Qais bin Mushir al-Shaidawi

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
Qais bin Mushir al-Shaidawi
Nama LengkapQais bin Mushir bin Khulayd bin Jundab bin Minqidz bin Jisr bin Nakara bin Shaida'
Sahabat dariImam Husain as
Garis keturunanBani Asad
Tempat TinggalKufah
Wafat/SyahadahDzulhijjah 60 H/680
Penyebab
Wafat / Syahadah
Dilempar dari atas Darul Imarah oleh pasukan Ibnu Ziyad
Tempat dimakamkanKufah
AktivitasPengantar Surat-surat Penduduk Kufah kepada Imam Husain as


Qais bin Mushir (Musahhar) Shaidawi Asadi (bahasa Arab: قَیس بن مُسْهِر (مُسَهَّر) الصَّیداوي الاَسدي) adalah seorang pengantar surat antara Imam Husain as, warga Kufah dan Muslim bin Aqil. Ia ditangkap oleh tentara Ubaidillah bin Ziyad dan syahid beberapa hari sebelum tragedi Asyura. Namanya disebut dalam ziarah Nahiyah Muqaddasah.

Asal Usul dan Nasab

Nama lengkapnya adalah Qais bin Mushir bin Khalid bin Jundab bin Munqidz bin Jisr bin Nakirah bin Shaida'.[1] Nama ayahnya Mushir atau Musahhir.

Kabilah Qais dikenal dengan Bani Shaida, yaitu sebuah kelompok dari Bani Shaida,[2] Atas dasar ini, pada sebagian sumber ia digolongkan dalam barisan syuhada Bani Asad.[3] Karena salah satu datuknya bernama Nakirah, maka ia di panggil Qais bin Mushir Nakari.[4]

Dalam sebagian laporan ia dikenalkan sebagai lelaki yang mulia, pemberani dan setia pada keluarga Rasul saw. Kumait Asadi dalam sebuah syair memandang dia sebagai pemuka (syaikh) Bani Shaida.[5]

Mengantar Surat

Peran utama Qais dalam proses Peristiwa Karbala adalah pengantar surat. Surat-surat yang pernah dia hantarkan dalam kejadian ini antara lain adalah:

  • Menyampaikan surat warga Kufah kepada Imam Husain as di Mekah[6]
  • Menyampaikan surat Muslim bin Aqil di tengah perjalanan menuju Kufah kepada Imam Husain as.
  • Mengambil surat jawaban Imam Husain as ke Muslim.
  • Menyertai Muslim bin Aqil dalam perjalanan menuju Kufah dan menyampaikan surat Muslim ke Imam Husain as berkenaan baiat warga Kufah[7]
  • Menyertai Imam Husain as dan mengantarkan surat Imam Husain as dari Hajir ke penduduk Kufah.[8]

Surat Penduduk Kufah Kepada Imam Husain as

Sejumlah surat warga Kufah pada hari ke-10 bulan suci Ramadhan sampai ke tangan Imam Husain as melalui Abdullah bin Sabu' Hamadani dan Abdullah bin Wal Taimi,[9] Dua hari setelahnya, Qais bin Mushir dan Abdullah bin Abdurrahman Arhabi serta Imarah bin Ubaid Saluli menyampaikan 150 surat lagi dari warga Kufah ke Imam as.[10]

Dari sini jelas bahwa Qais berdomisili di Kufah dan untuk mengantarkan surat warga Kufah ke Imam as pergi ke Mekah.

