Pengguna anonim
Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 42: | Baris 42: | ||
Abdullah memperingati Imam dari penduduk [[Kufah]] dan meminta beliau menetap di Mekah.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 22</ref> | Abdullah memperingati Imam dari penduduk [[Kufah]] dan meminta beliau menetap di Mekah.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 22</ref> | ||
Setelah lima hari, Imam Husain as sampai di Mekah pada [3 Sya'ban]] 60 H dan mendapatkan | Setelah lima hari, Imam Husain as sampai di Mekah pada [3 Sya'ban]] 60 H dan mendapatkan sambutan hangat dari penduduk Mekah dan para pelaksana [[haji]] [[Baitullah al-Haram]].<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', hlm. 160; Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 381; Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 35</ref> Perjalanan Imam Husain as dari Madinah ke Mekah meliputi tempat-tempat berikut ini: [[Dzulhalifah]], Milal, Sayyalah, 'Irqu Zhabiyah, Zuha', Inayah, 'Urj, Lahru Jamal, Suqya, [[Abwa']], Harsya, Rabigh, [[Juhfah]], Qadid, Khalish, 'Asfan dan Marr al-Zhahran. | ||
==Imam di Mekah== | ==Imam di Mekah== | ||
Baris 72: | Baris 72: | ||
===Rute Perjalanan Mekah ke Kufah=== | ===Rute Perjalanan Mekah ke Kufah=== | ||
Tempat-tempat persinggahan rombongan [[Imam Husain as]] dari Mekah menuju Kufah adalah sebagai berikut: 1. Kebun | Tempat-tempat persinggahan rombongan [[Imam Husain as]] dari Mekah menuju Kufah adalah sebagai berikut: 1. Kebun bani Amir, 2. Tan'im, 3. Shifah (tempat perjumpaan Imam dengan Farazdaq sang penyair), 4. [[Dzatu 'Irq]] (tempat perjumpaan Imam Husain dengan Bisyr bin Ghalib dan juga dengan [[Aun bin Abdullah bin Jakfar]]), 5. [[Wadi Aqiq]], 6. Ghamrah, 7. Ummu Khirman, 8. Salh, 9. Afi'iyah, 10. Ma'dan Fazan, 11. 'Umq, 12. Saliliyah, 13. Mughitsah Mawan, 14. Nuqrah, 15. [[Hajir]] (tempat diutusnya [[Qais bin Mushir]] ke Kufah), 16. Sumaira', 17. Tuz, 18. [[Ajfur]] (pertemuan Imam Husain as dengan Abdullah bin Muthi' Adwi dan anjuran dia supaya beliau kembali), 19. [[Khuzaimiyah]], 20. Zarud (bergabungnya [[Zuhair bin Qain]] dengan rombongan Imam Husain as dan pertemuannya dengan anak-anak Muslim serta pemberitaannya akan kesyahidan Muslim dan [[Hani bin Urwah|Hani]]), 21. [[Tsa'labiyah]], 22. Bathan, 23. [[Syuquq]], 24. Zubalah (tempat sampainya berita kesyahidan Qais dan bergabungnya sekelompok dengan Husain as, termasuk [[Nafi' bin Hilal]]), 25. Bathnu Aqabah (tempat pertemuan Imam Husain as dengan Amr bin Luzan dan anjurannya kepada beliau supaya kembali)), 26. Amiyah, 27. Waqishah, 28. [[Syaraf]], 29. Birkah Abu Misk,30. Jabal Dzi Hasm (tempat perjumpaan Imam Husain dengan pasukan [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]]), 31. Bidhah (tempat dimana Husain as menyampaikan khutbah terkenalnya kepada para sahabatnya dan Hurr), 32. Musaijad, 33. Hammam, 34. Mughitsah, 35. Ummu Qurun, 36. [[Udzaib]], 37. [[Qashr Bani Muqatil]] (tempat perjumpaan Imam Husain as dengan [[Ubaidullah bin Hurr al-Ju'fi]] dan penolakan seruan permintaan pertolongan Husain as), 38. Qathqathanah, 39. [[Karbala]] -Wadi [[Thaff]]- (hari kedua Muharram tahun 61 H, Imam Husain as memasuki kota Karbala). | ||
Dalam setiap persinggahan, Imam Husain as berupaya menarik perhatian orang-orang atau memberikan pencerahan, misalnya di Dzatu 'Irq seseorang bernama Bisyr bin Ghalib al-Asadi sampai kepada beliau dan mengabarkan kepada beliau kondisi tidak kondusif [[Kufah]]. Beliau membenarkan omongan dia. Orang itu bertanya mengenai ayat {{ia|«یوْمَ نَدْعُو کُلَّ أُنَاس بِإِمَامِهِم»}}<ref>QS. Al-Isra: 71</ref> kepada Imam, beliau menjawab: | Dalam setiap persinggahan, Imam Husain as berupaya menarik perhatian orang-orang atau memberikan pencerahan, misalnya di Dzatu 'Irq seseorang bernama Bisyr bin Ghalib al-Asadi sampai kepada beliau dan mengabarkan kepada beliau kondisi tidak kondusif [[Kufah]]. Beliau membenarkan omongan dia. Orang itu bertanya mengenai ayat {{ia|«یوْمَ نَدْعُو کُلَّ أُنَاس بِإِمَامِهِم»}}<ref>QS. Al-Isra: 71</ref> kepada Imam, beliau menjawab: | ||
:Imam-imam terbagi dua kelompok: satu kelompok mengajak kepada petunjuk dan kelompok lain mengajak kepada kesesatan. Orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada hidayah akan masuk [[surga]] dan orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada kesesatan akan masuk neraka.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 120</ref> | :"Imam-imam terbagi dua kelompok: satu kelompok mengajak kepada petunjuk dan kelompok lain mengajak kepada kesesatan. Orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada hidayah akan masuk [[surga]] dan orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada kesesatan akan masuk neraka".<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 120</ref> | ||
Bisyr bin Ghalib tidak bersama Imam Husain as, tetapi dikemudian hari ia terlihat menangis di pusara Imam Husain as menampakkan penyesalan karena tidak menolong beliau.<ref>Ibnu 'Adim, ''Tarjumat al-Imam al-Husain'' hlm. 88</ref> | Bisyr bin Ghalib tidak bersama Imam Husain as, tetapi dikemudian hari ia terlihat menangis di pusara Imam Husain as menampakkan penyesalan karena tidak menolong beliau.<ref>Ibnu 'Adim, ''Tarjumat al-Imam al-Husain'' hlm. 88</ref> | ||
