Lompat ke isi

Muslim bin Uqbah

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
Muslim bin 'Uqbah
Pelaku pembantaian peristiwa Harrah.
Nama lengkapMuslim bin 'Uqbah bin Riyah bin As'ad Murri
LakabMusrif • Mujrim
Terkenal denganPembantaian
Wafat64 H
AktivitasPejabat negara • Komandan militer


Muslim bin 'Uqbah (bahasa Arab:مسلم بن عقبة) (W. 64 H) adalah seorang komandan pasukan Umayyah dalam penumpasan pemberontakan penduduk Madinah pada Peristiwa Harrah. Dalam sejarah Islam, ia dikenal sebagai sosok yang kejam dan diberi gelar Musrif (yang berlebihan dalam pertumpahan darah) serta penjahat karena perannya yang besar dalam pembantaian pada Peristiwa Harrah.

Akibat pertempuran Harrah dan penguasaan Muslim bin 'Uqbah atas Madinah, tercatat banyak penduduk terbunuh, termasuk sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw, harta mereka dirampas, dan perempuan serta anak-anak mereka dilecehkan. Diriwayatkan bahwa Muslim bin 'Uqbah memaksa penduduk Madinah untuk berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah dengan syarat perbudakan, dan membunuh mereka yang menolak berbaiat.

Sikap Muslim bin 'Uqbah terhadap Imam Sajjad as selama Peristiwa Harrah serta respons Imam as terhadapnya menjadi salah satu topik yang dikaji oleh para peneliti Syiah dalam menganalisis perilaku politik Para Imam Syiah dalam berbagai kondisi politik. Beberapa laporan sejarah menyebutkan bahwa Muslim bin 'Uqbah, atas perintah Yazid, memperlakukan Imam Sajjad as dengan baik dan mengizinkannya tidak berbaiat kepada Yazid dengan syarat perbudakan. Namun, laporan lain menyatakan bahwa Imam as sendiri yang mengajukan berbaiat dengan syarat perbudakan. Pendapat terakhir ini diragukan dan dianggap palsu.

Bani Umayyah

penguasa

Nama pengguasa


Muawiyah bin Abu Sufyan
Yazid bin Muawiyah
Muawiyah bin Yazid
Marwan bin Hakam
Abdulmalik bin Marwan
Walid bin Abdul Malik
Sulaiman bin Abdul Malik
Umar bin Abdul Aziz
Yazid bin Abdul Malik
Hisyam bin Abdul Malik
Walid bin Yazid
Yazid bin Walid
Ibrahim bin Walid
Marwan bin Muhammad

masa pemerintahan


41 - 60
60 - 64
64 - 64
64 - 65
65 - 86
86-96
96 - 99
99-101
101-105
105-125
125 - 126
126 - 126
126 - 127
127 - 132

penguasa dan menteri terkenal

Mughirah bin Syu'bah
Ziyad bin Abihi
Amru bin Ash
Muslim bin Uqbah al-Marri
Ubaidullah bin Ziyad
Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi

kejadian

Perjanjian Damai Imam Hasan as
Peristiwa Asyura
Peristiwa Harrah
Perlawanan Tawwabin
Kebangkitan Mukhtar
Kebangkitan Zaid bin Ali

Posisi Historis dan Karakteristik

Muslim bin 'Uqbah adalah komandan pasukan Umayyah dalam menumpas pemberontakan penduduk Madinah pada Peristiwa Harrah[1] dan dikenal sebagai sosok yang kejam dalam sejarah Islam.[2] Karena perannya yang besar dalam pembantaian ini, ia dijuluki Musrif (yang berlebihan dalam pertumpahan darah) dan penjahat.[3] Kekejamannya terhadap penduduk Madinah begitu terkenal sehingga beberapa penguasa Madinah kemudian menakut-nakuti rakyat dengan menyamakan diri mereka dengan Muslim bin 'Uqbah.[4] Muslim bin 'Uqbah ditempatkan sejajar dengan Syimr bin Dzil Jausyan dan Busr bin Arthah sebagai komandan paling kejam dari Bani Umayyah.[5]

