Bilal bin Harits
Info pribadi | |
---|---|
Nama lengkap | Abu Abdurrahman Bilal bin Harits |
Julukan | Abu Abdurrahman |
Garis keturunan | Kabilah Mudhari, Bani Muzainah |
Wafat/Syahadah | 60 H/680 |
Informasi Keagamaan | |
Memeluk Islam | Rajab tahun 5 H |
Keikutsertaan dalam Ghazwah | Ikut serta dalam berbagai Sariyyah dan Ghazwah |
Aktivitas lain | Perawi hadis Nabi saw |
Abu Abdurrahman Bilal bin Harits (bahsa Arab:أبو عبد الرحمن بلال بن حارث) (w.60 H/680) adalah sahabat Nabi yang mulia saw dan dari kabilah Mudhari bani Muzainah. Pada tahun 5 H ia bersama sekelompok orang dari kabilahnya datang menemui Nabi saw dan memeluk Islam.
Biografi
Bilal bin Harits yang diberi julukan Abu Abdurrahman (W. 60 H/680) adalah sahabat Nabi saw dan dari Kabilah Mudhari bani Muzainah.[1] Pada Rajab tahun 5 H ia bersama sekelompok orang dari kabilahnya datang menemui Nabi saw dan memeluk Islam.[2] Ia tinggal di tempat persinggahan Bani Muzainah di sekitar Madinah[3] dan sering melakukan perjalanan ke Madinah.[4] Penisbatan "Madani" kepadanya dalam sebagian referensi ada kemumgkinan karena sebab ini.[5]
Disebutkan bahwa Nabi saw atas permintaan Bilal menyerahkan Wadi Aqiq (salah satu miqot haji dan umrah) yang terletak di negri bani Muzainah kepadanya. Meskipun Umar bin Khattab di kemudian hari mengambil kembali sebagian dari daerah ini darinya, namun kepemilikan sebagian yang lain hingga bertahun tahun tetap dipegang oleh anak-anak keturunan Bilal.[6] Demikian juga Nabi saw memberikan Ma'adin al-Qabaliyah di dekat Madinah kepada Bilal [7] dan Nabi mengutusnya ke sebuah daerah di sekitar Madinah bernama Hima.[8]
Diantara keturunan Bilal yang tersisa adalah Hisan, dimana para ahli sejarah mengatakan bahwa namanya ada kaitannya dengan munculnya akidah Irja' di Basrah.[9] Ia wafat pada periode pemerintahan Muawiyah pada umur 80 tahun.[10]
Ikut Serta Dalam Sariyyah dan Peperangan
Bilal ikut serta dalam berbagai sariyyah dan peperangan. Pada tahun 5 H, Nabi saw mengutusnya dalam sebuah sariyyah untuk memerangi bani Malik bin Kinanah, namun bani Malik melarikan diri sebelum ia sampai ke sana.[11] pada tahun 6 H ia hadir dalam sariyyah Karaz bin Jabir Fahri.[12] Pada tahun 8 H ia juga dipilih sebagai pemimpin pasukan sebuah sariyyah.[13] Demikin juga pada tahun yang sama, Nabi saw sebelum berangkat ke Mekah mengutus dia dan satu orang lagi ke kabilah bani Muzainah untuk mengumpulkan kekuatan(pasukan), dan mereka berdua bersama 1000 orang pasukan hadir di fathu Mekah.[14] Bilal ikut serta dalam sariyyah Dumah al-Jandal yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. [15] Pada tahun 10 H dimana Nabi saw mengutus Khalid untuk memerangi bani Harits bin Ka'ab, Bilal pun bersamanya. [16]
