Muawiyah bin Yazid
Nama lengkap | Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah |
---|---|
Julukan | Abu Yazid • Abu Laila |
Terkenal dengan | Muawiyah Kedua |
Afiliasi agama | Islam |
Garis keturunan | Bani Umayyah |
Kerabat termasyhur | Yazid bin Muawiyah (ayah) • Abu Sufyan (kakek buyut) |
Tempat tinggal | Damaskus |
Wafat | 64 H/684 |
Penyebab Wafat/Syahadah | Terbunuh atau sakit menurut riwayat yang lain |
Tempat dimakamkan | Di Damaskus, Suriah |
Era | Imam Sajjad as |
Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah (bahasa Arab: معاوية بن يزيد بن معاوية) yang terkenal dengan Muawiyah Kedua (W. 64 H/684) adalah khalifah ketiga Umawi yang menjabat sebagai khalifah setelah kematian Yazid, ayahnya pada tahun 64 H/684. Ia menjabat khalifah dalam waktu pendek lalu mengundurkan diri dan meninggal dunia. Terkait pengunduran dirinya dari kekhilafahan terjadi perbedaan pendapat di kalangan para sejarawan, namun mayoritas mereka berpendapat bahwa kecenderungannya kepada keluarga Imam Ali as yang menjadi dasar dan alasannya. Pasca pengunduran Muawiyah Kedua dari kekhilafahan, Marwan bin Hakam naik menjadi khalifah dan hingga akhir kekuasaan kaum Umawi, anak-anak keturunan Marwan yang memegang tampuk kekhilafahan. Muawiyah bin Yazid tatkala meninggal menurut satu pendapat berumur 18 tahun dan dikuburkan di Damaskus.
Periode Kekhilafahan
Pada masa perang pasukan militer Umawi dengan Abdullah bin Zubair yang mengaku khalifah di Mekah, Yazid bin Muawiyah meninggal dunia di Syam dan setelah beberapa waktu, dengan terdengarnya berita kematian Yazid, para pasukan Umawi pulang dari Mekah ke Syam. Bani Umayyah memilih Muawiyah bin Yazid sebagai khalifah. Atas dasar ini, Muwaiyah dibaiat di Syam dan Abdullah bin Zubair dibaiat di Mekah.
Pengunduran diri dari Kekhilafahan
Periode kekhilafahan Muawiyah bin Yazid sangat singkat sekali dan sebagian sumber meyakini 40 hari. Semua riwayat-riwayat historis sepakat bahwa ia tidak senang memegang tampuk kekhilafahan dan benci terhadapnya. Mengenai alasannya terjadi perbedaan laporan dan catatan sejarah.
Dalam sebagain laporan diyakini bahwa kebenciannya kepada sepak terjang ayah-ayahnya; Muawiyah, Yazid dan seluruh kaum Umawi adalah sebab utama dari pengunduran dirinya dari kursi kekhilafahan, dan kecenderungannya kepada Ahlulbait as diterangkan secara tegas sebagai sebab lainnya. Menurut catatan Tarikh Ya'qubi, ia menyampaikan suatu khotbah dan menjelaskan di dalamnya soal ketidaksukaannya kepada kursi kekhilafahan dan mengkritik ayah dan kakeknya. Dalam khotbah ini, ia menegaskan bahwa perang Muawiyah bin Abi Sufyan dengan Imam Ali as dan juga sikap tak sopan ayahnya Yazid dan khususnya pembantaian Imam Husain as dan keluarga Nabi saw hingga gugur sebagai syahid merupakan kesalahan dan dosa besar.[1] Diusulkan kepadanya supaya seperti Umar bin Khattab membentuk suatu syura untuk memilih khalifah, namun dia berkata, 'orang-orang seperti para anggota syura itu tidak ditemukan di zaman sekarang.[2]
Laporan lain menceritakan bahwa dia dalam beberapa pidatonya mengatakan tidak memiliki kemampuan untuk memegang tampuk kekhilafahan dan mengisyaratkan bahwa di antara kalian terdapat orang-orang yang lebih layak dari saya tentang kekhilafahan, seraya mengatakan kepada kaum Umawi,: "Biarkan saya yang memilih seseorang sebagai khalifah atau kalian sendiri yang memilihnya". Sejumlah orang dari Bani Umayyah datang kepadanya dan meminta supaya diberikan kesempatan untuk beberapa waktu, dan tak lama setelah itu mereka melukainya dan membunuhnya.[3]