Mengantarkan Surat-surat Muslim

Setelah Qais tiga hari beristirahat, pada tanggal 15 Ramadhan, atas perintah Imam as untuk menemani Muslim bin Aqil ia keluar dari Mekah menuju Kufah.[11]

Pertama mereka pergi ke Madinah supaya Muslim bisa melakukan perpisahan dengan para sahabatnya.[12] Dalam perjalanan ini mereka ditemani oleh dua orang penunjuk jalan, tapi kedua orang ini karena sangat kehausan meninggal di tengah perjalanan.[13]

  • Surat Pertama Muslim: Di tengah jalan di sebuah tempat bernama "Tanggih Khubait" Muslim menulis surat ke Imam Husain as. Surat ini disampaikan Qais ke Imam, lalu ia juga membawa jawaban surat Imam Husain as ke Muslim.[14]
  • Lanjutan Perjalanan: Qais bersama Muslim melanjutkan perjalanan. Beberapa orang seperti Imarah bin Ubaib Saluli dan Abdurrahman Abdullah bin Kadn Arhabi juga bersama mereka.[15]

Dari laporan semacam ini dapat dikatakan bahwa Qais sepanjang perjalanan dari Mekah ke Kufah bersama Muslim dan dengannya ia masuk ke rumah Mukhtar bin Abu Ubaid Tsaqafi.[16]

  • Mengumpulkan Kekuatan: Dari Kufah Qais pergi ke kabilahnya, Bani Asad, dan memberitahukan mereka akan kedatangan Muslim. Habib bin Muzhahir yang dari kabilah ini pergi ke rumah Mukhtar Tsaqafi untuk bertemu Muslim.[17]
  • Surat Kedua Muslim: Setelah penduduk Kufah berbaiat pada Muslim, ia menulis surat ke Imam as dan mengabarkan pembaiatan warga Kufah kepadanya. Surat ini disampaikan oleh Abbas bin Abi Syabib Syakiri dan Qais bin Mushir Shaidawi ke Imam as.[18] Pada sebagian sumber, nama Syaudzab juga terlihat.

ِAkhirnya

Pengantaran Surat Terakhir

Imam Husain as mengutus Qais ke Kufah melalui lembah Hajir. Pada perjalanan ini ia membawa jawaban Imam as terhadap surat Muslim.[19] Tentu, sebagian laporan seakan ingin menyampaikan bahwa surat ini dikirim dari Karbala ke Kufah.[20] Tetapi bagaimana pun kondisinya, surat itu terkirim setelah kesyahidan Muslim.[21]

Penangkapan

Ketika Qais sampai di Qadisiah, Hushain bin Namir menangkapnya. Hushain mengirim Qais ke Ubaidillah bin Ziyad[22]supaya Ibnu Ziyad mengambil keputusan mengenai dia. Dia menyobek surat yang dibawanya sebelum dirinya ditangkap supaya surat itu tidak jatuh ke tangan musuh.[23]

Perdebatan Dengan Ibnu Ziyad

Setelah Qais dibawa ke Ibnu Ziyad di Darul Imarah, terjadilah perdebatan diantara keduanya. Ibnu Ziyad berkata: "Kamu siapa"? Dia menjawab: "Aku salah seorang dari pengikut (syiah) Ali as dan anaknya". Ibnu Ziyad berkata:"Mengapa Kamu menyobek surat itu"? Ia menjawab: "Supaya kamu tidak tahu apa isinya". Ibnu Ziyad bertanya:"Surat itu dari dan untuk siapa?" Dia menjawab: "Dari Imam Husain as untuk sejumlah penduduk Kufah yang aku tidak tahu nama-nama mereka". Ibnu Ziyad geram dan berkata: "Demi Tuhan, kamu jangan pergi dariku sampai kamu mengatakan nama mereka padaku atau kamu naik mimbar dan melaknat Husain bin Ali, ayahnya dan saudaranya, kalau tidak, maka akan ku potong-potong tubuhmu". Qais menjawab:"Nama kelompok itu tidak akan ku katakan, adapun pelaknatan akan ku lakukan.[24]

