Kumait bin Zaid Asadi
Kumait bin Zaid Asadi (bahasa Arab:الكميت بن زيد الأسدي ) (60-126 H), adalah seorang penyair berbahasa Arab dari kalangan Syiah, sezaman dengan Imam Sajjad, Imam Baqir, dan Imam Shadiq. Kasidah "Hashimiyyat, salah satu karya terpentingnya, membahas tema-tema seperti keutamaan bani Hasyim, peristiwa Ghadir, kesyahidan Imam Husain as dalam peristiwa Karbala, serta isu-isu yang terkait dengan kekhalifahan bani Umayyah dan dampaknya. Syair-syair ini ditulis dalam kurun waktu 15 hingga 20 tahun setelah peristiwa Asyura.
Kumait, karena syair-syairnya, mendapatkan perhatian dari Imam Sajjad dan Imam Baqir, imam keempat dan ke-5 Syiah, dan diriwayatkan bahwa doa-doa kedua imam ini untuknya telah disampaikan. Namun demikian, disebutkan bahwa ia, demi menyelamatkan nyawanya, pernah membuat sebuah kasidah pujian untuk bani Umayyah.
Kedudukan dan Pentingnya
Abu Mustahal Kumait bin Zaid Asadi, menurut Abu al-Faraj al-Isfahani, adalah seorang penyair terkemuka, ahli dalam bahasa dan kosakata Arab, memahami sejarah bangsa Arab, bersikap fanatik terhadap Qahthaniyah, serta sering terlibat dalam konfrontasi puisi dengan penyair-penyair Arab lainnya.[1] Kasidah "Hashimiyyat" dianggap sebagai salah satu karya terbaik Kumait.[2] Jumlah bait syairnya disebutkan lebih dari lima ribu bait,[3] meskipun banyak di antaranya tidak lagi tersedia.[4]
Dikatakan bahwa Kumait menunjukkan fanatisme yang kuat terhadap Adnaniyyah dalam syair-syairnya dan menulis puisi yang menyerang para penyair dari kalangan Yaman. Sikap ini dikatakan terus berlangsung sepanjang hidupnya.[5] Meski begitu, Abu al-Faraj al-Isfahani menjelaskan melalui sebuah kutipan bahwa alasan di balik celaan Kumait terhadap penduduk Yaman sebenarnya karena seorang penyair Yaman bernama Hakim bin Ayyasy Kalbi telah menghina Ali bin Abi Thalib dan bani Hasyim. Untuk menghindari kemarahan bani Umayyah, Kumait memilih untuk mencela penduduk Yaman dalam syairnya, daripada secara langsung membela Imam Ali dan bani Hasyim.[6]
Kumait bin Zaid bin Khunais bin Mukhalid Asadi lahir pada tahun 60 Hijriah.[7] Ia merupakan keponakan dari Farazdaq, seorang penyair terkemuka pada masa dinasti Umayyah, dan sezaman dengan Sayid Humairi, seorang penyair terkenal yang fanatik terhadap Syiah.[8] Kumait wafat di Kufah pada masa kekhalifahan Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir dinasti Umayyah, pada tahun 126 Hijriah.[9] Ia menjadi orang pertama yang dimakamkan di pemakaman bani Asad.[10]
Hubungan Dengan Ahlul Bait as
Menurut riwayat, Kumait, yang memuji keluarga Nabi pada masa dinasti Umayyah, mendapat perhatian dari Imam Sajjad, Imam Baqir, dan Imam Shadiq. Disebutkan bahwa para imam tersebut mendoakannya.[11]
Diriwayatkan bahwa Kumait menolak hadiah-hadiah materi yang diberikan kepadanya atas syair-syair pujiannya kepada Ahlul Bait as. Sebagai gantinya, ia kadang meminta sehelai pakaian dari Imam Sajjad atau Imam Baqir, yang ia gunakan untuk mencari keberkahan.[12]
Kasidah Hashimiyyat
Kasidah Hashimiyyat, yang ditulis oleh Kumait bin Zaid Asadi dalam jangka waktu 15 hingga 20 tahun setelah peristiwa Asyura, dianggap sebagai salah satu karya terpentingnya.[13] Kumpulan syair ini terdiri dari delapan kasidah yang membahas tentang keutamaan bani Hasyim dan keluarga Nabi Muhammad saw, peristiwa Ghadir Khum, perampasan kekhalifahan dan pembenaran atas Ali bin Abi Thalib as, kesyahidan Imam Husain as, pemerintahan para penguasa zalim, kezaliman bani Umayyah, pembunuhan Zaid bin Ali, serta penderitaan keluarga bani Hasyim.[14]
Namun demikian, diceritakan bahwa Kumait, demi menyelamatkan nyawanya, menulis sebuah kasidah yang memuji bani Umayyah, setelah memperoleh izin dari Imam Baqir as.[15]
Catatan Kaki
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 5.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 5.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 30.
- ↑ Abdul Azimzadeh, Hashimiyyat, hlm. 131.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 5.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 28.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 30.
- ↑ Marzbani, Akhbar Syu’ara al-Syi’ah, 1413 H, hlm. 71 dan 178.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 30.
- ↑ Abu al-Faraj al-Isfahani, al-Aghani, 1994 M, jil. 17, hlm. 30.
- ↑ Amini, al-Ghadir, 1368 H, jil. 4, hlm. 33 dan 36.
- ↑ Amin, A'yan al-Syiah, 1403 H, jil. 9, hlm. 34; Amini, al-Ghadir, 1368 H, jil. 4, hlm. 32.
- ↑ Marzbani Khorasani, Akhbar Syuara al-Syiah, 1347 H, hlm. 71.
- ↑ Hashimiyyat: Perjuangan melalui Pena, Majalah Sastra Arab, hlm. 230.
- ↑ Amini, al-Ghadir, 1368 H, jil. 4, hlm. 34, dikutip dari al-Aghani, jil. 15, hlm. 126.
Daftar Pustaka
- Abu al-Faraj al-Isfahani, Ali bin Husain. al-Aghani. Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-Arabi, Edisi Pertama, 1415 H/1994 M.
- Amini, Sayid Muhsin. A'yan al-Syiah. Beirut: Dar al-Ta'aruf li al-Matbu'at, 1403 H/1983 M.
- Amini, Abdulhusain. al-Ghadir, Terjemahan oleh Muhammad Taqi Wahidi. Teheran: Bunyad Bi'tsat, 1368 Sh.
- Amini, Abdulhusain. Mausu'at al-Ghadir fi al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Adab. Qom: Mu'assasat Da'irat al-Ma'arif Fiqh Islami, 1430 H/2009 M.
- Khui, Sayid Abul-Qasim. Mujam Rijal al-Hadits.Beirut: Intisharat al-Tsaqafah al-Islamiyyah, 1413 H.
- Dawud, Sulaim. Syi'r al-Kumait bin Zaid al-Asadi. Beirut: Alam al-Kitab, 1417 H/1997 M.
- Syubbar, Jawad. Adab al-Thaf: Au Syu'ara' al-Husain as min al-Qarn al-Awwal al-Hijri hatta al-Qarn al-Rabi' 'Asyar. Beirut: Dar al-Murtadha, tanpa tahun.