Di kawasan Tsa'labiyah juga ada seseorang bernama Abu Hirrah al-Azdi sampai kepada [[Imam Husain as]] dan mengetahui sebab perjalanan beliau. Imam berkata: | Di kawasan Tsa'labiyah juga ada seseorang bernama Abu Hirrah al-Azdi sampai kepada [[Imam Husain as]] dan mengetahui sebab perjalanan beliau. Imam berkata: | ||
:Bani Umayyah menjarah hartaku, aku sabar. Mereka mencemoohku, aku sabar. Mereka hendak menumpahkan darahku, aku lari. Hai Abu Hirrah! ketahuilah bahwa aku akan terbunuh ditangan kelompok penzalim dan Allah akan menghinakan mereka sehina-hinanya dan pedang tajam akan menguasai mereka; yaitu seseorang yang akan membuat hina mereka.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 123</ref> | :"Bani Umayyah menjarah hartaku, aku sabar. Mereka mencemoohku, aku sabar. Mereka hendak menumpahkan darahku, aku lari. Hai Abu Hirrah! ketahuilah bahwa aku akan terbunuh ditangan kelompok penzalim dan Allah akan menghinakan mereka sehina-hinanya dan pedang tajam akan menguasai mereka; yaitu seseorang yang akan membuat hina mereka".<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 123</ref> | ||
===Pengutusan Qais bin Mushir ke Kufah=== | ===Pengutusan Qais bin Mushir ke Kufah=== | ||
Dinukilkan, ketika Imam Husain as sampai di daerah Bathnu al-Rummah, beliau menulis surah untuk penduduk Kufah dan memberi tahu mereka akan kepergian dirinya menuju [[Kufah]].<ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 245; Baldzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 167</ref> Imam menyerahkan surat itu kepada [[Qais bin Mushir al-Shaidawi]]. Tatkala dia sampai di Qadisiyah, sekelompok dari tentara Ibnu Ziyad menghadang jalannya untuk mengintrogasinya. Qais terpaksa merobek surat Imam supaya para musuh tidak mengetahui isinya. | Dinukilkan, ketika Imam Husain as sampai di daerah Bathnu al-Rummah, beliau menulis surah untuk penduduk Kufah dan memberi tahu mereka akan kepergian dirinya menuju [[Kufah]].<ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 245; Baldzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 167</ref> Imam menyerahkan surat itu kepada [[Qais bin Mushir al-Shaidawi]]. Tatkala dia sampai di Qadisiyah, sekelompok dari tentara Ibnu Ziyad menghadang jalannya untuk mengintrogasinya. Qais terpaksa merobek surat Imam supaya para musuh tidak mengetahui isinya. Ketika Qais ditangkap dan dibawa ke hadapan Ibnu Ziyad, Ibnu Ziyad berkata kepadanya: "Demi [[Tuhan]], aku tidak akan melepasmu kecuali engkau menyebutkan nama orang-orang yang dikirimi surat oleh Husain as, dan atau engkau naik mimbar mengata-ngatai Husain, ayah dan saudaranya. Jika ini engkau lakukan maka aku akan melepasmu, kalau tidak, akan ku bunuh kau." Qais menerima dan naik mimbar, namun sebagai ganti dari mencaci Husain as ia berkata: | ||
:"Aku utusan adalah Husain bin Ali as kepada kalian, aku datang kepada kalian untuk menyampaikan pesan beliau. Sambutlah seruan beliau." | :"Aku utusan adalah Husain bin Ali as kepada kalian, aku datang kepada kalian untuk menyampaikan pesan beliau. Sambutlah seruan beliau." | ||
Baris 90: | Baris 90: | ||
===Pengutusan Abdullah bin Yaqthar ke Kufah=== | ===Pengutusan Abdullah bin Yaqthar ke Kufah=== | ||
Diriwayatkan, sebelum Imam Husain as mengetahui kesyahidan Muslim, beliau mengutus saudara asuhnya, [[Abdullah bin Yaqthar]]<ref>Samawi, Ibshar al-'Ain'', hlm. 93</ref> kepada Muslim. Dia tertangkap oleh Hashin bin Tamim dan dibawa ke Ubaidullah bin Ziyad. Ubaidullah bin Ziyad memerintahkan supaya Abdullah bin Yaqthar dibawa ke atas istana Darul Imarah untuk mengutuk [[Imam Husain as]], ayah dan saudaranya di hadapan penduduk Kufah. Tatkala Ibnu Yaqthar naik ke atas istana, ia berkata kepada khalayak: | Diriwayatkan, sebelum Imam Husain as mengetahui kesyahidan Muslim, beliau mengutus saudara asuhnya, [[Abdullah bin Yaqthar]]<ref>Samawi, Ibshar al-'Ain'', hlm. 93</ref> kepada Muslim. Dia tertangkap oleh Hashin bin Tamim dan dibawa ke Ubaidullah bin Ziyad. Ubaidullah bin Ziyad memerintahkan supaya Abdullah bin Yaqthar dibawa ke atas istana Darul Imarah untuk mengutuk [[Imam Husain as]], ayah dan saudaranya di hadapan penduduk Kufah. Tatkala Ibnu Yaqthar naik ke atas istana, ia berkata kepada khalayak: | ||
::"Hai kaum! aku adalah utusan Husain putra dari putri Nabi saw, bergegaslah kalian untuk menolong beliau dan bangkitlah melawan [[Ubaidullah bin Ziyad|Ibnu Marjanah]]." | ::"Hai kaum! aku adalah utusan Husain putra dari putri [[Nabi saw]], bergegaslah kalian untuk menolong beliau dan bangkitlah melawan [[Ubaidullah bin Ziyad|Ibnu Marjanah]]." | ||
Karena | Karena Ubaidillah melihat kondisi demikian maka ia memerintahkan supaya Ibnu Yaqthar dibawa ke atas istana dan dilemparkannya ke bawah. Saat dia sedang dalam keadaan sekarat tiba-tiba ada seorang lelaki datang dan membunuhnya.<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 2, hlm. 69; Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 398; Ibnu Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', jld. 4, hlm. 43</ref> Berita kesyahidan Abdullah bin Yaqthar dan kesyahidan Muslim dan Hani sampai ke telinga Imam Husain as di [[Zubalah]].<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 398; Ibnu Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', jld. 4, hlm. 42</ref> | ||