Muslim bin 'Uqbah berasal dari Damaskus[6] dan dikatakan pernah hidup pada masa Rasulullah saw, tetapi tidak termasuk dalam golongan sahabat.[7] Ia adalah pejabat dan komandan Umayyah[8] serta memimpin pasukan infanteri dalam Perang Shiffin.[9] Menurut sumber-sumber, Muawiyah bin Abu Sufyan sebelum wafat menunjuknya sebagai perantara untuk menyampaikan wasiat politiknya kepada putranya, Yazid.[10]

Beberapa sumber menggambarkan ciri fisik Muslim bin 'Uqbah: bermata satu, berkulit kemerahan, berambut putih, dan berjalan seolah-olah menarik kakinya dari lumpur.[11] Murtadha Muthahhari menyatakan bahwa kekurangan fisiknya, berdasarkan teori psikologi (mekanisme kompensasi), menjadi faktor pendorong kekejaman dan kebengisannya.[12]

Peran dalam Peristiwa Harrah

Muslim bin 'Uqbah memimpin pasukan Umayyah dalam Peristiwa Harrah, yang digambarkan sebagai peristiwa mengerikan[13] dan salah satu tragedi terburuk setelah Peristiwa Karbala.[14] Setelah pemberontakan penduduk Madinah, Yazid bin Muawiyah mengirim pasukan di bawah komandonya untuk menumpas pemberontakan.[15] Beberapa sumber menyebutkan bahwa Yazid memerintahkannya untuk membunuh para pemberontak.[16] Muslim bin 'Uqbah pun berjanji akan meminta dua hal saat tiba di Madinah: baiat atau kematian.[17] Setelah perlawanan penduduk Madinah dipatahkan, ia membiarkan pasukannya selama tiga hari bebas membunuh, merampas, dan memperkosa.[18]

Akibat pertempuran Harrah, banyak penduduk Madinah terbunuh, termasuk sahabat-sahabat Nabi saw[19], harta mereka dirampas[20], dan perempuan serta anak-anak mereka dilecehkan.[21] Muslim bin 'Uqbah memaksa penduduk Madinah berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah dengan syarat perbudakan dan membunuh yang menolak.[22] Dilaporkan bahwa ia kerap bersyukur kepada Allah karena telah melaksanakan perintah "taat kepada khalifah" dan "menjaga persatuan".[23] Menurut Rasul Ja'fariyan, tindakannya dipengaruhi oleh keyakinan yang tersebar di kalangan penduduk Syam bahwa ketaatan mutlak kepada penguasa adalah wajib, terlepas dari kondisi moralnya.[24]

Menurut Thabari, Muslim bin 'Uqbah sudah sakit sejak berangkat ke Madinah.[25] Setelah menumpas pemberontakan, ia bergerak menuju Mekkah untuk menghadapi Abdullah bin Zubair, tetapi meninggal dalam perjalanan (di Abwa'[26] atau Musyallal[27]).[28] Ia wafat pada akhir Muharram 64 H.[29] Konon, setelah dikubur, makamnya dibongkar, jasadnya digantung, dan dilempari batu serta panah.[30]

Doa Imam Sajjad as untuk menolak kejahatan Muslim bin 'Uqbah:
"Ya Allah, betapa banyak nikmat yang Engkau berikan kepadaku, sedangkan syukurku sedikit. Betapa banyak musibah yang Engkau timpakan kepadaku, sedangkan sabarku sedikit. Wahai Dzat yang meski syukurku sedikit, Engkau tidak menahan nikmat-Mu. Wahai Yang Maha Pengampun yang ampunan-Nya tak terputus, wahai Pemilik karunia yang tak terhitung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan hindarkanlah aku dari kejahatan orang ini. Sesungguhnya aku menjadikan-Mu sebagai pelindung darinya dan berlindung kepada-Mu dari keburukannya."

