Tawwabin
Tawwabin (bahasa Arab:التوابون,orang-orang yang bertaubat) adalah sebutan bagi sekelompok orang Syiah Kufah yang bangkit menuntut balas kematian Imam Husain as dan Ahlulbait Nabi, pada tahun 65 H/685, yang dipimpin Sulaiman bin Shurad. Mereka melakukan perlawanan yang pada akhirnya gugur dalam peperangan melawan pasukan Ibnu Ziyad di sebuah tempat bernama 'Ainul Wardah.
Perlawanan
perlawanan Tawwabin adalah perlawanan peratama kali[1] kaum Syiah setelah Peristiwa Asyura dengan tujuan menuntut darah Imam Husain as dan syuhada Karbala pada tahun 65 H/684. Kebangkitan ini terjadi antara kaum Muslimin dan pecinta Ahlulbait as dalam menghadapi pasukan Suriah di daerah yang disebut dengan 'Ain al-Wardah.[2]
Alasan Penamaan
Orang-orang Syiah Kufah yang telah mengundang Imam Husain as untuk dibaiat dan melawan Yazid bin Muawiyah, ternyata berkhianat dan membiarkan Imam Husain as sendirian dalam peristiwa Asyura tahun 61 H/681.
Setelah peristiwa Karbala, mereka sangat terpukul dan menyesali diri. Mereka menilai bahwa hanya satu cara supaya taubatnya diterima, yaitu dengan bangkit menuntut balas atas terbunuhnya Husain bin Ali as. Mereka bertekad membunuh para pembunuh Husain bin Ali as atau mereka sendiri yang akan terbunuh. Oleh karena itu, mereka dikenal dalam sejarah sebagai Tawwabin.[3]
Catatan Kaki
Daftar Pustaka
Dzahabi, Muhammad bin Ahmad, Siyar A'lam al-Nubala, Beirut, Muassasat al-Risalah, 1413 H.