===Duta Husain as di Basrah=== | ===Duta Husain as di Basrah=== | ||
Baris 101: | Baris 101: | ||
==Peristiwa Sore Hari Tāsu'a== | ==Peristiwa Sore Hari Tāsu'a== | ||
Tak lama setelah salat Asar pada [[9 Muharram|9 Asyura]] (hari Tasu'a) laskar [[Kufah]] di bawah komando [[Umar bin Sa'ad]] sembari meneriakkan yel-yel, "Hai pasukan-pasukan Allah! Bersiaplah berperang dengan pasukan Husain as. | Tak lama setelah salat Asar pada [[9 Muharram|9 Asyura]] (hari Tasu'a) laskar [[Kufah]] di bawah komando [[Umar bin Sa'ad]] sembari meneriakkan yel-yel, "Hai pasukan-pasukan Allah! Bersiaplah berperang dengan pasukan Husain as". Namun atas permintaan [[Imam Husain as]], Umar bin Sa'ad memberi kesempatan kepada Imam Husain as dan penolong setianya untuk dapat menghabiskan waktu mereka sampai malam dengan [[salat]], [[doa]] dan [[munajat]]. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pasukan musuh agar berpikir kembali tentang langkah-langkah yang telah ditempuhnya. Akhirnya pasukan Kufah itu menunda perang hingga hari Asyura dan mereka pun kembali ke kemahnya. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 391-392; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'' (''Tarikh al-Thābari''), jld. 5, hlm. 416-418; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256, Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm 97-98; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 90; Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 249-250, hlm. 73-74. </ref> | ||
Pada sore hari Tasu'a itu juga (hari ke-9 Muharam), Imam Husain as berbicara tentang mimpinya dengan saudarinya sendiri, [[sayidah Zainab sa|Zainab]] dan berucap, Aku melihat [[Rasulullah saw]] dalam mimpiku. Ia berkata: "Engkau akan mendatangi kami." <ref>Ahmad Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256. </ref> | Pada sore hari Tasu'a itu juga (hari ke-9 Muharam), Imam Husain as berbicara tentang mimpinya dengan saudarinya sendiri, [[sayidah Zainab sa|Zainab]] dan berucap, Aku melihat [[Rasulullah saw]] dalam mimpiku. Ia berkata: "Engkau akan mendatangi kami." <ref>Ahmad Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256. </ref> | ||
Baris 110: | Baris 110: | ||
==Malam Asyura== | ==Malam Asyura== | ||
{{Quote box | {{Quote box | ||
|quote = <strong><center> "Sebelum peristiwa Asyura, dunia hanya tahu aturan bahwa, 'Yang Kuat itu yang benar', tetapi Asyura mengenalkan rumus baru kepada | |quote = <strong><center> "Sebelum peristiwa Asyura, dunia hanya tahu aturan bahwa, 'Yang Kuat itu yang benar', tetapi Asyura mengenalkan rumus baru kepada seluruh dunia bahwa,'Yang Benar itu yang kuat.' Setelah Asyura, terbukti bahwa darah mereka yang tak berdosa bisa mengalahkan pedang seorang tiran." | ||
</center></strong> | </center></strong> | ||
|tstyle = text-align: left; | |tstyle = text-align: left; | ||
Baris 126: | Baris 126: | ||
Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, "Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh." | Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, "Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh." | ||
Para sahabat berkata, "Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di [[surga]]?" | Para sahabat berkata, "Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di [[surga]]?" | ||
[[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan | [[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan jawaban penuh semangat dan gairah mereka, Imam Husain as pun mendoakan mereka. <ref>Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld. 2, hlm. 848; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Husain as'', hlm. 350. </ref> | ||
Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa'ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, "Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad | Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa'ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, "Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad rela membunuhmu demi jabatan gubernur di kota Rei." <ref>Ibn A'tasm al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 96; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248. </ref> | ||
===Aksi Militer=== | ===Aksi Militer=== | ||
Pada malam Asyura, [[Imam Husain as]] tidak lupa untuk melakukan aksi-aksi militer yang efektif. Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah al-Husain as pergi sendiri keluar kemah guna memantau tempat-tempat terjal yang ada di sekitarnya | Pada malam Asyura, [[Imam Husain as]] tidak lupa untuk melakukan aksi-aksi militer yang efektif. Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah al-Husain as pergi sendiri keluar kemah guna memantau tempat-tempat terjal yang ada di sekitarnya dan menyiapkan peralatan perang yang perlu digunakan untuk penyerangan besok. <ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 219. </ref> | ||