Muslim bin 'Uqbah dan Imam Sajjad as

Dalam berbagai sumber, terdapat laporan yang berbeda tentang sikap Muslim bin 'Uqbah terhadap Imam Sajjad as selama Peristiwa Harrah,[32] yang dianggap tidak konsisten.[33] Beberapa sumber menyatakan bahwa Muslim bin 'Uqbah, atas perintah Yazid bin Muawiyah,[34] memperlakukan Imam Sajjad as dengan baik.[35] Alasan Yazid memberikan perintah ini adalah karena Imam as tidak terlibat dalam pemberontakan tersebut.[36]

Di sumber lain, disebutkan bahwa Muslim bin 'Uqbah awalnya tidak berniat menghormati Imam as dan bahkan mencaci-maki beliau serta leluhurnya sebelum pertemuan. Namun, ketika Imam as datang, ia tiba-tiba berubah sikap dan memperlakukan beliau dengan hormat.[37] Ketika ditanya tentang perubahan sikapnya, Muslim menjawab bahwa itu bukan kehendaknya, melainkan karena rasa takut yang tiba-tiba menyelimutinya saat bertemu Imam as.[38] Menurut al-Mas'udi[39] dan Syaikh Mufid,[40] perubahan sikap ini terjadi karena doa Imam as untuk menghindarkan kejahatan Muslim bin 'Uqbah.

Sementara itu, Thabari dan Ibnu Atsir, sejarawan Sunni, menulis bahwa Imam Sajjad as datang kepada Muslim bin 'Uqbah dengan perlindungan Marwan bin Hakam dan Abdul Malik bin Marwan karena takut. Namun, Muslim tetap berkata kepada Imam as, "Jika bukan karena perintah Yazid, meski dengan syafaat mereka berdua, aku akan membunuhmu."[41] Beberapa peneliti meragukan kebenaran laporan ini (tentang syafaat Marwan dan putranya) dengan berbagai argumen.[42]

Masalah lain terkait sikap Muslim bin 'Uqbah terhadap Imam Sajjad as adalah tentang cara baiat Imam as kepadanya.[43] Beberapa sumber menyatakan bahwa Muslim bin 'Uqbah mengambil baiat dari semua orang dengan syarat perbudakan kepada Yazid, kecuali dari Ali bin Husain as dan salah satu putra Abdullah bin Abbas.[44] Namun, bertentangan dengan ini, al-Ya'qubi meriwayatkan bahwa Imam Sajjad as sendiri yang mengusulkan untuk berbaiat dengan syarat perbudakan.[45] Ketika penduduk Madinah melihat Imam as berbaiat, mereka berkata, "Jika putra Rasulullah sendiri berbaiat dengan syarat seperti ini, mengapa kami tidak melakukannya untuk menyelamatkan diri dari kematian?"[46] Sayid Ja'far Syahidi menyatakan bahwa riwayat ini palsu. Menurutnya, ini adalah rekayasa keturunan bangsawan Madinah yang ingin mengurangi aib baiat para leluhur mereka dengan syarat perbudakan.[47]