Pada Masa Khulafa
Menurut sebagian riwayat, Bilal pada masa khulafa ikut serta dalam perang Qadisiyah,[17] penaklukan-penaklukan Syam[18] dan penaklukan Afrika pada 27 H/648.[19]
Dikatakan bahwa Bilal mempunyai rumah di Basrah.[20] Menurut riwayat Ibnu Hibban, Bilal bekerja sebagai pedagang tanaman herbal dan serai wangi .[21] Walaupun ia menjabat sebagai gebernur Hima hingga akhir hayatnya.[22]
Penukilan Hadis
Bilal termasuk dari perawi hadis Nabi saw dan menukil riwayat-riawayat dari Umar bin Khattab dan Abdullah bin Mas'ud.[23] Orang-orang seperti putranya Harits, Alqamah ibnu Waqqash Laitsi, Abdurrahman bin Athiyah dan sebagian yang lain meriwayatkan darinya.[24]
Catatan Kaki
- ↑ Ibnu Qutaibah, hlm.298; Ibnu Hibban, jld.3, hlm.28
- ↑ Ibnu Saad, jld.1, hlm.291; Ibnu Asakir, jld.10, hlm.423
- ↑ Hakim, jld.3, hlm.517
- ↑ Ibu Asakir, jld.10, hlm.422
- ↑ Ibnu Atsir, jld. 1, hlm.205; Bukhari, jld.1, hlm.106
- ↑ Lihat: Baladzuri, hlm.22; Abu Ubaid, jld.3, hlm.953; Ibnu Asakir, jld.10, hlm.426
- ↑ Hakim, jld.3, hlm.517; Abu Ubaid, jld.3, hlm.1047; Yaqut, jld.4, hlm.32-33
- ↑ Waqidi, jld.2, hlm.425; Ibnu Asakir, jld.10, hlm.424
- ↑ Ibnu Qutaibah, hlm. 298; Ibnu Hibbban, jld.3, hlm.28
- ↑ Lihat: Ibnu Asakir, jld.10, hlm.428
- ↑ Ibnu Habib, hlm.120
- ↑ Waqidi, jld.2, hlm.571
- ↑ Ibnu Habib, hlm.124
- ↑ Ibnu Asakir, jld.10, hlm.424
- ↑ Ibnu Asakir, jld.10, hlm.413
- ↑ Ibnu Saad, jld.1, hlm.339
- ↑ Waqidi, jld.1, hlm.276
- ↑ Thabari, jld.3, hlm.410
- ↑ Ibnu Asakir, jld.10, hlm.323
- ↑ Lihat: Khalifah, hlm.38
- ↑ Jld.3, hlm.29
- ↑ Ibnu Asakir, jld.10, hlm.424
- ↑ Lihat: Mizzi, jld.4, hlm.283; Ibnu Ahmad bin Hanbal, jld.3, hlm.469
- ↑ Ibnu Abdil Bar, jld.1, hlm.183; Mizzi, jld.4, hlm.283
Daftar Pustaka
- Ibnu Atsir, Ali. Usd al-Ghābah. Kairo: 286 H.
- Ibnu Hibbān, Muhammad. Al-Tsiqah. Haidar Ābād Dakkan 397 H.
- Ibnu Habib, Muhammad. al-Muhabbar. Haidar Ābād Dakkan 361 H.
- Ibnu Sa'ad, Muhammad. Al-Thabaqat al-Kubra. Beirut:Dar al-Shadir.
- Ibnu Abd al-Birr, Yusuf.Al-Isti'ab. Kairo: 380 H.
- Ibnu 'Asakir, Ali. Tarikh Madinatu Dimasyq. Beirut: 415 H.
- Ibnu Qutaibah, Abdillah. Al-Ma'arif. Kairo, 960.
- Abu Ubaid al-Bikri, Abdillah. Mu'jamu mastu'jim. Beirut: 403 H.
- Ahmad bin Hanbal. Al-Musnad. Kairo, 313 H.
- Baladzuri, Ahmad. Futuh al-Buldan. Beirut: Muassisah al-Ma'arif.
- Hakim al-Naisyaburi, Muhammad. Al-Mustadrak ala as-Shahihain fi al-Hadis. Beirut: 398 H.
- Khalifah bin al-Khayyat. Al-Thabaqat. Riyadh, 402 H.
- Thabari, Muhammad bin Jarir. Tarikh al-Umam wa al-Muluk.
- Mizzi, Yusuf. Tahdzib al-Kamal. Beirut: Muassisah al-Risalah.
- Waqidid, Muhammad. Al-Maghazi. London: 966.
- Yaqut al-Hamawi. Mu'jam al-Buldan.