Ajfur

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia

Ajfur (bahasa Arab: الأجفر ) adalah salah satu tempat persinggahan dalam perjalanan Mekah ke Kufah yang terletak di antara Faid dan Khuzaimiyah. Dalam perjalanan menuju Karbala, pertemuan dan dialog Imam Husain as dengan Abdullah bin Abi Muthi' Adawi dimungkinkan terjadi di tempat ini.

Posisi

Ajfur adalah sebuah tempat yang terletak di antara Faid dan Khuzaimiyah. Jaraknya hingga Khuzaimiyah 24 dan hingga Faid 36 Mil.[1] Zamakhsyari meyakini Ajfur sebagai air milik bani Yarbu' yang bani Judzaimah mengambilnya dari mereka.[2]

Peristiwa-peristiwa

Di tempat ini sering kali rombongan jemaah haji dijarah oleh perampok jalanan. [3] Di antaranya, pada tahun 285 H/898 Shaleh bin Mudrik al-Thai dan yang lain merampok harta para jemaah haji. [4]

Di tempat ini pula Imam Husain as bertemu dengan Abdullah bin Abi Muthi' al-Adawi.[5] Dalam laporan al-Thabari dan Syekh al-Mufid, tempat percakapan dan pertemuan ini tidak diketahui secara pasti, tetapi mereka menyakini tempat percakapan itu terletak di pinggir salah satu genangan air Arab yang terletak setelah Hajir dan sebelum Zurud. [6] Sumber-sumber lain menyebutkan pertemuan ini terjadi di dekat Mekah.[7]

Ibnu Atsir menuturkan bahwa pertemuan pertama Imam Husain as dengan Abdullah bin Muthi' terjadi di perjalanan Madinah menuju Mekah. Dia juga menyinggung pertemuan kedua Imam as dengan Abdullah setelah tempat persinggahan Hajir. [8] Dalam pertemuan ini, ketika Abdullah mengetahui perjalanan Imam as menuju Irak ia meminta kepada Imam as seraya bersumpah, supaya mengurungkan niatnya dari perjalanan ini, kemudian berkata:

"Jika Anda mencari/menuntut apa yang ada di tangan bani Umayyah, demi Tuhan mereka pasti membunuhmu, maka kalau demikian, tak seorang pun setelahmu akan memiliki kehormatan". [9]

Imam Husain as tidak menghiraukan permohonan dia dan melanjutkan perjalanannya. [10]

Catatan Kaki

  1. Ahsan at-Taqāsim, hlm.108
  2. Mu'jamul Buldān, jld.1, hlm. 102
  3. Ibnu Khladun, jld.3, hlm.440
  4. Ibnu Atsir, jld.7, hlm.490; al-Thabari, jld.10, hlm.67
  5. Ja'fariyan, hlm.66
  6. Al-Thabari, jld.5, hlm.395; Syekh al-Mufid, jld.2, hlm.71; Ibnu Atsir, jld.4, hlm.41
  7. Al-Futuh, jld.5, hlm.22
  8. Ibnu Atsir, jld.7, hlm.490
  9. Al-Thabari, jld.5, hlm.395-396; al-Futuh, jld.5N hlm.22; al-Mufid, jld.2, hlm.72
  10. Al-Thabari, jld.5, hlm.395-396; al-Futuh, jld.5, hlm.22; Syekh al-Mufid, jld.2, hlm.72

Daftar Pustaka

  • Al-Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikhul Umam wal Mukuk, riset: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Dar al-Turats, Baitut, 1387 H.
  • Al-Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, Ahsan al-Taqāsim fi Ma'rifatil Aqālim, Maktabah Madbuli, Kairo, 1411 H.
  • Al-Hamawi al-Bagdadi, Yaqut, Mu'jamul Buldān, Dar Shadir, Bairut, 1995 M.
  • Ibnu A'tsam al-Kufi, Ahmad bin A'tsam, Kitab al-Futuh, riset: Ali Syiri, Darul Adhwa, Bairut, 1411 H.
  • Syaikh al-Mufid, al-Irsyād fi Ma'rifati Hujajillah 'alal 'Ibād, Kongres Syaikh al-Mufid, Qum, 1413 H.
  • Ibnu Atsir, Ali bin Abi Karam, al-Kamil fi al-Tarikh, Dar Shadir, Bairut, 1385 H.
  • Ibnu Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad, Diwānul Mubtada' wal Khabar fi Tarikhil Arab wal Barbar wa man 'Āsharahum min Dzawi al-Sya'n al-Akbar, riest: Khalil Syahhadah, Darul Fikr, Bairut, 1408 H.
  • Ja'fariyan, Rasul, Athlase Syiah, Intisyarat Sazman Jugrafeyai Niruhaye Musallah, Teheran, 1429 H.