Pada malam tersebut, sesuai dengan instruksi Imam Husain as, para sahabat dan penolong setianya menggali sumur seperti parit di sekitar perkemahan. Atas perintah Imam Husain as, kemudian parit ini dipenuhi dengan kayu bakar dan semak belukar. Imam Husain as memerintahkan para pengikutnya supaya membakar kayu bakar dan semak belukar itu begitu musuh menyerang maka api akan mencegah serangan musuh dari belakang dan akan melindungi keluarga Ahlulbait yang ada di kemah. Strategi ini sangat bermanfaat pada siang hari Asyura bagi para sahabat Imam Husain as." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Imam al-Husain as'', hlm. 165. </ref> | Pada malam tersebut, sesuai dengan instruksi Imam Husain as, para sahabat dan penolong setianya menggali sumur seperti parit di sekitar perkemahan. Atas perintah Imam Husain as, kemudian parit ini dipenuhi dengan kayu bakar dan semak belukar. Imam Husain as memerintahkan para pengikutnya supaya membakar kayu bakar dan semak belukar itu begitu musuh menyerang maka api akan mencegah serangan musuh dari belakang dan akan melindungi keluarga Ahlulbait yang ada di kemah. Strategi ini sangat bermanfaat pada siang hari Asyura bagi para sahabat Imam Husain as." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Imam al-Husain as'', hlm. 165. </ref> | ||
Baris 142: | Baris 142: | ||
Nafi' ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Muzhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi [[Imam Husain as]]. | Nafi' ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Muzhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi [[Imam Husain as]]. | ||
Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: "Wahai Ahlulbait Rasululullah | Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: "Wahai Ahlulbait Rasululullah saw! Pedang-pedang pemuda dan para ksatriamu tidak akan tersarungkan kembali sehingga akan menebas leher-leher orang-orang yang berbuat jahat kepadamu. Tombak-tombak ini adalah tombak-tombak putra-putra Anda, kami bersumpah bahwa tombak-tombak itu hanya akan tertancap di dada-dada mereka yang telah mengundang Anda namun kemudian melanggarnya".<ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 219. </ref> | ||
===Percakapan Imam Husain as dengan Zainab Kubra Sa=== | ===Percakapan Imam Husain as dengan Zainab Kubra Sa=== | ||
Baris 168: | Baris 168: | ||
Pada sisi medan yang lain, [[Umar bin Sa'ad]] juga melakukan salat Subuh dan menunjuk komandan pasukannya. Menurut riwayat masyhur jumlah pasukan [[Kufah]] mencapai hingga 4000 orang. Kemudian ia menunjuk Umar bin Hajjaj Zubaidi sebagai komandan sebelah kanan, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai komandan sebelah kiri, 'Uzarah bin Qais Ahmasi sebagai komandan pasukan berkuda dan Syabt bin Rabi'i sebagai komandan pejalan kaki. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422-426. </ref> | Pada sisi medan yang lain, [[Umar bin Sa'ad]] juga melakukan salat Subuh dan menunjuk komandan pasukannya. Menurut riwayat masyhur jumlah pasukan [[Kufah]] mencapai hingga 4000 orang. Kemudian ia menunjuk Umar bin Hajjaj Zubaidi sebagai komandan sebelah kanan, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai komandan sebelah kiri, 'Uzarah bin Qais Ahmasi sebagai komandan pasukan berkuda dan Syabt bin Rabi'i sebagai komandan pejalan kaki. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422-426. </ref> | ||
Umar bin Sa'ad juga menunjuk Abdullah bin Zuhair Asadi sebagai Gubernur Kota Kufah, Abdurahman bin Abi Sabrah komandan kabilah Mizhaj dan [[ | Umar bin Sa'ad juga menunjuk Abdullah bin Zuhair Asadi sebagai Gubernur Kota Kufah, Abdurahman bin Abi Sabrah komandan kabilah Mizhaj dan [[bani Asad]], Qais bin Asy'at bin Qais sebagai komandan kabilah Rabi'ah dan Kandah, [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]] sebagai komandan bani Tamim dan Hamedan. Sedangkan panji perang diberikan kepada budaknya sendiri, Dzuwaid (Duraid). <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 95-96; Ali bin Abil Kiram Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60. </ref> | ||
Kini ia telah bersiap untuk perang melawan Aba 'Abdillah Husain as. | Kini ia telah bersiap untuk perang melawan Aba 'Abdillah Husain as. | ||
Diriwayatkan ketika mata Imam Husain as menatap pasukan musuh yang sangat banyak itu, Imam langsung menengadahkan tangannya untuk berdoa dan berucap, "Tuhanku! Engkau adalah sandaranku dalam setiap kesulitan dan harapanku dalam setiap penderitaan. Hanya Engkaulah harapanku. Betapa sedihnya aku. Betapa sedihnya aku ketika para penolongku membiarkanku dan musuh mengejekku dan aku karena kedekatanku dengan-Mu mengeluh kepadamu, bukan kepada orang lain. Dan Kaupun membuka kesusahan itu. Oleh karenanya, Engkau adalah Wali dalam setiap nikmatku dan dari-Mu lah semua kebaikan dan Engkau adalah tujuan terakhirku. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 96; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60-61. </ref> | Diriwayatkan ketika mata Imam Husain as menatap pasukan musuh yang sangat banyak itu, Imam langsung menengadahkan tangannya untuk berdoa dan berucap, "Tuhanku! Engkau adalah sandaranku dalam setiap kesulitan dan harapanku dalam setiap penderitaan. Hanya Engkaulah harapanku. Betapa sedihnya aku. Betapa sedihnya aku ketika para penolongku membiarkanku dan musuh mengejekku dan aku karena kedekatanku dengan-Mu mengeluh kepadamu, bukan kepada orang lain. Dan Kaupun membuka kesusahan itu. Oleh karenanya, Engkau adalah Wali dalam setiap nikmatku dan dari-Mu lah semua kebaikan dan Engkau adalah tujuan terakhirku". <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 96; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60-61. </ref> | ||
