagai gubernur. Keturunan lain adalah Utbah, yang berpartisipasi dengan Aisyah dalam perang Jamal dan Muawiyah mengirimnya menjadi gubernur Mesir. [36]

Salah satu putrinya bernama Ummu Habibah, yang ikut berhijrah ke Habasyah (Ethopia) dan kemudian kembali ke Madinah dan menikah dengan Rasulullah saw. [37]

Abu Sufyan dalam Bioskop dan Televisi

Beberapa film layar lebar dan beragam serial telah dibuat di Iran dan luar Iran, dan Abu Sufyan juga menjadi tokoh dari film-film tersebut. Sebagian film dan serial tersebut adalah sebagai berikut:

  • Film al-Risalah dengan pensutradaraan Moustapha Akkad, Michael Ansara (dalam naskah Inggris) dan Hamdy Gheith aktor Mesir (dalam naskah Inggris) memerankan peran Abu Sufyan. [38]
  • Film TV Panahandeh va Siah Sepid, yang disutradarai oleh Hujjatul Islam Muhammad Taqi Anshari, Hassan Joharchi memerankan peran Abu Sufyan. [39]
  • Film Muhammad saw dengan sutradara Majid Majidi, Dariush Farhang memerankan peran Abu Sufyan. [40]
  • Serial Imam Ali as dengan sutradara Davood Mirbagheri, Dariush Forouhar memerankan peran Abu Sufyan. [41]

Catatan Kaki

  1. Waqidi, jld. 2, hlm. 817; Ibnu Atsir, jld. 3, hlm. 12.
  2. Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 4 (1), hlm. 13.
  3. Abu al-Faraj, jld. 6, hlm. 341; Ibn Qudamah, hlm. 202.
  4. Rujuklah, Baladzuri, Futuh, hlm. 129.
  5. Al-Munammaq, hlm. 368.
  6. Abd al-Barr, jld. 2, hlm. 715.
  7. Baladzuri, Ansāb, jld. 1, hlm. 124.
  8. Baladzuri, Ansāb, jld, 4 (1), hlm. 13.
  9. Al-Munammaq, hlm. 388.
  10. Semisalnya rujuklah, Bukhari, jld. 1, hlm. 91, jld. 2, hlm. 108; Mizzi, jld. 4, hlm. 158-159.
  11. Urwah bin Zubair, hm. 131-137.
  12. Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 305-306; Ibnu Qutaibah, hlm. 344-345.
  13. Ibnu Ishaq, hlm. 310-312; Waqidi, jld. 1, hlm. 181; Baladzuri, Ansab, jld. 1, hlm. 310.
  14. Baladzuri, Ansab, jld. 1, hlm. 312.
  15. Ibnu Ishaq, hlm. 333-334; Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 99-100; Baladzuri, Ansab, jld. 1, hlm. 327.
  16. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 220-221.
  17. Ibnu Hisyam, hlm. 225-226.
  18. Baladzuri, Ansab, jld. 1, hlm. 343-345.
  19. Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 37-39.
  20. Waqidi, jld. 2, hlm. 817-818.
  21. Waqidi, jld. 2, hlm. 817-818; Ibn Hisyam, jld. 4, hlm. 46.
  22. Kalbi, hlm. 49.
  23. Waqidi, jld. 2, hlm. 944-945; Thabari, jld. 1, hlm. 1679.
  24. Ibnu Abd al-Barr, al-Isti’ab, 1412, jld. 12, hlm. 714.
  25. Ibnu Hajar, al-Ishabah, 1415, jld. 3, hlm. 333.
  26. Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 8.
  27. Ibnu Qutaibah, al-Imamah wa al-Siasah, hlm. 344; bandingkan, Baladzuri, Ansab, jld. 1, hlm. 530.
  28. Kalbi, hlm. 49; Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 7, 12.
  29. Baladzuri, Ansab, jld. 4, hlm. 529; Thabari, jld. 1, hlm. 1827.
  30. Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 11; Ibnu Atsir, jld. 3, hlm. 13.
  31. Thabari, jld. 1, hlm. 2101.
  32. Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 9.
  33. Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 12, bandingkan, jld. 4 (1), hlm. 13; Abu al-Faraj, jld. 6, hlm. 356.
  34. Rujuklah, Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 13.
  35. Rujuklah, Baladzuri, Ansab, jld. 4 (1), hlm. 13; Thabari, jld. 1, hlm. 2871.
  36. Ibn Qutaibah, hlm. 344-345.
  37. Ibn Sa’ad, jld. 8, hlm. 96.
  38. The Message (1997).
  39. Produksi FTV Panahandeh di cannel Sahar sudah selesai.
  40. Mengenal aktor terpenting film Muhammad saw Majid Majidi + Galeri
  41. Farhang Serialhaye Televiziyoni Iran az Aghaz ta Imruz; Bioskop Bulanan (film), no. 245, 15 Azar, 1378.

