Juhfah

Al-Juhfah (bahasa Arab: الجحفة) (W. 654 H) adalah salah satu dari lima miqat (tempat ihram) untuk Haji Tamattu' dan Umrah Mufradah. Terletak sekitar 183 kilometer di barat laut Mekah dan dekat Laut Merah, Juhfah adalah miqat (tempat memulai ihram) bagi jamaah dari Syam (Suriah) dan wilayah sekitarnya yang menuju Mekah. Saat ini, jamaah yang tiba di Jeddah via pesawat atau kapal juga pergi ke Juhfah untuk memulai ihram dari sana.
Pada abad-abad awal Hijriah, Juhfah adalah sebuah kota yang ramai dan makmur. Namun, saat ini daerah tersebut tidak lagi berpenghuni. Ghadir Khum terletak di dekat Juhfah.
Letak Geografis
Juhfah terletak sekitar 189 kilometer dari Mekah[1] dan merupakan salah satu miqat penting untuk haji tamattu' dan umrah mufradah bagi jamaah haji yang berasal dari Syam, Mesir, dan mereka yang melewati wilayah tersebut.[2] Kota ini terletak sekitar 9 kilometer dari Ghadir Khum dan dekat dengan pantai Laut Merah. Saat ini, orang-orang yang berangkat dari Jeddah menuju Mekah memulai berihram di wilayah ini.
Pada masa lalu, kota ini disebut "Mahya'ah", yang berarti tempat yang luas.[3] Nama ini mungkin diberikan karena letaknya di dataran luas antara Ghadir Khum dan Laut Merah.
Dalam beberapa riwayat dari Nabi Muhammad saw dan Imam Shadiq as, kedua nama "Mahya'ah" dan "Juhfah" digunakan untuk merujuk pada wilayah ini.[4]
Juhfah dalam Sejarah
Juhfah memiliki signifikansi besar karena posisinya sebagai miqat, nilai sejarahnya, dan lokasinya yang strategis di jalur perdagangan. Laporan-laporan sejarah menunjukkan bahwa Juhfah adalah kota yang makmur pada abad-abad awal Islam.[5] Al-Maqdisi (W. 380 H) menggambarkan Juhfah sebagai pusat para pendosa[6] dan menyebutkan bahwa kota ini terkenal dengan penyakit demam. Ia juga mengutip doa Nabi Muhammad saw untuk memindahkan demam Madinah ke Juhfah.[7]
Setelah abad ke-5 H, Juhfah perlahan-lahan kehilangan kepentingannya dan mulai mengalami kerusakan. Yaqut al-Hamawi (W. 626 H) menyebutkan kehancuran Juhfah, meski sebelumnya kota ini pernah makmur.[8] Abu al-Fida' pada akhir abad ke-8 H melaporkan bahwa Juhfah telah hancur dan tidak lagi berpenghuni.[9] Beberapa penulis perjalanan pada akhir abad ke-9 H mencatat bahwa wilayah ini bahkan kehilangan fungsi keagamaannya, dan beberapa jamaah haji memulai ihram di Rabigh, dekat Juhfah.[10] Pada abad-abad berikutnya, terutama di era modern, Juhfah kembali mendapatkan perannya sebagai miqat, meskipun kemakmuran masa lalunya tidak terulang, dan hanya reruntuhan kuno yang tersisa.[11]
Masa Kenabian
Juhfah menyaksikan beberapa peristiwa penting pada masa Nabi Muhammad saw. Di antaranya adalah beberapa ekspedisi militer sariyyah seperti Sariyyah Ubaidah bin Harits pada bulan ke-8 Hijriah[12] ke Rabigh dekat Juhfah, serta Sariyyah Kharrar yang dipimpin oleh Sa'ad bin Abi Waqqash pada bulan ke-9 Hijriah.[13]
Selama Perang Badar, ketika kaum musyrik Quraisy mengetahui bahwa kafilah dagang mereka telah diselamatkan, beberapa kelompok seperti Bani Zuhrah memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke Mekah dari Juhfah.[14] Di wilayah ini, Juhaim bin Salt bermimpi melihat kematian para pemimpin Quraisy dalam perang, tetapi mimpi itu ditertawakan oleh Abu Jahal.[15]