Semenjak pagi itu atau mungkin sedikit agak lambat, beberapa sahabat Imam menjaga perkemahan Imam supaya pihak musuh tidak mendekati kemah dan beberapa orang dari pasukan Kufah mereka lumpuhkan di tempat itu juga.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 428; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 394. </ref> | Semenjak pagi itu atau mungkin sedikit agak lambat, beberapa sahabat Imam menjaga perkemahan Imam supaya pihak musuh tidak mendekati kemah dan beberapa orang dari pasukan Kufah mereka lumpuhkan di tempat itu juga.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 428; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 394. </ref> | ||
Baris 180: | Baris 180: | ||
Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni [[surga]]". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa'ad Sa'idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu. | Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni [[surga]]". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa'ad Sa'idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu. | ||
Kemudian [[Imam Husain as]] berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab'i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy'ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, "Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina. | Kemudian [[Imam Husain as]] berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab'i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy'ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, "Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina". <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.395-396; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96-98. </ref> | ||
Setelah Imam Husain as menyampaikan ceramahnya kepada penduduk [[Kufah]], [[Zuhair bin Qain]] berkata-kata kepada masyarakat Kufah tentang keutamaan Imam Husain as dan memberi nasehat kepada mereka. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-427. </ref> | Setelah Imam Husain as menyampaikan ceramahnya kepada penduduk [[Kufah]], [[Zuhair bin Qain]] berkata-kata kepada masyarakat Kufah tentang keutamaan Imam Husain as dan memberi nasehat kepada mereka. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-427. </ref> | ||
Baris 195: | Baris 195: | ||
===Permulaan Perang dari Kubu Umar bin Sa'ad=== | ===Permulaan Perang dari Kubu Umar bin Sa'ad=== | ||
Akhirnya perang itu meletus ketika Umar bin Sa'ad memanggil budaknya, Duraid (Dzubaid) dan berkata: "Hai Duraid, bawalah panji perang itu! Kemudian Duraid membawa panji itu ke arah depan." Lalu | Akhirnya perang itu meletus ketika Umar bin Sa'ad memanggil budaknya, Duraid (Dzubaid) dan berkata: "Hai Duraid, bawalah panji perang itu! Kemudian Duraid membawa panji itu ke arah depan." Lalu Umar bin Sa'ad memasang anak panah ke busurnya dan melepaskannya seraya berkata, "Berikan kesaksian kalian di hadapan sang pemimpin ([[Yazid]]) bahwa akulah orang pertama yang melepaskan anak panah." <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref> | ||
Kemudian pasukan musuh itu pun melepaskan anak panah secara berkelanjutan. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref> | Kemudian pasukan musuh itu pun melepaskan anak panah secara berkelanjutan. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref> | ||
Baris 209: | Baris 209: | ||
===Perang Abdullah bin Umair=== | ===Perang Abdullah bin Umair=== | ||
Setelah selesai pemanahan, Sayar, budak Ziyad bin Ubaih dan Salim, budak [[Ubaidillah bin Ziyad]], maju ke medan laga dan siap bertarung. Habib bin Muzhahir dan | Setelah selesai pemanahan, Sayar, budak Ziyad bin Ubaih dan Salim, budak [[Ubaidillah bin Ziyad]], maju ke medan laga dan siap bertarung. Habib bin Muzhahir dan Burair bin Khudhair bangun dari tempatnya dan pergi ke medan pertempuran, namun Imam Husain as tidak memberikan izin kepada mereka. Abdullah bin Umair pun berdiri dan meminta izin dari Imam Husain as. Lalu [[Imam Husain as]] pun memberikan izin kepadanya. | ||
===Semangat Syimr dalam Berperang=== | ===Semangat Syimr dalam Berperang=== | ||
Baris 221: | Baris 221: | ||
Umar bin Sa'ad menyuruh Husain bin Tamim bersama dengan pasukan berkuda yang telah dilengkapi dengan kuda-kuda yang berperisai untuk mengirim 500 pemanah kepada Azrah bin Qais. Ketika mereka mendekati pasukan Imam Husain as dan penolong setianya, maka mereka pun mulai menghujani Imam Husain as dan penolong setianya dengan anak panah. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 436-437. </ref> | Umar bin Sa'ad menyuruh Husain bin Tamim bersama dengan pasukan berkuda yang telah dilengkapi dengan kuda-kuda yang berperisai untuk mengirim 500 pemanah kepada Azrah bin Qais. Ketika mereka mendekati pasukan Imam Husain as dan penolong setianya, maka mereka pun mulai menghujani Imam Husain as dan penolong setianya dengan anak panah. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 436-437. </ref> | ||