Daftar Pustaka

  • Abu al-Faraj Isfahani, al-Aghâni, Kairo, Dar al-Kutub al-Mishriyyah, Bukhari, Muhammad bin Ismail, riset. Bulaq, 1315 H.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansab al-Asyraf, jld. 1, riset. Muhammad Hamidullah, Kairo, 1959 M, jld. 4, riset. Ihsan Abbas, Beirut, 1400 H/ 1979
  • Dzahabi, Muhammad bin Ahamd, Siyar A’lam al-Nubala, riset. Syu’aib al-Arna’uth, Beirut, 1405 H/ 1985.
  • Baladzuri, Muhammad bin Ahmad, Futuh al-Buldan, riset. Dakhawiyyah, Leiden, 1866.
  • Ibn Abd al-Barr, Yusuf bin Abdullah, al-Isti’âb, riset. Ali Muhammad Bajawi, Kairo, 1380 H/1960.
  • Ibn Hisyam, Abdul Malik, al-Sirah al-Nabawiyyah, riset. Ibrahim Abyari dan lain-lain, Kairo, 1375 H/1955.
  • Ibn Ishaq, Muhammad, al-Sir, wa al-Maghazi, riset. Suhail Zakar, Damaskus, 1398 H/1978.
  • Ibn Qudamah Maqdisi, Abdullah bin Ahmad, al-Tabyîn fi Ansâb al-Qurasyiyyin, riset. Muhammad Naif al-Dalimi, Beirut, 1408 H/1988
  • Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad, Usud al-Ghâbah fi Ma'rifat al-Shahabah, Kairo, 1280 H.
  • Ibnu Habib, Muhamad, al-Munammaq fi Akhbar Quraisy, riset. Khurshid Ahmad Fariq, Beirut, 1405 H/1985.
  • Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Ahmad bin Ali, al-Ishâbah fi Tamyiz al-Shahâbah, riset. Abdul Maujud, Adil Ahmad, Muawwidz, Ali Muhammad, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, cet. 1, 1415 H.
  • Ibnu Qutaibah, Abdullah bin Muslim, al-Ma’arif, riset. Tsarwat Okasha, Kairo, 1960.
  • Ibnu Sa’ad, Muhammad, al-Thabaqât al-Kubra, Beirut, Dar al-Shadir.
  • Kalbi, Hisyam bin Muhammad, Jamharah al-Nasab, riset. Naji Hasan, Beirut, 1407 H/1986.
  • Mahnameh Sinema-e Film, no. 245, Azar, 1420 H/1999.
  • Mazzi, Yusuf bin Abdurrahman, Tuhfah al-Asyraf, Mumbai, 1396 H/ 1976.
  • Thabari, Tarikh, riset. Dakhawiyyah dan lain-lain, Leiden, 1964.
  • Urwah bin Zubair, Maghazi Rasulillah saw, riset. Muhammad Mustafa A’dzami, Riyadh, 1401 H/1981
  • Waqidi, Muhammad bin Umar, Al-Maghazi, riset. Marsden Jones. London, 1966.