Aban bin Sa'id
Info pribadi | |
---|---|
Nama lengkap | Aban bin Sa'id bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf |
Garis keturunan | Quraisy |
Tempat Tinggal | Mekah • Madinah |
Penyebab Wafat /Syahadah | Terdapat banyak pendapat terkait penyebab kematiannya |
Informasi Keagamaan | |
Memeluk Islam | Sekitar tahun ke-7 Hijriyah (terjadinya dua peristiwa Perdamaian Hudaibiyah dan Perang Khaibar |
Keikutsertaan dalam Ghazwah | Sarriyah Najd |
Peran utama | Komandan Sarriyah Najd • Amil zakat dan pajak di Bahrain |
Aktivitas lain | Tidak memberikan baiatnya kepada Abu Bakar |
Aban bin Sa'id (wafat 13 H/634) (bahasa Arab: أبان بن سعيد) adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang masuk Islam sekitar tahun 7 H/628 dan ditugaskan oleh beliau untuk menjadi komandan beberapa sariyyah dan mengumpulkan jizyah dan pajak Yaman. Pasca wafat Rasulullah saw, pertama ia tidak sudi untuk berbaiat kepada Abu Bakar. Namun setelah Ali bin Abi Thalib as berbaiat ia pun mengikutinya. Menurut satu pendapat, pada tahun 27 H/648 ia meninggal secara alami di masa kekhilafahan Utsman.
Nasab
Nasab lengkapnya adalah: Aban bin Sa'id bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Ia sebagaimana Bani Umayyah yang lain bertemu (nasabnya) dengan Rasulullah saw pada kakek kelima, yaitu Abdul Manaf. Ibunya Shafiyah atau Hind putri Mughirah bin Abdillah bin Umar bin Makhzum. [1]
Masuk Islam
Aban bin Sa'id pada awalnya termasuk musuh keras Nabi Muhammad saw dan ketika dua saudaranya, Ash dan Ubaidah terbunuh di Perang Badar di tangan Ali as dan Zubair, dari Mekah ia pergi ke Syam dengan tujuan berniaga. Sumber-sumber menyebutkan cerita terperinci mengenai pertemuan Aban dengan seorang rahib Nasrani dan mengisyaratkan bahwa pertemuan ini sangat berkesan dalam hatinya dan boleh jadi karena sebab ini ketika Utsman datang ke Mekah atas perintah Nabi saw, Aban menyambutnya dengan hangat dan menaikkannya ke atas kudanya serta membawanya ke dalam kota. Dan di dalam lindungannya, Utsman dapat melaksanakan misinya dengan baik lalu kembali ke Nabi saw. Aban masuk Islam sebelum fathu Mekah di antara dua peristiwa Perdamaian Hudaibiyah 6 H/627 dan Perang Khaibar 7 H/628.
Ditugaskan Oleh Rasulullah saw
Setelah Aban masuk Islam, ia ditugaskan oleh Rasulullah saw dari kota Madinah untuk memimpin sariyyah. Dengan harta rampasan yang didapatkan dari sariyyah tersebut, setelah Perang Khaibar bersama sahabat-sahabatnya ia bertemu Rasulullah saw dan setelah itu ia ditugaskan untuk Sariyyah Najd. [2] Pada tahun 9 H/630 dimana Rasulullah saw menurunkan Ala' bin Hadhrami dari tugasnya sebagai amil (pengumpul zakat dan pajak) di Bahrain, beliau menyerahkan tugas ini kepada Aban. Berkenaan dengan tatacara penerimaan sedekah (zakat), jizyah dan saham dari laba perniagaan ia meminta perintah dari beliau.