Catatan Kaki

  1. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 483.
  2. 'Aqqad, Abu al-Syuhada' al-Husain bin Ali as, 1415 H, hlm. 162–163.
  3. Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, 1409 H, jil. 3, hlm. 115; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, jil. 6, hlm. 234.
  4. Lihat contoh: Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, Beirut, jil. 2, hlm. 375.
  5. 'Aqqad, Abu al-Syuhada' al-Husain bin Ali as, 1415 H, hlm. 162–163; Subhani, Furuq Wilayah, 1380 HS, hlm. 746.
  6. Ibnu 'Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, 1415 H, jil. 58, hlm. 102.
  7. Ibnu 'Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, 1415 H, jil. 58, hlm. 102.
  8. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 2, hlm. 467; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 3, hlm. 381.
  9. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 12; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 3, hlm. 294.
  10. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 323.
  11. Lihat contoh: 'Aqqad, Abu al-Syuhada' al-Husain bin Ali as, 1415 H, hlm. 163.
  12. Muthahhari, Hamaseh-ye Husaini, 1382 HS, jil. 2, hlm. 94.
  13. Suyuthi, Tarikh al-Khulafa', 1417 H, hlm. 246.
  14. Mas'udi, al-Tanbih wa al-Asyraf, 1893 M, hlm. 306.
  15. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, jil. 6, hlm. 233–234.
  16. Ibnu Qutaibah, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jil. 1, hlm. 232.
  17. Ibnu Qutaibah, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jil. 1, hlm. 232.
  18. Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, Beirut, jil. 2, hlm. 250; Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 491; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, jil. 6, hlm. 234.
  19. Ibnu Qutaibah, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jil. 1, hlm. 237–238.
  20. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 5, hlm. 327.
  21. Suyuthi, Tarikh al-Khulafa', 1417 H, hlm. 246.
  22. Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, Beirut, jil. 2, hlm. 251; Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 4, hlm. 79.
  23. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 5, hlm. 331, 337.
  24. Ja'fariyan, Tarikh al-Khulafa', 1382 HS, hlm. 577.
  25. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 483.
  26. Ibnu 'Abd Rabbih, al-'Iqd al-Farid, 1407 H, jil. 5, hlm. 139.
  27. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 5, hlm. 337.
  28. Ibnu Qutaibah, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jil. 1, hlm. 241; Abu Hanifah ad-Dinawari, Akhbar al-Thiwal, 1373 HS, hlm. 267; Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 71.
  29. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 496; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 4, hlm. 123.
  30. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1394 H, jil. 5, hlm. 331–332; Ibnu Qutaibah, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jil. 1, hlm. 242.
  31. Mufid, Al-Irsyad, Tehran, jil. 2, hlm. 151.
  32. Lihat contoh: Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70–71.
  33. Zahedi Tuchaei, Ta'amuli dar Akhbar-e Molaqat-e Imam Zain al-Abidin as ba Muslim bin Uqbah dar Qiyam-e Harrah, hlm. 93.
  34. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 484.
  35. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 493–494; Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70.
  36. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 484; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 3, hlm. 381.
  37. Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70.
  38. Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70–71.
  39. Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70–71.
  40. Mufid, Al-Irsyad, 1413 H, jil. 2, hlm. 151.
  41. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. 493; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 4, hlm. 119.
  42. Lihat contoh: Zahedi Tuchaei, Ta'amuli dar Akhbar-e Molaqat-e Imam Zain al-Abidin as ba Muslim bin Uqbah dar Qiyam-e Harrah, hlm. 96–98.
  43. Zahedi Tuchaei, Ta'amuli dar Akhbar-e Molaqat-e Imam Zain al-Abidin as ba Muslim bin Uqbah dar Qiyam-e Harrah, hlm. 93.
  44. Mas'udi, Muruj al-Dzahab, jil. 3, 1409 H, hlm. 70; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1385 H, jil. 4, hlm. 119–120.
  45. Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, Beirut, jil. 2, hlm. 251.
  46. Thabari, Tarikh al-Thabari, Beirut, jil. 5, hlm. [rincian halaman].
  47. Syahidi, Zendegani Ali bin Husain as, 1367 HS, hlm. 85–86.