Sebagian laporan tanpa menyinggung masalah protesnya kepada para sesepuhnya menganggap dia tengah jatuh sakit dan meyakini hal inilah yang menjadi sebab ketidakmampuannya dalam mengemban urusan khilafah.[4] Menurut laporan Mas'udi, julukan Muawiyah pada mulanya adalah Abu Yazid, namun setelah menjadi khalifah dipanggil Abu Laila; sebuah julukan yang dikhususkan kepada masyarakat Arab yang lemah.[5]
Kesyiahan Muawiyah
Beberapa sumber sejarah dan rijal mutaakhir Syiah memperkenalkan Muawiyah bin Yazid sebagai seorang Syiah. Terdapat sebuah laporan dalam kitab Habib al-Sair (termasuk sumber sejarah Persia abad ke-10 H) bahwa Muawiyah menegaskan kelayakan Imam Ali Zainal Abidin bin Husain as untuk menjabat khalifah dan memesan kepada masyarakat untuk mengundangnya.[6] Sebagian sumber biografi dan rijal Syiah dengan bersandar kepada laporan ini memasukkan Muawiyah bin Yazid ke dalam kelompok orang-orang Syiah.[7]
Wafat
Muawiyah bin Yazid wafat tahun 64 H/684 dan dikebumikan di Damaskus. Sebab kematiannya tidak jelas. Sebagain penulis sejarah melontarkan kemungkinan ia terbunuh dan melaporkan bahwa ia diberi minum racun. Sebagian lagi meyakini bahwa ia terbunuh karena dipukul.[8] Sebagaimana telah disebutkan di atas, sebagian riwayat historis meyakini ia meninggal secara normal dan dikarenakan sakit.[9] Mengenai usia Muawiyah tatkala meninggal terjadi kontroversi. Ibnu Qutaibah meyakini ia berumur 18 tahun tatkala meninggal dunia.[10] Dinukilkan pula ia meninggal dunia pada usia 19, 20 dan 21 tahun.[11] Dan ia dikuburkan di Damaskus.
Catatan Kaki
- ↑ Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, jld.2, hlm.254
- ↑ Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, jld.2, hlm. 252; Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jld.3, hlm.73
- ↑ Dinawari, Ibnu Qutaibah, al-Imamah wa al-Siyasah, jld.2, hlm.17
- ↑ Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld.5, hlm.356
- ↑ Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jld.3, hlm.73
- ↑ Khand Mir, Habib al-Sair, jld.2, hlm.131
- ↑ Syusytari, Majālis al-Mu'minin, jld.2, hlm. 252; Mazandarani, Muntaha al-Maqal, jld.6, hlm.287
- ↑ Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jld.3, hlm.73
- ↑ Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld.5, hlm.356
- ↑ Ibnu Qutaibah, al-Imamah wa al-Siyasah, jld.2, hlm.17
- ↑ Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld.5, hlm. 356 dan 357
Daftar Pustaka
- Baladzuri, Ahmad Yahya.Ansāb al-Asyrāf. Riset: Suhail Zikar dan Riyadh Zirikli. Beirut: Dar al-Fikr, cet. I, 1417 H/1996 M.
- Ibnu Qutaibah, Abu Muhammad bin Muslim Dinawari.Al-Imamah wa as-Siyasah (Tarikh al-Khulafa). Riset: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Adhwa, 1410 H/1990 M.
- Ibnu Qutaibah, Abu Muhammad bin Muslim Dinawari.Al-Imamah wa as-Siyasah (Tarikh al-Khulafa). Riset: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Adhwa, cet.I, 1410 H.
- Khandmir, Ghiyatsuddin bin Himamuddin. Habib as-Sair. Teheran: Khayyam, 1380 HS.
- Mas'udi, Ali bin Husain. Muruj az-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar. Riset: As'ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah, cet. II, 1409 H.
- Mazandarani, Muhammad bi Ismail. Muntaha al-Maqal fi Ahwāl ar-Rijal. Qom: Muassasah Al al-Bait as li Ihya at-Turats.
- Syusytari, Nurullah. Majālis al-Mukminin. Teheran: Islamiyah, 1377 HS.
- Ya'qubi, Ahmad bin Abi Ya'qubi. Tarikh al-Ya'qubi. Beirut: Shadir, tanpa tahun.