Nabi Muhammad saw memberikan perintah kepadanya supaya mengambil satu dinar dari setiap wanita dan pria Yahudi, Nasrani dan Majusi yang sudah balig, dan beliau juga menulis: tunjukkan (tawarkan) Islam kepada orang-orang Majusi; jika mereka tidak menerimanya, maka ambillah jizyah dari mereka. [3] Perintah Rasulullah saw untuk mengambil jizyah dari Majusi Bahrain yang bukan ahli kitab menuai protes sekelompok Arab. Baladzuri menyebut kelompok ini kaum munafik Arab. Aban selalu komitmen dengan pekerjaannya, hingga setelah Rasulullah wafat, beberapa orang Arab Bahrain (termasuk penduduk Hijr) melanggar dan tidak mau menerima Islam. Menyaksikan kondisi ini Aban bertekad kembali (ke Madinah) dan dengan membawa 100 ribu dirham memasuki kota Madinah. Ketika Abu Bakar memprotes tindakannya, ia dengan tegas mengumumkan bahwa setelah Rasulullah saw ia tidak akan menjadi amil siapapun. [4]
Juru Tulis Nabi saw
Menurut sebuah riwayat yang tidak begitu jelas yang dibawa oleh Baladzuri, ia merupakan salah seorang di antara 17 orang Quraisy yang bisa menulis saat masuk Islam.[5] Namanya juga tercatat dalam daftar juru tulis Rasulullah saw. [6] Pendiktean Alquran kepada Zaid bin Tsabit yang dilakukan atas perintah Utsman terkadang dinisbatkan kepada Aban. Tentu saja penisbatan tersebut tidak benar, sebab berdasarkan banyak pendapat Aban terbunuh pada zaman Abu Bakar atau Umar. [7]
Wafat
Terkait kewafatan Aban, banyak sejarah yang disebutkan: terbunuh pada Perang Ajnadain (13 H/634), pada Perang Marj al-Shufar (14 H/636) dan pada hari Yarmuk (15 H/637), tetapi sebagian sejarawan menyakini bahwa ia tidak terbunuh melainkan meninggal secara alami tahun 27 H/648 pada masa kekhilafahan Utsman.
Catatan Kaki
- ↑ Khalifah bin Khayyath, jld.1, hlm.25; Ibnu Hibban, jld.3, hlm.13; Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld.1, hlm.35
- ↑ Ibnu Hajar, jld.1, hlm.13-14; Ibnu Abdilbar, jld.1, hlm.62; Ibnu Asakir, jld.2, hlm.127; Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld.1, hlm.36
- ↑ Ibnu Asakir, jld.2, hlm.127-128
- ↑ Ibnu Asakir, jld.2, hlm.129
- ↑ hlm.225
- ↑ Thabari, jld.4, hlm.1782; Baladzuri, 226; Ibnu Atsir, al-Kamil, jld.2, hlm.313
- ↑ Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld.1, hlm.37
Daftar Pustaka
- Adzarnusy, Adzartasy. Rahhā-ye Nufūdz Fārsī dar Farhang wa Zabān Tāzī. Tehran: 1354 HS (1976).
- Asqalani, Ibnu Hajar. Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shahābah. Beirut: 1328 H.
- Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Futūh al-Buldān. Diterjemahkan oleh Adzartasy Adzarnusy. Tehran: 1364 HS(1986).
- Ibnu 'Abdil Barr, Yusuf bin Abdullah. Al-Istī'āb fī Ma'rifah al-Ashhāb. Diedit oleh Ali Muhammad al-Bajawi. Mesir: Maktabah an-Nahdhah, 1/65.
- Ibnu 'Asakir, Ali bin Hasan.At-Tārīkh al-Kabīr. Riset Abdul Qodir Afandi. 1330 H.
- Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad al-Jazari. Al-Kāmil fī At-Tārīkh. Beirut: 1399 H.
- Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad al-Jazari. Usd al-Ghābah fī Ma'rifah ash-Shahābah. Tehran: al-Maktabah al-Islamiyyah.
- Ibnu Hibban, Muhammad. Ats-Tsiqāt. Hyderabad (India),1973.
- Khalifah bin Khayyath. Ath-Thabaqāt. Diedit oleh Suhail Zakkar. Damaskus: 1966.
- Khui, Sayid Abu al-Qasim. Mu'jam Rijāl al-Hadīst wa Tafshīl Thabaqāt ar-Ruwāt. Beirut: 1403 H.
- Mamaqani, Abdullah. Tanqīh al-Maqāl fī 'Ilm ar-Rijāl. Najaf: 1350 H.
- Maqrizi, Ahmad bin Ali. Imtā' al-Asmā' bimā li an-Nabī. Riset Mahmud Muhammad Syakir. Kairo: 1948.
- Thabari, Muhammad bin Jarir. Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk. Riset de Goeje. Leiden: 1879-1881.