Kesyahidan

Penyampaian Pesan Imam Husain as ke Penduduk Kufah

Atas perintah Ibnu Ziyad, Qais naik mimbar supaya menepati janji yang telah dikatakannya pada Ibnu Ziyad, yaitu melaknat Ali as dan kedua putranya. Saat Qais naik mimbar pertama ia memuji Allah swt. Kemudian menyampaikan salawat kepada Nabi saw, dan banyak memuji Ali as, Hasan as dan Husain as serta memohonkan rahmat untuk mereka. Selanjutnya ia dari awal hingga akhir melaknat dan mencela Ubaidillah bin Ziyad, ayahnya dan para durjana Bani Umayyah, seraya berkata: "Hai umat, aku adalah utusan Husain kepada kalian, dan di suatu tempat aku berpisah darinya, pergilah kalian kepadanya".[25]

Kesyahidan

Setelah Qais membongkar kebobrokan Bani Umayah, Ibnu Ziyad memerintahkan supaya dia dilempar dari atas atap istana.[26] Lalu Ibnu Ziyad menyuruh supaya tubuh Qais dipotong-potong.[27]

Dalam laporan Syaikh Mufid dimuat: "Mereka mengikat tangan Qais dan melemparnya ke tanah, tulang-tulangnya pun remuk. Ia masih bergerak tiba-tiba seorang lelaki bernama Abdul Malik bin Umair Lakhmi memotong kepalanya dari tubuhnya. Orang-orang yang hadir mencelanya, kenapa kamu memperlakukan begitu? Ia menjawab: "Aku ingin membuatnya tenang".[28] Tentu, dalam sebagian sumber, cerita ini disebutkan juga untuk Abdullah bin Yaqthar.[29]

Tanggal Kesyahidan

Zaman detailnya kesyahidan Qais tidak jelas. Pada sebagian laporan disebutkan bahwa berita kesyahidannya sampai ke Imam Husain as di Adzibul Hajānāt. Atas dasar ini, ia syahid sebelum Imam as sampai ke Karbala.[30] Tetapi, sesuai sebuah laporan yang menceritakan bahwa ia membawa surat Imam as dari Karbala ke Kufah, maka ia syahid antara tanggal 2 dan 10 Muharram.

Alakulli hal, pastinya dia pergi ke Kufah setelah kesyahidan Muslim. Oleh karenanya, ia syahid setelah hari Arafah.

Reaksi Imam Husain as

Ketika berita kesyahidan Qais disampaikan Thirimah bin Adi kepada Imam as[31] air mata beliau mengalir, seraya berkata:

...فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

"Dan diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya)"(Q.S. al-Ahzab: 23)

"Tuhanku, tempatkan kami dan mereka dalam surga, dan gabungkan kami dan mereka dalam rahmat dan gudang pahala-Mu".[32]

Dalam sebagian sumber dimuat, Mujmi' bin Abdullah Āidi menyampaikan berita kesyahidan Qais pada Imam as.[33]

Qais Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah

Pada penggalan ziarah Nahiyah Muqaddasah disampaikan salam kepada masing-masing syuhada Karbala. Pada bagian ini nama Qais disebut:

السلام على قيس بن مسهر الصیداوی

Salam atas Qais bin Mushir al-Shaidawi [34]

Sisi Kesamaan Peristiwa Qais dan Abdullah bin Yaqthar

Dalam banyak sumber, kesyahidan Abdullah bin Yaqthar dan Qais bin Mushir dilaporkan mirip satu dengan lainnya. Tetapi, dengan melihat jeli sumber-sumber yang ada maka dapat dikatakan bahwa terdapat banyak perbedaan antara proses pengantaran surat dari dua sosok ini.