Selain itu, sejarawan mencatat bahwa Rasulullah saw singgah di wilayah ini saat menuju Mekah dalam peristiwa Hudaibiyah (6 H), dan beberapa Muslim yang belum memulai ihram di Dzulhulaifah memulai memakai ihram di Juhfah.[16] Menurut laporan ini, kaum Muslim menghadapi masalah kekurangan air di wilayah ini, dan Rasulullah saw mengirim beberapa orang untuk mencari air. Namun, mereka kembali dengan tangan kosong karena takut kepada penduduk Mekah. Akhirnya, Nabi saw menugaskan Imam Ali as untuk menyelesaikan masalah ini.[17] Di tempat yang sama, kaum musyrik mengetahui pergerakan kaum Muslim.[18]
Pada tahun berikutnya, Rasulullah saw memulai ihram di Juhfah saat menuju Umrah Qadha.[19] Saat menuju Fathu Mekah (8 H), Abbas, paman Nabi saw, bergabung dengan pasukan Muslim di wilayah ini.[20]

Ghadir Khum
Beberapa teks menyebutkan bahwa Ghadir Khum terletak di wilayah Juhfah dan menyebutnya sebagai "Ghadir al-Juhfah."[21] Namun, beberapa sumber lain menyatakan bahwa ada jarak antara Juhfah dan Ghadir Khum.[22] Perbedaan ini muncul karena terkadang "Juhfah" merujuk pada lembah Juhfah, sementara di lain waktu merujuk pada pemukiman Juhfah yang merupakan salah satu miqat haji. Lembah Juhfah dimulai dari Ghadir dan membentang hingga Laut Merah, sehingga Ghadir menjadi bagian darinya.[23]
Miqat Haji
Rasulullah saw menyebut Juhfah sebagai salah satu miqat haji. Dalam beberapa hadis, tempat ini disebut sebagai miqat bagi jamaahyang berasal dari Maghrib[24] dan dalam riwayat lain sebagai miqat bagi jamaah yang berasal dari Syam.[25] Berdasarkan hal ini, para Fukaha besar Syiah menyatakan bahwa Juhfah adalah miqat bagi jamaah yang berasal dari Syam, Mesir, dan Maghrib.[26] Saat ini, wilayah ini menjadi miqat bagi semua orang yang berangkat dari Jeddah menuju Mekah.
Beberapa juga menyebut Juhfah sebagai miqat darurat bagi penduduk Madinah dan mereka yang berhaji melalui rute ini. Artinya, mereka yang belum memulai memakai ihram di Dzulhulaifah harus berihram di Juhfah.[27] Seperti yang dilakukan Imam Shadiq as, yang memulai berihram di Juhfah setelah berangkat dari Madinah tanpa ihram, dan tindakan ini didasarkan pada riwayat dari Rasulullah saw yang mengizinkan orang sakit dan lemah untuk memulai ihram di Juhfah.[28] Beberapa ulama Ahlusunah, seperti Fukaha Maliki, tidak membolehkan hal ini secara terperinci dan berpendapat bahwa hanya penduduk Syam yang berangkat dari Madinah yang boleh memilih antara Dzulhulaifah atau Juhfah untuk memulai ihram.[29] Mereka juga boleh menunda ihram hingga mencapai Juhfah. Beberapa ulama lain memperbolehkan berihram dari tempat yang sejajar dengan Juhfah, yaitu bagi mereka yang melewati miqat tanpa ihram atau karena alasan tertentu, mereka boleh memulai memakai ihram dari tempat yang sejajar dengan Juhfah.[30] Beberapa ulama lain membatasi hal ini hanya untuk Masjid Syajarah dan tidak memperbolehkan berihram dari tempat yang sejajar dengan Juhfah.[31]
Setelah kehancuran Juhfah, ahlusunah memulai memakai ihram dari kota Rabigh yang terletak di dekatnya.[32]
Kondisi Juhfah Saat Ini
Saat ini, sebuah masjid besar telah dibangun di wilayah ini, dan fasilitas sanitasi juga telah didirikan di sekitarnya. Beberapa kabilah Zubaid tinggal di daerah ini. Di sekitar wilayah ini, sekitar 4 kilometer dari masjid saat ini, terdapat sisa-sisa Istana 'Aliya dari era Abbasiyah, serta reruntuhan pasar kuno dan jalan berlapis batu.[33] Jamaah haji yang tiba di Jeddah melalui pesawat atau kapal pertama-tama pergi ke Juhfah, miqat terdekat, dan memulai memakai ihram dari sana untuk melaksanakan Umrah Tamattu' atau Umrah Mufradah.