Pasukan Imam Husain as terbagi menjadi tiga dan empat kelompok dan mereka terus bertempur untuk melindungi kemah Imam. Mereka melindungi kemah Imam Husain setiap kali pasukan musuh hendak menyerang dan menjarah kemah Imam. Mereka menangkis serangan itu dan membunuh para penyerang itu dengan pedang atau anak panah. Kegagalan pasukan Umar bin Sa'ad dalam menghadapi Imam Husain as dan pasukannya menyebabkan | Pasukan Imam Husain as terbagi menjadi tiga dan empat kelompok dan mereka terus bertempur untuk melindungi kemah Imam. Mereka melindungi kemah Imam Husain setiap kali pasukan musuh hendak menyerang dan menjarah kemah Imam. Mereka menangkis serangan itu dan membunuh para penyerang itu dengan pedang atau anak panah. Kegagalan pasukan Umar bin Sa'ad dalam menghadapi Imam Husain as dan pasukannya menyebabkan putra Sa'ad memerintahkan supaya merusak tenda-tenda Imam Husain as. Kemudian laskar Kufah itu pun merusak tenda-tenda Imam Husain as dari segala penjuru. Pada salah satu serangan ini, Syimr bersama dengan sekelompok pengikutnya menyerang kemah Imam Husain as dari belakang, namun Zuhair bin Qain bersama dengan 10 penolong [[Imam Husain as]] yang lain menghalau serangan itu yang membuat mereka menjauh dari perkemahan Imam. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 400; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-439; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105. </ref> | ||
Perang pun berlanjut hingga matahari tergelincir. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-438. </ref> | Perang pun berlanjut hingga matahari tergelincir. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-438. </ref> | ||
Baris 236: | Baris 236: | ||
'''Salat Zuhur Asyura''' | '''Salat Zuhur Asyura''' | ||
Siang hari Asyura, Imam Husain as dan penolong setianya berdiri untuk mengerjakan salat. Imam memerintahkan [[Zuhair bin Qain]] dan Sa'id bin Abdullah Hanafi beserta setengah dari jumlah pasukan beliau yang tersisa untuk maju ke depan guna melindungi dari serangan musuh. Begitu mereka memulai salat<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 17; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 110-111. </ref> pasukan Umar bin Sa'ad melepaskan anak panah ke arah mereka, namun Zuhair dan Abdullah menjadikan dirinya sebagai tameng dan menghalangi sampainya anak panah itu tertuju kepada Imam Husain dan pasukannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105.</ref> Setelah selesai salat, Sa'id bin Abdullah | Siang hari Asyura, Imam Husain as dan penolong setianya berdiri untuk mengerjakan salat. Imam memerintahkan [[Zuhair bin Qain]] dan Sa'id bin Abdullah Hanafi beserta setengah dari jumlah pasukan beliau yang tersisa untuk maju ke depan guna melindungi dari serangan musuh. Begitu mereka memulai salat<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 17; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 110-111. </ref> pasukan Umar bin Sa'ad melepaskan anak panah ke arah mereka, namun Zuhair dan Abdullah menjadikan dirinya sebagai tameng dan menghalangi sampainya anak panah itu tertuju kepada Imam Husain dan pasukannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105.</ref> Setelah selesai salat, Sa'id bin Abdullah mereguk cawan kesyahidan karena terluka sangat parah<ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 111.</ref> | ||
Setelah salat, Zuhair bin Harir, | Setelah salat, Zuhair bin Harir, Burair bin Khudhair Hamedani, [[Nafi' bin Hilal|Nafi' bin Hilal Jamali]], Abis bin Abi Syabit Syakiri, Khandhalah bin Sa'ad Syabami dan mereka satu per satu gugur sebagai syahid. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 20.</ref> | ||
==Kejadian Sore Asyura== | ==Kejadian Sore Asyura== | ||
Baris 247: | Baris 247: | ||
Setelah kesyahidan Ali Akbar, saudara-saudara Imam Husain as yang lain menyusulnya mereguk cawan kesyahidan sebelum [[Abbas bin Ali as]] syahid. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 80-86; ; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449.</ref> | Setelah kesyahidan Ali Akbar, saudara-saudara Imam Husain as yang lain menyusulnya mereguk cawan kesyahidan sebelum [[Abbas bin Ali as]] syahid. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 80-86; ; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449.</ref> | ||
Keluarga [[ | Keluarga [[bani Hasyim]] yang lain, satu per satu, semuanya gugur sebagai syahid seperti putra-putra [[Muslim bin Aqil]] dan juga putra-putra [[Ja'far bin Abi Thalib]], 'Adi bin Abdullah bin Ja'far Thayar dan juga putra-putra [[Imam Hasan as]], [[Qasim bin Hasan]] dan saudaranya, Abu Bakar, saudara-saudara [[Abul Fadhl Abbas]], Abdullah, Utsman, dan Ja'far. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 89-95; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440-442; Dinawari, hlm. 256-257.</ref> | ||
