Thirimmah bin 'Adi al-Thai

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia
Thirimmah bin 'Adi al-Thai
Nama LengkapThirimmah bin 'Adi al-Thai
Sahabat dariImam Ali as.Imam Husain as
JulukanThirimmah Syāir
Kerabat termasyhurHujr bin 'Adi
Wafat/SyahadahHidup pada tahun 60 H
AktivitasPengantar surat Imam Ali as ke Muawiyah


Thirimmah bin 'Adi al-Thai (bahasa Arab:طِرِمّاح بن عدي الطائي) (hidup tahun 60 H) termasuk sahabat Imam Ali as dan Imam Husain as serta penyair Syi'ah.

Dia termasuk warga Kufah yang berjumpa Imam Husain as di "Adzib al-Hijanat". Selain memberi kabar tentang kesyahidan Qais bin Mushir dan keadaan warga Kufah, juga mengajukan beberapa usulan kepada imam as yang ditolak oleh beliau. Kemudian dengan izin Imam as ia kembali ke keluarga dan kabilahnya. Tetapi, saat ia kembali, ia mendengar kabar kesyahidan imam as di 'Adzib al-Hijanat.

Periode Imam Ali as

Thirimmah berasal dari kabilah Thai.[1] Syekh Thusi menyebutkan bahwa dia berada dalam barisan sahabat Imam Ali as dan Imam Husain as.[2] Pasca perang Jamal, dalam menjawab surat Muawiyah, Imam Ali as menulis surat yang dibawa oleh Thirimmah ke Syam ke sisi Muawiyah.[3] Saat ia masuk ke dalam istana, ia berkata pada Muawiyah: "Salam padamu wahai raja". Muawiyah menjawab: "Mengapa engkau tidak memanggilku Amirul Mukmimin?" Thirimmah menjawab: "Kami lah orang-orang yang beriman(mukminin), siapa yang mengangkat anda sehingga kami panggil Anda amir?"[4]

Syekh Mufid menyifati dia dengan lelaki yang bertubuh tinggi dan fasih bicara.[5] Dalam dialog dengan Muawiyah ia berbicara dengan fasih dan retorik.[6] Agha Buzurg menukil dialog ini.[7]

Periode Imam Husain as

Di suatu tempat bernama 'Adzib al-Hijanat ada 4 penunggang dari Kufah bergabung dengan Imam Husain as, yang mana Thirimmah menjadi pemandu dan salah satu dari mereka. Hur bin Yazid Riyahi berniat menghalangi mereka bergabung dengan imam, tapi beliau menyebut mereka sebagai sahabat dirinya dan membela mereka. Dalam perjalanan menuju Imam as, Thirimmah melantunkan bait syair dengan sajak berikut.[8]

يا ناقتي لا تذعري من زجري * و شمري قبل طلوع الفجر
Hai untaku! Jangan lah engkau panik karena aku memecutmu - Sampaikan aku ke tujuan sebelum muncul senja subuh

Thirimmah menyampaikan berita kesyahidan Qais bin Mushir ke Imam as.[9] Ia menjadi pemandu rombongan Imam Husain as dari jalan buntu menuju Kufah. Sambil bergerak ia membisikkan lantunan syair-syair pujian mengenai kedudukan konvoi Imam Husain as. Ia juga mencela bani Umayyah serta musuh-musuh Imam Husain as.[10]

Usulan ke Imam

Thirimmah kepada Imam as berkata: "Aku melihat pendukung Anda sedikit, para laskar Hurr ini akan menang dalam pertempuran dengan anda. Sehari sebelum aku datang dari Kufah, aku saksikan sekian banyak warga Kufah siap tempur dengan anda, dan sampai detik ini aku tidak pernah melihat pasukan sebesar ini. Demi Tuhan, jika anda bisa tidak maju satu jengkal pun, maka jangan lah maju".[11]

Thirimmah memberi usul kepada Imam as, ayolah Anda datang ke kabilahku, sebab di sana banyak orang yang akan membelamu. Aku akan menyiapkan 20 ribu orang Thai yang akan berkhidmat kepada Anda. Imam as menjawab:"Semoga Allah membalas kamu dan kabilahmu dengan kebaikan".[12] Kami telah mengikat tali perjanjian kepada kelompok ini dan aku tidak bisa melepasnya.[13]