Catatan Kaki
- ↑ Nashiri, "Miqat Juhfah", Majalah Miqat Hajj, No. 7, hlm. 167.
- ↑ "Syarh Tabshirah al-Muta'allimin", jld. 3, hlm. 373; "Al-Urwah al-Wutsqa", jld. 4, hlm. 634.
- ↑ "Mu'jam al-Buldan", jld. 5, hlm. 235; "Lisan al-Arab", jld. 8, hlm. 379.
- ↑ Kulaini, "Al-Kafi", jld. 4, hlm. 318-319; Abdullah al-Bakri, "Mu'jam Ma Ust'ujim", jld. 2, hlm. 368, 370; Majlisi, "Bihar al-Anwar", jld. 96, hlm. 128.
- ↑ Al-Maqdisi al-Basyari, "Ahsan al-Taqasim", hlm. 69, 77.
- ↑ Al-Maqdisi al-Basyari, "Ahsan al-Taqasim", hlm. 33.
- ↑ Al-Maqdisi al-Basyari, "Ahsan al-Taqasim", hlm. 78.
- ↑ Yaqut al-Hamawi, "Mu'jam al-Buldan", jld. 2, hlm. 111.
- ↑ Ismail Abu al-Fida', "Taqwim al-Buldan", hlm. 85.
- ↑ Ali al-Qalshadi al-Andalusi, "Rihlat al-Qalshadi", hlm. 135.
- ↑ Lihat, "Miqat Hajj", No. 7, hlm. 168, "Miqat Juhfah".
- ↑ Al-Mas'udi, "Al-Tanbih wa al-Asyraf", hlm. 201; "Al-Thabaqat", jld. 2, hlm. 4; "Ansab al-Asyraf", jld. 1, hlm. 371.
- ↑ "Tarikh Ya'qubi", jld. 2, hlm. 69; "Al-Tanbih wa al-Asyraf", hlm. 201; "Al-Bidayah wa al-Nihayah", jld. 3, hlm. 234.
- ↑ "Tarikh al-Thabari", jld. 2, hlm. 438; "Ansab al-Asyraf", jld. 1, hlm. 291.
- ↑ "Al-Sirah al-Nabawiyyah", jld. 1, hlm. 618; "Tarikh al-Thabari", jld. 2, hlm. 438; "Al-Munammaq", hlm. 338.
- ↑ "Al-Maghazi", jld. 2, hlm. 574.
- ↑ Al-Mufid, "Al-Irsyad", jld. 1, hlm. 121; "Kasyf al-Ghummah", jld. 1, hlm. 210; "Yanabi' al-Mawaddah", jld. 1, hlm. 367.
- ↑ "Imta' al-Asma' ", jld. 1, hlm. 279.
- ↑ Al-Kulaini, "Al-Kafi", jld. 4, hlm. 251.
- ↑ "Al-Bidayah wa al-Nihayah", jld. 4, hlm. 287.
- ↑ Ibnu Maghazili, "Manaqib Ahl al-Bait as", 1427 H, hlm. 70.
- ↑ Firuzabadi, "Al-Qamus al-Muhith", jld. 4, hlm. 109, entri "Khamam."
- ↑ Muhammadi Rey Syahri, "Danesynameh Amir al-Mu'minin as", 1389 HS, jld. 2, hlm. 412.