Adapun Abu Fadhl, yang merupakan pemegang panji [[Karbala]] dan penjaga perkemahan, mempunyai kewajiban untuk membawa air ke perkemahan. Namun ia terkepung oleh pasukan [[Umar bin Sa'ad]] ketika hendak mengambil air di tepi [[Sungai Eufrat]]. Ia berhadap-hadapan dengan penjaga tepi sungai Eufrat menemui kesyahidannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 108. </ref>Diriwayatkan bahwa sahabat terakhir Imam Husain as yang gugur sebagai syahid adalah Syuwaid bin Amru Khats'ami. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446 & 454.</ref> | Adapun Abu Fadhl, yang merupakan pemegang panji [[Karbala]] dan penjaga perkemahan, mempunyai kewajiban untuk membawa air ke perkemahan. Namun ia terkepung oleh pasukan [[Umar bin Sa'ad]] ketika hendak mengambil air di tepi [[Sungai Eufrat|sungai Eufrat]]. Ia berhadap-hadapan dengan penjaga tepi sungai Eufrat menemui kesyahidannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 108. </ref>Diriwayatkan bahwa sahabat terakhir Imam Husain as yang gugur sebagai syahid adalah Syuwaid bin Amru Khats'ami. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446 & 454.</ref> | ||
===Tekad Imam Sajjad untuk Pergi ke Medan Pertempuran=== | ===Tekad Imam Sajjad untuk Pergi ke Medan Pertempuran=== | ||
Pasca syahadah sahabat-sahabat dan | Pasca syahadah sahabat-sahabat dan bani Hasyim, Abu Abdillah al-Husain as maju ke medan perang. Pandangan ketidaksabaran [[Ahlulbait]] membuat Imam Husain as menjadi terluka, kemudian Imam menatap keadaan sekelilingnya, namun Imam tidak melihat seorang penolong pun yang akan menolongnya. Kemudian pandangan Imam Husain tertuju pada badan-badan sahabatnya yang bercerai berai di padang Karbala dan berkata-kata kepada pasukan Kufah, "Apakah ada orang yang akan menjaga haram (keluarga) Rasulullah? Apakah ada di antara kalian yang menyembah [[Tuhan]] dan takut terhadap Tuhan? Apakah ada orang-orang yang berteriak dan menjawab seruanku karena Tuhan? Apakah ada orang yang mau menolongku karena Tuhan?" <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 116; Ibnu Nama al-Hilli, ''Mutsir al-Ahzān'', hlm. 70. </ref> | ||
Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]]. Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, "Wahai Habib bin Muzhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan." | Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]]. Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, "Wahai Habib bin Muzhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan." | ||
Baris 264: | Baris 264: | ||
===Peperangan pada Sore Hari Asyura=== | ===Peperangan pada Sore Hari Asyura=== | ||
Setelah syahadah sahabat dan keluarga, Imam kini dalam kondisi sendirian, untuk beberapa lama pasukan Kufah tidak ada yang datang guna berhadap-hadapan dengan Imam Husain as. Sekali waktu, Imam Husain bermaksud hendak meminum air, namun mereka mengarahkan anak panah ke arah mulut imam dan berkata, ketika kuda sudah menuju bibir | Setelah syahadah sahabat dan keluarga, Imam kini dalam kondisi sendirian, untuk beberapa lama pasukan Kufah tidak ada yang datang guna berhadap-hadapan dengan Imam Husain as. Sekali waktu, Imam Husain bermaksud hendak meminum air, namun mereka mengarahkan anak panah ke arah mulut imam dan berkata, ketika kuda sudah menuju bibir [[sungai Eufrat]], maka air sudah ditutup bagi Imam. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407; Muhammad bin Jarir al-Thabari,''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 440; Dinawari, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 258.</ref> | ||
Walaupun Imam sendirian dan luka sekujur badannya sangat parah, namun Imam Husain as tidak gentar untuk menghunuskan pedangnya. <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref> | Walaupun Imam sendirian dan luka sekujur badannya sangat parah, namun Imam Husain as tidak gentar untuk menghunuskan pedangnya. <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref> | ||
Menurut Humaid bin Muslim, "Demi Allah, tak pernah sekalipun aku menyaksikan seorang yang hatinya telah pilu menyaksikan pembantaian anak, keluarga dan para sahabatnya yang lebih tabah dari | Menurut Humaid bin Muslim, "Demi Allah, tak pernah sekalipun aku menyaksikan seorang yang hatinya telah pilu menyaksikan pembantaian anak, keluarga dan para sahabatnya yang lebih tabah dari Husain bin Ali as. Ketika pasukan musuh mendesaknya, dengan memainkan pedangnya beliau balas mendesak gerak laju mereka, bagai serigala yang melepaskan diri dari ikatan yang membelenggunya." <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref> | ||
[[Sayid Ibnu Thawus]] mengisahkan, "Ketika Imam Husain as menyerang barisan musuh, maka 30 ribu anggota pasukan tercerai berai. Barisan mereka terobrak-abrik bak pasukan belalang." <ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 276. </ref> | [[Sayid Ibnu Thawus]] mengisahkan, "Ketika Imam Husain as menyerang barisan musuh, maka 30 ribu anggota pasukan tercerai berai. Barisan mereka terobrak-abrik bak pasukan belalang." <ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 276. </ref> | ||
Baris 312: | Baris 312: | ||
===Orang-orang yang Selamat dari Penolong Setia Imam Husain as=== | ===Orang-orang yang Selamat dari Penolong Setia Imam Husain as=== | ||
Dhahak bin Abdullah Masyriqi dan budak | Dhahak bin Abdullah Masyriqi dan budak Abdurrahman bin 'Abdariyah Anshari melarikan diri dari tempat kejadian dan kepungan musuh. Marqa' bin Tamamah Asadi yang diasingkan oleh [[Yazid]]. 'Aqabah bin Sam'an budak [[Rabab binti Imra' al-Qais|Rubab]] istri Imam as dibebaskan karena ia adalah seorang budak. | ||
===Tawanan Ahlulbait as=== | ===Tawanan Ahlulbait as=== | ||
Baris 318: | Baris 318: | ||
===Penguburan Para Syuhada Karbala=== | ===Penguburan Para Syuhada Karbala=== | ||