Kemudian ia memohon izin dari Imam as untuk mengantarkan makanan pada keluarganya dan akan kembali lagi. Namun saat dia kembali, ketika sampai di 'Adzib al-Hijanat mendengar berita kesyahidan Imam Husain as.[14]

Pujangga

Banyak bait syair yang dinukil dari Thirimmah. Ibnu Katsir menyebut dia dengan nama al-Thirimmah bin 'Adi al-Syā'ir.[15]

يا ناقتي لا تذعري من زجري * و شمري قبل طلوع الفجر

بخير ركبان و خير سفري * حتى تجلى بكريم النجر

أتى به الله بخير أمري * ثمت أبقاه بقاء الدهر
Wahai untaku! Janganlah engkau panik karena aku memecutmu * Sampaikanlah aku ke tujuan sebelum muncul senja subuh

Dengan sebaik-baik penunggang dan perjalanan * Kamu hantarkan aku ke lelaki yang memiliki keramat

Allah membawanya ke sini demi menunaikan sebaik-baik urusan agama * Ya Allah jagalah dia hingga akhir

[16]

Catatan Kaki

  1. Ibnu A'tsam, al-Futuh, jld.5, hlm.79
  2. Thusi, Rijal, hlm.70, 102
  3. Mufid, Ikhtishāsh, hlm.138
  4. Mufid, Ikhtishāsh, hlm.139-140
  5. Mufid, Ikhtishāsh, hlm.137
  6. Namazi, Mustadrak, jld.4, hlm.294
  7. Agha Buzurg, al-Dzari'ah, jld.22, hlm.154
  8. Ibnu Atsir, al-Kāmil, jld.4, hlm.49; Baladzuri, Ansābul Asyrāf, jld.3, hlm.172; Ibnu Katsir, al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld.8, hlm.173
  9. Abu Mihnaf, Waq'ah al-Thaff, hlm.174
  10. Ibnu A'tsam, al-Futuh, jld.5, hlm.79-80
  11. Ibnu Atsir, al-Kāmil, jld.4, hlm.50; Baladzuri, Ansābul Asyrāf, jld.3, hlm.173; Thabari, Tarikh, jld.5, hlm.406
  12. Baladzuri, Ansābul Asyrāf, jld.3, hlm.173; Ibnu Atsir, al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld.8, hlm.174
  13. Thabari, Tarikh, jld.5, jlm.406; Ibnu Atsir, al-Kāmil, jld.4, hlm.50
  14. Ibnu Atsir, al-Kāmil, jld.4, hlm.50
  15. Ibnu Katsir, al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld.9, hlm.265
  16. Baladzuri, Ansābul Asyrāf, jld.3, hlm.172

Daftar Pustaka

  • Abu Mihnaf Kufi. Waq'ah al-Thaff. Qom: Jami'ah Mudarrisin, 1417 H.
  • Agha Buzurg Tehrani. Al-Dzari'ah. Beirut: Dar al-Adhwa.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Kitab Jumal min Ansābil Asyrāf, riset: Suhail Zakkar dan Riyadh Zirikli. Beirut: Dar al-Fikr, cet. 1, 1417 H.
  • Ibnu A'tsam Kufi, Ahmad. Al-Futuh, riset: Ali Syirazi. Beirut: Dar al-Adhwa, 1411 H.
  • Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad. Al-Kāmil fi al-Tarikh. Beirut: Dar Shadir, 1385 H.
  • Ibnu Katsir Dimasyqi, Ismail bin Umar. Al-Bidāyah wa al-Nihāyah. Beirut: Dar al-Fikr, 1407 H.
  • Mufid. Al-Ikhtishāsh, Kongres Syekh Mufid. Qom: 1413 H.
  • Namazi, Ali. Mustadrakātu Ilmi Rijal al-Hadits putra penulis. Teheran: 1414 H.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikhul Umam wal Muluk, riset: Mihammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Dar al-Turats, 1387 H.
  • Thusi. Rijal al-Thusi. Qom: Jamiah Mudarrisin, 1415 H.