Pertama Imam Husain as mengutus Abdullah bin Yaqthar membawa surat ke Kufah dan dia pergi ke sana melalui satu jalan. Kemudian Imam as memberi surat ke Qais bin Mushir, tapi beliau mengutusnya ke Kufah melalui jalan yang lain. Tetapi kedua-duanya tertangkap oleh pasukan Ibnu Ziyad dan gugur sebagai syahid.[35] Tentunya, kesyahidan kedua orang ini memiliki kemiripan.[36]

  • Imam as mengutus Abdullah bin Yaqthar dari satu daerah bernama Hajir, dan beliau mendengar kabar kesyahidannya di suatu daerah bernama Zubalah.[37]
  • Imam as mengirim Qais bin Mushir ke Kufah dari satu tempat bernama Baidhah, dan berita kesyadihannya sampai ke Imam as di sebuah daerah bernama Adzib.[38]

Catatan Kaki

  1. Ansabul Asyaraf, jld.11, hlm. 164; Jamharatu Ansabul Arab, matan, hlm. 195
  2. Tarikh Ya'qubi, jld.1, 230.
  3. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.2, hlm. 24
  4. Tajul Arus, Al-Zubaidi, jld. 7, hlm. 559
  5. Nafasul Mahmum, Syaikh Abbas Qummi, hlm. 586
  6. Mawsu'ah Karbala, Labib Baidhun,jld.1, hlm.573; Tarikh al-Thabari, jld.6, hlm.294, Mesir, cetakan 1
  7. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm.573
  8. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm.573
  9. Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm. 92
  10. Maqtalul Husain As, Khawarazmi, jld. 1, hlm. 283; al-Irsyad, Al-Mufid, jld. 2, hlm.38; Mausu'ah al-Tarikh al-Islami, Yusufi Gharawi, jld. 6, hlm. 11
  11. al-Irsyad, Syaikh Mufid, jld.2, hlm. 39; ''Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm. 97
  12. Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm. 96
  13. Tarikh al-Thabari, jld.5, hlm. 354
  14. Tarikh al-Thabari, jld. 5, hlm.354; Dar Karbala Che Guzasyt, hlm. 112
  15. Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm.97; Dar Karbala Che Guzasyt, hlm.109
  16. Mausu'ah al-Tarikh al-Islami, Yusuf Gharawi, jld.6, hlm.71
  17. Mausu'ah al-Tarikh al-Islami, Yusufi Gharawi, jld.6, hlm. 71
  18. Tarikh Thabari, jld.6, hlm.210; Mutsirul Ahzan, Ibnu Nama al-Hilli, hlm.32
  19. Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm. 159; Nihayatul Arb, al-Nuwairi, jld. 20, hlm.412
  20. Maqtalul Husain, Khawarazmi, jld.1, hlm.335; Dam'u al-Sujum, terjemahan Nafasul Mahmum, hlm.180.
  21. Al-Thabaqatul Kubra, Khamisah 1, hlm. 463; Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm. 571
  22. al-Akhbar al-Thiwal, hlm. 246; Nihayatul Arb, al-Nuwairi, jld.20, hlm. 413; al-Thabaqatul Kubra, Khamisah 1, 463; Dam'u al-Sujum, terjemahan Nafasul Mahmum, hlm.152.
  23. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm.573
  24. Dam'u al-Sujum, terjemahan Nafasul Mahmum, hlm.152
  25. Dam'u al-Sujum, terjemahan Nafasul Mahmum, hlm. 152
  26. al-Akhbar al-Thiwal, hlm. 246; Ansabul Asyraf, jld. 11, hlm. 164
  27. Nahayatul Arb, al-Nawawi, jld. 2, hlm.413
  28. al-Bidayah wa al-Nihayah, jld.8, hlm.168; Dam'u al-Sujum terjemahan Nafasul Mahmum, hlm. 152
  29. Ansabul Asyraf, jld.3, hlm.169; Chapazkar, jld.3, hlm.379
  30. Maqtahul Husain As, al-Muqarram, hlm. 192; Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm. 174
  31. Waq'ah al-Thaff, Abu Mihnaf, hlm.174
  32. Nafasul Mahmum, Syaikh Abbas Qummi, hlm.586; Mausu'ah al-Tarikh al-Islami, Yusufi al-Gharawi, jld.6, hlm.124
  33. Dar Karbala Che Gudzasyt, hlm.240
  34. al-Majlisi, Biharul Anwar, jld.98, hlm.273; Mausu'ah Karbala, Labin Baidhun, jld.2, hlm.45
  35. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm.552
  36. Pazuhesyi Piramuni Syuhadaye Karbala, hlm.319
  37. Ansabul Asyraf, jld.3, hlm.167; Chapazkar, jld.3, hlm.378; Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm.553; Tajarubul Umam, jld.2, hlm.60
  38. Mausu'ah Karbala, Labib Baidhun, jld.1, hlm. 553