Sejarawan berselisih pendapat tentang waktu penguburan jasad suci para syuhada Karbala. Sebagian berkata pada hari ke-11 yaitu pada hari itu juga penguburan | Sejarawan berselisih pendapat tentang waktu penguburan jasad suci para syuhada Karbala. Sebagian berkata pada hari ke-11 yaitu pada hari itu juga penguburan dilaksanakan yaitu ketika Umar bin Sa'ad keluar dari [[Karbala]]. <ref>Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 455; Ali bin Husain Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 63.</ref> Sebagian yang lain berkeyakinan hari ke-13 [[Muharam]] merupakan hari penguburan syuhada Karbala. <ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqarram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 319. </ref> | ||
Sedangkan ulama dan sejarawan [[Ahlusunah]] berkeyakinan bahwa acara penguburan [[Imam Husain as]] dan penolong setianya dilaksanakan pada 11 Muharam 61 H. <ref>Sayid Ibnu Thawus, ''al-Luhuf 'ala Qatli al-Thufuf'', hlm. 107. </ref> | Sedangkan ulama dan sejarawan [[Ahlusunah]] berkeyakinan bahwa acara penguburan [[Imam Husain as]] dan penolong setianya dilaksanakan pada 11 Muharam 61 H. <ref>Sayid Ibnu Thawus, ''al-Luhuf 'ala Qatli al-Thufuf'', hlm. 107. </ref> | ||
Baris 330: | Baris 330: | ||
Berdasarkan riwayat dan berdasarkan perkataan ibu [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]], ketika dilakukan penguburan [[syuhada Karbala]], keluarga dan kerarabatnya, jenazah Hur dibawa ke tempat dimana ia dikuburkan sekarang yang terkenal dengan pusara Hurr bin Yazid al-Riyahi dan dikuburkan di tempat itu. <ref>Muhsin al-Amin, ''A'yān al-Syiah'', Riset oleh Hasan al-Amin, jld. 1, hlm. 613.</ref> | Berdasarkan riwayat dan berdasarkan perkataan ibu [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]], ketika dilakukan penguburan [[syuhada Karbala]], keluarga dan kerarabatnya, jenazah Hur dibawa ke tempat dimana ia dikuburkan sekarang yang terkenal dengan pusara Hurr bin Yazid al-Riyahi dan dikuburkan di tempat itu. <ref>Muhsin al-Amin, ''A'yān al-Syiah'', Riset oleh Hasan al-Amin, jld. 1, hlm. 613.</ref> | ||
Sebagian [[ | Sebagian [[bani Asad]] tidak rela jika anak laki-laki pamannya sendiri, [[Habib bin Muzhahir]] dikuburkan bersama dengan sahabat Imam Husain as yang lain. Karena itu, ia dikuburkan di tempat lain yaitu di sebuah tempat di atas kepala Imam Husain as, tempat yang sekarang dikenal sebagai pusara Habib bin Mazhahir. <ref>Al-Muqarram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 319.</ref> | ||
==Penguburan Kepala Imam Husain as== | ==Penguburan Kepala Imam Husain as== | ||
[[Ubaidillah bin Ziyad]] menggantung kepala [[Imam Husain as]] dan mengembalikannya ke kota. Setelah beberapa lama kepala Imam Husain as dikirim ke Suriah kehadapan [[Yazid]] bersama dengan syuhada yang lain oleh | [[Ubaidillah bin Ziyad]] menggantung kepala [[Imam Husain as]] dan mengembalikannya ke kota. Setelah beberapa lama kepala Imam Husain as dikirim ke Suriah kehadapan [[Yazid]] bersama dengan syuhada yang lain oleh Zahir bin Qais Ju'fi. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 2, hlm. 507; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459. Laporan terkait dengan dibawanya kepala Imam Husain as ke istana Yazid silahkan lihat, Baladzuri, jld. 2, hlm. 507-508; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459-460.</ref> | ||
Atikah (anak perempuan Yazid yang juga istri 'Abdul Malik bin Marwan) memperlakukan kepala Imam Husain as dengan menghormati mencuci kepala dan memberikan wewangian ke kepala Imam yang diberkati itu, kemudian menguburkannya di sebuah taman di Damaskus (taman istana atau taman yang lain). Menurut riwayat yang lain, kepala Imam Husain as setelah dibawa ke [[Kufah]], Suriah, Asqalan dan Mesir<ref>Ibnu Syaddad, ''al-A'lāq al-Khathirah fi Dzākir Umarā al-Syām wa al-Jazirah'', hlm. 291; Qazwini, 222. </ref> dikafani dan dikuburkan di samping pusara [[Sayidah Fatimah Zahra sa]] di pekuburan Baqi di [[Madinah]]. <ref>Ibnu Sa'ad, jld. 6, hlm. 450.</ref> Menurut [[sayid Murtadha|Alamul Huda]] <ref>Sayid Murtadha, ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha'', jld. 3, hlm. 130. </ref> kepala Imam Husain as dibawa kembali dari Suriah ke [[Karbala]] dan dikubur di samping badan suci Imam Husain as. | Atikah (anak perempuan Yazid yang juga istri 'Abdul Malik bin Marwan) memperlakukan kepala Imam Husain as dengan menghormati mencuci kepala dan memberikan wewangian ke kepala Imam yang diberkati itu, kemudian menguburkannya di sebuah taman di Damaskus (taman istana atau taman yang lain). Menurut riwayat yang lain, kepala Imam Husain as setelah dibawa ke [[Kufah]], Suriah, Asqalan dan Mesir<ref>Ibnu Syaddad, ''al-A'lāq al-Khathirah fi Dzākir Umarā al-Syām wa al-Jazirah'', hlm. 291; Qazwini, 222. </ref> dikafani dan dikuburkan di samping pusara [[Sayidah Fatimah Zahra sa]] di [[pekuburan Baqi]] di [[Madinah]]. <ref>Ibnu Sa'ad, jld. 6, hlm. 450.</ref> Menurut [[sayid Murtadha|Alamul Huda]] <ref>Sayid Murtadha, ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha'', jld. 3, hlm. 130. </ref> kepala Imam Husain as dibawa kembali dari Suriah ke [[Karbala]] dan dikubur di samping badan suci Imam Husain as. | ||
==Pembawa Pesan Asyura== | ==Pembawa Pesan Asyura== |