Daftar Pustaka

  • Abu Hanifah al-Dinawari, Ahmad bin Dawud. Akhbar al-Thiwal. Tahqiq: Jamal al-Din Syiyal wa Muhammad 'Abd al-Mun'im 'Amir. Qom: Mansyurat Radhi, 1373 HS.
  • 'Aqqad, 'Abbas Mahmud. Abu al-Syuhada' al-Husain bin Ali as. Tahqiq: Muhammad Jasim al-Sa'idi. Teheran: Al-Majma' al-'Alami lil-Taqrib bayn al-Madzahib al-Islamiyyah (Mudiriyyah al-Nasyr wa al-Mathbu'at), 1415 H.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Jumal min Ansab al-Asyraf. Tahqiq: Muhammad Baqir al-Mahmudi. Beirut: Mu'assasah al-A'lami lil-Mathbu'at, 1394–1400 H.
  • Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A'lam. Tahqiq: 'Umar 'Abd al-Salam Tadmuri. Beirut: Dar al-Kitab al-'Arabi, 1409 H.
  • Ibnu Atsir, Muhammad bin Ali. Usud al-Ghabah fi Ma'rifah al-Sahabah. Beirut: Dar al-Fikr, 1409 H.
  • Ibnu Atsir, Muhammad bin Ali. Al-Kamil fi al-Tarikh''. Beirut: Dar Shadir, 1385 H.
  • Ibnu 'Abd Rabbih, Ahmad bin Muhammad. Al-'Iqd al-Farid. Tahqiq: Mufid Muhammad Qumaihah wa 'Abd al-Majid Tarhini. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1407 H.
  • Ibnu 'Asakir, Ali bin Hasan. Tarikh Madinah Dimasyq. Tahqiq: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
  • Ibnu Qutaibah al-Dinawari, 'Abdullah bin Muslim. Al-Imamah wa al-Siyasah. Tahqiq: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Adwa’, 1410 H.
  • Ibnu Katsir, Isma'il bin 'Umar. Al-Bidayah wa al-Nihayah. Tahqiq: Khalil Syihadah. Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun.
  • Ja'fariyan, Rasul. Tarikh al-Khulafa' (Az Rahmat Payambar ta Zawal Umawiyyin). Qom: Intisharat Dalil-e Ma, 1382 HS.
  • Mas'udi, Ali bin Husain. Al-Tanbih wa al-Asyraf. Leiden (Belanda): Mathba'ah Brill, 1893 M.
  • Mas'udi, Ali bin Husain. Muruj al-Dzahab wa Ma'adin al-Jauhar. Tahqiq: Yusuf As'ad Daghir. Qom: Mu'assasah Dar al-Hijrah, 1409 H.
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyad fi Ma'rifah Hujaj Allah 'ala al-'Ibad. Qom: Al-Mu'tamar al-'Alami li Alfiyyah Syekh al-Mufid, 1413 H.
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyad fi Ma'rifah Hujaj Allah 'ala al-'Ibad. Terjemah: Sayid Hasyim Rasululi Mahallati. Teheran: Intisharat Islamiyyah, tanpa tahun.
  • Muthahhari, Murtadha. Hamaseh-ye Husaini. Teheran: Intisharat Sadra, 1382 HS.
  • Subhani, Ja'far. Furuq Wilayah. Qom: Mu'assasah Imam Shadiq as, 1380 HS.
  • Suyuthi, 'Abd al-Rahman bin Abi Bakr. Tarikh al-Khulafa'. Tahqiq: Ibrahim Shalih. Beirut: Dar Shadir, 1417 H.
  • Syahidi, Sayid Ja'far. Zendegani-ye Ali bin Husain as. Teheran: Daftar Nashr Farhang Islami, 1367 HS.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Tarikh al-Thabari (Tarikh al-Umam wa al-Muluk). Tahqiq: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: tanpa penerbit, tanpa tahun.
  • Ya'qubi, Ahmad bin Abi Ya'qub. Tarikh al-Ya'qubi. Beirut: Dar Sadir, tanpa tahun.
  • Zahedi Tuchaei, Muhammad Hasan, Ta'ammuli dar Akhbar Mulaqat Imam Zain al-'Abidin as ba Muslim bin 'Uqbah dar Qiyam Harrah, dalam Majalah Pazuhesy-ha-ye Qur'an wa Hadits, No. 1, Bahar wa Tabistan 1391 HS.