Daftar Pustaka

  • Ibnu Hazm (457 H), Jamharatu Ansabul Arab, disunting oleh Lembaga Ulama, Bairut, Darul Kutub al-Ilmiah, 1403 H, cetakan 1.
  • Ibnu Nama Hilli (841 H), Mutsirul Ahzan, Madrasah Imam Mahdi Afs, Qum, 1406 H.
  • Abu Mihnaf Kufi (158 H), Waq'ah al-Thaff, Jamiah Mudarrisin, Qum, 1417 H.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir (279 H) kitab Jumalun min Ansabil Asyraf, riset: Suhail Zakkar dan Riyadh Zirikli, Bairut, Darul Fikr, 1417 H, cetakan 1.
  • Khawarazmi, Muwaffaq bin Ahmad(568 H), Maqtahul Husain As, Anwarul Huda, Qum, 1423 H.
  • Ad-Dinawari, Abu Hanifah Ahmad bin Daud (282 H) al-Akhbar al-Thiwal, riset: Abdul Mun'im Amir, Jamaluddin Syayal, Qum, penerbit al-Radhi, 1368 S.
  • Zirikli, Khairuddin (1396 M) al-A'lam Qamusu Tarajum li Asyhar al-Rijal wa al-Nisa minal Arab wal Mustagribin wal Mustasyriqin, Bairut, Darul Ilm lil Malayin, 1989 M, cetakan 8.
  • Sayid Ibnu Thawus(664H), Luhuf (terjemah), penerjemah Sayid Abul Hasan Mir Abu Thalibi, Dalilima, Qum.
  • Syaikh Mufid (413 H) al-Irsyad fi Makrifati Hujajillah alal Ibad, kongres Syaikh Mufid, Qum, 1413 H.
  • Thabari, Abu Jakfar Muhammad bin Jarir (310 M), Tarikhul Umam wal Muluk, riset: Muhammad Abul Fadhl Ibahim, Bairut, Dar al-Turats, 1967 M, cetakan 2.
  • Qummi, Syaikh Abbas, Nafasul Mahmum fi Mushibah Sayyidina al-Husain al-Mazlum, Maktabah Haidariah, Najaf.
  • Qummi, Syaikh Abbas, Penerjemah Kamare-i, Dar Karbala Che Gudzasyt terjemahan Nafasul Mahmum, Masjid Jamkaran, Qum, 1381 S.
  • Labib Baidhun, Mausu'ah Karbala, Institut al-A'lami, Bairut, 1427 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi (1110 H), Biharul Anwar, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Bairut, 1403 H, cetakan 2.
  • Muqarram, Abdurrazzaq, Maqtalul Husain As, Muqarram (terjemah), Muhammad Mahdi Azizullahi Kirmani, Nawid Islam, Qum.
  • Nuwairi (733 H), Nihaytul Arb fi Fununil Adab, Darul Kutub wal Watsaiq al-Qaumiah, Kairo, 1423 H.
  • Ya'qubi, Ahmad bin Abi Ya'qub bin Jakfar bin Wahab(292 H), Tarikh al-Ya'qubi, Bairut, Dar Shadir, tanpa tanggal.
  • Yusufi Gharawi, Muhammad Hadi, Mausu'ah al-Tarikh al-Islami, Majma Andisye Islami, Qum, 1417 H.