- ↑ Kulaini, "Al-Kafi", jld. 4, hlm. 318-319; Majlisi, "Bihar al-Anwar", jld. 96, hlm. 128-129.
- ↑ "Musnad Ahmad", jld. 2, hlm. 130; Kulaini, "Al-Kafi", jld. 4, hlm. 319; Majlisi, "Bihar al-Anwar", jld. 96, hlm. 130.
- ↑ "Al-Jami' li al-Shara'i' ", hlm. 178; "Mukhtalaf al-Syiah", jld. 4, hlm. 44; "Jawahir al-Kalam", jld. 18, hlm. 102, 113.
- ↑ "Al-Nihayah", hlm. 210; "Al-Rawdhah al-Bahiyyah", jld. 2, hlm. 226; "Jawahir al-Kalam", jld. 18, hlm. 109-110.
- ↑ "Al-Kafi", jld. 4, hlm. 324.
- ↑ "Mawahib al-Jalil", jld. 4, hlm. 45.
- ↑ "Masalik al-Afham", jld. 2, hlm. 215; "Hasyiyah Syara'i' al-Islam", jld. 2, hlm. 215; "Al-Urwah al-Wutsqa", jld. 4, hlm. 632.
- ↑ "Wasa'il al-Syiah", jld. 11, hlm. 318.
- ↑ "Fiqh al-Sunnah", Sayid Sabiq, jld. 1, hlm. 652.
- ↑ "Miqat Hajj", No. 7, hlm. 169.
Daftar Pustaka
- "Site Hajji, Makalah Juhfah, Hamid Ridha Murthahari
- Ibnu Magazili. "Manaqib Ahl al-Bait as". Teheran: Majma‘ Jahani Taqrib Bayn al-Madzahib al-Islamiyyah, Cet. pertama, 1427 H.
- Al-Maqdisi al-Basyari. "Ahsan al-Taqasim". Kairo: Maktabah Madbuli, 1411 H.
- Syekh Mufid. "Al-Irsyad". Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H.
- Abu al-Faraj al-Isfahani. "Al-Aghani". oleh Ali Mahna dan Samir Jabir. Beirut: Dar al-Fikr
- Sayid bin Thawus. "Iqbal al-A'mal". oleh al-Qayumi. Qom: Daftar Tablighat, 1418 H.
- Al-Maqrizi. "Imta' al-Asma' ". oleh Muhammad 'Abd al-Hamid, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1420 H.
- Baladzuri. "Ansab al-Asyraf". oleh Zakar dan Zirikli. Beirut: Dar al-Fikr, 1417 H.
- Allamah Majlisi. "Bihar al-Anwar. Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-'Arabi, 1403 H.
- Ibnu Katsir. "Al-Bidayah wa al-Nihayah". Beirut: Maktabah al-Ma'arif
- Al-Ya'qubi, Ahmad. "Al-Buldan". oleh Sanawi, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1422 H.
- Ibnu Khaldun, "Tarikh Ibnu Khaldun". Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, 1391 H.
- Al-Thabari. "Tarikh al-Umam wa al-Muluk". oleh Muhammad Abu al-Fadl, Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi.
- Ahmad bin Ya‘qub. "Tarikh al-Ya'qubi". Beirut: Dar Shader, 1415 H.
- Abu al-Fida’, Ismail. "Taqwim al-Bilad". Kairo: Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, 2007 M.
- Al-Mas'udi. "Al-Tanbih wa al-Asyraf". Beirut: Dar Sa‘b.
- Al-Hilli, Yahya bin Sa‘id. "Al-Jami' li al-Syara'i' ". oleh kelompok ulama, Qom: Sayid al-Syuhada', 1405 H.
- Al-Najafi. "Jawahir al-Kalam". oleh Quchani dan lainnya, Beirut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi.
- Al-Syahid al-Tsani. "Hasyiyah Syarai’ al-Islam". Qom: Daftar Tablighat, 1422 H.
