Hal Min Nashirin Yanshuruni
Bulan Duka Muharram |
---|
Peristiwa |
Tokoh |
Situs Penting |
Momentum |
Ritual |
Hal Min Nâshirin Yanshuruni (bahasa Arab:هَلْ مِنْ ناصِرٍ یَنْصُرُني) artinya “Apakah ada penolong yang menolongku?” adalah Sebuah kalimat dan ungkapan terkenal dari Imam Husain as di menit-menit terakhir kehidupannya di hari Asyura. Menurut Jawâd Muhadditsi dalam literatur budaya Asyura, ungkapan ini diriwayatkan dengan makna bukan secara lafaz, karena tidak disebutkan sedikitpun ungkapan tersebut di dalam kitab–kitab sejarah,[1] namun sumber-sumber riwayat yang khusus berkaitan dengan peristiwa Karbala telah mengutip ungkapan dan kandungan yang serupa.[2]
Menurut para penulis kisah peristiwa Asyura, ketika para sahabat Imam Husain as telah syahid dan Imam as tinggal sendirian di padang Karbala, dia mengucapkan ungkapan berikut:
Apakah ada pembela yang membela kesucian Rasulullah saw? Adakah orang bertauhid takut kepada Allah swt karena kami? Adakah penolong yang berharap kepada Allah Swt dengan jalan menolong kami? Adakah pembela yang berharap dan meminta kepada Allah dengan jalan membela kami?[3]
Imam Husain as, sebelum peristiwa Asyura banyak tinggal di tempat peristirahatan Qasr Bani Muqâtil (sebuah istana yang dimiliki oleh bagi Muqâtil). Imam as meminta Ubaidillah bin Hurr Ju'fi untuk membantunya, tetapi dirinya meminta maaf untuk tidak bisa bersama dengan Imam as. Imam Husain as mengatakan kepadanya, jikalau ia mendengar seruan permintaan tolong dari Imam as dan tidak menyambutnya maka Allah swt akan membinasakannya.[4] Sebagian peneliti menganggap slogan Lababika Ya Husain sebagai respons terhadap seruan bantuan Imam Husain as pada hari Asyura.[5]
Dalam film “Hari Peristiwa Asyura” (Ruze Vaqe’e), yang berkisah tentang peristiwa Karbala, dimana pemain utama film tersebut diceritakan sebagai seorang pemuda yang baru menjadi muslim, mendengar suara gaib yang sampai ke telinganya. Suara gaib yang terus berulang tersebut adalah "Siapa yang akan membantu saya ?" , lalu ia mengikuti ke mana arah suara itu berada, dan pada akhirnya ia berhasil mencapai Karbala pada sore hari Asyura, dimana Imam Husain as sudah syahid. [6]
Catatan Kaki
- ↑ Muhaditsi, Farhangg-e Asyura, hlm. 471
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 116; Ibnu Nama Hilli, Mutsir al-Ahzan, hlm. 70
- ↑ Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf, hlm. 116
- ↑ Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 5, hlm. 407
- ↑ Syi'ar "Labbaika Ya Husain" Bema'na-e Ijabat-e Da'vat-e Sayidu Syuhada (as) ast, site mehrnews.com
- ↑ Negah-e be Film-e Ruz-e Vaqe'e, site hawzah.net
Daftar Pustaka
- Negah-e be Film-e Ruz-e Vaqe'e. Site hawzah.net, dalam majalah Pasdar-e Eslami, vol. 164, bulan Murdad, 1967 M/1387 HS
- Syi'ar "Labbaika Ya Husain" Bema'na-e Ijabat-e Da'vat-e Sayidu Syuhada (as) ast. Site mehrnews.com
- Ibnu Nama Hilli, Ja'far bin Muhammad. Mutsir al-Ahzan. Qom: Madrasah al-Imam al-Mahdi (as), 1406 HS
- Muhadditsi, Jawad. Farhangg-e Asyura. Qom: Penerbit Ma'ruf, 1376 S
- Sayid Ibnu Thawus, al-Luhuf ala Qatla al-Thufuf. Teheran: Penerbit Jahan, 1348 S