Sahl bin Hunaif

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Sahal bin Hunaif)
Sahl bin Hunaif al-Ausi al-Anshari
Info pribadi
Nama lengkapSahl bin Hunaif bin Wahib al-Ausi al-Anshari
JulukanAbu Said atau Abu Saad atau Abu Abd
Garis keturunanal-Ausi
Kerabat termasyhurUtsman bin Hunaif
Tempat TinggalMadinah • Kufah
Wafat/Syahadahtahun 38 H/658 di Kufah
Tempat dimakamkanKufah
Informasi Keagamaan
Keikutsertaan dalam GhazwahDia hadir dalam perang Badarperang Uhudperang Shiffin
Peran utamaKetika Imam Ali as berangkat ke Irak untuk perang Jamal, ia menjadi penggantinya di Madinah • Ia termasuk salah seorang dari anggota Syurthah al-Khamis

Sahl bin Hunaif al-Ausi al-Anshari (bahasa Arab: سَهْلِ بْن حُنَیف الاَوسی الاَنْصاری) termasuk pembesar sahabat Nabi saw dan Amirul Mukminin as. Dia hadir dalam perang Badar dan Uhud di masa pemerintahan Amirul Mukminin. Ketika Imam Ali as berangkat ke Irak untuk perang Jamal, ia menjadi penggantinya di Madinah. Ia termasuk salah seorang dari anggota Syurthah al-Khamis. Sahl al-Anshari sepulang dari perang Shiffin meninggal dunia di Kufah.

Nasab dan Gelar

Sahl bin Hunaif bin Wahib al-Ausi al-Anshari bergelar Abu Said atau Abu Sa'ad atau Abu Abd. Ia meninggal di Kufah tahun 38 H/658.[1]

Pada Zaman Nabi saw

Sahl turut serta dalam perang Badar dan semua perang bersama Nabi saw. Pada perang Badar dimana sebagian kaum Muslimin melarikan diri, ia termasuk dari segelintir orang yang bertahan dan pada hari itu berbaiat kepada Nabi saw untuk siap mati serta membela beliau dengan panah. Nabi saw berkata: "Berikan anak panah kepada Sahl supaya ia mudah memanah". [2]

Dalam sariyyah Imam Ali as yang digencarkan untuk menghancurkan rumah patung Fuls pada tahun 9 H/630, panji[catatan 1] pasukan dipegang oleh Sahl.[3]

Pada Zaman Khulafa

Dinukil dari Fadhl bin Syadzan Naisyaburi bahwa Sahl dan saudaranya Utsman bin Hunaif termasuk dari orang-orang pertama pasca kepergian Nabi saw yang kembali (patuh) kepada Imam Ali as. [4]

Nama Sahl disebutkan diantara 12 orang yang menolak kekhilafahan Abu Bakar bin Abi Quhafah. Masing-masing dari mereka memintanya untuk menutup mata dari kekhilafahan. Ucapan Abu Sahl kepada Abu Bakar dinukil demikian:

Aku bersaksi bahwa Rasulullah saw pernah bersabda di atas mimbar: "Imam kalian setelahku adalah Ali bin Abi Thalib dan ia adalah orang yang paling menginginkan kebaikan umat diantara masyarakat."[5]

Pada Zaman Amirul Mukminin as

Semenjak masyarakat berbaiat kepada Imam Ali, Sahl bersamanya dan Imam as ketika hendak pergi ke perang Jamal, mengangkat dia sebagai pengganti dirinya di Madinah. Ia ikut serta dalam perang Shiffin. Imam as (setelah perang Shiffin) mengangkat dia sebagai hakim Persia, tapi masyarakat mengusirnya dari sana. Oleh karenanya, Imam as mengutus Ziyad ke sana dan masyarakat menerimanya.[6]

Sahl bersama saudaranya Utsman bin Hunaif termasuk anggota Syurthah al-Khamis dan sahabat khusus Imam Ali as. [7]

Wafat

Dia wafat tahun 38 H/658 di Kufah. Diriwayatkan dari Imam al-Shadiq as bahwa Imam Ali as dalam menyalati mayit Sahl mengucapkan 5 kali takbir, kemudian (setelah selesai salat) beliau sedikit berjalan meletakkan jenazah di atas tanah, lalu sekali lagi beliau mengucapkan 5 kali takbir kepadanya dan begitulah seterusnya hingga mencapai 25 takbir. [8] Dalam riwayat yang dinukil dari Imam al-Baqir as diterangkan, alasan 5 kali takbir itu adalah karena setiap kali mereka mengantarkan sedikit jenazah itu, sebagian orang baru tiba dan mengatakan, kami tidak mengikuti salat mayit Sahl. Oleh karenanya, Imam as meletakkan jenazah itu, lalu mendirikan salat mayit kembali, dan hingga mereka sampai di pemakaman, beliau menyalatinya 5 kali.[9]

Dikatakan bahwa Amirul Mukminin as pasca kewafatan Sahl tidak mampu bertabah dan dengan rasa takjub ia menukil bahwa di awal Islam pada tahun pertama hijriah, Sahl di malam hari menghancurkan patung-patung kaumnya dan membawa patung-patung itu untuk seorang wanita janda Anshar seraya berkata, buatlah api dengan kayu-kayu ini.[10]

catatan

  1. Rayah dan Liwa' kedua-duanya berarti bendera, tapi Rayah lebih besar dari pada Liwa'. Fayyumi, Mishbah al-Munir

Catatan Kaki

  1. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.7, hlm.320
  2. Ibnu Abd al-Barr, al-Istī'āb, jld.2, hlm.662-663; al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.7, hlm. 321
  3. Ayati, Tarikh Payambar-e Eslam, hlm.508
  4. Al-Thusi, Ikhtiyar Makrifah al-Rijal, jld. 1, hlm.177-183
  5. Al-Shaduq, Kitab al-Khishal, jld.2, hlm.461, 465
  6. Ibnu Abd al-Barr, al-Istīāb, jld.2, hlm.662-663; al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.7, hlm.321
  7. Al-Barqi, al-Rijal, hlm.4
  8. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.8, hlm.321
  9. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.7, hlm.321
  10. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jld.7, hlm.321

Daftar Pustaka

  • Al-Amin, Sayid Muhsin. A'yan al-Syiah. dibawah pengawasan Hasan al-Amin, jilid 7. Beirut: Dar al-Ta'aruf lil-Matbu'at, 1406 H/1986.
  • Al-Barqi, Ahmad bin Muhammad bin Khalid. al-Rijal. Tehran: Danesygah-e Tehran, tanpa tahun.
  • Al-Shaduq, Kitab al-Khishal. diedit oleh Ali Akbar al-Gaffari. Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1416 H.
  • Al-Thusi. Ikhtiyar Ma'rifah al-Rijal. diedit oleh Mirdamad al-Astarabadi. diteliti oleh Sayid Mahdi al-Rajai. Qom: Muassasah Āli al-Bait as, 1404 H.
  • Ayati, Muhammad Ibrahim. Tarikh Payambar-e Eslam. di edit oleh Abu al-Qasim Garji. Tehran: Entesyarat-e Danesygah-e Tehran, 1378 S.
  • Ibn Abd al-Barr. al-Isti'âb. diteliti oleh Ali Muhammad al-Bajawi. Beirut: Dar al-Jil, 1412 H/1992.
  • Nahjul Balagah. diterjemahkan oleh Sayid Ja'far Syahidi. Tehran: 'ilmi wa farhanggi, 1378 S.