- Al-Andalusi, Ali al-Qulshaadi. "Rihalat al-Qulshaadi". oleh Abu al-Ajfan, Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1432 H.
- Al-Syahid al-Tsani. "Al-Raudah al-Bahiyyah fi Syarh al-Lum'ah", oleh Kalantar. Qom: Maktabah al-Dawari, 1410 H.
- Ibnu Hisyam. "Al-Sirah al-Nabawiyyah". oleh as-Saqqa dan lainnya, Beirut: Dar al-Ma'rifah.
- Ibnu Sa'd. "Al-Thabaqat al-Kubra". oleh Muhammad 'Abd al-Qadir, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1418 H.
- Thabathaba'i Yazdi, Sayid Muhammad Kazhim. "Al-‘Urwah al-Wutsqa (Al-Muhasya)", pengumpul: Musanni Sabzavari, Ahmad, Daftar Nasyr Islami, Qom: Cet. pertama, 1419 H.
- Ibnu al-Bathriq. Umdat ‘Ayun Shihah al-Akhbar". Qom: Nasyr Islami, 1407 H.
- Ibnu Hajar al-‘Asqalani. "Fath al-Bari". Beirut: Dar al-Ma‘rifah.
- Firuzabadi, Muhammad bin Ya‘qub. "Al-Qamus al-Muhith".
- Al-Kulaini. "Al-Kafi". oleh Ghaffari, Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1375 Hs.
- Al-Arbili, ‘Ali bin ‘Isa. "Kasyf al-Ghummah". Beirut: Dar al-Adwa’, 1405 H.
- Ibnu Manzur. "Lisan al-‘Arab". Qom: Adab al-Hauzah, 1405 H.
- Reysyahri, Muhammadi. "Danesynameh Amir al-Mu’minin as". Qom: Dar al-Hadits, Cet. ketiga, 1389 Hs.
- Al-‘Allamah al-Hilli. "Mukhtalaf al-Syiah". Qom: Nashr Islami, 1412 H.
- Al-Mas‘udi. "Muruj al-Dzahab". oleh Asad Dagher, Qom: Dar al-Hijrah, 1409 H.
- Al-Syahid al-Tsani. "Masalik al-Afham ila Tanqihi Syarai’ al-Islam". Qom: Ma‘arif Islami, 1416 H.
- Ibnu Qutaybah. Al-Ma‘arif (W. 276 H.), oleh Thurwat ‘Akashah, Qom: Ar-Razi, 1373 HS.
- al-Korani,Ali. "Mu'jam Ahadits al-Mahdi". Qom: Ma‘arif Islamiyah, 1411 H.
- Yaqut al-Hamawi. "Mu‘jam al-Buldan". Beirut: Dar Shadir, 1995 M.
- ‘Abdullah al-Bakri. "Mu'jam Ma Ista'jam. oleh al-Saqqa, Beirut: 'Alam al-Kitab, 1403 H.
- Al-Waqidi. "Al-Maghazi". oleh Marsden Jones, Beirut: Alammi, 1409 H.
- Ibnu Habib. "Al-Manaqib". oleh Ahmad Faruq, Beirut: ‘Alam al-Kitab, 1405 H.
- Al-Hattab al-Rayni. "Mawahib al-Jalil". oleh Zakariya ‘Amirat, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1416 H.
- Miqat Hajj (Jurnal): Teheran: Hauzah Namayandeghi Vali-e Faqih dar Umur Hajj wa Ziyarat.
- Nasheri, 'Abdullah. "Miqat Juhfah", dalam jurnal "Miqat Hajj", volume 2, nomor 7, Farvardin 1373 Sh.
- Muhammad al-Idrisi. (W. 560 H.) "Nazhat al-Mushtaq". Beirut: ‘Alam al-Kitab, 1409 H.
- Syekh Thusi. "Al-Nihayah". Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1400 H.
- Al-Hurr al-‘Amili, "Wasa'il al-Syiah". Qom: Al-Bait, 1412 H.
- Al-Qunduzi. "Yanabi' al-Mawaddah". oleh al-Husaini, Teheran: Uswah, 1416 H.